BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan sosial adalah salah satu mata pelajaran yang mengandung perhatian sangat besar. Hal ini karena IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang
dijadikan target dalam Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional UASBN. Harapan masyarakat adalah agar siswa mendapatkan nilai tinggi terhadap mata
pelajaran IPS, tetapi hal ini masih jauh dari kenyataan. Indikasi ini menunjukkan kurangnya pemahaman siswa tentang mata pelajaran IPS.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, antara lain keterlibatan dan peran guru dalam proses pembelajaran. Kegagalan siswa adalah
salah satu cermin kegagalan guru dan sekolah dalam menjalankan fungsi dan perannya. Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana diharapkan
masyarakat, diperlukan inovasi-inovasi yang bersifat kreatif dan kooperatif sehingga tercipta suasana belajar dan pembelajaran yang kondusif, jika guru
memiliki peran yang ampuh baik sebagai fasilitator, motivator, maupun sebagai pengelola pembelajaran. Jika peran tersebut benar-benar dilaksanakan oleh guru,
tujuan peningkatan mutu pendidikan anak segera terwujud. Mengacu kepada tujuan pembelajaran IPS di SD yang tercantum di dalam
Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang standar isi, maka pembelajaran IPS dilakukan agar peserta didik dapat mencapai kompetensi-kompetensi sebagai
berikut: 1 mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya, 2 memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial, 3 memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4 memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.
Dalam membimbing siswa agar secara gradual memiliki keterampilan dasar IPS dan memahami konsep-konsep IPS, guru diharapkan agar menugasi siswa
melakukan kegiatan-kegiatan belajar aktif IPS. Dalam melakukan kegiatan itu, siswa diarahkan untuk memanfaatkan beragam sumber belajar IPS yang
tersedia di sekolah dan terjangkau dalam lingkungan fisik, sosial, dan budaya disekitarnya.
Pembelajaran IPS tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan
kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas siswa perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas IPS dengan bekerja kelompok
kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. Pembelajaran IPS di kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 3 Bandar
Lampung masih sangat memprihatinkan karena nilai murni evaluasi belajar belum mencapai KKM, berdasarkan survei awal yang dilakukan, diperoleh data
sebagai berikut 50 14 orang dari 28 siswa yang belum mencapai KKM dengan nilai KKM adalah 60. Hal ini terjadi diduga karena masih banyak siswa
yang kurang aktif dalam mengikuti penjelasan yang disampaikan oleh guru. Guru cenderung menggunakan metode ceramah yang membuat siswa merasa
jenuh dengan hanya mendengar penjelasan yang disampaikan guru.
Sehubungan dengan masalah tersebut, maka akan diupayakan perbaikan pembelajaran IPS menggunakan metode make a match, menurut Lorna Curan
1994 mempunyai kelebihan yaitu pemberian poin bagi pasangan yang saling menemukan sebelum waktu yang ditentukan menjadi hal menarik dan memberi
semangat bagi siswa. Sehingga dapat menempatkan siswa pada posisi yang lebih aktif meningkatkan belajarnya. Untuk itu peneliti melakukan Penelitian
Tindakan Kelas agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode make a match di kelas IV SD Muhammadiyah 3 Bandar Lampung.
1.2. Perumusan Masalah