Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral Gerak

67 dapat menjadi tokoh bulat misalnya dalam tokoh yang diperankan oleh Petruk dalam lakon Petruk dadi Ratu.Awalnya ia hanya sebagai seorang abdi dalem yang dapat berperan selayaknya sebagai seorang raja yang berkuasa.

3.4 Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang

Dalam lakon-lakon tertentu, Petruk juga termasuk tokoh statis, karena tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi, kadang keberadaan mereka hanya sebagai penghibur untuk meramaikan pertunjukan. Namun dalam lakon-lakon tertentu juga, tokoh Petruk dapat dikategorikan sebagai tokoh berkembang, tinggal menyesuaikan lakon yang sedang dimainkan. Terkait dengan hal tersebut tokoh Punakawan tidak berpacu pada sebuah pakem.

3.5 Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral

Tokoh Petruk dapat masuk dalam kategori jenis ini karena merupakan penggambaran, pencerminan, atau perantara dalam menghubungkan cerita lakon dengan kondisi atau situasi masyarakat yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sama halnya seperti karakter Petruk pada umumnnya.

3.6 Gerak

Gerakan Petruk, yaitu badan, tangan dan kakinya panjang sehingga langkahnya lebar. Bentuk gerak tersebut terlihat lebih sederhana dibandingkan gerak Punakawan yang lain. Namun supaya terkesan lebih gayeng para tokoh 68 Punakawan biasanya menembangkan lagu-lagu Jawa secara bersahut-sahutan, misalnya Jula-Juli, Prau Layar, Ngundha Layangan dan lain-lain. Dengan iringan musik Jawa tersebut, tokoh Gareng bisa mengkreasikan gerak dan ditonjolkan pada kelucuan geculan. Tokoh Petruk dalam Wayang Orang Ngesti Pandhawa lebih jarang bergerak yang bisa mengeluarkan tenaga lebih, karena pemerannya sudah menganggap usia yang lebih dari pemain lainnya. Joko dalam wawancara 6 Juni 2009 menyatakan bahwa dalam membawakan tokoh Punakawan harus menonjolkan kelucuannya. Terkait dengan hal tersebut beliau sebagai tokoh Petruk masih berusaha semaksimal mungkin, walaupun usia beliau sudah terhitung tua. Dalam hal ini tokoh Petruk untuk melakukan gerak-gerak yang lebih dari tokoh-tokoh yang lainnya merasa keberatan. Tokoh Petruk lebih mengutamakan pada pada antawecana yang ditonjolkan pada lelucon atau geculan. Gambar No. 11 Gerak Tari Tokoh Petruk dok. Ngesti Pandhawa, 9 Mei 2009 69

3.7 Rias dan Busana