Kepengikutan Kepada Rosulullah Secara Konformis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1

BAB IV ANALISIS KEPENGIKUTAN DALAM HADITS NABI

A. Kepengikutan Kepada Rosulullah Secara Konformis

Pada masa pemerintahan Rosulullah, banyak sekali sahabat yang taat terhadap Rosulullah. Ketaatan sahabat yang luar biasa terhadap Rosulullah ini seringkali ditandai dengan tulusnya sahabat sahabat Rosul dalam mengemban perintah. Pengikut dengan model konformis cenderung memiliki kepribadian mengabdi dan menghindari konflik antara atasan dan bawahan, sehingga seringkali pengikut konformis tidak bersifat kreatif dalam melaksanakan tugasnya. 1 Sikap konformis ini ditunjukkan dalam beberapa kisah Rosulullah bersama sahabatnya, salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari nomor 151. Ketika salah seorang sahabat Rosul bernama Abu Hurairah pernah mengikuti Rosulullah yang hendak buang hajat. Ketika Rosulullah melihatnya berjalan dibelakang Rosulullah, Rosul menyuruhnya mencarikan batu untuk digunakan istinjak. Pada saat itu juga, Abu Hurairah segera pergi mencari batu seperti yang telah diperintahkan oleh Rosulullah. Ketaatan yang dimiliki Abu Hurairah tersebut menunjukkan, bahwa Abu Hurairah adalah contoh dari pengikut konformis. 1 Yohanes Budiarto, 2005, “Followership: Sisi Lain Kepemimpinan Yang Terlupakan”, Jurnal PsikologiUniversitas Indonesi Esa Tunggal Jakarta, Vol. 3, No. 1, Hal. 20-21 1 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pengikut konformis dalam beberapa kisah Rosulullah seringkali ditandai dengan ketaatan sahabat Rosul yang luar biasa kepada Rsulullah. Hal ini juga ditunjukkan dalam kesiapan dan kesigapan pengikut Rosul dalam melaksanakan perintah meskipun terkadang perintah yang diberikan Rosulullah sangat berat, 2 seperti perintah perang melawan kaum kafir dengan jumlah yang tidak seimbang terjadi pada perang badar dan perang mut’ah. Akan tetapi, memang begitulah cara Rosulullah memanage pengikutnya. Sesuai dengan teori manajemen yang diungkapka Haiman yang telah dikutip oleh M. Manullang yang mengatakan, bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai suatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha usaha individu untuk mencapai tujuan bersama. 3 Hal tersebut juga memberikan pelajaran bagi pengikut Rosulullah untuk tidak takut pada bahaya, karena Allah selalu bersama dengan hambanya. Sahabat sahabat yang termasuk dalam pengikut konformis adalah Ahmad bin Abu Bakr Abu Mush’ab, Ahmad bin Muhammad Al Makki, Abdullah bin Yusuf, Anas, Aisyah, Abdullah Abbas, Ubaidillah, Ali bin Abi Tholib, Hafshah, Suwa ’id bin Annu’man, Quthaibah bin Sa’id, Musa bin Ismail, Ishaq bin Ibrahim, Umamah, Ibnu Abbas. Rosulullah pernah memerintahkan pengikutnya yang konformis dalam beberapa tempat diantaranya adalah di rumah Rosulullah, di Shahbah pada tahun pendudukan Khaibar, dan Madinah. 2 Ibid, hal. 20-21 3 M. Manullang. 2001. Dasar Dasar Manajemen. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal. 3 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Keunggulan dari pengikut konformis bagi Rosul adalah para pengikut yang telah diberikan perintah oleh Rosulullah langsung melakukan perintahnya tanpa berfikir dua kali. Hal ini akan sangat memudahkan seorang pemimpin dalam memimpin organisasinya. Hal ini sesuai denan teori manajemen yang diungkapkan oleh George R. Terry yang dikutip oleh M. Manullang yang mengungkapkan, bahwa manajemen adalah pencapaian suatu tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu oleh seorang pemimpin dengan menggunakan kegiatan orang lain. 4 Kelemahan dari konformis bagi Rosul adalah pengikut Rosulullah tidak dapat berfikir kreatif, menelaah lebih jauh tentang perintah yang Rosulullah berikan, berbahaya atau tidak, sanggup atau tidak mengembanperintah itu. Hal ini mengakibatkan pengikut tidak dapat bebas mengutarakan pendapatnya. Bukan karena tidak diizinkan oleh pemimpin, akan tetapi karena pengikut yang tidak memiliki keberanian untuk mengutarakan pendapatnya yang bertentangan dengan perintah Rosul. 5 Relevansi kepengikutan konformis pada zaman Rosulullah dengan organisasi pada saat ini adalah pengikut dengan tipe konformis atau hanya menerima perintah dari atasan masih seringkali diterapkan dalam organisasi organisasi kecil atau instansi kecil, selain itu kepengikutan konformis juga seringkali terjadi pada kepemimpinan yang 4 M. Manullang. 2001. Dasar Dasar Manajemen. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal. 3 5 Ibid, hal 21 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id otoriter sehingga pengikut tidak memiliki keberanian untuk mengutarakan pendapatnya dam cenderung memilik menerima perintah. Pada perusahaan perusahaan yang sudah besar tentu berbeda dengan organisasi yang masih kecil. Perusahaan yang sudah besar seringkali karyawannya sudah memiliki pemikiran yang jauh lebih kreatif dan inovatif. Pengikut juga memiliki keberanian untuk mengutarakan pendapatnya terhadap atasan, sehingga terjadi hubungan timbal balik antara atasan dengan bawahan. Perusahaan yang sudah tidak lagi menerapkan sistem konformis dalam kepengikutannya adalah perusahaan indosat yang mana setiap karyawan indosat bebas mengutarakan pendapatnya. Akan tetapi, tidak seluruh perusahaan besar pengikutnya selalu bebas mengutarakan pendapat dan perusahaan kecil selalu bergantung pada pemimpin. Penulis hanya menjabarkan yang telah penulis ketahui perihal model kepengikutan di era modern ini. Pengikut Rosulullah memiliki berberapa model kepengikutan, seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya. Setiap model kepengikutan Rosulullah memiliki alasan masing masing. Pertama, alianated followers. Kepengikutan tipe seperti ini biasnya terjadi dalam suatu kondisi ketika sahabat Rosul tidak dalam pendapat yang sama. Ketika Rosulullah memerintahkan suatu hal, pengikutnya tidak langsung mentaati perintahnya. Hal ini menunjukkan sikap pasif dari seorang pengikut. Salah satu hadits yang menceritakan tentang tipe pengikut seperti ini telah diriwayatkan oleh Imam Bukhori nomor 4078. Hadit tersebut digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menceritakan tentang peristiwa Rosulullah ketika sedang sakit keras dan para sahabat sahabatnya berselisih pendapat di sebelah Rosulullah, meskipun para sahabat memperdebatkankan kondisi Rosulullah, akan tetapi sungguh tidak pantas ada yang berselisih di dekat seorang Nabi. Nabi menyuruh para sahabat keluar ketika Nabi mendengar perselisihan itu dan para sahabat mengikuti perintah Rosulullah. Kedua, conformist followers, Model kepengikutan seperti ini biasanya terjadi ketika Rosulullah memberikan perintah pada pengikutnya dan tanpa membantah pengikutnya selalu melaksanakan perintah Rosu, meskipun perintah ini kadangkala sulit dilakukan oleh para pengikut. Teori conformist followers telah menjelaskan, bahwa kepengikutan denan model ini memiliki kepribadian mengabdi dan menghindari konflik yang akan terjadi. 6 Hadits yang menjelaskan tentang kepengikutan konformis salah satunya telah di riwayatkan oleh Imam Bukhari nomor 116. Hadits ini menceritakan tentang sahabat Nabi bernama Muhammad bin Ibrahim yang seringkali lupa banyak hadts yang telah didengar. Rosulullah segera memerintahkan Muhammad bin Ibrahim untuk menghemparkan selendangnya dan Muhammad bin Ibrahim segera menghemparkannya. Ketiga, pragmatis follower . Model kepengikutan ini biasanya terjadi pada pengikut yang hanya mau bekerja tegantung situasi, sebab pengikut dengan tipe seperti ini tidak memiliki komitmen dalam mengikuti pemimpinnya. Pengikut pragmatis hanya bekerja sesuai dengan kondisi 6 Ibid, hal. 20-21 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang dibutuhkan saja. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari 226 menceritakan tentang sekelompok kaum dari Ukl atau Ukrainah yang dalam perjalanan ke Madinah, akan tetapi kaum tersebut tidak tahan dengan panasnya terik matahari hingga Rosulullah memerintahkan untuk meminum air seni dan air susu unta Rosul. Kaum Ukl ini bersedia mengikuti perintah Rosul karena dalam kondisi kehausan dan kepanasan, sehingga ketika kaum Ukl telah sembuh dari sakitnya, kaum ini berencana untuk membunuh pengembala unta Nabi dan mengambil unta tersebut. Hal ini menunjukkan sikap kaum Ukl yang hanya mencari keuntungan untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan hal lain. Keempat, effective followers. Model kepengikutan efektif terjadi karena efektifnya seorang pengikut dalam menerima perintah dari pemimpinnya. Pengikut efektif memiliki kualitas yang baik bagi sebuah organisasi. Model kepengikutan efektif mengerti cara bekerja kelompok atau bekerja dengan tim sehingga suatu organisasi akan menjadi lebih kokoh. Sikap kritis yang dimiliki pengikut efektif dapat memberikan benefit bagi organisasi. pengikut efektif memiliki semangat kerja yang luar biasa sehingga seringkali menghadapi konflik dan menghadapi keadaan yang penuh dengan resiko. Akan tetapi, pengikut efektif memiliki komitmen yang kuat terhadap organisasi. Hal ini berdampak pada meningkatnya benefit bagi organisasi. 7 Salah satu hadits yang menceritakan tentang pengikut efektif diriwayatkan oleh Imam Muslim 7 Ibid, hal. 20-21 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id nomor 42. Hadits ini menceritakan tentang seorang laki laki dari penduduk Nejd yang mendatangi Rosulullah dan menanyakan perihal agama Islam, kemudian laki laki tersebut bersaksi akan melakukan segala yang Rosululullah katakan mengenai perintah perintah dalam Islam. Laki laki ini tidak hanya bertanya sekali pada Rosulullah, akan tetapi berkali kali. Hal ini menunjukkan sikap kritis yang dimiliki laki laki tersebut, pertanyaannya pada Rosulullah terus di tambah seiring dengan jawaban yang diberikan Rosul. Kelima, passive follower.Pengikut dengan tipe seperti ini adalah pengikut yang memiliki sikap malas dan merasa tidak mampu dalam mengerjakan tugas, sehingga pengikut yang pasiv sama sekali tidak memiliki motivasi untuk bekerja dan tidak aktif dalam organisasi. 8 Hadits yang menceritakan tentang pengikut yang pasiv telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari nomor 4436 yang mengisahkan tentang kaum kafir yang suka sekali berzina dan membunuh, sama sekali tidak seperti ajaran yang telah dibawa oleh Rosulullah. Pada beberapa hadits yang telah dijelaskan di atas, tidak semua pengikut Rosulullah taat dan patuh terhadap perintah Rosulullah. Beberapa sahabat ada yang membantah Rosulullah dengan alasan tertentu. Hadits Bukhari nomor 624, 637, 638, 641 adalah salah satu hadits menceritakan tentang Aisyah istri Rosulullah yang membantah akan perintah Rosulullah dan reaksi Rosulullah terhadap Asiyah. Kala itu, Rosulullah sedang sakit 8 Ibid, hal. 20-21 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id keras dan tidak sanggup menjadi imam sholat. Rosulullah memerintahkan Asiyah untuk mengatakan pada Abu Bakar supaya menggantikannya menjadi imam, akan tetapi Aisyah menolak perintah Rosulullah dengan Alasan Abu Bakar adalah orang yang lemah dan mudah sekali menangis. Rosulullah masih memerintahkan Aisyah dengan tenang dan Aisyah selalu menolak perintah Rosullah hingga tiga kali berturut turut. Hal ini membuat Rosulullah jengkel dan ber kata “kalian ini seperti istri istri Yusuf Perintahkanlah Abu Bakar untuk memimpin Sholat”. Aisyah yang diceritakan dalam hadits tersebut adalah sosok pengikut yang membantah perintah Rosulullah hingga mengakibatkan Rosulullah jengkel.

B. Model komunikasi organisasi oleh Rosulullah