KUALITAS KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi kasus Pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Pesisir Tengah Lampung Barat)
KUALITAS KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
(Studi kasus Pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Pesisir Tengah Lampung Barat)
(Skripsi)
Oleh : A.RUDHIA
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(2)
ii
A.
Rudhia
ABSTRAK
KUALITAS KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
(Studi kasus Pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Pesisir Tengah Lampung Barat)
Oleh A. RUDHIA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kerjasama, dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe GI pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.
Desain penelitian adalah deskriptif sederhana. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 yang dipilih secara acak dengan teknik clusster random sampling. Data penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu kualitas kerjasama siswa yang diperoleh dari lembar observasi dan
wawancara pada beberapa siswa. Data kuantitatif yaitu hasil belajar siswa yang diperoleh dari pretest, dan post test. Data yang diproleh kemudian dianalisis dengan statistik sederhana yakni dengan deskriptif persentatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation kualitas kerjasama siswa berkriteria baik
(3)
iii
A.
Rudhia
yakni dengan tercapainya sebagian besar indikator yang diukur, dan lebih dari 50% siswa berkriteria baik; (2) hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI mengalami peningkatan, dengan skor Gain sebesar 0,62 dengan kriteria sedang secara individu, dan 0,36 dengan kriteria sedang mendekati rendah secara kelompok. Jadi, kualitas kerjasama siswa berkriteria baik pada proses pembelajaran dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe GI pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat TP 2011/2012.
Kata kunci : Pembelajaran kooperatif, Group Investigation, kerjasama siswa, hasil belajar, Sistem Pencernaan Makanan.
(4)
iv
KUALITAS KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
(Studi kasus siswa kelas XI IPA SMAN 1 pesisir tengah Lampung Barat) (Skripsi)
Oleh :
A.RUDHIA Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(5)
v
Judul Skripsi : KUALITAS KERJASAMA SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi kasus Pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat)
Nama Mahasiswa : A. Rudhia Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024001
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Drs. Arwin Achmad, M.Si. Pramudyanti, S. Si. M.Si. NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19730310 199802 2 001
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
(6)
vi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Arwin Achmad, M. Si. ____________
Sekretaris : Pramudiyanti, S.Si., M. Si. ____________
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Tri Jalmo, M.Si.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
(7)
vii
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : A. Rudhia Nomor pokok mahasiswa : 0743024001 Program studi : Pendidikan Biologi Jurusan : P.MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang pernah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Mei 2012 Yang menyatakan
A. Rudhia
(8)
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pulau-Pisang kabupaten Lampung Barat pada tanggal 28 Agustus 1988, yang merupakan anak ke-tiga dari tiga bersaudara dari pasangan bahagia Bapak Bahrun Bustan dan Ibu Marwati.
Pendidikan formal yang di tempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 05 Pasar Krui yang diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat diselesaikan pada tahun 2007.
Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi nonreguler (NR), dan pada tahun 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Mutiara Natar kabupaten Lampung Selatan.
(9)
ix
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur
kepada Alloh SWT, ku persembahkan karya kecilku ini
untuk :
Bakku Bahrun Bustan dan makku Marwati tercinta,
yang telah membesarkan ku dengan penuh kasih sayang
dan limpahan cinta yang takkan pernah bisa terbalas, serta
selalu mendoakan dan menunggu keberhasilanku.
Wo Bemi Widiastuti, A.Md, Udo Briptu Arief
Nazola, Temudo Al-Qoribbi,S.T dan Keponakanku
tersayang yang selalu memberikan keceriaan , perhatian
dan kasih sayangnya.
Keluarga besar ku, atas doa dan kasih sayangnya.
Pendamping masa depanku kelak, yang akan menemaniku
dalam menjalani kehidupanku.
Guru dan dosenku yang telah memberiku banyak ilmu.
Almamater tercinta Universitas Lampung.
(10)
x
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu
kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri
( QS Ar-Ra’d : 11)
Semakin orang tersebut gigih dan tidak putus asa ketika terjadi
salah atau jatuh, semakin besar kemungkinan orang tersebut
untuk lebih berhasil dalam hidupnya.
( Prof. Sukardi, M.S.Ph.D)
Pantaskan dirimu untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan
(Mario Teguh)
Berani hidup tak takut mati, Takut mati jangan hidup, Takut
hidup mati saja
(gontor 9)
Tidak ada manusia yang terlahir sebagai pecundang, karena
dengan mengalahkan berjuta-juta sperma lain kita sudah
menjadi pemenang
(A. Rudhia)
(11)
xi
SANWACANA
Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “KUALITAS KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GI PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Kasus pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pesisir Tengah Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
dan pembimbing II atas kesabaran, bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis.
4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembahas atas saran dan bimbingannya untuk membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
(12)
xii
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I atas kesediaannya memberikan bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis.
6. Drs. Jon Edwar, M.Pd., yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.
7. Nani Suryani, S. Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan masukan dan arahan selama penelitian.
8. Teristimewa Bakku Bahrun Bustan dan Makku Marwati yang selalu mendoakan, menyayangi dan menjadi penyemangat dalam hidupku.
9. Kakak-kakakku tercinta Bemi Widiastuti, A.Md., Briptu Arief Nazola, dan Al Qoribbi, S.T., terimakasih atas motivasi, doa, dan dukungannya.
10. Seseorang di sana atas doa, semangat, bantuan serta cinta dan kasih sayangnya.
11. Sahabat seperjuangan Pendidikan Biologi ’07: Nuris Mukhton, Antun Sutarya, Fitriadi, Lamudin, I Gede Suliwan, Achmad Fauzi, dan yang tidak bisa disebut satu persatu terima kasih atas kebersamaan yang telah kita jalani selama ini.
12. Keluarga besar Pendidikan Biologi tanpa terkecuali, terima kasih untuk semuanya.
13. Teman seperjuangan dari Lampung Barat, Aprizal, Decky Saputra,
mujahidin, Boyce Saputra, Anton Permana, dll terima kasih atas semuanya. 14. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin. Bandar Lampung, Mei 2012
(13)
xiii DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... .. 1
B. Rumusan Masalah ... .. 5
C. Tujuan Penelitian ... .. 6
D. Manfaat Penelitian ... .. 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ... .. 6
F. Kerangka Pikir ... .. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) ... .. 10
B. Model Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) ... .. 12
C. Kemampuan Kerjasama ... .. 16
III.METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat ... 20
B. Populasi dan Sampel ... 20
C. Desain penelitian ... 20
D. Prosedur penelitian 1. Prapenelitian ... 21
2. Pelaksanaan Penelitian ... 21
E. Jenis dan Tekhnik Pengambilan Data 1. Jenis Data ... 26
2. Tekhnik Pengambilan Data. ... 26
F. Teknik Analisis data 1. Analisis kualitas kerjasama siswa... 27
2. Analisis Hasil Belajar siswa ... 29
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30
(14)
xiv
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 43
B. Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus ... 45
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 47
3. Soal Pretest-Postest ... 53
4. Lembar Kerja Kelompok Siswa ... 59
5. Lembar Observasi Kualitas kerjasama Siswa ... 93
6. Rubrik Penilaian Kualitas Kerjasama Siswa ... 94
7. Pedoman wawancara ... 96
8. Data Kerjasama Siswa Pertemuan I ... 99
9. Data Kerjasama Siswa Pertemuan II... 100
10. Data Hasil Belajar siswa Per Individu ... 102
11. Data Hasil Belajar Siswa Per Kelompok ... 103
12. Foto Penelitian. ... 104
(15)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Lembar observasi Kerjasama siswa ... 26
2. Perhitungan deskriptif persentatif untuk kualitas kerjasama siswa ... 28
3. Tabulasi Kualitas Kerjasama Siswa Berdasarkan Kriteria ... 28
4. Kualitas kerjasama siswa dilihat dari kriteria masing-masing siswa ... 30
5. Kualitas kerjasama siswa dilihat dari pencapaian masing-masing indikator yang diamati ... 32
6. Hasil belajar siswa ... 33
7. Data kerjasama siswa pertemuan I ... 98
8. Data kerjasama siswa pertemuan II ... 99
9. Data pretest dan post test siswa ... 102
(16)
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan kerangka fikir ... 9
2. SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat ... 104
3. Guru Memaparkan pilihan submateri yang akan dipilih siswa ... 104
4. Siswa melakukan perencanaan investigasi, dan pembagian tugas ... 105
5. Siswa melakukan investigasi dengan dibimbing oleh guru ... 105
6. Siswa melakukan investigasi. ... 106
7. Siswa mempersiapkan untuk penyajian hasil akhir. ... 106
8. Melalui ketua kelompoknya siswa mempresentasikan hasil investigasi mereka. ... 107
(17)
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam pembangunan bangsa. Berbagai kajian diberbagai negara menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara tingkat pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa yakni pendidikan yang merata, bermutu dan relevan dengan kebutuhan yang meningkat. Di Indonesia pendidikan diharapkan mampu menghasilkan manusia dan masyarakat indonesia yang demokratis, religius yang berjiwa mandiri, bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan keunggulan masyarakat diberbagai bidang sehingga tercapai kemajuan dan kemakmuran (Djunaedi, 2001:2).
Pendidikan dalam arti luas didalamnya terkandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Tujuan pendidikan nasional berdasarkan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003:3).
(18)
2 Berdasarkan hasil survei NACE (National Asociation of Colleges and
Employers) pada tahun 2002 kepada 457 pemimpin perusahaan tentang kualitas terpenting seseorang, hasilnya barturut-turut adalah kemampuan berkomunikasi, kejujuran dan integritas, kemampuan bekerjasama, kemampuan interpersonal, eretika, motivasi dan inisiatif, kemampuan
beradaptasi, daya analitis, kemampuan komputer, kemampuan berorganisasi, berorientasi pada detil, kepemimpinan, kepercayaan diri, ramah, sopan, bijaksana, IPK, kreatif, humoris, dan kemampuan berwirausaha (Irma dalam Widodo, 2007:1). Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa kemampuan di bidang akademik hanya menduduki urutan ke-17 pada indikator dan
kemampuan yang mencerminkan kualitas seseorang. Faktor-faktor yang lain, misalnya kemampuan berkomunikasi, kejujuran dan integritas, kemampuan bekerjasama, daya analitis, kepemimpinan, dan lain-lain memegang peranan penting dalam keberhasilan seseorang di tempat kerja.
Belajar kooperatif (Cooperatif Learning) adalah model belajar mengajar yang didesain untuk mengembangkan kerjasama dan tanggung jawab siswa. Model ini dirancang untuk mengurangi persaingan yang banyak ditemui di kelas dan cenderung mengarah pada pola “kalah dan menang” (Slavin dalam Anonim, 2010:1). Definisi di atas menjelaskan bahwa belajar kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan adanya kerjasama antara siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan belajar.
Anak akan merasa bosan jika mereka belajar dalam suasana monoton. Kegiatan belajar mengajar perlu memberikan pengalaman belajar yang
(19)
3 beragam agar kegiatan belajar tetap menyenangkan dan menantang.
Kegiatan membaca dan menuliskan gagasan pribadi misalnya perlu
dikerjakan secara individual, latihan berdialog dengan belajar berpasangan, berdiskusi untuk memecahkan masalah perlu kerja kelompok, dan klasikal untuk mendengarkan penjelasan guru. Demikian pula belajar tidak
selamanya harus di dalam kelas. Kadang-kadang mereka perlu belajar di luar kelas untuk melakukan pengamatan atau mencari suasana lain yang lebih nyaman dan lebih leluasa, apalagi jika jumlah siswa di dalam kelas terlalu banyak (Anonim, 2009 : 1).
Kelompok belajar sebagai suatu wadah atas proses belajar yang disokong oleh anggota-anggotanya sehingga ada ketergantungan antar sesama anggota untuk mencapai suatu tujuan yang disepakati bersama. Tujuan itu umumnya adalah untuk sama-sama mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan semoga mendapat berkah dari-Nya. Lebih lanjut Attayaya menyatakan banyak manfaatbelajar bersama yang bisa didapat jika kita membentuk Kelompok belajar. Seperti adanya kebersamaan atau rasa persaudaraan, saling berbagi ilmu, dapat menyuarakan sesuatu hal secara bersama-sama, menambah pengalaman, lebih menjadi aktif dan proaktif, dapat meningkatkan rasa tanggung jawab, dan lain sebagainya. Selain itu juga dengan adanya komunikasi timbal balik dalam kelompok akan meningkatkan motivasi diri untuk menjadi lebih baik (Attayaya, 2010 : 1).
Namun keberhasilan satu kelompok juga tidak bisa lepas dari dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari
(20)
4 dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.
Kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat cenderung bersifat individualistis dan mementingkan diri sendiri serta mengesampingkan sifat-sifat kerjasama dan tanggungjawab. Permasalahan tersebut haruslah
dihilangkan, agar terbentuk suatu bangsa yang mampu bekerjasama,
demokratis dan bertanggung jawab, yang merupakan salah satu kemampuan yang mencerminkan kualitas seseorang. Salah satu cara mewujudkan hal tersebut adalah dengan pendidikan. Didalam pendidikan terdapat proses pembelajaran, pelaksanaan proses tersebut tentu harus disiasati oleh guru agar berjalan dengan benar dan dapat menumbuhkan sifat-sifat tersebut. Salah satu strategi yang dapat dipakai oleh guru adalah dengan menggunakan model pembelajaran dan salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan sifat-sifat kerjasama adalah model Kooperatif, yang memang didesain untuk mengembangkan kerjasama dan tanggung jawab siswa. Namun dalam penelitian ini peneliti membatasi ruang lingkupnya, yakni hanya pada model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi biologi di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui bahwa penerapan model pembelajaran
(21)
5 kooperatif memang sudah berjalan, namun model pembelajaran kooperatif yang dipakai hanya berfokus pada hasil belajar saja seperti kognitif, belum memperhatikan tujuan utama dari pembelajaran kooperatif, yakni kerjasama dan tanggung jawab. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru belum memperhatikan kerjasama dan tanggung jawab yang seharusnya tidak boleh dikesampingkan, karena model pembelajaran kooperatif didesain dengan tujuan menumbuhkan kemampuan sosial dalam diri siswa dan salah satunya adalah kemampuan bekerjasama dalam kelompoknya.
Berdasarkan alasan di atas ingin diketahui bagaimanakah kuantitas dan kualitas kerjasama siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI yang selama ini dipakai di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui, melalui penelitian dengan judul “Kualitas Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Menggunakan Model Kooperatif Tipe GI Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan Makanan (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Pesisir Tengah Lampung Barat)”
B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kualitas kerjasama siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Kooperatif tipe GI pada materi pokok sistem pencernaan makanan?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Kooperatif tipe GI pada materi pokok sistem pencernaan makanan?
(22)
6 C.Tujuan Penelitian
Tujuan diadakanya penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Kualitas kerjasama siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe GI pada materi pokok sistem pencernaan makanan di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat tahun ajaran 2011/2012.
2. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe GI pada materi pokok sistem pencernaan makanan di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat tahun ajaran 2011/2012.
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis dapat mengetahui kualitas kerjasama dan hasil belajar siswa di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat.
2. Secara praktis dapat dipakai sebagai data dasar untuk menentukan pengembangan desain pembelajaran di masa mendatang.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari salah penafsiran terhadap penelitian ini, maka ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia (Sudrajat, 2010:1).
(23)
7 2. Kerjasama adalah keterampilan yang berkaitan dengan orang lain untuk
melancarkan hubungan kerja dan tugas (Lundgren, 1994 dalam Widodo, 2007:16).
3. Aspek yang dilihat untuk menentukan suatu kualitas kerjasama adalah indikator yang dijelaskan oleh Lundgren (dalam Widodo 2007:16) namun dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi pada kerjasama tingkat awal, yakni berjumlah 9 indikator, (Menggunakan kesempatan,
Menggunakan kontribusi, Mengambil giliran dan berbagi tugas, Berada dalam kelompok, Berada dalam tugas, Mendorong partisipasi,
Mengundang orang lain untuk berbicara, Menyelesaikan tugas pada waktunya, Menghormati perbedaan individu)
4. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA yang berjumlah 4 kelas, dengan kelas XI IPA 1 sebagai kelas sampel.
5. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat tahun ajaran 2011/2012.
6. Materi pokok pada penelitian ini adalah sistem pencernaan makanan. Dengan KDMenjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)
F. Kerangka pikir
Model pembelajaran kooperatif didesain untuk mengembangkan sikap kerjasama dan tanggungjawab pada diri siswa, hal ini diharapkan akan mengurangi sikap persaingan yang sering ditemukan dikelas.
(24)
8
GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model GI dapat melatih siswa untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui tingkat persaingan antar siswa masih sangat terasa,berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi beliau menyatakan setiap pembelajaran dengan kelompok-kelompok kecil sangat terlihat bahwa siswa hanya ingin memunculkan dirinya sendiri bukan kelompoknya dan cenderung ingin memperlihatkan kemampuannya sendiri. jadi salah satu cara menguranginya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang memang didesain untuk mengurangi hal-hal tersebut, yakni model
pembelajaran Kooperatif. Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif adalah GI.
Keberhasilan model kooperatif tipe GI ini tidak lepas dari proses yang terjadi di dalamnya, yakni kerjasama yang dilakukan oleh setiap masing-masing anggota kelompok. Dengan kerjasama hasil dari kelompok mereka merupakan hasil kerja mereka semua, bukan dari satu atau dua anggota
(25)
9 bukan hasil dari kerjasama setiap anggota kelompok, melainkan hasil dari beberapa anggota yang memang mempunyai intelektual yang lebih dari anggota yang lain. Hal tersebutlah yang menarik minat peneliti untuk meneliti kualitas kerjasama siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe GI ini.
Secara ringkas kerangka pikir ini dapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar 1. Bagan kerangka pikir Kemampuan
guru
Kualitas kerjasama siswa
Hasil belajar Intelektualitas
siswa
Dinamika kelompok Model
pembelajaran GI
Tujuan pendidikan
(26)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)
Belajar kooperatif (Cooperatif Learning) adalah metode belajar mengajar yang didesain untuk mengembangkan kerjasama dan tanggung jawab siswa. Metode ini dirancang untuk mengurangi persaingan yang banyak ditemui di kelas dan cenderung mengarah pada pola “kalah dan menang” (Slavin dalam Anonim, 2009:1). Definisi di atas menjelaskan bahwa belajar kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan adanya kerjasama antara siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan belajar.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar kooperatif kontruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vigotsky yaitu penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran Vigotsky yakni bahwa fase mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul pada percakapan atau kerjasama antara individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi terserap dalam individu tersebut. Implikasi dari teori vigotsky dikehendakinya susunan kelas berbentuk kooperatif. Model Pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan model pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk rnengembangkan keterampilan
(27)
11 sosial siswa. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalarn membantu siswa memahami konsep konsep yang sulit.
Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas kerja bersama menyelesaikan tugas tugas akademik, siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa
kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkat kemapuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor rnembutuhkan pemikiran lebih dalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat di dalam materi tertentu.
Lebih lanjut (Dzaki, 2010:1) menjelaskan tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk rnengajarkan kepada siswa
keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam. Sementara itu, banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial. Situasi ini dibuktikan dengan begitu sering pertikaian kecil antara individu dapat mengakibatkan tindak kekerasan atau betapa sering orang menyatakan ketidakpuasan pada saat diminta untuk bekerja dalarn situasi kooperatif
(28)
12
B. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)
GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model GI dapat melatih siswa untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran (Sudrajat, 2010:1).
Dalam model GI terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau Inquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi (Winaputra, 2001:75).
(29)
13 Slavin 1995 (dalam Maesaroh 2005:28), mengemukakan hal penting untuk melakukan model GI adalah:
1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.
Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas.kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.
2. Rencana Kooperatif.
Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.
3. Peran Guru.
Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.
Para guru yang menggunakan model GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan
karakteristik yang heterogen, Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu.
(30)
14 Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan kelas (Trianto, 2007:59).
Menurut Slavin (2010:220) langkah-langkah penerapan model GI, dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid kedalam kelompok.
Tahap ini secara khusus ditujukan untuk masalah pengaturan. Guru mempresentasikan serangkaian permasalahan atau isu dan para siswa mengidentifikasi dan memilih berbagai macam subtopik untuk dipelajari berdasarkan pada ketertarikan dan latar belakang mereka. Tahap ini dimulai dengan perencanaan kooperatif yang melibatkan seluruh kelas.
2. Merencanakan investigasi di dalam kelompok.
Setelah mengikuti kelompok-kelompok mereka masing-masing, para siswa mengalihkan perhatian mereka kepada subtopik yang mereka pilih. Pada tahap ini anggota kelompok menentukan aspek dari subtopik
masing-masing (satu persatu atau berpasangan) akan mereka investigasi. Sebagai akibatnya, setiap kelompok harus mempormulasikan sebuah masalah yang dapat diinvestigasi, memutuskan bagaimana
melaksanakannya, dan menentukan sumber-sumber mana yang akan dibutuhkan untuk melakukan investigasi tersebut.
(31)
15
3. Melaksanakan investigasi
Dalam tahap ini tiap anggota kelompok melaksanakan rencana yang telah diformulasikan sebelumnya. Biasanya tahap ini adalah tahap yang paling banyak memerlukan waktu. Walaupun semua siswa diberi batasan waktu pengerjaan, tetapi jumlah dari seri yang mereka perlukan untuk
menyelesaikan investigasi mereka tidak dapat dipastikan jumlahnya. Guru harus mengupayakan sebagai cara untuk memungkinkan sebuah proyek kelompok berjalan tanpa terganggu sampai investigasinya selesai, atau paling tidak sampai sebagian besar pekerjaan tersebut selesai. 4. Menyiapkan laporan akhir
Tahap ini merupakan transisi dari tahap pengumpulan data dan klarifikasi ke tahap dimana kelompok-kelompok yang ada melaporkan hasil
investigasinya kedepan seluruh kelas. Ini terutama merupakan sebuah tahap pengaturan, tetapi seperti pada tahap 1 juga memerlukan semacam kegiatan-kegiatan intelektual yang mengabstraksikan gagasan utama dari proyek kelompok, mengintegraswikan semua bagiannya menjadi satu keseluruhan dan merencanakan sebuah presentasi yang bersifat instruktif sekaligus menarik.
5. Penyajian hasil akhir/presentasi
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari
(32)
16 terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
6. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau
keduanya.
C. Kemampuan kerjasama
Keterampilan bekerjasama merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan dewasa ini, karena hampir semua perilaku yang ada di masyarakat menunjukkan adanya kerjasama dari semua lapisan masya-rakat,tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, laki-laki dan perempuan, serta golongan. Ketrampilan kerjasama akan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat,apabila semenjak usia dini siswa sudah mulai dilatih melalui proses belajar di sekolah (Apriono 2011: 159)
Keterampilan kerjasama haruslah difasilitasi oleh guru, seperti yang dijelaskan oleh Holubec (dalam Apriono 2011: 160), menyatakan bahwa sama seperti seorang guru harus mengajarkan keterampilan akademis, keterampilan kerjasama juga harus diberikan kepada siswa, karena tindakan ini akan bermanfaat bagi mereka untuk meningkatkan kerja kelompok, dan menentukan bagi keberhasilan hubungan sosial di masyarakat. Bordessa (dalam Apriono 2011: 160) juga menyatakan pentingnya seseorang siswa
(33)
17 memiliki keterampilan kerjasama, dengan mengatakan bahwa siswa benar-benar harus belajar untuk bekerjasama menuju satu tujuan, yakni adanya pemahaman bahwa tidak ada satu orangpun yang memiliki semua jawaban yang tepat, kecuali dengan bekerjasama.
Menurut Lundgren (dalam Widodo 2007: 16) yang dimaksud dengan keterampilan kooperatif atau keterampilan kerjasama adalah keterampilan yang berkaitan dengan orang lain untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas.
Sedangkan menurut Landsberger (2009:1) kerjasama atau belajar bersama adalah proses beregu (berkelompok) yang anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil mufakat. Ruang kelas suatu tempat yang sangat baik untuk membangun kemampuan kelompok (tim), yang Anda butuhkan kemudian di dalam kehidupan.
Kerja sama/belajar bersama adalah saling mempengaruhi sebagai anggota tim, Anda:
Membangun dan membagi suatu tujuan yang lumrah
Sumbangkan pemahamanmu tentang permasalahan: pertanyaaan, wawasan, dan pemecahan
Tanggap terhadap, dan belajar memahami, pertanyaan lain, wawasan dan penyelesaian.
Setiap anggota memperkuat yang lain untuk berbicara dan berpartisipasi, dan menentukan kontribusi (sumbangan) mereka.
(34)
18 Bertanggung jawab terhadap yang lain, dan mereka bertanggung jawab
pada Anda
Bergantung pada yang lain, dan mereka bergantung pada Anda.
Adapun indikator keterampilan kooperatif atau kerjasama tersebut menurut (Lundgren dalam Widodo 2007:16) antara lain sebagai berikut
1. Keterampilan Kooperatif tingkat awal, meliputi : a. Menggunakan kesempatan
b. Menggunakan kontribusi
c. Mengambil giliran dan berbagi tugas d. Berada dalam kelompok
e. Berada dalam tugas f. Mendorong partisipasi
g. Mengundang orang lain untuk berbicara h. Menyelesaikan tugas pada waktunya i. Menghormati perbedaan individu
2. Keterampilan Kooperatif tingkat menengah, meliputi : a. Menunjukkan penghargaan dan simpati
b. Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima c. Mendengarkan dengan aktif
d. Bertanya
e. Membuat ringkasan f. Menafsirkan
(35)
19 h. Menerima tanggung jawab
i. Mengurangi ketegangan
3. Keterampilan Kooperatif tingkat mahir, meliputi : a. Mengelaborasi
b. Memeriksa dengan cermat c. Menanyakan kebenaran d. Menetapkan tujuan e. Berkompromi.
(36)
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran 2011/2012, di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat tepatnya pada materi pokok Sistem percernaan makanan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 4 kelas. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling, dan hasilnya kelas yang menjadi sampel penelitian ini adalah kelas XI IPA 1, dengan jumlah siswa 35 siswa.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif sederhana (Sukardi, 2003:157). Desain deskriptif sederhana dilakukan dengan cara menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik fakta dan
(37)
21 ini adalah kualitas kerjasama siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tife GI.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut, sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah: a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian.
d. Membuat lembar penilaian untuk menilai kualitas kerjasama siswa dan soal uraian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe GI. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas sub materi organ saluran pencernaan dan organ kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan pada manusia serta proses pencernaan yang terjadi dalam tubuh manusia. Pertemuan kedua membahas sub materi tentang proses pencernaan makanan pada hewan ruminansia dan kelainan penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan manusia. Selama proses
(38)
22 kerjasama setiap individu siswa dalam kelompoknya masing-masing, menggunakan rubrik atau lembar pengamatan kuantitas dan kualitas kerjasama siswa.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah:
a. Pertemuan pertama
Kegiatan awal
1. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan : “ Apakah sebelum berangkat sekolah kalian sudah sarapan pagi ?”
2. Guru memberikan motivasi :“guru memberi penjelasan betapa pentingnya mengetahui keterkaitan struktur, fungsi dan proses yang terjadi pada sistem pencernaan makanan. Karena dengan mengetahui hal tersebut kita dapat mengetahui apa saja yang terjadi pada makanan yang kita makan sehari-hari, serta dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya penyakit pada sistem pencernaan kita”
3. Menuliskan topik yang akan dipelajari yaitu ” keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses yang terjadi pada sistem pencernaan manusia”
Kegiatan inti
1. Membagi siswa dalam beberapa kelompok heterogen. (masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 orang) dan memanggil masing-masing ketua kelompok dan membagikan pilihan
(39)
23 materi tugas yang berbeda pada masing-masing kelompok yakni:
Hubungan struktur dan fungsi organ saluran pada sistem
pencernaan makanan manusia
Hubungan struktur dan fungsi organ kelenjar pada sistem pencernaan makanan manusia
Proses yang terjadi pada sistem pencernaan makanan manusia.
2. Guru membagikan LKK (Lembar kerja kelompok) sesuai dengan topik yang telah dipilih, dan mulai membimbing siswa untuk merencanakan investigasi terhadap permasalahan yang ada.
3. Membimbing siswa untuk melakukan investigasi dan diskusi. 4. Mengintruksikan kepada siswa untuk menganalisis dan
mensintesis informasi yang diperlukan, dan membuat ringkasan untuk dipresentasikan.
5. Menjadi moderator dan fasilitator presentasi di kelas.
6. Memberikan penguatan pada hasil diskusi (penguatan berupa konsep-konsep penting).
Kegiatan akhir
1. Memberikan kesimpulan tentang organ-organ dan proses yang terjadi pada sistem pencernaan manusia
2. Meminta siswa mengumpulkan hasil pembahasan kelompoknya masing-masing
(40)
24 3. Meminta siswa mempelajari materi yang akan dibahas
dipertemuaan berikutnya.
b. Pertemuan kedua
Kegiatan awal
1. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan : “ Bagian tubuh manakah yang kalian pegang saat sakit perut? dan Apakah kalian mengetahui bagaimanan hewan vertebrata seperti sapi mencerna makanannya ?”
2. Guru memberikan motivasi : “ guru memberi penjelasan pentingnya mempelajari pencernaan pada hewan vertebrata (ruminansia) adalah agar ketika kita memelihara hewan ruminansia kita dapat memahami karakteristik makanan yang diberikan untuk meningkatkan hasil produksi ternak kita. Guru juga menjelaskan pentingnya mempelajari penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan kita, agar kita dapat mencegah penyakit tersebut terjadi pada tubuh kita” 3. Menuliskan topik yang akan dipelajari yaitu ”pencernaan
pada hewan ruminansia dan gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan manusia”
Kegiatan inti
1. Membagi siswa dalam beberapa kelompok heterogen. (masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 orang) dan
(41)
25 pilihan materi tugas yang berbeda pada masing-masing kelompok yakni:
Proses yang terjadi pada sistem pencernaan makanan
hewan ruminansia.
Kelainan serta penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan makanan manusia.
2. Guru membagikan LKK (Lembar kerja kelompok) sesuai dengan topik yang telah dipilih, dan mulai membimbing siswa untuk merencanakan investigasi terhadap permasalahan yang ada.
3. Membimbing siswa untuk melakukan investigasi dan diskusi. 4. Mengintruksikan kepada siswa untuk menganalisis dan
mensintesis informasi yang diperlukan, dan membuat ringkasan untuk dipresentasikan.
5. Menjadi moderator dan fasilitator presentasi di kelas.
6. Memberikan penguatan pada hasil diskusi (penguatan berupa konsep-konsep penting).
Kegiatan akhir
1. Memberikan kesimpulan tentang pencernaan pada hewan ruminansia dan gangguan/penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan manusia
2. Meminta siswa mengumpulkan hasil pembahasan kelompoknya masing-masing
(42)
26 3. Meminta siswa mempelajari materi yang akan dibahas
dipertemuaan berikutnya
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis data
a. Data kualitatif
Berupa kualitas kerjasama dalam proses pembelajaran
b. Data kuantitatif
Berupa nilai pretest dan postes.
2. Teknik pengambilan data
Data diambil dengan menggunakan instrument penelitian berupa: lembar observasi kerjasama siswa, pretest, dan pos test.
a. Lembar observasi siswa
Data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi dengan mengamati masing-masing siswa selama proses pembelajaran pada materi pokok sistem pencernaan makanan, selain itu peneliti juga menggunakan teknik wawancara langsung kepada beberapa siswa untuk memastikan isi dari lembar observasi tersebut.
Tabel 1. Lembar observasi kerjasama siswa
No Nama
siswa A B C D E F G H Aspek yang diamati I Total 1
2 dst
Rata-Rata
Ket : A= menggunakan kesempatan; B=menggunakan kontribusi; C=mengambil giliran dan berbagi tugas; D=berada dalam kelompok; E=berada dalam tugas; F=mendorong partisipasi; G=mengundang orang lain untuk berbicara; H=menyelesaikan tugas pada waktunya; I=menghormati perbedaan individu (Lundgren dalam Widodo 2007:16)
(43)
b. Pretes dan post test
Nilai pretes dilakukan pada pertemuan I, sedangkan nilai post test dilakukan pada akhir pertemuan
yang diberikan pada awal pertemuan I, mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan Post test yang diberikan di akhir pertemuan.
F. Teknik Analisis Data
a. Analisis kualitas kerjasama siswa
a. Mengubah data yang diperoleh dari lembar observasi ke bentuk persen
Langkah
a. Membuat tabel
b. Menentukan skor penilaian responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan.
c. Menjumlahk
d. Langkah yang selanjutnya adalah menentukan skor tersebut ke dalam rumus sebagai
Keterangan:
Pretes dan post test
Nilai pretes dilakukan pada pertemuan I, sedangkan nilai post test dilakukan pada akhir pertemuan dengan bentuk soal uraian
yang diberikan pada awal pertemuan I, mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan Post test yang diberikan di akhir pertemuan.
Data
kualitas kerjasama siswa
Mengubah data yang diperoleh dari lembar observasi ke bentuk persen.
Langkah-langkah yang ditempuh, adalah:
Membuat tabel distribusi penilaian kualitas kerjasama
Menentukan skor penilaian responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan.
Menjumlahkan skor penilaian yang diperoleh.
angkah yang selanjutnya adalah menentukan skor tersebut ke dalam rumus sebagai berikut:
Keterangan: DP = Deskriptif persentase n = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai yang diharapkan Sudjana (2005:45)
27
Nilai pretes dilakukan pada pertemuan I, sedangkan nilai post test uraian. Pretest yang diberikan pada awal pertemuan I, mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan Post test yang diberikan di akhir
Mengubah data yang diperoleh dari lembar observasi ke dalam
kerjasama
Menentukan skor penilaian responden dengan ketentuan skor
angkah yang selanjutnya adalah menentukan skor tersebut ke
(44)
28 b. Mengubah persen kuantitas kerjasama siswa menjadi kriteria kualitas
kerjasama.
Setelah diperoleh data kuantitas kerjasama siswa, langkah selanjutnya adalah menentukan kriteria kualitas kerjasamanya menggunakan perhitungan sebagai berikut:
1. Persentase skor maksimal = (36:36) x 100% = 100% 2. Persentase skor minimal = (9:36) x 100% = 25% 3. Rentang = 100% - 25% = 75%
4. Panjang kelas interval = 75% : 4 = 18,75% Sudjana (2005:45).
Dengan panjang kelas interval 18,75% dan persentase skor minimal 25%, maka diperoleh kelas-kelas interval sebagai berikut:
Tabel 2. Perhitungan deskriptif persentatif untuk kualitas kerjasama siswa
No Presentase Kriteria
1 25% - 43.75% Buruk 2 43,76% - 62.50% Kurang baik 3 62.51%- 81.25% Baik
4 81.26%-100% Sangat baik Sudjana (2005:45)
c. Mengelompokkan data kualitas kerjasama siswa ke dalam tabel berikut sesuai dengan kriteria masing-masing.
Tabel 3. Tabulasi kualitas kerjasama siswa berdasarkan kriteria NO Kriteria Jumlah Jumlah siswa (%)
1 Sangat baik 2 Baik
3 Kurang baik 4 buruk
(45)
29
b. Analisis hasil belajar
Pada hasil belajar peneliti akan menghitung selisih antara nilai pretest dan nilai pos test yang disebut skor gain, perhitungan ini menggunakan rumus sebagai berikut:
= −−
Ket : X = nilai pretest setiap siswa Y = nilai postest setiap siswa Z = nilai maksimum
Dengan kategorisasi sebagai berikut: a. Tinggi ketika skor gain ≥ 0.7; b. Sedang ketika 0.7 > skor gain > 0.3;
(46)
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. kualitas kerjasama siswa berkriteria baik dalam proses pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada materi pokok Sistem
Pencernaan Makanan, dengan sebagian besar indikator yang diukur berkriteria baik, dan lebih dari 50% siswa pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua berkriteria baik.
2. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan kriteria sedang pada
hasil individu maupun pada hasil kelompok.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat digunakan oleh
guru biologi sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan materi pokok Sistem Pencernaan Manusia karena dapat menumbuhkan kerjasama serta tanggung jawab siswa dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Kepada calon peneliti yang akan meneliti kerjasama siswa menggunakan
(47)
44 terutama pada pemilihan dan pembekalan observer agar hasil yang
diperoleh lebih valid dan dapat dipercaya.
3. Untuk calon peneliti berikutnya agar menetapkan aturan-aturan yang
menunjang munculnya indikator kerjasama, agar lebih mudah dalam pengukuran atau pengambilan data.
(48)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Belajar kelompok.
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/24/belajar-kelompok.html (diakses 28 november 2011 : 10.20 PM)
Apriono, D. 2011. Meningkatkan kemampuan kerjasama.
http://www.google.co.id/search?q=indikator+generik+sains&ie=utf-8&oe. (diakses 2 maret 2012 :10.30 AM)
Attayaya. 2010. Kelompok belajar bersama.
http://www.attayaya.net/2010/01/kelompok-belajar-bersama.html (diakses 28 november 2011 : 10.15 PM)
Djunaedi, A. 2001. Dasar-dasar Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Dzaki, M.F. 2010. Penelitian tindakan kelas.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/pembelajaran-kooperatif-cooperative.html (diakses 26 Oktober 2011: 01.38 pm) Landsberger, J. 2009. Pedoman dan strategi belajar.
www.studygs.net/melayumanado/cooplearn.hpm.(diakses tgl 20 november 2011)
Loranz, D. 2008. Gain score.
Google.Http//www.Tmcc.edu/up/acstu/assessment/downloads/documents/re
ports/archives/discipline/0708/SLOAP HYS discipline rep0708.pdf (diakses 15 februari 2012: 09.24 pm)
Maftukhah. 2007. Pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas viii smp n 1 randudongkal kabupaten pemalang tahun 2006/2007.skripsi.
Maesaroh, S. 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan
Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa.
Skripsi.Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Slavin, R.E. 2010. Cooperatif Learning (teori, riset, dan praktik).Nusa Media: bandung
(1)
b. Pretes dan post test
Nilai pretes dilakukan pada pertemuan I, sedangkan nilai post test dilakukan pada akhir pertemuan
yang diberikan pada awal pertemuan I, mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan Post test yang diberikan di akhir pertemuan.
F. Teknik Analisis Data
a. Analisis kualitas kerjasama siswa
a. Mengubah data yang diperoleh dari lembar observasi ke bentuk persen
Langkah
a. Membuat tabel
b. Menentukan skor penilaian responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan.
c. Menjumlahk
d. Langkah yang selanjutnya adalah menentukan skor tersebut ke dalam rumus sebagai
Keterangan: Pretes dan post test
Nilai pretes dilakukan pada pertemuan I, sedangkan nilai post test dilakukan pada akhir pertemuan dengan bentuk soal uraian
yang diberikan pada awal pertemuan I, mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan Post test yang diberikan di akhir pertemuan.
Data
kualitas kerjasama siswa
Mengubah data yang diperoleh dari lembar observasi ke bentuk persen.
Langkah-langkah yang ditempuh, adalah:
Membuat tabel distribusi penilaian kualitas kerjasama
Menentukan skor penilaian responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan.
Menjumlahkan skor penilaian yang diperoleh.
angkah yang selanjutnya adalah menentukan skor tersebut ke dalam rumus sebagai berikut:
Keterangan: DP = Deskriptif persentase n = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai yang diharapkan Sudjana (2005:45)
27
Nilai pretes dilakukan pada pertemuan I, sedangkan nilai post test uraian. Pretest yang diberikan pada awal pertemuan I, mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan Post test yang diberikan di akhir
Mengubah data yang diperoleh dari lembar observasi ke dalam
kerjasama
Menentukan skor penilaian responden dengan ketentuan skor
angkah yang selanjutnya adalah menentukan skor tersebut ke
(2)
b. Mengubah persen kuantitas kerjasama siswa menjadi kriteria kualitas kerjasama.
Setelah diperoleh data kuantitas kerjasama siswa, langkah selanjutnya adalah menentukan kriteria kualitas kerjasamanya menggunakan perhitungan sebagai berikut:
1. Persentase skor maksimal = (36:36) x 100% = 100% 2. Persentase skor minimal = (9:36) x 100% = 25% 3. Rentang = 100% - 25% = 75%
4. Panjang kelas interval = 75% : 4 = 18,75% Sudjana (2005:45).
Dengan panjang kelas interval 18,75% dan persentase skor minimal 25%, maka diperoleh kelas-kelas interval sebagai berikut:
Tabel 2. Perhitungan deskriptif persentatif untuk kualitas kerjasama siswa
No Presentase Kriteria 1 25% - 43.75% Buruk 2 43,76% - 62.50% Kurang baik 3 62.51%- 81.25% Baik
4 81.26%-100% Sangat baik Sudjana (2005:45)
c. Mengelompokkan data kualitas kerjasama siswa ke dalam tabel berikut sesuai dengan kriteria masing-masing.
Tabel 3. Tabulasi kualitas kerjasama siswa berdasarkan kriteria NO Kriteria Jumlah Jumlah siswa (%)
1 Sangat baik 2 Baik
3 Kurang baik 4 buruk
(3)
29 b. Analisis hasil belajar
Pada hasil belajar peneliti akan menghitung selisih antara nilai pretest dan nilai pos test yang disebut skor gain, perhitungan ini menggunakan rumus sebagai berikut:
= −− Ket : X = nilai pretest setiap siswa
Y = nilai postest setiap siswa Z = nilai maksimum
Dengan kategorisasi sebagai berikut: a. Tinggi ketika skor gain ≥ 0.7; b. Sedang ketika 0.7 > skor gain > 0.3;
(4)
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. kualitas kerjasama siswa berkriteria baik dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan, dengan sebagian besar indikator yang diukur berkriteria baik, dan lebih dari 50% siswa pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua berkriteria baik.
2. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan kriteria sedang pada hasil individu maupun pada hasil kelompok.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat digunakan oleh
guru biologi sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan materi pokok Sistem Pencernaan Manusia karena dapat menumbuhkan kerjasama serta tanggung jawab siswa dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Kepada calon peneliti yang akan meneliti kerjasama siswa menggunakan model kooperatif tipe GI untuk lebih mempersiapkan segala sesuatunya
(5)
44 terutama pada pemilihan dan pembekalan observer agar hasil yang
diperoleh lebih valid dan dapat dipercaya.
3. Untuk calon peneliti berikutnya agar menetapkan aturan-aturan yang menunjang munculnya indikator kerjasama, agar lebih mudah dalam pengukuran atau pengambilan data.
(6)
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Belajar kelompok.
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/24/belajar-kelompok.html (diakses 28 november 2011 : 10.20 PM)
Apriono, D. 2011. Meningkatkan kemampuan kerjasama.
http://www.google.co.id/search?q=indikator+generik+sains&ie=utf-8&oe. (diakses 2 maret 2012 :10.30 AM)
Attayaya. 2010. Kelompok belajar bersama.
http://www.attayaya.net/2010/01/kelompok-belajar-bersama.html (diakses 28 november 2011 : 10.15 PM)
Djunaedi, A. 2001. Dasar-dasar Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Dzaki, M.F. 2010. Penelitian tindakan kelas.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/pembelajaran-kooperatif-cooperative.html (diakses 26 Oktober 2011: 01.38 pm) Landsberger, J. 2009. Pedoman dan strategi belajar.
www.studygs.net/melayumanado/cooplearn.hpm.(diakses tgl 20 november 2011)
Loranz, D. 2008. Gain score.
Google.Http//www.Tmcc.edu/up/acstu/assessment/downloads/documents/re ports/archives/discipline/0708/SLOAP HYS discipline rep0708.pdf (diakses 15 februari 2012: 09.24 pm)
Maftukhah. 2007. Pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas viii smp n 1 randudongkal kabupaten pemalang tahun 2006/2007.skripsi.
Maesaroh, S. 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Skripsi.Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Slavin, R.E. 2010. Cooperatif Learning (teori, riset, dan praktik).Nusa Media: bandung