digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
sahabat sahabat yang lain juga mengetahui seberapa parah sakit yang dialami oleh Rosulullah. Sikap Umar terhadap Rosulullah tersebut juga bisa disebut sebagai
sikap pembangkang seorang pengikut seperti yang dijelaskan dalam alianated followers.
B. Conformist Followers
Conformist followers adalah model pengikut yang tidak memiliki pemikiran kritis dalam melakukan tugas yang diberikan atasan, akan tetapi model
pengikut seperti ini bersedia berpartisipasi secara aktif dalam organisasi. Pengikut dengan model hanya hanya menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh atasan tanpa mau melakukan perubahan perubahan yang lebih baik. Hal itu dipicu darisifat pengikut konformis yang tidak kritis.Kepengikutan
konformis memiliki sisi paling negatif, yaitu individu cenderung menghindari konflik.
3
Menurut Kelley yang dikutip oleh Colangelo mengungkapkan, bahwa struktu, keteraturan, dan prediktabilitas menciptakan organisasi budaya
kenyamanan organisasi bagi pengikut tipe ini. Pengikut konformis tau mengetahui posisinya dan tidak terlau mempertanyakan tentang strata sosial. Pengikut
konformis sangat taat pada aturan pemimpin dan memiliki semangat untuk bekerja, menyerah pada pandangan dan penilaian pemimpin, membalikkan terlalu
banyak pemikiran terhadap atasan. Akibatnya, pengikut konformis kehilangan kredibilitas karena tidak dapat berfikit untuk dirinya sendiri. Tugas yang terlalu
3
Ibid, hal 20-21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
banyak untuk meciptakan ide dalam menghadapi kebebasan membuat pengikut konfornis merasa tidak berdaya dan takut menghdapai kenyataan.
4
Model kepengikutan seperti ini sudah ada sejak zaman Rosulullah, bahkan banyak diantara sahabat sahabat Rosul yang memiliki sikap dari conformist
followers. Hal ini ditunjukkan dalam beberapa hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari nomor 116, 3375, 151, 3571, 164, 3308, 191, 625, 2399, 2868,
625; Imam Muslim nomor 4224 dan 4225. Hadits Bukhari nomor 116 dan 3375 menjelaskan,bahwa seorang sahabat yang mudah lupa akan hadits yang seringkali
diucapkan oleh Rosullah. Kemudian, Rosulullah menyuruhnya untuk menghemparkan selendangnya,lalu Rosulullah menciduk sesuatu dari tangannya
dan memberikan selendangnya kepada sahabatnya, maka sejak saat itu sahabat Rosulullah tersebut tidak pernah lupa lagi.
Sahabat Rosulullah dalam cerita tersebut memiliki model kepengikutan yang cenderung menuruti perintah pemimpin tanpa membantah. Hal ini
ditunjukkan ketika Rosulullah memerintahkan sahabatnya untuk menghemparkan selendangnya, maka dengan segera sahabat Rosulullah menghemparkan
selendangnya tanpa memikirkan kembali perintah yang diterimanya. Sahabat Rosulullah dalam kisah ini tidak memiliki pemikiran kritis dalam menghadapi
permasalahan. Jika kebanyakan orang yang mudah lupa akan mencatat setiap hal penting supaya mudah untuk diingat kembali, akan tetapi sahabat Rosulullah ini
tidak memiliki pemikiran seperti itu. Oleh karena itu, Rosulullah
memerintahkannya untuk menghemparkan selendangnya.
4
Albert J. Colangelo, 2000, “Followership: Leadership Style”, Disertasi, Graduate Faculty
University of Oklahoma, hal, 24
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Hadits Bukhari nomor 151 dan 3571 menceritakan tentang Rosulullah yang akan buang hajat, kemudian sahabat Rosulullah mengikutinya dari belakang.
Ketika Rosulullah melihat sahabatnya yang sedang mengikutinya dari belakang, Rosulullah menyuruhnya mencarikan sebuah batu untuk digunakan istinjak atau
bersuci. Lalu, dengan sigap sahabatnya segera mencarikan batu dan memberikannya kepada Rosulullah.
Sikap sahabat Rosul dalam kisah tersebut sama dengan kisah sebelumnya, sahabat Rosul cenderung melakukan segala sesuatu yang diperintahkan oleh
pemimpin tanpa membantah atau memikirkan terlebih dahulu perintah yang diterimanya. Hal ini dijelaskan ketika Rosulullah memerintahkan sahabatnya
untuk mencarikan sebuah batu, sahabat Rosul segera bergegas untuk melaksanakan perintah Rosulullah tanpa bertanya terlebih dahulu.
Model kepengikutan seperti ini seringkali hanya bergantung pada pemimpin, seperti kisah kisah Rosulullah dan sahabatnya. Para sahabat hanya
bergantung atas perintah Rosulullah dan tidak membantah atau memikirkan kembali secara kritis. Hal tersebut biasanya dilakukan oleh seorang pengikut
karena tidak ingin mendapatkan masalah atau konflik dari pemimpin. Sepenggal hadits Bukhari di atas juga menceritakan betapa tunduknya seorang pengikut
terhadap pemimpinnya. Hal ini digambarkan, ketika Rosulullah keluar rumah untuk buang hajat, sahabatnya masih mengikutinya dari belakang.
Hadits Bukhari nomor 164, 3308 dan Muslim nomor 4225, 4224 menceritakan tentang Anas bin Malik yang melihat orang orang sedang mencari
air wudhu namun tidak medapatkannya, kemudian Rosulullah menyuruh orang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
orang untuk berwudhu dari air yang mengalir melalui tangan Rosulullah, sehingga orang orang tersebut dapat berwudhu semua.
Pengikut yang baik harus taat terhadap pemimpinnya, akan tetapi kadangkala pengikut juga harus memikirkan kembali konsekuensi dari setiap
perintah yang diberikan atasan. Kisah mencari air wudhu yang pernah terjadi pada Rosulullah dan sahabat sahabatnya tersebut adalah salah satu contoh dari pengikut
konformis. Ketika Rosulullah memerintahkan orang orang untuk berwudhu ditangannya, saat itu orang orang mengikuti perintahnya.Sahabat sahabat Rosul
mentaati perintah Rosulullah karena ingin menghindari konflik yang mungkin akan terjadi. Jika air tidak ditemukan juga, maka Rosulullah dan orang orang
tersebut tidak akan bisa menjalankan perintah Allah, yaitu sholat. Oleh karena itu, para pengikut Rosulullah tersebut tunduk pada perintah Rosul tanpa membantah.
Hadits tersebut juga menceritakan tentang pengikut pengikut yang aktif, seperti yang telah digambarkan,bahwa orang orang sedang berbondong-bondong
mencari air wudhu bersama untuk digunakan wudhu bersama. Hal ini menunjukkan keaktifan dari seorang pengikut dalam suatu organisasi.
Hadits Bukhari nomor 191, 625, 2399, 2868 menceritakan tentang sebuah kisah ketika Rosulullah sedang sakit keras dan meminta untuk dirawat di rumah
Aisyah, kemudian Rosulullah dipapah oleh dua orang, yaitu Abbas dan Ali bin Abi Tholib. Sesampai di kediaman Aisyah, Rosulullah meminta untuk
dimandikan dengan air dari tujuh geriba, supaya Rosulullah dapat menyampaikan wasiat kepada sahabat sahabatnya. Kemudian, sahabat sahabat Rosul segera
melakukan perintah Rosulullah.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Ketika Rosulullah memerintahkan para sahabat untuk mencarikan air dari tujuh geriba dan sahabat sahabatnya segera berlalu untuk mencarikan air tersebut,
maka sikap sahabat Rosul ini sudah menunjukkan conformist followers. Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa sikap pengikut yang konformis tidak
akan memiliki pemikiran untuk menolak perintah pemimpinnya. Akan tetapi, dalam hal ini para pengikut Rosulullah menunjukkan sikap berpartisipasi aktif
dalam suatu organisasi. Sikap pengikut yang segera mencarikan air dari tujuh geriba itu tidak lain adalah ingin Rosulullah segera sembuh dan bisa
menyampaikan wasiatnya. Meskipun para sahabat tidak menanyakan terlebih dahulu kegunaan air tersebut sebagai bentuk pemikiran kritis, tetapi para sahabat
menunjukkan partisipasi aktif untuk menghindari konflik yang akan terjadi.
C. Effective Followers