42
D. NORMA-NORMA
PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP KEBEBASAN BERAGAMA DAN BEKEYAKINAN DI INDONESIA
Norma-norma yang memberikan perlindungan hukum bagi kebebasan beragama dan berkeyakinan di indonesia dapat dilihat dalam peraturan perundang-
undangan di bawah ini. 1.
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahum 1945. Jaminan adanya perlindungan kebebasan beragama dan berkeyakinan di
indonesia juga termuat dalam Undang-undang Dasar 1945 yaitu yang terdapat pada pasal 28E ayat 1 dan 2 dan pasal 29 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi :
Pasal 28E 1
“Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali”;
2 “Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya”.
Pasal 29 ayat 2 Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaanya itu.
43
2. Undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Undang-undang no 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia merupakan undang-undang yang mengatur tentang pelindungan hak asasi manusia di Indonesia
yang menjadi hak dasar warga Negara Indonesia dan undang-undang ini juga mengatur dan menegaskan tentang kewajiban dan tanggung jawab pemerintah atas
pemenuhan hak asasi dan pengawasan agar warga negaranya tidak ada yang melanggar hak asasinya. Negara bertanggung jawab atas dijaminnya perlindungan
hak asasi manusi seperti dalam pasal 8 yang berbunyi : Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia terutama
menjadi tanggung jawab Pemerintah. Pada undang-undang ini secara khusus mengatur tentang hak kebebasan
beragama dan berkeyakinan yaitu pada pasal : Pasal 22
1 Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah
menurut agamanya dan kepercayaanya itu. 2
Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya masing- masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaanya itu.
Pasal 4 Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
44
dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun dan oleh siapapun. Dalam undang-undang ini juga menjamin bahwa setiap manusia berhak atas
perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dari manusia tanpa adanya diskriminasi, hal ini dapat dilihat pada pasal 3 yang berbunyi :
1 Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia yang sama
dan sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam semangat persaudaraan.
2 Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan
hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dalam semangat di depan hukum.
3 Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
manusia, tanpa diskriminasi.
3. Undang-undang No 12 Tahun 2005 tentang hak sipil dan politik.
Selain undang-undang no 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi manusia, indonesia juga meratifikasi kovenan hak sipil dan politik melalui undang-undang no
12 tahun 2005, hal ini dilakukan agar lebih terjaminnya hak asasi manusia itu sendiri. Hak kebebasan beragam dan berkeyakinan sudah lama menjadi perbincangan dunia
internasional dan aturan tentang penjaminan kebebasan beragama dan berkeyakinan juga sudah mendetail.
45
Lebih lanjut Kovenan menetapkan hak setiap orang atas kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama serta perlindungan atas hak-hak tersebut Pasal 18 dan
pelarangan atas propaganda perang serta tindakan yang menganjurkan kebencian atas dasar kebangsaan, ras atau agama yang merupakan hasutan untuk melakukan tindak
diskriminasi, permusuhan atau kekerasan Pasal 20, tindakan untuk melindungi golongan etnis, agama, atau bahasa minoritas yang mungkin ada di negara pihak
Pasal 27.
4. Undang-undang No 40 tahun 2008 Tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Ras dan Etnis. Dalam rangka melaksanakan konvensi internasional tentang penghapusan
rasial, negara pihak berjanji untuk melarang dan menghapuskan segala bentuk diskriminasi rasial dan menjamin hak setiap orang, tanpa membedakan ras, warna
kulit, asal usul etnik atau kebangsaan, untuk mendapatkan kederajatan di hadapan hukum, khususnya dalam menikmati hak atas kebebasan berfikir, berkeyakinan dan
beragama. Penghapusan diskriminasi ras dan etnis dapat dilihat pada pasal 5 yang
berbunyi :
Penghapusan diskriminasi ras dan etnis wajib dilakukan dengan memberikan: a.
perlindungan, kepastian, dan kesamaan kedudukan di dalam hukum kepada semua warga negara untuk hidup bebas dari diskriminasi ras dan etnis;
46
b. jaminan tidak adanya hambatan bagi prakarsa perseorangan, kelompok orang,
atau lembaga yang membutuhkan perlindungan dan jaminan kesamaan penggunaan hak sebagai warga negara; dan
c. pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya pluralisme dan
penghargaan hak asasi manusia melalui penyelenggaraan pendidikan nasional.
5. Undang-undang no 1 PNPS tahun 1965 tentang pencegahan danatau
penodaan agama. Undang-undang No 1PNPS tahun 1965 tentang pencegahan penyalahgunaan
danatau penodaan agama dalam penjelasan pasal 1 menyebutkan agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan
khongcu Confusius. Hal ini dapat dibuktikan dalam sejarah perkembangan Agama- agama di Indonesia. Karena 6 macam Agama ini adalah agama-gama yang dipeluk
hampir seluruh penduduk Indonesia, maka kecuali mereka mendapat jaminan seperti yang diberikan oleh pasal 29 ayat 2 Undang-undang Dasar, juga mereka mendapat
bantuan-bantuan dan perlindungan seperti yang diberikan oleh pasal ini. Ini tidak berarti bahwa agama-agama lain, misalnya: Yahudi, Zarasustrian, Shinto,Taoism
dilarang di Indonesia. Mereka mendapat jaminan penuh seperti yang diberikan oleh pasal 29 ayat 2 dan mereka dibiarkan adanya, asal tidak melanggar ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam peraturan ini atau peraturan perundangan lain.
47
E. KEAGAMAAN DALAM HUKUM ADAT