Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya, kesuksesan seorang pemimpin selalu behubungan dengan gerak bawahannya. Kesuksesan seorang pemimpin hanya menyumbang sekitar 10 - 20 dari keberhasilan organisasinya, sedangkan sisanya 80 - 90 merupakan sumbangan dari followers di dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan dalam suatu organisasi seringkali menjadi perhatian yang besar dalam sebuah perusahaan. Organisasi seringkali melupakan fungsi dari seorang pemimpin tanpa seorang pengikut. Dengan demikian, unsur kepemimpinan yang paling penting bukan hanya seorang pemimpin, akan tetapi juga pengikut. Pemimpin ibarat sebuah otak yang mengkoordinasikan gerak dan arah yang harus dilakukan oleh anggota untuk sampai pada sebuah tujuan. Jika anggota yang dimiliki tidak sempurna, maka kemampuan serta kecepatan untuk sampai pada tujuan akan berkurang. 1 Followership merupakan konsep yang melengkapi konsep leadership. Kelley menyatakan, bahwa followership adalah sebuah konsep penting yang seringkali diabaikan oleh banyak orang, karena manusia seringkali melihat sosok pemimpin organisasi ketika suatu organisasi mengalami kemajuan. Kelley 1 Adi Burhanuddin, 2013, “Pengaruh Followership Terhadap Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Organizational Citizenship Behavior”, Skripsi, Jurusan Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta, Hal 9. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menyatakan, masyarakat seringkali salah paham dalam mengartikan suatu keberhasilan organisasi. Jika organisasi mengalami suatu keberhasilan, maka peran pemimpin merupakan pengaruh utamanya. Eksistensi seorang pemimpin yang selalu muncul ketika terjadi suatu permasalahan adalah alasan masyarakat menilai keberhasilan suatu organisasi. Pada kenyataannya, para pengikut bekerja sangat giat dan seringkali menghadapi permasalahan-permasalahan baru yang pertama kali dan belum pernah terekspose. 2 Organisasi membutuhkan seorang pengikut aktif untuk menyampaikan pendapatnya sendiri dan tidak menutup kemungkinan memiliki inisiatif yang tinggi dalam melakukan suatu pekerjaan. Selain itu, organisasi juga membutuhkan seorang pengikut yang tunduk dan taat terhadap perintah pimpinan tanpa sanggahan, seperti yang telah diceritakan dalam sebuah hadits riwayat Bukhari sebagai berikut: “Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad Al Makki berkata, telah menceritakan kepada kami Amru bin Yahya bin Said bin Amru Al Makki dari Kakeknya dari Abu Hurairah ia berkata, Aku mengikuti Nabi shallallahu alaihi wasallam saat beliau keluar untuk buang hajat, dan beliau tidak menoleh ke kanan atau ke kiri hingga aku pun mendekatinya. Lalu Beliau bersabda: Carikan untukku batu untuk aku gunakan beristinja dan jangan bawakan tulang atau kotoran hewan. Lalu aku datang kepada beliau dengan membawa kerikil di ujung kainku, batu tersebut aku letakkan di sisinya, lalu aku berpaling darinya. Setelah selesai beliau gunakan batu-batu tersebut. HR. Bukhari. 3 Hadits di atas menceritakan tentang taatnya sahabat Rasul kepada Rasulullah. Karena, Rasulullah adalah sosok pemimpin bagi sahabat sahabatnya. Sahabat 2 Adi Burhanuddin, 2013, “Pengaruh Followership Terhadap Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Organizational Citizenship Behavior”, Skripsi, Jurusan Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta, hal. 18 3 Hadits Riwayat Bukhari, nomor. 151 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sahabat Rasulullah termasuk dalam conformist followers yang siap dengan segala tugas dan tanggung jawab tanpa protes. Hadits Bukhari tersebut telah diperkuat dengan contoh conformist followers dalam Al-Q ur’an surat As-Saffat ayat 101 dan 102 sebagai berikut: “Maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang sangat sabar 101, maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama sama Ibrahim: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi, bahwa aku menyembelihmu”, ia menjawab “hai bapakku, kerjakanlah apa yang di perintahkan kapadamu, Insyaallah kamu akan mendapatiku termas uk orang orang yang sabar 102.” 4 Sepenggal ayat As-Saffat di atas juga menjelaskan tentang taat dan tunduknya seorang hamba atau seorang pengikut kepada atasannya. Ketika pemimpin memerintahkan apapun kepada pengikut, maka pengikut akan melakukan perintahnya dengan ikhlas, sabar, dan tawakkal. Pemimpin di sini adalah Allah swt. dan pengikutnya adalah seluruh umat manusia. Allah akan menjanjikan hadiah yang besar bagi hambaNya yang mau taat kepadaNya. Pada dasarnya, setiap orang adalah pengikut. Namun, tidak setiap orang dapat menjadi pemimpin. Seorang pemimpin juga mengikuti orang lain apapun posisi dari pimpinan tersebut. Cadetstuff yang dikutip oleh Budhiartomengatakan, bahwa semua pemimpin adalah pengikut, namun tidak semua pengikut adalah pemimpin. 5 4 Qur’an Surat As-Saffat, ayat 101-102 5 Yohanes Budiarto, 2005, “Followership, Sisi Kepemimpinan yang Terlupakan”, Jurnal Psikologi Universitas Indonesia Esa Tunggal, Vol. 2, No. 1, Hal. 2 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Rumusan Masalah