commit to user
21
I. Alat-alat Dalam Pengendalian Kualitas.
Menurut Nasution 2006:304 pada dasarnya ada tujuh alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengendalian kualitas,
yaitu : 1. Diagram sebab-akibat.
Diagram sebab-akibat merupakan teknik skematis yang digunakan untuk menemukan lokasi yang mungkin ada
permasalahan kualitas. Dimana digambarkan dengan sebuah diagram yang bentuknya menyerupai tulang ikan, setiap tulang
mewakili kemungkinan sumber kesalahan. 2. Lembar Periksa pengumpulan data.
Pengumpulan data bukan merupakan alat, akan tetapi merupakan proses yang melibatkan penggunaan sebagian
besar instrumen peningkatan kualitas. Bila usaha perbaikan kualitas dilakukan tanpa mengumpulkan data yang berkaitan
maka akan menghamburkan sumber daya. 3. Stratifikasi.
Stratifikasi merupakan pengelompokan objek masalah untuk menemukan persoalan dan menemukan penyebabnya.
4. Diagram pareto. Diagram pareto merupakan sebuah metode untuk mengelola
kesalahan, masalah, atau cacat untuk membantu memusatkan perhatian pada usaha penyelesaian masalah.
commit to user
22
5. Histogram. Histogram merupakan sebuah metode untuk membuat
rangkuman tentang suatu data sehingga data tersebut mudah dianalisis. Secara grafis menunjukan kemampuan proses dan
memperlihatkan bentuk dari suatu populasi data dan mengindikasi ada tidaknya penyimpangan dalam data.
6. Diagram pencar. Diagram pencar merupakan alat yang bermanfaat untuk
menunjukan hubungan antar dua perhitungan dan mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh.
7. Bagan kendali control chart. Bagan kendali digunakan untuk mendeteksi perubahan-
perubahan atau penyimpangan dari spesifikasi produk jasa yang telah ditetapkan selama proses produksi berlangsung
produk akhir dihasilkan. Melalui bagan kendali dapat diketahui grafik variasi dan proses produksi apakah masih dalam batas
kendali tidak, serta menandakan perubahan pada proses apabila dibutuhkan, sehingga produk cacat rusak yang
dihasilkan selama proses produksi dapat ditekan. Control chart yang digunakan sebagai berikut:
a. P-chart. P-chart menggunakan proporsi dari kerusakan atau
kecacatan barang dalam sample sebagai statistic sample. Dengan p-chart, sampel diambil secara periodik dari proses
commit to user
23
produksi dan proporsi dari barang yang rusak atau cacat dalam sampel ditentukan untuk melihat apakah proporsi
tersebut masih tercakup dalam batasan control grafik. P-chart menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: UCL = Batas kendali atas.
LCL = Batas kendali bawah. = Sampel dari proporsi kerusakan.
= Standar deviasi dari proporsi sampel. = Banyaknya produk yang rusak tiap sampel.
b. C-chart. C-chart digunakan apabila tidak terdapat kemungkinan
untuk menghitung proporsi kerusakan barang dan jumlah nyata kerusakan baranglah yang harus digunakan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung adalah:
commit to user
24
Keterangan: UCL = Batas kendali atas.
LCL = Batas kendali bawah. = Sample dari proporsi kerusakan.
= Jumlah observasi.
commit to user
25
BAB III PEMBAHASAN