Rasio keuangan menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas. Meskipun perhitungan rasio merupakan operasi arimatika sederhana, interpretasinya
lebih kompleks. Agar bermakna, sebuah rasio harus mengacu pada hubungan ekonomis yang penting.
Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area yang
memerlukan investigasi yang lebih lanjut. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan
trend yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya, rasio yang paling bermanfaat bila
orientasi ke depan. Hal ini berarti kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan.
2.1.3.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Secara umum, rasio yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :
1. Rasio Likuiditas Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus
segera dipenuhi biasanya dalam jangka pendek dapat diukur dengan rasio likuiditas. Kewajiban jangka pendek adalah utang debt yang harus dibayarkan oleh
perusahaan dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor, seperti
pemasok dan bankir. Kelikuiditasan perusahaan diukur dari kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dapat dikatakan likuid bila
Universitas Sumatera Utara
perusahaan mampu untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti utang dagang, utang gaji, utang pajak. Sebaliknya, perusahaan yang tidak mampu untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dikatakan illikuid atau tidak likuid. Aktiva lancar merupakan sumber daya yang relatif likuid. Aktiva lancar
seperti kas, piutang dagang, persediaan, dan beban dibayar dimuka. Untuk memenuhi syarat sebagai aktiva lancar, suatu aktiva lancar harus bisa dikonversikan menjadi
kas dalam jangka waktu yang relatif singkat, tanpa mengganggu kegiatan-kegiatan normal perusahaan Simamora, 2000.
Ada beberapa jenis rasio likuiditas. Menurut Simamora 2000 “antara lain rasio lancar, acid test ratio, putaran piutang dagang, dan putaran persediaan. Menurut
Kasmir 2008 “jenis rasio likuiditas yang ada seperti current ratio, quick ratio atau acid test ratio, cash ratio, rasio perputaran kas, inventory to net working capital”.
2. Rasio Solvabilitas Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor
jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Wild dan Subramanyam, 2010. Menurut Rahardjo 2008 “rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek dan jangka panjangnya”. Rasio solvabilitas mengukur kontribusi pemegang saham dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kasmir 2008 “beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan adalah debt to asset ratio, debt to equity ratio, long term debt
to equity ratio, tangible asset debt coverage, current liabilities to net worth, time interest earned, dan fixed charge coverage”. Sedangkan menurut Samosir 2000 ada
dua rasio solvabilitas yaitu “rasio utang terhadap ekuitasdebt to equity ratio dan rasio waktu perolehan bungatimes interest earned.
Pada penelitian ini yang menjadi fokus dan variabel adalah rasio debt to equity ratio. Menurut Kasmir 2008 “debt to equity ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas”. Rasio ini berfungsi
mengetahui setiap modal yang dimiliki yang dijadikan untuk jaminan utang dan memberikan petunjuk mengenai kelayakan dan risiko keuangan perusahaan. Bagi
pihak kreditor, semakin besar rasio solvabilitas akan tidak menguntungkan disebabkan akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin
terjadi diperusahaan. Namun bagi pihak pemegang saham, semakin tinggi rasio ini akan semakin baik.
Bagi setiap perusahaan akan berbeda rasio debt to equity rasio,tergantung karakteristik perusahaan dan arus kasnya. Menurut Wild dan Subramanyam 2010
rumus untuk menghitung total utang terhadap ekuitas debt to equity rasio Debt to Equity Ratio =
Total Kewajiban Ekuitas Pemegang Saham
3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas atau pemanfaat asset menurut
Universitas Sumatera Utara
Wild dan Subramanyam 2010 dapat dklasifikasikan menjadi “rasio perputaran kas cash turover, rasio perputaran piutang usaha account receveible turnover, rasio
perputaran persediaan inventory turnover, rasio perputaran modal kerja working capital turnover, rasio perputaran aset tetap PPE turnover, dan rasio perputaran
total aset total asset turnover. Rasio aktivitas yang menjadi fokus dan variabel pada penelitian ini adalah
rasio perputaran total asset total asset turn over. Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran aktiva perusahaan untuk memperoleh penjualan yang
dilakukan perusahaan. Rumus rasio ini menurut Wild dan Subramanyam 2010 Perputaran Total asset =
penjualan rata−rata total asset
4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya,
untuk tetap bertahan perusahaan harus mampu untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan mempertimbangkan untuk tetap memberi
pinjaman atau menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Menurut Kasmir 2008 rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi 4
yaitu : 1. Profit margin profit margin on sales yang terdiri dari
a. Gross Profit margin
Universitas Sumatera Utara
b. Net Profit Margin 2. Return On Investment ROI
3. Return On Equity ROE 4. Laba Per Lembar Saham
Rasio profitabilitas yang menjadi variabel dan fokus penelitian ini adalah Return on Equity ROE dan Return on Investment ROI .
Return on equity adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Semakin besar ROE, maka
semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham .
Return on Equity =
������� ����� �������� ��� ������
ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas jumlah yang digunakan dalam perusahaan Kasmir. 2008. Menurut Rahardjo 2007 “ROI adalah
perbandingan antara keuntungan bersih perusahaan dengan seluruuh aktiva perusahaan”.ada tiga keutungan dari ROI menurut Govindarajan, et al 2005 yaitu :
1. ROI merupakan pengukuran yang komprehensif di mana semua mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ini;
2. ROI mudah dihitung, mudah dipahami, dan sangat berarti dalam pengertian absolut;
3. ROI merupakan ukuran denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas, tanpa
mempedulikan ukuran dan jenis usahanya.
Universitas Sumatera Utara
Rumus untuk mengukur ROI sebagai berikut Return On Invesment ROI =
Earning After Interest and Tax Total Asset
2.1.4 Return Saham