HAM DAN KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERKEYAKINAN

36

C. HAM DAN KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERKEYAKINAN

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. hal inilah yang telah di sadari oleh dunia internasional dengan mengeluarkan produk-produk HAM internasional salah satunya adalah deklarasi universal Hak Asasi Manusia yang berfungsi sebagai penjamin HAM tanpa adanya diskriminasi. HAM Hak Asasi Manusia merupakan suatu konsep etika politik modern dengan gagasan pokok penghargaan dan penghormatan terhadap manusia dan kemanusiaan. Gagasan ini membawa kepada sebuah tuntutan moral tentang bagaimana seharusnya manusia memperlakukan sesamanya manusia. Tuntutan moral tersebut sejatinya merupakan ajaran inti dari semua agama. Sebab, semua agama mengajarkan pentingnya penghargaan dan penghormatan terhadap manusia, tanpa ada pembedaan dan diskriminasi. Tuntutan moral itu diperlukan, terutama dalam rangka melindungi seseorang atau suatu kelompok yang lemah atau “dilemahkan” dari tindakan semena-mena yang biasanya datang dari mereka yang kuat dan berkuasa. Karena itu, esensi dari konsep hak asasi manusia adalah penghormatan terhadap kemanusiaan seseorang tanpa kecuali dan tanpa ada diskriminasi berdasarkan apapun dan demi alasan apapun; serta pengakuan terhadap martabat manusia sebagai makhluk termulia di muka bumi. Kesadaran akan pentingnya HAM dalam wacana 37 global muncul bersamaan dengan kesadaran akan pentingnya menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan human centred development. Konsep HAM berakar pada penghargaan terhadap manusia sebagai makhluk berharga dan bermartabat. Konsep HAM menempatkan manusia sebagai subyek, bukan obyek dan memandang manusia sebagai makhluk yang dihargai dan dihormati tanpa membedakan ras, warna kulit, jenis kelamin, jenis gender, suku bangsa, bahasa, maupun agamanya. Sebagai makhluk bermartabat, manusia memiliki sejumlah hak dasar yang wajib dilindungi, seperti hak hidup, hak beropini, hak berkumpul, serta hak beragama dan hak berkepercayaan. Nilai-nilai HAM mengajarkan agar hak-hak dasar yang asasi tersebut dilindungi dan dimuliakan. HAM mengajarkan prinsip persamaan dan kebebasan manusia sehingga tidak boleh ada diskriminasi, eksploitasi dan kekerasan terhadap manusia dalam bentuk apa pun dan juga tidak boleh ada pembatasan dan pengekangan apa pun terhadap kebebasan dasar manusia, termasuk di dalamnya hak kebebasan beragama. 30 Kebebasan beragama dan berkeyakinan merupakan suatu hak asasi setiap manusia yang harus di junjung tinggi dan tidak boleh dilanggar oleh manusia lainnya. perlindungan terhadap jaminan kebebasan beragama juga di lindungi oleh dunia internasional, hal ini dapat di lihat pada deklarasi universal hak asasi manusiaUniversal Declaration of Human Right yang sudah di ratifikasi oleh indonesia melalui undang-undang No 39 Tahun 1999. Kebebasan beragama dan berkayakinan dapat di lihat pada pasal-pasal sebagai berikut : 30 Siti Musdah Mulia, HAM dan Kebebasan Beragama, 2010 : 1. 38 a. pasal 18 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas kemerdekaan berfikir, berkeyakinan dan beragama; hak ini mencakup kebebasan untuk berganti agama dan kepercayaan, dan kebebasan untuk menjalankan agama atau kepercayaan dalam kegiatan pengajaran, peribadatan, pemajuan dan ketaatan, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, dimuka umum maupun secara pribadi” b. pasal 22 yang menyangkut jaminan hak atas kebebasan beragama. 31 pertama, “setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. kedua, “Negara menjamin kemerdekaan setiap orang untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu selain undang-undang No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi manusia, indonesia juga meratifikasi International Convenant on Civil and Political Right ICCPR Konvenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik lewat Undang- undang No 12 Tahun 2005, dengan adanya undang-undang ini juga memperkuat dan menjadi jaminan kebebasan beragama diindonesia.pada kovenan ini, banyak mendukung tentang adanya kebebasan beragama dan berkayakinan hal ini dapat dilihat pada pasal-pasal sebagai berikut : 31 Undang-undang No 39 Tahun 1999 39 a. pasal 18 : 1. Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama. Hak ini harus mencakup kebebasan untuk memiliki atau mengadopsi suatu agama atau kepercayaan atas pilihannya, dan kebebasan, baik secara individu atau dalam komunitas dengan orang lain dan di depan umum atau swasta, untuk menyatakan agama atau kepercayaan dalam ibadah, praktek ketaatan, dan pengajaran. 2. Tidak seorangpun dapat dikenakan paksaan yang akan mengganggu kebebasannya untuk memiliki atau mengadopsi suatu agama atau kepercayaan atas pilihannya. 3. Kebebasan untuk mewujudkan satu agama atau kepercayaan dapat tunduk hanya pada pembatasan seperti yang ditentukan oleh hukum dan yang diperlukan untuk melindungi keselamatan publik, ketertiban, kesehatan, atau moral atau hak-hak mendasar dan kebebasan orang lain. 4. Negara-negara Pihak pada Kovenan ini berjanji untuk menghormati kebebasan orang tua dan, bila diperlukan, wali hukum untuk memastikan bahwa pendidikan agama dan moral anak-anak mereka sesuai dengan keyakinan mereka sendiri. b. pasal 19 : hak untuk memiliki pendapat tanpa campur tangan pihak lain dan hak atas kebebasan untuk menyatakan pendapat, 40 c. pasal 26 : persamaan kedudukan semua orang di depan hukum dan hak semua orang atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi, d. pasal 27 : Di negara-negara yang memiliki kelompok minoritas etnis, agama atau bahasa, orang yang tergolong minoritas tersebut tidak boleh diingkari haknya, dalam masyarakat dengan anggota lain dari kelompok mereka, untuk menikmati budaya mereka sendiri, untuk mengakui dan praktek agama mereka, atau untuk menggunakan bahasa mereka sendiri. 32 Dunia internasional banyak menghasilkan banyak instrumen tambahan yang berupa perjanjian-perjanjian internasional yang menurut hukum mengikat, yang bersifat global maupun regional yang melindungi kebebasan beragama dan berkeyakinan seseorang dalam langka menjamin Hak Asasi Manusia seluruh masyarakat internasiol. Produk-produk Hak Asasi Manusia yang telah dihasilkan yaitu : 1. Deklarasi universal tentang Hak Asasi manusia 2. Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik 1966, 3. Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi dan sosial Budaya 1966, 4. Konvensi Bagi Perlindungan Hak-hak Asasi manusia dan kebebasan dasar, 5. Konvensi Internasional tentang penghapusan segala Semua Bentuk Diskriminasi rasial, 32 Undang-undang No 12 Tahun 2005 41 6. Deklarasi Tentang Penghapusan Semua Bentuk Ketidakrukunan dan Diskriminasi Berdasarkan Agama dan Kepercayaan, 7. Konvensi tentang Hak-hak Anak 1989, 8. Rancangan Deklarasi tentang Hak-hak Orang-orang yang termasuk kelompok Minoritas Bangsa atau Etnis, agama dan Bahasa. 33 9. Konvensi tentang pencegahan dan penghukuman kejahatan genosida 1948, 10. Konvensi Internasional tentang penghapusan segala Semua Bentuk Diskriminasi terhadap perempuan 1979, 11. Konvensi eropa bagi perlindungan Hak Asasi dan kebebasan Fundamental Manusia 1950, 12. Protokol no.1 untuk kovensi eropa untuk perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar 1952, 13. Piagam sosial Eropa 1961, 14. Konvensi kerangka untuk perlindungan minoritas sosial 1995, 15. Deklarasi tentang penghapusan semua bentuk intoleransi dan diskriminasi berdasarkan agama atau keyakinan 1981, 33 Instrumen Internasional Pokok Hak Asasi Manusia, yayasan obor Indonesia. 42

D. NORMA-NORMA