umumnya PFAD digunakan industri sebagai bahan baku sabun ataupun pakan ternak. PFAD memiliki kandungan Free Fatty Acid FFA sekitar 81,7, gliserol 14,4,
squalane 0,8, vitamin E 0,5, sterol 0,4 dan lain-lain 2,2. Pada suhu yang lebih tinggi, asam lemak bebas yang menimbulkan bau dalam minyak akan lebih mudah
menguap, sehingga komponen tersebut diangkut bersama-sama uap panas dan terpisah dari minyak RBDPO, asam lemak bebas dari produk samping dari pemurnian RBDPO
inilah yang disebut PFAD Palm Fatty Acid Destillate ataupun metil ester asam lemak MEAL yang sering digunakan sebagai bahan pembuatan sabun batangan. Penurunan
tekanan uap selama proses deodorisasi akan mengurangi jumlah uap yang digunakan dan mencegah hidrolisa minyak oleh uap air Ketaren,1986.
2.1.2 Refined Bleached and Deodorized Palm Oil RBDPO
Unit pengolahan sawit yang umumnya dilakukan adalah unit pabrik minyak goreng sawit terdiri dari unit refined yang meliputi tangki leaching dan tangki deodorisasi dan unit fraksinasi
meliputi kristalisasi crystallize dan filter press. Pada proses dry fractionations, minyak sawit mentah crude palm oil dirafinassi terlebih dahulu menghasilkan refined bleached deodorized
RBD palm oil dan selanjutnya dilakukan fraksinasi untuk memperoleh olein dan stearin. Pada proses wet fractionation, minyak sawit mentah difraksinasi terlebih dahulu menghasilkan crude
olein dan crude stearin dan selanjutnya dilakukan rafinasi terhadap crude olein untuk menghasilkan RBD palm Olein Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2002.
2.2. Karakterisasi Limbah Lemak Hewani
Minyak dan lemak yang ditemukan dalam organisme hidup yang pada dasarnya terdiri dari ester asam lemak dan campuran gliserin dan dikenal sebagai trigliserida, yang dihidrolisis
selama proses ekstraksi dan penyimpanan, melepaskan asam lemak dan gliserin. Penggunaan lemak hewani menghilangkan kebutuhan untuk berkontribusi terhadap pasokan biodiesel
JanaunEllis, 2010. Lemak hewani sudah tersedia karena industri dikelola dengan baik untuk pengendalian produk dan prosedur penanganannya. Namun, ada masalah keamanan hayati terkait
dengan lemak hewan yang berasal dari hewan yang terkontaminasi. Biodiesel yang dibuat dari minyak goreng bekas atau dari lemak hewan kurang tahan terhadap cuaca dingin daripada
Universitas Sumatera Utara
biodiesel yang terbuat dari minyak kedelai murni, sebagai aditif dikembangkan khusus untuk
industri biodiesel Tickell, 2006.
Lemak ayam diekstrak dari residu pemotongan ayam boiler dan dapat disaring atau tidak karena telah dijamin bahwa produk tersebut mengandung minimal 90 dari total asam lemak,
maksimal 3 kotoran, tanpa FFA atau produk degradasi lemak. Industri pengolahan unggas termasuk penyembelihan, pembersihan bulu dan isi perut
eviscerate, dan danging broiler es atau beku, danging ayam, kalkun, bebek dan unggas lain. Sebagian industri hanya melakukan proses penyembelihan dan pembersihan, ada yang
melakukan penyembelihan pembersihan dan proses lebih lanjut, dan ada juga yang hanya melakukan proses selanjutnya saja. Pengolahan lebih lanjut menggunakan unggas bersih menjadi
berbagai macam produk seperti dangim masak, kaleng panggang seletah dimasak lebih dahulu rolls, patties, irisan danging dalam gravy dan danging ayam bertulang yang dikalengkan.
Limbah dari industri pengolahan unggas dapat berasal dari penyembelihan, penghilangan bulu, pembungan isi perut, pencucian, pendinginan dan operasi pembersihan. Jumlah dan mutu
limbah tergantung pada cara penanganan darah dan bulu, jenis peralatan pengolahan yang digunakan, dan cara pengolahan pengendalian polusi dalam pabrik. Dalam pengolahan broiler,
sekitar 70 persen dari berat asal unggas merupakan produk akhir. Sisa 30 persen meliputi bulu, usus, kaki, kepala, dan darah yang membutuhkan pembuangan cairan dan padatan pada
pengolahan Lakmi, 1993.
Minyak Lemak
12:0 14:0
16:0 16:1
18:0 18:1
18:2 18:3
20:4 ≥ 20
Ayam 0.1
1-1.3 17-20.7
5,4 6-12
42,7 20,7
0.7-1.3 0,1
1,6 Lard
0,1 1-2
23,6-30 2,8
12-18 40-50
7-13 0-1
1,7 1,3
Lemak 0,1
3-6 23,3 -32
4,4 19-25
37-43 2-3
0,6-0,9 0,2
1,8 Ikan
0,2 6,1
14,3 10,0
3,0 15,1
1,4 0,7
0,7 56,5
Butter -
7-10 24-26
- 10-13
1-25 2-5
- -
- Kedelai
- 0,1
6-10,2 -
2-5 20-30
50-60 -
- -
Rapeseed 0,2
0,1 3,9
0,2 1,7
60,0 18,8
9,5 -
4,0 Jagung
- 1-2
8-12 0,1
2-5 19-49
34-62 0,7
- 2,0
Olive -
- 9-10
- 2-3
73-84 10-12
- -
- Kapas
- -
20-25 -
1-2 23-35
40-50 -
- -
Gambar 2.2 Komposisi asam lemak rata-rata beberapa minyak nabati dan lemak hewani
Pearl, 2002; Rostagno et al., 2011
Universitas Sumatera Utara
2.3. Metanol