Insidensi dan Karakteristik Klinis Migrain Pada Anak di Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik Medan Periode 2009-2012.

(1)

INSIDENSI DAN KARAKTERISTIK KLINIS MIGRAIN PADA ANAK DI POLIKLINIK ANAK RSUP H ADAM MALIK MEDAN

PERIODE 2009-2012

OLEH:

NURIEZYAN SYAMIN BINTI AB WAHAB 100100416

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

INSIDENSI DAN KARAKTERISTIK KLINIS MIGRAIN PADA ANAK DI POLIKLINIK ANAK RSUP H ADAM MALIK MEDAN

PERIODE 2009-2012

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:

NURIEZYAN SYAMIN BINTI AB WAHAB 100100416

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul :Insidensi dan Karakteristik Klinis Migrain pada Anak di Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik Medan Periode 2009-2012

Nama :Nuriezyan Syamin binti Ab Wahab NIM :100100416

Pembimbing, Penguji 1,

(dr.Nurfida K.Arrasyid, M.Kes) (dr.Dadik Wahyu Wijaya, Sp.A n)

Penguji 2,

(dr. H.Emil Azlin, SpA (K)) NIP: 140355822

Medan, 1 Januari 2014 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP: 195402201981101001


(4)

ABSTRAK

Migrain adalah sakit kepala berulang-ulang dengan intensitas, frekuensi dan lamanya yang berbeda-beda. Iyanya bukan hanya terjadi pada dewasa, tapi juga pada anak-anak. Sakit kepala biasanya bersifat unilateral dan 1/3 dari serangan migrain yang berlaku bersifat bilateral, umumnya disertai satu atau lebih gejala seperti mual muntah, nyeri abdomen, hoyong, yang berhubungan dengan aura (visual, sensori, motor), sensitif terhadap sentuhan, suara, cahaya, bau dan perubahan emosi. Semakin anak meningkat remaja, insidensi migrain meningkat secara drastik.

Tujuan utama penelitian ini untuk mengetahui insidensi dan karakteristik klinis migrain pada anak di Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik Medan Periode 2009-2012.

Jenis penelitian adalah penelitian diskriptif retrospektif dimana metode pengumpulan data berdasarkan rekam medis dilakukan. Data yang dinilai adalah jumlah kejadian migrain menurut tahun dan jenis kelamin, karakteristik klinis, tipe migrain yang paling sering dan rata-rata onset usia migrain.

Dari jumlah pasien dalam kasus migrain pada anak sebanyak 65 orang, insidensi migrain terbanyak adalah pada tahun 2011 yaitu sebanyak 20 orang pasien (30,8%). Jumlah pasien terbanyak menurut jenis kelamin adalah pasien perempuan yaitu 48 orang (73,8%). Karakteristik migrain dengan nyeri kepala sebelah mencatatkan keluhan tersering dengan jumlah 44 orang pasien (67,7%). Tipe migrain terbanyak adalah migrain tanpa aura yaitu sebanyak 55 orang pasien (84,6%). Distribusi terbanyak rata-rata onset usia migrain adalah kelompok usia 16-20 tahun dengan jumlah 32 orang pasien (49,2%).

Kesimpulan, distribusi terbanyak pasien anak dengan migrain adalah pada tahun 2011 (30,8%) dengan karakteristik tertinggi yaitu nyeri kepala sebelah (67,7%).


(5)

ABSTRACT

Migraine is characterized by recurrent episodes of headache with diffeternt intensity, frequency and duration. Children are also included to have this type of headache. Most often unilateral but 1/3 cases may occurs bilateral, with one or more symptoms like nausea and vomiting, abdominal cramping, dizziness that associated with visual, sensory, motoric symptoms known as aura, photophobia, phonophobia and changes in emotion. As the child grown up to be an adolescent, there are drasticlly incresed in the incidence of migraine.

The main aim for this research is to identify the incidence and the clinical characteristics of migraine in children at Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik Medan Periode 2009-2012.

The type of research was discriptive retrospective whereby all the data was collected based on patient’s medical record. The data taken was the total incidence of migraine based on year and sex, clinical characteristic, type of migraine that affectthe most and the mean age of onset migraine.

From the sum of 65 childrens who had migraine, the highest distribution was on the year 2011 which brings to 20 patients (30,8%). The highest distribution based on sex is 48 female patients (73,8%). Unilateral headache has been recorded as the often symptom with 44 patients (67,7%). 55 patients (84,6%) present with migraine without aura. The mean age of onset children with migraine was between the age 16-20 years old with 32 patients (49,2%).

In conclusion, the highest distribution of children with migraine was on the year 2011 (30,8%),with unilateral headache (67,7%).


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan prpopasal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Insidensi dan Karakteristik Klinis Migrain Pada Anak di Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik Medan Periode 2009-2012” .

Dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak ternilai harganya. Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan setinggi-tinggi penghargaan kepada:

1. Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran USU.

2. Prof.dr.Guslihan Dasa Tjipta, Sp. A (K) selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Kedokteran USU.

3. dr. Nurfida Khairina Arrasyid, M.Kes.selaku dosen pembimbing.

4. dr. Dadik Wahyu Wijaya, SpAn dan dr. H.Emil Azlin, SpA (K) selaku dosen penguji.

4. Dosen dan staf/karyawan Fakultas Kedokteran USU. 5. Semua pihak yang telah membantu.

Akhirnya, peneliti menyedari bahawa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun bahasanya. Peneliti berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 1 Januari 2014

Nuriezyan Syamin binti Ab Wahab NIM: 100100416


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGHANTAR... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR ISTILAH... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.3.1 Tujuan Umum... 3

1.3.2 Tujuan Khusus... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Definisi Anak... 4

2.2 Nyeri kepala... 4

2.3 Migrain... 4

2.3.1 Definisi dan etiologi... 4

2.3.2 Tipe Migrain... 5

2.3.3 Patofisiologi dari migrain pediatrik... 7

2.3.4 Fase serangan migrain... 9

2.3.5 Simptom migrain... 10


(8)

2.3.7 Diagnosis dan Pemeriksaan... 11

2.3.8 Komplikasi... 11

2.3.9 Penatalaksanaan... 11

2.3.10 Prognosis... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 14

3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 14

3.2 Definisi Operasional... 14

BAB 4 METODE PENELITIAN... 16

4.1 Jenis Penelitian... 16

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 16

4.2.1 Waktu Penelitian... 16

4.2.2 Tempat Penelitian... 16

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 16

4.3.1 Populasi Penelitian... 17

4.3.2 Sampel Penelitian... 17

4.4 Metode Pengumpulan Data... 17

4.5 Metode Analisa Data... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN... 18

5.1 Hasil Penelitian... 18

5.1.1 Deskripsi lokasi penelitian... 18

5.1.2 Deskripsi data rekam medis... 18

5.1.2.1 Distribusi jumlah kejadian migrain... 18

5.1.2.2 Distribusi jumlah kejadian migrain menurut jenis kelamin... 19

5.1.2.3 Distribusi karakteristik klinis migrain... 19

5.1.2.4 Distribusi sifat nyeri kepala migrain... 20

5.1.2.5 Distribusi tipe hipersensitivitas... 20


(9)

5.2 Pembahasan... 22

5.2.1 Distribusi kejadian migrain pada anak berdasarkan jumlah kejadian pada tahun 2009 sehingga 2012, karakteristik klinis, sifat nyeri kepala, tipe hipersensitivitas dan rata-rata onset usia migrain... 22

BAB 6 KESIMPULAN DA SARAN... 24

6.1 Kesimpulan... 24

6.2 Saran... 24

DAFTAR PUSTAKA... 25


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1.2.1 Distribusi jumlah kejadian migrain pada anak 18 5.1.2.2 Distribusi jumlah kejadian migrain menurut

jenis kelamin 19

5.1.2.3 Distribusi karakteristik klinis migrain 19 5.1.2.4 Distribusi sifat nyeri kepala migrain 20 5.1.2.5 Distribusi tipe hipersensitivitas 20 5.1.2.6 Distribusi rata-rata onset usia migrain pada anak 21


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 3.1 Kerangka konsep insidensi dan karakteristik klinis Migrain pada anak yang di rawat di Poliklinik


(12)

DAFTAR ISTILAH

OP : Opthalmoplegik NO : Nitric oxide

MRI : Magnetic Resonance Imaging CT-Scan : Computerized Tomography Scan SSRIs : Selective Seratonin Reuptake Inhibitor


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Riwayat Hidup Peneliti

2 Surat Izin Penelitian RSUP H Adam Malik

3 Ethical Clearence

4 Tabel Induk


(14)

ABSTRAK

Migrain adalah sakit kepala berulang-ulang dengan intensitas, frekuensi dan lamanya yang berbeda-beda. Iyanya bukan hanya terjadi pada dewasa, tapi juga pada anak-anak. Sakit kepala biasanya bersifat unilateral dan 1/3 dari serangan migrain yang berlaku bersifat bilateral, umumnya disertai satu atau lebih gejala seperti mual muntah, nyeri abdomen, hoyong, yang berhubungan dengan aura (visual, sensori, motor), sensitif terhadap sentuhan, suara, cahaya, bau dan perubahan emosi. Semakin anak meningkat remaja, insidensi migrain meningkat secara drastik.

Tujuan utama penelitian ini untuk mengetahui insidensi dan karakteristik klinis migrain pada anak di Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik Medan Periode 2009-2012.

Jenis penelitian adalah penelitian diskriptif retrospektif dimana metode pengumpulan data berdasarkan rekam medis dilakukan. Data yang dinilai adalah jumlah kejadian migrain menurut tahun dan jenis kelamin, karakteristik klinis, tipe migrain yang paling sering dan rata-rata onset usia migrain.

Dari jumlah pasien dalam kasus migrain pada anak sebanyak 65 orang, insidensi migrain terbanyak adalah pada tahun 2011 yaitu sebanyak 20 orang pasien (30,8%). Jumlah pasien terbanyak menurut jenis kelamin adalah pasien perempuan yaitu 48 orang (73,8%). Karakteristik migrain dengan nyeri kepala sebelah mencatatkan keluhan tersering dengan jumlah 44 orang pasien (67,7%). Tipe migrain terbanyak adalah migrain tanpa aura yaitu sebanyak 55 orang pasien (84,6%). Distribusi terbanyak rata-rata onset usia migrain adalah kelompok usia 16-20 tahun dengan jumlah 32 orang pasien (49,2%).

Kesimpulan, distribusi terbanyak pasien anak dengan migrain adalah pada tahun 2011 (30,8%) dengan karakteristik tertinggi yaitu nyeri kepala sebelah (67,7%).


(15)

ABSTRACT

Migraine is characterized by recurrent episodes of headache with diffeternt intensity, frequency and duration. Children are also included to have this type of headache. Most often unilateral but 1/3 cases may occurs bilateral, with one or more symptoms like nausea and vomiting, abdominal cramping, dizziness that associated with visual, sensory, motoric symptoms known as aura, photophobia, phonophobia and changes in emotion. As the child grown up to be an adolescent, there are drasticlly incresed in the incidence of migraine.

The main aim for this research is to identify the incidence and the clinical characteristics of migraine in children at Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik Medan Periode 2009-2012.

The type of research was discriptive retrospective whereby all the data was collected based on patient’s medical record. The data taken was the total incidence of migraine based on year and sex, clinical characteristic, type of migraine that affectthe most and the mean age of onset migraine.

From the sum of 65 childrens who had migraine, the highest distribution was on the year 2011 which brings to 20 patients (30,8%). The highest distribution based on sex is 48 female patients (73,8%). Unilateral headache has been recorded as the often symptom with 44 patients (67,7%). 55 patients (84,6%) present with migraine without aura. The mean age of onset children with migraine was between the age 16-20 years old with 32 patients (49,2%).

In conclusion, the highest distribution of children with migraine was on the year 2011 (30,8%),with unilateral headache (67,7%).


(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Migrain merupakan gangguan sakit kepala yang bersifat berulang-ulang dengan intensitas, frekuensi dan lamanya yang berbeda-beda (Ferrari, 2007). Sakit kepala biasanya bersifat unilateral dan 1/3 dari serangan migrain yang berlaku bersifat bilateral, umumnya disertai satu atau lebih gejala seperti mual muntah, nyeri abdomen, hoyong, yang berhubungan dengan aura (visual, sensori, motor), positif riwayat keluarga selain nyeri yang hanya berkurang setelah tidur atau berada dalam ruangan yang gelap(V.Johston, 2011). Terjadi juga gejala seperti sensitif terhadap sentuhan, suara, cahaya, bau dan perubahan emosi (R.Saper, 2006).

Menurut (KJ, 2006) sakit kepala pada anak-anak seringkali tidak menimbulkan keparahan. Migrain bukan hanya terjadi pada dewasa, tapi juga pada anak-anak. Migrain adalah tipe sakit kepala yang sering terjadi di dalam populasi anak-anak (V.Johston, 2011). Sakit kepala harian yang kronik juga bisa terjadi pada anak. Dari sumber (R.Saper, 2006) melaporkan sakit kepala harian yang kronik adalah serangan sakit kepala yang terjadi minimal 15 kali per bulan dan berlangsung lebih dari 4 jam, selama lebih dari 3 bulan.

Nyeri kepala dikarenakan banyak faktor misalnya infeksi, tingkat stress yang tinggi berserta cemas dan trauma kepala minor. Lebih dari 70% kasus migrain terjadi pada penderita dengan riwayat keluarga yang juga menderita migrain ( World Health Organisation, 2012).

Migrain yang bersifat akut dan berulang sering berlaku pada anak.

Insidensi serangan migrain yang ditemukan pada anak adalah bersifat sementara jika dibandingkan dengan migrain yang terjadi pada orang dewasa. Berdasarkan penelitian di Amerika, ditemukan kira-kira 10% kasus migrain terjadi ketika anak


(17)

di usia persekolahan. Separuh dari penderita migrain mengalami serangan pertama sebelum usia 12 tahun (R.Saper, 2006).

Sebelum pubertas, anak laki-laki lebih rentan terkena serangan migrain dibandingkan dengan anak perempuan. Rata-rata usia onset migrain pada anak laki-laki adalah pada usia 7 tahun dan bagi anak perempuan pada usia 11 tahun. Semakin anak meningkat remaja, insidensi migrain meningkat secara drastik dikalangan anak perempuan 20% sampai 30% dibanding anak laki-laki 10% sampai 20%. Ini bisa disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dalam tubuh (R.Saper, 2006).

Menurut (EA, 2008) pada wanita, sering serangan migrain berlaku sebelum atau ketika menstruasi dan berkurang semasa hamil dan setelah menopause. Ini karena tiada produksi estrogen yang dihasilkan ketika hamil dan setelah menopause.

Menjelang usia 17 tahun, sebanyak 8% dari laki-laki dan 23% dari wanita pernah mengalami migrain. Walau bagaimanapun berdasarkan penelitian, ditemukan 60% penderita yang onset migrainnya terjadi ketika remaja cenderung untuk terkena migrain setelah berusia 30 tahun. Waktu puncak kejadian migrain adalah kira-kira pada usia 44 tahun dan risiko terjadi migrain menurun pada usia 50 tahun (R.Saper, 2006).

Migrain secara umumnya bisa di bagi menjadi dua tipe yaitu migrain dengan aura (classic migraine) dan migrain tanpa aura (common migraine). Migrain dengan aura adalah tipe yang parah. Laporan menunjukkan 13% anak mengalami migrain dengan aura. Sebaliknya migrain tanpa aura adalah tipe moderate. Sekitar 70% sampai 85% anak dilaporkan menderita migrain tanpa aura (Jr.C, 2010)

Aura menurut (Rohkamm, 2004) menyebabkan gangguan penglihatan misalnya terlihat garis yang berombak (seperti pengwapan), pusaran, flash cahaya, garisan bergerigi (zig-zag lines). Gambaran visual bisa putih atau berwarna menyebabkan lapangan pandang menjadi silau. Kelumpuhan unilateral (sensasi dingin) bisa terjadi. Perubahan emosi misalnya cemas, lelah, euforia, kemurungan dari pelbagai intensitas biasanya sering.


(18)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah angka kejadian migrain beserta simptom dan tipe-tipe migrain pada anak.

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum:

Insidensi Dan Karakteristik Klinis Migrain Pada Anak di Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik Medan Periode 2009-2012.

1.3.2. Tujuan khusus:

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

I. Untuk mengetahui tipe migrain yang paling sering terjadi pada anak yang berobat di Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2009-2012.

II. Untuk mengetahui onset usia migrain pada anak yang berobat di Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik Tahun 2009-2012.

1.4 Manfaat Penelitian I. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan mengenai data angka kejadian pasien anak dengan migrain.

II. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa dan sumber pustaka tentang migrain. III. Bagi pengembangan penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi yang sangat berguna bagi penelitian lain yang ingin melanjutkan penelitian ini.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Anak

Seorang anak bukan merupakan seorang dewasa dalam bentuk kecil, karena ia mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa (Abdul Latief, 2007).

Menurut (Department of Child and Adolscent Health and Development) mendefinisikan anak-anak sebagai orang yang berusia di bawah 20 tahun. Sedangkan menurut (The Convention of The Right of The Child) mendifinisikan anak sebagai orang yang berusia di bawah 18 tahun. (World Health Organisation , 2003) mendefinisikan anak-anak antara usia 0-14 tahun.

Menurut (Surabaya Media Centre, 2009) UU RI No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 1 ditegaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

2.2 Nyeri Kepala

Nyeri kepala adalah kelainan neurologis yang umum dan ditandai dengan simptom yang bersifat jinak. Walau bagaimanapun, bisa diakibatkan oleh penyakit kronis misalnya tumor otak, meningitis, dan giant cell arteritis.

Terdapat juga nyeri kepala berulang yang bersifat kronis tetapi tidak berhubungan dengan kelainan struktural atau penyakit sistemik misalnya migrain, kluster, hemikrania paroksimal dan tension-type headache (J.Boss, 2010).

2.3 Migrain

2.3.1 Definisi dan etiologi

Kata ‘migrain’ berasal dari bahasa Greek hemikrania. Kata ini kemudian di ubah kepada bahasa Latin hemigranea, dimana mendapat persetujuan dari translasi French sebagai migrain (Chaula, 2010).

Pendapat (World Health Organisation, 2012) migrain merupakan gangguan sakit kepala primer. Onset migrain sering terjadi sewaktu seseorang


(20)

mulai pubertas. Nyeri migrain di karenakan adanya mekanisme aktivasi di dalam otak dan terjadi pengeluaran substansi yang merangsang nyeri sekitar saraf dan pembuluh darah di kepala.

Migrain merupakan gangguan yang bersifat familial dengan karakteristik serangan nyeri kepala yang episiodik (berulang-ulang) dengan intensitas, frekuensi dan lamanya yang berbeda-beda (Ferrari, 2007). Nyeri kepala biasanya bersifat unilateral (walaupun 1/3 dari serangan migrain yang berlaku bersifat lateral), umumnya disertai satu atau lebih gejala seperti gangguan penglihatan, mual, muntah, hoyong, hipersensitif terhadap bunyi, cahaya, sentuhan, bau, kaku pada ekstrimitas atau wajah (Headache Classification Committee of The International Headache Society, 2004)

Menurut (DW, 2007) etiologi migrain masih belum diketahui. Nyeri migrain melibatkan pembuluh darah di otak, inervasi pembuluh darah trigeminal dan refleks trigeminal vaskular dengan sistem parasimpatetik di kranial. Menurut (H.Ropper, 2005) investigasi yang dilakukan bertahun-tahun oleh Harold Wolff, sakit kepala pada migrain adalah disebabkan oleh dilatasi arteri di ekstrakranial.

2.3.2 Tipe Migrain

Menurut (Headache Classification Committee of The International Headache Society, 2004) mengklasifikasikan migrain kepada dua yaitu migrain dengan aura dan migrain tanpa aura. Pada umumnya migrain pada anak diklasifikasikan menjadi lima, yaitu:

(a) Migrain dengan aura (classic migraine)

Migrain jenis ini tidak sering ditemukan dan hanya terjadi 15% sampai 30% dari keseluruhan kejadian serangan migrain. Migrain ini tidak jelas penyebabnya (idiopatik), bentuk serangan gejala neurologis berasal dari kors serebri dan batang otak. Manifestasi sakit kepala biasanya disertai mual dengan atau tanpa fotofobia. Onset migrain pada anak sering terjadi pada siang hari dan semakin meningkat usia, serangan migrain terjadi pada awal pagi.


(21)

(b) Migrain tanpa aura (common migraine)

Migrain yang paling sering pada anak sekitar 75% sampai 80% dari keseluruhan kejadian serangan migrain. Sakit kepalanya hampir sama dengan migrain dengan aura tetapi etiologinya lebih idiopatik dan banyak berhubungan dengan tension type-headache. Nyerinya dapat digambarkan oleh denyutan-denyutan pada salah satu bagian sisi kepala. Kepala terasa berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat disertai mual, fotofobia dan fonobia. Bersifat kronis dengan manifestasi nyeri kepala 4 jam sampai 72 jam.

(c) Complicated migraine

Migrain dengan serangan yang berhubungan dengan gejala neulorogis atau gejala menyerupai sakit kepala. Misalnya migrain hemiplegik dan migrain opthalmoplegik (OP). Migrain hemiplegik mengakibatkan kelemahan pada satu sisi tubuh. OP adalah kelainan yang jarang berlaku dan di tandai dengan sakit kepala unilateral yang parah dikarenakan kelumpuhan saraf okular. OP melibatkan saraf okulomotor yang mengakibatkan dilatasi pupil dan kekambuhan bisa menyebabkan penurunan fungsi saraf.

(d) Migrain basilar (Bickerstaff migraine)

Migrain yang sering dijumpai pada gadis remaja. Sakit kepala pada bagian occipital yang disertai aura berterusan pada batang otak, occipital dan atau disfungsi serebelar misalnya ataksia, masalah pendengaran, gangguan kesadaran, diplopia, hoyong, gangguan penglihatan dan lemah. Pemicu tersering kepada serangan migrain ini di karenakan trauma minor kepala. Gejala neurologik biasanya berlaku dalam durasi yang singkat.


(22)

(e) Migrain konfusional

Migrain ini jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi pada dekade kedua hidup. Serangan nyeri dikarenakan trauma kepala minor dengan karakteristik bingung dan agitasi yang berkembang dengan cepat. Pada anak yang menderita migrain konfusional akan terlihat resah, seakan mengigau dan tampak dalam keadaan nyeri tetapi tidak mengeluhkan sakit kepala. Setiap serangan berlangsung kurang dari 6 jam dan diikuti dengan tidur yang lena. Anak akan kembali normal setelah bangun dari tidur. 2.3.3 Patofisologi dari migrain pediatrik

(a) Teori dari migrain

Teori pembuluh darah (vaskular) yang di kemukakan Graham dan Wolff pada tahun 1938 menerangkan gangguan sensorik dan motorik pada migrain yang disertai aura. Terdiri atas dua fase, fase pertama (prodromal phase) yang ditandai adanya vasospasm yang menyebabkan iskemik serebral yang fokal dan simptom neurologis yang sementara. Manakala fase kedua berlaku akibat vasodilatasi dari pembuluh darah intrakranial dan ekstrakranial. Otak mengalami asidosis dan rangsangan serabut nyeri pada dinding arteri mengakibatkan sakit kepala yang dahsyat.

(b) Serotonin

Serotonin adalah neurotransmiter yang terlibat untuk memicu seseorang untuk tidur, depresi dan memori. Hormon yang dikeluarkan secara intermiten dari neuron seratogernik di pons bisa memicu pengeluaran serotonin (5-hydroxytryptamine) pada satu sisi korteks occipital. Ini kemudian menyebabkan tersebarnya gelombang eksititasi yang diikuti oleh depresi oleh aktivitas neuronal.


(23)

(c) Nitrogen monoksida (nitric oxide)

Kajian terbaru menemukan nitric oxide (NO) dipercayai pencetus dilatasi arterial serebri dan menunda sakit kepala pada penderita migrain tetapi ianya tidak menimbulkan aura. NO meregulasi tekanan darah, menginhibisi fungsi platelet dan bertindak sebagai neurotransmitter. Ia bekerja di pusat nyeri, meregulasi vasodilatasi pada sistem saraf pusat dan dihasilkan oleh NO sintase di neuron.

(d) Disfungsi mitokondria

Kelainan pada metabolisma energi di otak karena disfungsi mitokondria mengenai sebagian besar penderita migrain dengan aura maupun tanpa aura.

(e) Kalsium kanalopati

Kanal ion mengontrol dan menstabilkan potensi listrik sepanjang membran sel. Apabila terjadi mutasi gen di kanal ion ianya akan mengakibatkan pelbagai kelainan neurologis.

(f) Inflamasi steril

Proses inflamasi steril mengakibatkan terjadinya pelepasan vasoaktif neuropeptida misalnya substensi P dan neurokinin A dari saraf trigeminal. Ini menyebabkan vasodilatasi dari arteri dan arteriol, dimana ia akan mengaktifkan sel-sel endotel, sel mast dan platelet. Akibatnya terjadilah pelepasan mediator-mediator inflamasi seperti histamin, peptikinin, prostaglandin dan ketakolamin. Mediator-mediator ini mengakibatkan kontraksi dan relaksasi otot polos dan terjadinya simptom-simptom migrain.


(24)

2.3.4 Fase serangan migrain

Serangan migrain memiliki 4 fase potensi yaitu:

(a) Prodome

Fase ini dimiliki oleh migrain dengan aura maupun migrain tanpa aura. Gejala bisa timbul 24 jam sebelum sakit kepala. Antara gejala yang bakal timbul adalah sifat cepat marah, kemurungan, penurunan atau peningkatanvnafsu makan, anoreksia, gangguan waktu tidur dan retensi cairan. Secara umum fase ini merupakan amaran serangan daripada simptom-simptom yang dinyatakan. (Rohkamm, 2004)

(b) Aura

Aura adalah gangguan fokal cerebral yang muncul seiring dengan onset sakit kepala. Aura bisa timbul tanpa rasa sakit kepala ataupun lebih parah dan mengganggu dari sakit kepala. Hanya 10% sampai 20% anak dengan migrain mengalami aura. Sering durasi aura bertahan dari 5 menit sampai 20 menit dan kurang dari 30 menit.

(c) Sakit kepala

Fase sakit kepala pada serangan migrain anak biasanya lebih singkat durasinya dibandingkan pada orang dewasa. Sakit kepala pada anak bisa berlangsung selama 30 menit sampai 48 jam tetapi sering kurang dari 4 jam. Antara simptom pada fase ini adalah ekstrimitas teraba dingin, mual, muntah, anoreksia, diarrhea, konstipasi, hoyong, keringat berlebihan, kebas, fotofobia, fonofobia.


(25)

(d) Postdrome

Selapas fase sakit kepala pasien bisa merasakan bahawa dia lebih bertenaga atau lebih lelah dan letargi. Fase ini bisa berlangsung dari jam sampai berhari.

2.3.5 Simptom migrain

Walaupun simptom pada setiap individu mungkin berbeda tetapi beberapa simptom umum dari migrain adalah:

(a) nyeri kepala yang berdenyut. Pada anak, nyeri biasanya mengenai daerah anterior atau bilateral kepala. Manakala pada dewasa nyeri kepala sering pada satu sisi kepala

(b) kulit yang pucat (c) sensitif terhadap bunyi (d) sensitif terhadap cahaya (e) kurang nafsu makan

(f) mual dan muntah, nyeri abdominal.

2.3.6 Perkara yang mencetuskan migrain

Pada kebanyakan penderita migrain pada anak dan dewasa, nyeri migrain ini di cetuskan oleh faktor eksternal. Pencetus pada setiap individu itu berbeda. Antaranya adalah:

(a) Stress

(b) Kurang waktu tidur (c) Menstruasi

(d) Perubahan pola atau corak makan (e) Kafein

(f) Perubahan cuaca (g) Obat-obat (h) Diet


(26)

2.3.7 Diagnosis dan Pemeriksaan

Mendiagnosis tipe nyeri kepala secara benar diperlukan bagi membisakan pasien mendapat perawatan yang efektif. Evaluasi yang paling penting ialah ditanyakan riwayat nyeri kepala pasien beserta riwayat keluarga pasien. Riwayat nyeri kepala pasien ini termasuklah serangan nyeri kepala dini dan sebelumnya terutama saat, ketika, dan selepas nyeri kepala. Frekuensi, durasi dan yang berkaitan dengan simptom dari nyeri kepala tersebut juga ditanyakan. Riwayat obat-obat masa lalu, ketika ini yang di konsumsi (Chaula, 2010)

Pada pemeriksaan neurologis pemeriksa akan menanyakan apakah adanya gangguan pergerakan, koordinasi maupun sensasi. Sekiranya anak hanya mengalami masalah simptom, pemeriksaan neurologis lanjutan tidak akan dilakukan. Terdapat kemungkinan perlu dilakukan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan atau Computerized Tomography Scan (CT scan) bagi menyingkirkan diagnosis lainnya seperti tumor, stroke, aneurism, infeksi dan pelbagai masalah medis lainnya yang juga bisa menyebabkan nyeri kepala.

2.3.8 Komplikasi

Penderita migrain mempunyai resiko yang tinggi untuk mendapat epilepsi, depresi, gangguan ansietas dan stroke (Ferrari, 2007)

2.3.9 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan migrain tanpa aura (common migraine) bergantung kepada frekuensi dan tingkat keparahan dari serangan. Apabila serangan migrain jarang berlaku atau akut, rawatan biasanya tidak diperlukan (Mumenthaler, 2006)

Penatalaksanaan migrain pada anak mempunyai 3 fase. Pertama, mengedukasi pasien dan atau orang tua pasien tentang pencetus migrain. Kedua, menyusun planat perawatan sekiranya berlaku serangan akut. Yang terakhir mempertimbangkan profilaksis pada pasien yang sering terkena serangan migrain.


(27)

(a) Penerangan dan edukasi

Menjelaskan kepada pasien dan orang tua pasien bahwa ia bukanlah tumor otak maupun perkara mengancam jiwa lainnya. Waktu tidur dan waktu makan yang reguler serta jadwal harian yang tidak padat seharusnya diterapkan. Mengenal pasti pencetus migrain pada anak dapat mengurangkan kejadian serangan migrain. Merobah gaya hidup bisa membantu mengontrol migrain karena migrain sering dipacu oleh faktor eksternal. Menurut kajian yang dilakukan, berolahraga selama 40 menit 3 kali seminggu selama 3 bulan dapat mengurangkan serangan migrain dengan kadar rata-rata sebanyak 0.93 pada bulan terakhir pengobatan. Lakukan diet yang benar bagi mengontrol pencetus migrain misalnya kafein, cokolat, monosodium glutamat, kacang-kacangan dan buah-buahan misalnya jeruk, pisang, alpokat dan buah yang telah mengalami proses pengeringan seharusnya dielakkan.

(b) Serangan akut

Saat terjadinya serangan migrain minta anak untuk berbaring di ruangan yang gelap dan sunyi dan sebaiknya tidur disaat serangan. Bisa diberikan analgesik acetaminofen atau ibuprofen. Promethazine dapat menghilangkan mual, rasa hoyong dan sepertinya dapat mengurangkan nyeri. Oleh karena itu ianya sering digunakan pada perawatan awal. Secara umumnya, semakin cepat penanganan awal diberikan, semakin kurang tingkat keparahan nyeri terjadi.

(c) Profilaksis

Tujuan utama pemberian profilaksis adalah untuk mencegah serangan migrain dan mengurangkan frekuensi dan keparahan daripada serangan. Setengah dari pasien mengalami 50% pengurangan migrain. Kebanyakan profilaksis mempunyai efek yang pelbagai. Oleh karena itu, dipertimbangkan kepada pasien yang mendapat serangan 1-2 kali seminggu untuk diberi profilaksis. Antara obat profilaksis yang diresepkan


(28)

adalah amitriptilin, propranolol, selective seratonin reuptake inhitor (SSRIs), antikonvulsan, riboflavin dan anti-depresi tricyclic. Penggunaan obat ini efektif pada awalnya dan menjadi inefektif setelah penggunaan berlama-lama. Withdrawal drug haruslah dilakukan secara berperingkat bagi mengelakkan kejadian migrain semakin parah. Menurut Rohkamm (2004) pemilihan pertama diberikan beta-bloker (metoprolol, propanolol). Yang kedua flunarizin atau valproate.

Perawatan status migrainosus

Perawatan agresif diperlukan dan bisa juga dilakukan pada passien rawat jalan. Terdapat 5 prinsip perawatan: hidrasi, analgesia, anti-migrain yang spesifik, anti-emetics dan sedasi. Oleh karena migrain bisa menyebabkan muntah dan berkurangnya nafsu makan, rawatan rehidrasi dimulakan sebagai rawatan paling awal. Di berikan cairan Ringer Laktat secara intravena diikuti dengan pemberian cairan Dekstrosa 5% sampai 10% sekiranya perlu. Pemberian analgesia seperti ketarolak secara intramuskulus atau naproxen atau indometasin secara rektal supositoria (Jr.C, 2010)

2.3.10 Prognosis

Pengobatan berhasil pada kebanyakan anak yang mengalami migrain. 50% dari anak yang dilaporkan migrain pulih dalam masa 6 bulan paska perawatan.


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Pasien anak dengan migrain Insidensi migrain yang dirawat di Poliklinik -usia

Anak RSUP H Adam Malik -jenis kelamin Tahun 2009-2012

Karakteristik klinis migrain

Gambar 3.1: Kerangka konsep insidensi dan karakteristik klinis migrain pada anak yang di rawat di Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2009-2012.

3.2Definisi Operasional

• Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang bila ia beubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain (Sudigdo Sastroasmoro, 2010).

• Variabel dependen (variabel tergantung) adalah variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas (Sudigdo Sastroasmoro, 2010).

• Pasien anak yang berusia 20 tahun ke bawah dan menderita migrain yang dirawat di Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik.


(30)

Alat ukur : Rekam medis

Hasil ukur : Rujukan data dari rekam medis Skala ukur : Nominal

• Insidensi migrain adalah jumlah kasus baru penyakit pada anak yang muncul dalam satu periode waktu dibandingkan dengan unit populasi tertentu dalam periode waktu tertentu di Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik. Menurut sumber (Kamus Kesehatan, 2011) Insiden adalah jumlah kasus penyakit dimulai, atau kematian terjadi, selama suatu periode terntentu pada populasi tertentu

Cara ukur : Observasional Alat ukur : Rekam medis Hasil ukur : Usia

Jenis kelamin Skala ukur : Interval

Nominal

• Karakteristik klinis migrain adalah gelaja klinis migrain yang timbul ketika anak terkena serangan migrain.

Cara ukur : Observasional Alat ukur : Rekam medis

Hasil ukur : Nyeri kepala sebelah Mual

Muntah

Nyeri abdominal Fotofobia

Fonofobia

Penurunan nafsu makan Skala ukur : Nominal


(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

2.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat retrospektif. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dalam bentuk data sekunder dari rekam medis yang bertujuan untuk mengetahui insidensi dan karakteristik migrain pada anak di Poliklinik Anak di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2009-2012.

2.2Waktu dan Tempat Penelitian

2.2.1 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013-Desember 2013, adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Penetapan judul, konsultasi penyusunan proposal oleh dosen pembimbing, survey data penelitian dari tempat penelitian, penyerahan proposal, persiapan seminar proposal, seminar proposal, pengumpulan data, penambahan makalah dan presentasi hasil penelitian.

2.2.2 Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik, Medan provinsi Sumatera Utara. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah dengan pertimbangan bahwa RSUP H Adam Malik Medan merupakan rumah sakit pusat rujukan untuk wilayah regional Sumatera Utara.


(32)

2.3.1 Populasi

Populasi target penelitian ini adalah seluruh anak dengan migrain yang berusia 20 tahun dan kebawah yang datang berobat ke Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik, Medan.

2.3.2 Sampel

Pada penelitian ini digunakan metode total sampling, dimana sebanyak 65 orang pasien anak dengan migrain di Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik, Medan dimasukkan sebagai subjek penelitian. 4.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai dengan membawa surat pengantar dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ke direktur RSUP H Adam Malik. Pengumpulan data dilakukan dengan data sekunder yang diperoleh dari pencatatan pada rekam medis pada anak yang dirawat di Poliklinik Anak RSUP H Adam Malik.

4.5.Metode Analisa Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan adalah melalui program komputer yang sesuai. Hasilnya kemudian dipresantasikan dengan menggunakan tabel distribusi, frekuensi dan dilakukan pembahasan sesuai dengan pustaka yang ada (Wahyuni, 2007).


(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil penelitian

5.1.1 Deskripsi lokasi penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit milik pemerintah yang ditujukan sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat, Rumah Sakit Pendidikan dan penelitian tim kesehatan. Penelitian tepatnya dilakukan di Poliklinik Anak dan Ruang Rekam Medik RSUP H.Adam Malik Medan.

RSUP H.Adam Malik merupakan rumah sakit tipe A sesuai dengan SK Menkes No. 547/Menkes/SK/VII/1998 dan juga berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991.

5.1.2 Deskripsi data rekam medis

Perhitungan data rekam medis dilakukan sejak 1 Januari 2009 hingga 31 Desember 2012 pada anak yang berobat di Poliklinik Anak RSUP H.Adam Malik Medan. Jumlah data rekam medis bagi pasien anak yang mengalami migrain adalah sebanyak 65.

Tabel 5.1.2.1 Distribusi jumlah kejadian migrain pada anak

Tahun Pengobatan N %

2009 13 20,0

2010 17 26,2

2011 20 30,8

2012 15 23,1

Jumlah 65 100,0

Tabel 5.1.2.1 di atas menunjukkan distribusi jumlah kejadian migrain pada anak. Didapatkan distribusi menurut tahun pengobatan, tahun 2011 mencatatkan


(34)

kasus tertinggi yaitu sebanyak 20 orang pasien (30,8%) manakala pada tahun 2009 mencatatkan kasus terendah yaitu seramai 13 orang pasien (20%).

Tabel 5.1.2.2 Distribusi jumlah kejadian migrain pada anak menurut jenis kelamin

Tahun rawatan Jumlah

2009 2010 2011 2012

Jenis kelamin

Laki-laki 2 5 4 6 17

Perempuan 11 12 16 9 48

Jumlah 13 17 20 15 65

Tabel 5.1.2.2 di atas menunjukkan daripada jumlah 65 orang pasien anak yang datang berobat sepanjang tahun 2009 sehingga 2012, pasien perempuan mencatatkan jumlah tertinggi yaitu sebanyak 48 orang pasien (73.8%).

Tabel 5.1.2.3 Distribusi karakteristik klinis migrain pada anak

Karakteristik

Migrain Jumlah %

Jumlah %

Positif Negatif Positif Negatif Nyeri kepala

sebelah

44 21 67,7 32.3 100

Mual 29 36 44,6 55.4 100

Muntah 22 43 33,8 66.2 100

Hiperensitif (cahaya,bunyi)

10 55 15,4 84.6 100

Nyeri abdomen 6 59 9,2 90.8 100

Anoreksia 3 62 4,6 95.4 100


(35)

Tabel 5.1.2.3 di atas menunjukkan distribusi karakteristik klinis migrain pada anak yang sering kali dikeluhkan. Walau bagaimanapun seorang pasien bisa mengalami lebih daripada satu karakteristik klinis. Didapati karakteristik migrain nyeri kepala sebelah mencatatkan keluhan tersering dengan jumlah 44 orang pasien (67,7%). Karakteristik migrain dengan pucat dan anoreksia kedua-duanya mencatatkan jumlah yang sama dan yang paling sedikit yaitu 3 orang pasien (4,6%).

Tabel 5.1.2.4 Distribusi sifat nyeri kepala migrain

Sifat nyeri kepala migrain N %

Seluruh kepala 21 32,3

Kiri kepala 17 26,2

Belakang kepala 9 13,8

Hadapan kepala 3 4,6

Jumlah 65 100,0

Tabel 5.1.2.4 di atas menunjukkan sifat nyeri kepala sebelah (kanan kepala, kiri kepala, belakang kepala, hadapan kepala) secara keseluruhannya mencatatkan keluhan tertinggi pada pasien yaitu sebanyak 44 orang pasien (67,7%). Sifat nyeri kepala meyeluruh hanya mencatatkan sebanyak 21 orang pasien (32,3%).

Tabel 5.1.2.5 Distribusi tipe hipersensivitas terhadap pasien migrain

Hipersensitivitas N %

Tiada keluhan Cahaya

55 8

84,6 12,3

Cahaya dan bunyi 2 3,1

Jumlah 65 100,0


(36)

Tabel 5.1.2.5 di atas menunjukkan tiada keluhan hipersensitivitas terhadap cahaya maupun bunyi (migrain tanpa aura) mencatatkan jumlah tertinggi yaitu sebanyak 55 orang pasien (84,6%). Manakala hipersensitivitas terhadap cahaya dan bunyi hanya mencatatkan jumlah pasien 2 orang (3,1%).

Tabel 5.1.2.6 Distribusi onset usia migrain pada anak

Kelompok Usia (Tahun) N %

0-5 1 1,5

6-10 7 10,8

11-15 25 38,5

16-20 32 49,2

Jumlah 65 100,0

Tabel 5.1.2.6 di atas menunjukkan kelompok usia 16-20 tahun mencatatkan kasus paling banyak dengan jumlah 32 orang pasien (49,2%). Manakala kelompok usia 0-5 tahun hanya mencatatkan satu kasus sahaja (1,5%) dan seterusnya mencatatkan kelompok usia paling sedikit dalam kasus migrain pada anak.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Distribusi kejadian migrain pada anak berdasarkan jumlah kejadian pada tahun 2009 sehingga 2012, karakteristik klinis, sifat nyeri kepala, tipe hipersensitivitas dan rata-rata onset usia migrain.

Berdasarkan distribusi jumlah kejadian migrain dari 65 pasien yang datang mendapatkan pengobatan dari tahun 2009 sehingga 2012 didapati pada tahun 2011 mencatatkan kasus tertinggi yaitu sebanyak 20 orang pasien (30,8%). Kasus kedua tertinggi dicatatkan pada tahun 2010 yaitu sebanyak 17 orang pasien (26,2%). Pada tahun 2012 jumlah kasus mencatatkan angka ketiga tertinggi yaitu sebanyak 15 orang (23,1%). Jumlah kasus terendah dicatatkan pada tahun 2009 yaitu sebanyak 13 orang pasien (20,0%).


(37)

Berdasarkan distribusi jumlah kejadian migrain pada anak menurut jenis kelamin yang datang berobat sepanjang tahun 2009 sehingga 2012, didapati pasien perempuan mencatatkan jumlah tertinggi yaitu sebanyak 48 orang pasien. Sebaliknya hanya 17 orang pasien laki-laki.

Berdasarkan distribusi karakteristik klinis migrain pada anak yang datang berobat sepanjang tahun 2009 sehingga 2012, didapati keluhan tersering pada migrain adalah nyeri kepala sebelah dengan jumlah 44 orang dari 65 orang pasien (67,7%). Ini sesuai berdasarkan (V.Johston, 2011) yang menyatakan sakit kepala biasanya bersifat unilateral dan 1/3 dari serangan migrain yang berlaku bersifat bilateral. Keluhan kedua tertinggi dicatatkan adalah mual (44,6%) diikiuti oleh keluhan muntah (33,8%). Keluhan pucat dan nyeri abdomen masing-masing mencatatkan angka keempat dan kelima tertinggi dengan masing-masing (15,4%) dan (9,2%). Sementara karakteristik migrain dengan pucat dan anoreksia kedua-duanya mencatatkan angka kejadian yang sama dan yang paling sedikit keluhannya yaitu 3 orang pasien (4,6%).

Berdasarkan distribusi sifat nyeri kepala pada pasien anak dengan migrain, ditemukan bahwa sifat nyeri kepala sebelah (kanan kepala, kiri kepala, belakang kepala, hadapan kepala) secara keseluruhannya mencatatkan keluhan tertinggi pada pasien yaitu sebanyak 44 orang pasien (67,7%). Walau bagaimanapun sifat nyeri kepala meyeluruh hanya mencatatkan sebanyak 21 orang pasien (32,3%). Berdasarkan distribusi tipe hipersensitivitas terhadap cahaya dan atau bunyi, migrain tanpa aura (tiada keluhan keduanya) mencatatkan jumlah tertinggi yaitu sebanyak 55 orang pasien (84,6%). Ini bersesuaian menurut (Jr.C, 2010) migrain tanpa aura adalah tipe moderate. Sekitar 70% sampai 85% anak dilaporkan menderita migrain tanpa aura. Manakala migrain dengan aura dengan keluhan hipersensitivitas terhadap cahaya sahaja mencatatkan jumlah 8 orang (12,3%) dan hipersensitivitas terhadap keduanya hanya mencatatkan jumlah pasien 2 orang (3,1%).

Berdasarkan distribusi onset usia migrain pada anak menurut kelompok usia, kasus tertinggi dicatatkan oleh kelompok usia 16-20 tahun dengan jumlah 32 orang pasien (49,2%). Ditemukan kelompok usia 11-15 mencatatkan angka


(38)

kejadian kedua tertinggi dengan 25 orang pasien (38,5%). Kelompok usia 6-10 tahun pula mencatatkan sebanyak 7 orang pasien (10,8%). Manakala kelompok usia 0-5 tahun hanya mencatatkan satu kasus sahaja (1,5%) dan sekaligus menjadi kelompok usia paling sedikit dalam kasus migrain pada anak. Ini bersesuaian dengan semakin anak meningkat remaja, insidensi migrain meningkat secara drastik dikalangan anak perempuan 20% sampai 30% dibanding anak laki-laki 10% sampai 20%. Ini bisa disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dalam tubuh (R.Saper, 2006).


(39)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Jumlah pasien dalam kasus migrain pada anak adalah sebanyak 65 orang dengan distribusi terbanyak berdasarkan tahun pengobatan adalah pada tahun 2011 yaitu sebanyak 20 orang pasien. Karakteristik migrain dengan nyeri kepala sebelah adalah yang terbanyak dengan jumlah 44 orang serta tipe migrain tanpa aura (tiada keluhan hipersensitivitas terhadap cahaya maupun bunyi) yaitu sebanyak 55 orang. Onset usia migrain terbanyak berdasarkan kelompok usia adalah pada usia 16-20 tahun dengan catatan kasus sebanyak 32 orang pasien.

6.2 Saran

6.2.1 Pasien serta orang tua pasien harus mendapatkan penerangan dan edukasi yang lebih mendalam tentang pencetus migrain agar angka kejadian serta frekuensi serangan migrain dapat dikurangkan.

6.2.2 Menggalakkan pasien membuat catatan harian bagi mencatat serangan nyeri kepala yang berlaku. Ini efektif bagi menilai penyebab sebenar penyakit.

6.2.3 Pihak rumah sakit haruslah lebih teratur dan lengkap dalam

penulisan, penyimpanan, dan perawatan rekam medis agar peneliti lebih mudah untuk melakukan penelitian dalam pengumpulan data rekam medis dengan teratur.


(40)

Daftar Pustaka

Abdul Latief, S. T. (2007). Pertumbuhan dan Perkembangan Jasmani. Dalam Ilmu Kesehatan Anak (7 ed., Vol. 1, hal. 146).

Chaula, J. (2010). Migraine. Dipetik MEI 16, 2013, dari medscape: http://www.emedicine.medscape.com/article/1142556-overview#aw2aab6b2b2

World Health Organisation. (2012). Statistic of migraine. Dipetik MEI 12, 2013, dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs277/en/

Abdul Latief, S. T. (2007). Pertumbuhan dan Perkembangan Jasmani. Dalam Ilmu

Kesehatan Anak (7 ed., Vol. 1, hal. 146).

Chaula, J. (2010). Migraine. Dipetik MEI 16, 2013, dari medscape:

http://www.emedicine.medscape.com/article/1142556-overview#aw2aab6b2b2 DW, L. (2007). Headache in Children and Adolscents. Dalam Curr Probl Pediatr

Addesc Health Care (6th ed., hal. 207).

EA, M. (2008). Menstrual Migraine. Dalam Curr Opin Neurol (hal. 309).

Ferrari, G. P. (2007). Migraine as a cerebral ionopathy with abnormal central sensory prosessing. Dalam Neurobiology of disease. Elsivier.

H.Ropper, A. (2005). Headache and other craniofacial pain.Migraine. Dalam

Adams and Victor's Principles of Neurology (8th ed., hal. 159). McGraw Hill.

Headache Classification Committee of The International Headache Society. (2004). The international classification of headache disorder (2nd ed.).

J.Boss, B. (2010). Disorders of the central and peripheral nervous systems and the neuromuscular junction. Dalam S. E. Kathryn L. McCance, Pathophysiology

The Biologic Basis for Diseasein Adults and Children (6 ed., hal. 609).

Jr.C, W. C. (2010). Migraine in children. Dipetik Mei 12, 2013, dari Medscape: http://www.emedicine.medscape.com/article/1179268-overview#aw2aab6b4


(41)

Kamus Kesehatan. (2011). Dipetik Jun 1, 2013, dari http://www.kamuskesehatan.com/arti/insiden

KJ, M. (2006). An Approach toi Childrenwith Chronic Daily Headache

Developmental Medicine & Child Neurology.

Mumenthaler, M. (2006). Painful syndromes.Migraine treatments. Dalam E. T. Henrich Mattle, Fundamentals of Neurology (hal. 245). Thieme.

R.Saper, J. (2006). Migraine in Children. Dipetik MEI 7, 2013, dari Migrain Research Foundation:

http://www.migraineresearchfoundation.org/migraine%20in%20children.hthm Rohkamm. (2004). Type of migraine. Dalam Colour Atlas of Neurology (2nd ed., hal. 189).

Sudigdo Sastroasmoro, A. A. (2010). Variabel dan hubungan antar-variabel. Dalam S. I. Sudigdo Sastroasmoro, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis (3rd ed., hal. 256).

Surabaya Media Centre. (2009). Peradilan dan Perlindungan Anak-anak.

Perlindungan Anak UU RI no.23 Tahun 2002 , hal. 119.

V.Johston, M. (2011). Migraine. Dalam Pediatric Book of Nelson (19th ed., hal. 1012-2014).

Wahyuni, A. S. (2007). Pengolahan data dengan SPSS. Dalam Statiska Kedokteran

(hal. 123).

World Health Organisation. (2012). Primer Headache. Dipetik MEI 17, 2013, dari http://www.who.int/mediacentre/migraine/fs286/en/


(42)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nuriezyan Syamin binti Ab Wahab

Tempat/ Tanggal Lahir : Johor, Malaysia/ 21 Juni 1990

Agama : Islam

Alamat : Jl Dr.Mansyur Baru, No.3, Medan

Riwayat Pendidikan : 1. Starlight Kindergarden, Johor (1995-1996)

2. Sekolah Rendah Kebangsaan Perempuan Sultan Ibrahim, Johor (1997-2002)

3. Sekolah Menengah Kebangsaan Aminuddin Baki, Johor (2003-2007)

4. Kolej Matrikulasi Melaka (2008-2010)

5. Universitas Sumatera Utara, Medan (2010) Riwayat Organisasi : 1. Ahli Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia

Cawangan Medan


(43)

(44)

(45)

(46)

LAMPIRAN 4 N O JENIS KELA MIN USI A (TH N) THN BERO BAT SAKIT KEPAL A PUC AT HIPE R- SENSI TIF MU AL MUN TAH ANORE KSIA NYERI ABDO MEN

1 P 13 2011 BELAK

ANG

- - - -

2 L 12 2010 KIRI - CAHA

YA

MU AL

- - -

3 L 14 2010 BELAK

ANG

- - MU

AL

- - -

4 P 6 2010 SELUR

UH

- - MU

AL

- - -

5 P 7 2011 DEPAN - - - -

6 P 16 2010 KIRI PUC

AT

- - - - -

7 P 17 2011 KIRI - - - -

8 P 18 2012 KIRI - - - -

9 L 13 2011 DEPAN - - MU

AL MUNT AH ANORE KSIA - 1 0

L 12 2011 SELUR

UH

- - - MUNT

AH

- -

1 1

P 4 2011 SELUR

UH PUC AT - - - - - 1 2

L 8 2011 KANA

N

- - - -

1 3

P 19 2010 KANA

N

- CAHA

YA, BUNY I - - - - 1 4

P 17 2010 KANA

N

- - MU

AL

- - -

1 5

P 16 2011 KANA

N

- - MU

AL

- - -

1 6

P 17 2011 SELUR

UH

- - - -

1 7

P 15 2010 KIRI - - - -

1 8

P 20 2011 SELUR

UH

- - - -


(47)

9 ANG AL 2

0

P 19 2010 SELUR

UH

- - - -

2 1

P 18 2011 KIRI - - - -

2 2

P 20 2011 KANA

N

- - MU

AL MUNT AH - - 2 3

P 19 2012 SELUR

UH

- - - -

2 4

L 19 2010 KIRI - - - -

2 5

P 8 2009 SELUR

UH

- - MU

AL

- - -

2 6

P 16 2009 SELUR

UH

- - - -

2 7

P 17 2009 SELUR

UH

- - MU

AL MUNT AH - - 2 8

P 19 2010 KIRI - - - -

2 9

P 18 2011 KIRI - - MU

AL MUNT AH - - 3 0

P 10 2012 SELUR

UH

- - MU

AL

MUNT AH

- NYERI

ABDO MEN 3

1

L 14 2012 KIRI - - MU

AL MUNT AH - - 3 2

P 17 2012 BELAK

ANG

- - - -

3 3

L 11 2012 KANA

N

- - MU

AL MUNT AH - - 3 4

P 18 2012 SELUR

UH

- - - -

3 5

P 19 2012 KIRI - - MU

AL

- - -

3 6

L 13 2012 BELAK

ANG

- - - -

3 7

L 12 2012 KANA

N

- - - MUNT

AH

- -

3 8

L 15 2011 BELAK

ANG

- CAHA

YA MU AL - - - 3 9

P 11 2011 KANA

N

- - - -

4 0

P 14 2011 BELAK

ANG

- CAHA

YA

MU AL

- - -


(48)

1 ANG AL AH 4

2

P 11 2011 KANA

N

- CAHA

YA MU AL MUNT AH - - 4 3

P 18 2011 KIRI - CAHA

YA

- MUNT

AH

- -

4 4

L 19 2010 BLKG - - MU

AL MUNT AH ANORE KSIA NYERI ABDO MEN 4 5

P 18 2009 SELUR

UH

- - - TIDAK

4 6

P 16 2010 KANA

N

- - MU

AL MUNT AH ANORE KSIA YA 4 7

P 11 2009 SELUR

UH

PUC AT

- MU

AL

MUNT AH

- NYERI

ABDO MEN 4

8

P 11 2009 SELUR

UH

- - - MUNT

AH

- -

4 9

L 10 2009 KANA

N

- - - MUNT

AH

- -

5 0

P 15 2010 SELUR

UH

- - MU

AL MUNT AH - - 5 1

P 14 2009 KIRI - - - -

5 2

L 13 2009 KIRI - - MU

AL

- - -

5 3

L 14 2010 KIRI - - - -

5 4

L 19 2012 KIRI - CAHA

YA

- - - NYERI

ABDO MEN 5

5

P 8 2010 SELUR

UH

- - - MUNT

AH

- -

5 6

P 15 2010 SELUR

UH

- CAHA

YA, BUNY I MU AL - - - 5 7

P 14 2009 KIRI - - - -

5 8

L 17 2012 SELUR

UH

- - - -

5 9

P 16 2012 KANA

N

- - MU

AL MUNT AH - - 6 0

P 17 2012 SELUR

UH

- - - -


(49)

1 UH AL AH 6

2

P 18 2009 KIRI - - - -

6 3

P 11 2009 SELUR

UH

- - - -

6 4

P 17 2009 KANA

N

- - - -

6 5

P 20 2010 KANA

N


(50)

LAMPIRAN 5

tahun rawatan Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2009 13 20,0 20,0 20,0

2010 17 26,2 26,2 46,2

2011 20 30,8 30,8 76,9

2012 15 23,1 23,1 100,0

Total 65 100,0 100,0

jenis kelamin * tahun rawatan Crosstabulation Count

tahun rawatan

Total

2009 2010 2011 2012

jenis kelamin

laki-laki 2 5 4 6 17

perempuan 11 12 16 9 48

Total 13 17 20 15 65

sakit kepala Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kanan 15 23,1 23,1 23,1

kiri 17 26,2 26,2 49,2

seluruh 21 32,3 32,3 81,5

belakang 9 13,8 13,8 95,4

depan 3 4,6 4,6 100,0


(51)

Pucat Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 3 4,6 4,6 4,6

tidak 62 95,4 95,4 100,0

Total 65 100,0 100,0

Sensitif Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid cahaya 8 12,3 12,3 12,3

cahaya dan bunyi

2 3,1 3,1 15,4

tidak 55 84,6 84,6 100,0

Total 65 100,0 100,0

Mual Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 29 44,6 44,6 44,6

tidak 36 55,4 55,4 100,0

Total 65 100,0 100,0

Muntah Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 22 33,8 33,8 33,8

tidak 43 66,2 66,2 100,0


(52)

Anoreksia Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 3 4,6 4,6 4,6

tidak 62 95,4 95,4 100,0

Total 65 100,0 100,0

nyeri abdomen Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 6 9,2 9,2 9,2

tidak 59 90,8 90,8 100,0


(1)

9 ANG AL 2

0

P 19 2010 SELUR

UH

- - - -

2 1

P 18 2011 KIRI - - - -

2 2

P 20 2011 KANA

N

- - MU

AL MUNT AH - - 2 3

P 19 2012 SELUR

UH

- - - -

2 4

L 19 2010 KIRI - - - -

2 5

P 8 2009 SELUR

UH

- - MU

AL

- - -

2 6

P 16 2009 SELUR

UH

- - - -

2 7

P 17 2009 SELUR

UH

- - MU

AL MUNT AH - - 2 8

P 19 2010 KIRI - - - -

2 9

P 18 2011 KIRI - - MU

AL MUNT AH - - 3 0

P 10 2012 SELUR

UH

- - MU

AL

MUNT AH

- NYERI

ABDO MEN 3

1

L 14 2012 KIRI - - MU

AL MUNT AH - - 3 2

P 17 2012 BELAK

ANG

- - - -

3 3

L 11 2012 KANA

N

- - MU

AL MUNT AH - - 3 4

P 18 2012 SELUR

UH

- - - -

3 5

P 19 2012 KIRI - - MU

AL

- - -

3 6

L 13 2012 BELAK

ANG

- - - -

3 7

L 12 2012 KANA

N

- - - MUNT

AH

- -

3 8

L 15 2011 BELAK

ANG

- CAHA

YA MU AL - - - 3 9

P 11 2011 KANA

N

- - - -

4 0

P 14 2011 BELAK

ANG

- CAHA

YA

MU AL

- - -


(2)

1 ANG AL AH 4

2

P 11 2011 KANA

N

- CAHA

YA MU AL MUNT AH - - 4 3

P 18 2011 KIRI - CAHA

YA

- MUNT

AH

- -

4 4

L 19 2010 BLKG - - MU

AL MUNT AH ANORE KSIA NYERI ABDO MEN 4 5

P 18 2009 SELUR

UH

- - - TIDAK

4 6

P 16 2010 KANA

N

- - MU

AL MUNT AH ANORE KSIA YA 4 7

P 11 2009 SELUR

UH

PUC AT

- MU

AL

MUNT AH

- NYERI

ABDO MEN 4

8

P 11 2009 SELUR

UH

- - - MUNT

AH

- -

4 9

L 10 2009 KANA

N

- - - MUNT

AH

- -

5 0

P 15 2010 SELUR

UH

- - MU

AL MUNT AH - - 5 1

P 14 2009 KIRI - - - -

5 2

L 13 2009 KIRI - - MU

AL

- - -

5 3

L 14 2010 KIRI - - - -

5 4

L 19 2012 KIRI - CAHA

YA

- - - NYERI

ABDO MEN 5

5

P 8 2010 SELUR

UH

- - - MUNT

AH

- -

5 6

P 15 2010 SELUR

UH

- CAHA

YA, BUNY I MU AL - - - 5 7

P 14 2009 KIRI - - - -

5 8

L 17 2012 SELUR

UH

- - - -

5 9

P 16 2012 KANA

N

- - MU

AL MUNT AH - - 6 0

P 17 2012 SELUR

UH

- - - -


(3)

1 UH AL AH 6

2

P 18 2009 KIRI - - - -

6 3

P 11 2009 SELUR

UH

- - - -

6 4

P 17 2009 KANA

N

- - - -

6 5

P 20 2010 KANA

N


(4)

LAMPIRAN 5

tahun rawatan

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2009 13 20,0 20,0 20,0

2010 17 26,2 26,2 46,2

2011 20 30,8 30,8 76,9

2012 15 23,1 23,1 100,0

Total 65 100,0 100,0

jenis kelamin * tahun rawatan Crosstabulation

Count

tahun rawatan

Total 2009 2010 2011 2012

jenis kelamin

laki-laki 2 5 4 6 17

perempuan 11 12 16 9 48

Total 13 17 20 15 65

sakit kepala

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kanan 15 23,1 23,1 23,1

kiri 17 26,2 26,2 49,2

seluruh 21 32,3 32,3 81,5

belakang 9 13,8 13,8 95,4

depan 3 4,6 4,6 100,0


(5)

Pucat

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 3 4,6 4,6 4,6

tidak 62 95,4 95,4 100,0

Total 65 100,0 100,0

Sensitif

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid cahaya 8 12,3 12,3 12,3

cahaya dan bunyi

2 3,1 3,1 15,4

tidak 55 84,6 84,6 100,0

Total 65 100,0 100,0

Mual

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 29 44,6 44,6 44,6

tidak 36 55,4 55,4 100,0

Total 65 100,0 100,0

Muntah

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 22 33,8 33,8 33,8

tidak 43 66,2 66,2 100,0


(6)

Anoreksia

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 3 4,6 4,6 4,6

tidak 62 95,4 95,4 100,0

Total 65 100,0 100,0

nyeri abdomen

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 6 9,2 9,2 9,2

tidak 59 90,8 90,8 100,0