commit to user
3
produksinya PT. Dan Liris sudah menerapkan strategi-strategi produksinya, namun kerusakan produk masih tetap ada ± 25.
Sehubungan dengan hal itu, untuk memperoleh produk yang sesuai dengan standar kualitas dan untuk terus meningkatkan kualitas
produknya, PT. Dan Liris hendaknya lebih meningkatkan koordinasi terhadap sumber daya yang dimiliki, baik tenaga kerja maupun
faktor-faktor lain
untuk berperan
secara optimal
dalam memperlancar proses produksi dan meningkatkan kualitas produk.
Berdasarkan hal-hal diatas mendorong penulis untuk mengajukan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk tugas
akhir dengan judul “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Benang C-30 Pada Divisi Spinning III PT. Dan Liris Sukoharjo”.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Berapakah rata-rata kerusakan produk benang C-30 pada PT. Dan Liris Sukoharjo?
2. Apakah kerusakan produk benang C-30 pada PT. Dan Liris Sukoharjo masih dalam batas pengawasan?
3. Apa saja jenis kerusakan dan faktor penyebab kerusakan produk benang C-30 pada PT. Dan Liris Sukoharjo?
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui rata-rata kerusakan produk benang C-30 pada PT. Dan Liris Sukoharjo.
2. Mengetahui apakah kerusakan produk benang C-30 pada PT. Dan Liris Sukoharjo masih dalam batas pengawasan.
3. Mengetahui jenis kerusakan dan faktor penyebab kerusakan produk benang C-30 pada PT. Dan Liris Sukoharjo.
D. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak antara lain :
1. Bagi Penulis. Penerapan teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan
keadaan nyata melalui kegiatan penelitian di perusahaan, agar dapat menjadi bekal dalam bekerja, khususnya mengenai
pengendalian kualitas. 2. Bagi perusahaan.
Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan khususnya dibidang
pengendalian kualitas.
commit to user
5
3. Bagi pembaca. Sebagai referensi serta masukan untuk penelitian lanjutan
dalam permasalahan yang sejenis di masa yang akan datang.
E. Metode Penelitian.
1. Desain Penelitian. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode
p-chart untuk menganalisa pengendalian kualitas pada produk benang C-30.
2. Objek Penelitian. Penulis melakukan penelitian ini pada PT. Dan Liris yang
berlokasi di Banaran selatan Laweyan, Grogol, Sukoharjo. 3. Jenis dan Sumber Data.
a. Data Primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya wawancara. Data yang diperoleh misalnya menanyakan
apa fungsi mesin-mesin yang ada dalam perusahaan itu dan lain sebagainya, dalam hal ini PT. Dan Liris Sukoharjo.
b. Data Sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan dan
data perusahaan yang berhubungan dengan penelitian misalnya laporan produksi, catatan produksi rusak dan lain
sebagainya.
commit to user
6
4. Metode Pengumpulan Data. a. Metode Wawancara.
Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan
sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Metode wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya
jawab secara langsung mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pokok bahasan kepada karyawan perusahaan.
b. Observasi. Observasi dilakukan oleh penulis dengan terjun langsung di
lapangan untuk melakukan penelitian, dalam hal ini PT. Dan Liris Sukoharjo.
5. Metode Analisis Data. Metode analisis yang digunakan dalam menganalisis
pengendalian kualitas terhadap produk benang C-30 pada PT. Dan Liris Sukoharjo, yaitu:
a. Metode p-chart. P-chart merupakan diagram yang mengukur bagian produk
cacat dalam setiap sampel yang diambil pada suatu proses produksi, dan mengetahui apakah cacat yang dihasilkan
masih dalam batas yang disyaratkan. Adapun langkah- langkah penerapan bagan kendali p-chart adalah sebagai
berikut Ariani, 2004:133:
commit to user
7
1 Menentukan proporsi rata-rata kerusakan.
= Proporsi rata-rata kerusakan. = Jumlah total produk rusak.
= Besarnya ukuran sampel. 2 Mencari standar deviasi penyimpangan.
= Standar deviasi. = Proporsi rata-rata kerusakan.
= Ukuran sampel. 3 Menentukan batas pengendalian.
a Upper control limit UCL. Merupakan batas pengawasan atas dari variabel
tingkat kerusakan sampel. Untuk mengetahui batas pengawasan atas UCL digunakan rumus:
b Lower control limit LCL. Merupakan batas pengawasan bawah dari variabel
tingkat kerusakan sampel. Untuk mengetahui batas pengawasan bawah LCL digunakan rumus:
commit to user
8
4 Membuat grafik p-chart. Grafik p-chart dibuat untuk mengetahui tingkat
pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan dalam
mengidentifikasi penyimpangan.
Batas pengawasan atas UCL dan batas pengawasan bawah
LCL merupakan
batas pengawasan
dari penyimpangan
kerusakan yang
terjadi. Apabila
kerusakan berada diatas batas pengawasan atas UCL dan kerusakan berada dibawah batas pengawasan
bawah LCL, hal ini berarti terjadi penyimpangan kualitas pada produk yang dihasilkan, maka perlu
segera diadakan
tindakan perbaikan
terhadap pelaksanaan pengendalian kualitas agar kualitas
produk tetap terjaga. Berikut adalah contoh grafik p-chart :
Karakteristik UCL
produk yang CL
diteliti LCL
Sub group
Gambar 1. 1. Contoh Grafik p-chart
commit to user
9
b. Diagram Pareto. Diagram pareto merupakan sebuah metode untuk
mengelola kesalahan, masalah, atau cacat untuk membantu memusatkan perhatian pada usaha penyelesaian masalah.
Heizer dan Render, 2005:266. Diagram ini digunakan untuk :
1 Menentukan urutan pentingnya masalah-masalah atau penyebab-penyebab dari masalah yang ada.
2 Memberi perhatian pada hal kritis dan penting melalui pembuatan rangking terhadap masalah atau penyebab
dari masalah itu. Berikut adalah contoh diagram pareto :
A B C D Masalah
Gambar 1. 2. Contoh diagram pareto. F
re ku
e n
si
commit to user
10
c. Diagram Sebab-akibat. Diagram sebab-akibat merupakan teknik skematis yang
digunakan untuk menemukan lokasi yang mungkin ada permasalahan kualitas. Dimana digambarkan dengan
sebuah diagram yang bentuknya menyerupai tulang ikan, setiap tulang mewakili kemungkinan sumber kesalahan.
Heizer dan Render, 2005:265. Berikut adalah contoh diagram sebab-akibat:
Gambar 1. 3. Contoh diagram sebab akibat. Manusia
Metode Masalah
Material Mesin
commit to user
11
F. Kerangka Pemikiran.