Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan Tokoh Protagonis dan Antagonis Tokoh Protagonis Tokoh Antagonis Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat

54 Karakter wajah dipengaruhi oleh sifat atau tingkah laku tokoh tersebut. Tokoh Gareng merupakan kawula yang selalu berhati-hati dalam melangkahkan kaki dan ia memiliki sifat tidak suka mengambil hak milik orang lain. Hal tersebut yang menyebabkan tokoh Gareng termasuk dalam tokoh protagonis. Terkait dengan hal tersebut, tokoh Gareng dalam Wayang Orang Ngesti Pandhawa Semarang, mempunyai karakter yang sama seperti hal yang telah diuraikan di atas. Selain itu, tokoh Gareng di Ngesti Pandhawa lebih ekspresif dalam menghidupkan lakon cerita. Dalam segi perkembangan wataknya, tokoh Gareng akan dikaji dari jenis-jenis tokoh sebagai berikut:

2.1. Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan

Tokoh Gareng dapat masuk ke dalam jenis tokoh utama dan tokoh tambahan. Peran tersebut dapat dilihat misalnya dalam lakon Gareng Dadi Ratu. Dalam lakon tersebut tokoh Gareng mempunyai peran utama, namun juga dapat hanya sebagai peran tambahan. Memang dalam lakon-lakon tertentu seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa dalam memainkan tokoh tersebut ternyata tidak lepas dari karakter awal yang selalu disertai dengan lawakan dan banyolan , namun terkadang makna yang terkandung dalam cerita tidak tersampaikan secara baik karena terlalu banyak selingan lawakan. Widayat dalam wawancara 16 Mei 2009 menyatakan bahwa sebagai seorang sutradara, ia hanya mengarahkan alur- alurnya saja, selebihnya untuk permainan di panggung diserahkan kepada pemain masing-masing. Pada kenyataannya lakon-lakon yang ditampilkan 55 sebagian besar sudah sering dimainkan, sehingga para pemeran tokoh Punakawan paling tidak sudah dapat apresiasi dari pertunjukan-pertunjukan sebelumnya, tergantung kreatifitas mereka untuk menampilkannya lagi.

2.2. Tokoh Protagonis dan Antagonis

a. Tokoh Protagonis

Karakter penokohan ini dapat diperankan oleh masing–masing tokoh Punakawan termasuk Gareng tergantung lakon yang akan dimainkan dalam pertunjukan Wayang Orang tersebut.

b. Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis merupakan kebalikan dari protagonis, yaitu tokoh yang tidak disenangi oleh penonton karena watak yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penonton. Tokoh Punakawan termasuk Gareng kecenderungan tidak masuk dalam tokoh antagonis karena selama di lapangan tidak menemukan lakon yang menampilkan Gareng sebagai tokoh antagonis.

2.3. Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat

Dalam hal ini masing-masing tokoh Punakawan dapat dikategorikan dalam jenis tokoh sederhana karena mereka memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat watak tertentu saja. Namun mereka juga dapat menjadi tokoh bulat misalnya dalam lakon Gareng dadi Ratu. Gareng awalnya hanya 56 sebagai seorang abdi dalem namun dapat berperan selayaknya sebagai seorang raja yang berkuasa. Tokoh Punakawan khususnya pada Wayang Orang di Ngesti Pandhawa Semarang dalam memerankan tokoh tersebut secara otodidak. Mereka tidak memiliki pelatihan dan pengetahuan secara khusus tentang cara- cara dalam memerankan tokoh Punakawan tersebut. Widayat dalam wawancara 16 Mei 2009 menyatakan bahwa beliau dan para pemeran tokoh Punakawan yang lain belajar sambil mereka pentas, dengan kata lain sambil menyelam minum air. Sehingga karena terbiasa seperti itu, hasil yang di capai juga tidak sia-sia. Selain itu, kebanyakan dari para pemain merupakan generasi penerus, sehingga paling tidak mereka sudah ada bekal untuk menjadi seorang pemain Wayang Orang.

2.4. Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang