mengerjakannya atas kemauan sendiri. Kadang-kadang disuruh orang tua jika sudah banyak menumpuk, tetapi belum dicuci. Kalau untuk kebutuhan sendiri,
seperti jajan dilakukan Sri tanpa campur tangan orang tua. Menurut bu Surati, pergaulan Sri selama ini baik-baik saja, karena Sri
sudah bisa memilih teman sendiri baik di sekolah, di rumah maupun di jalan ketika mengamen. Tetapi tidak jarang pula bu Surati dan suaminya memberi saran
jika ada masalah-masalah yang muncul atas pergaulannya. Setiap kali penulis datang ke lokasi penelitian, terlihat Sri sering
menangis sendirian. Penulis berusaha menanyakan ke bu Surati sebagai ibunya, dijawab bahwa Sri memang sering dijahili temannya. Lagipula memang Sri agak
cengeng. Namun ketika penulis sendiri yang mendekati Sri dan menanyakan apa yang membuatnya sering menangis, ternyata ia baru saja dicubit oleh ibunya
karena hari itu ia tidak mendapatkan uang sesuai harapan ibunya. Apalagi kalau Sri sering terlihat diam saja tidak mengamen, maka pukulan yang ia terima jauh
lebih keras. Dampak psikologis lain yang bisa diamati dari perilaku Sri adalah Sri terlihat sering melamun, dan menjadi anak yang kurang bergaul karena sibuk
mencari uang dengan mengamen. Wajah Sri begitu berseri-seri setiap kali penulis datang menghampirinya seolah ia bisa mendapatkan teman untuk berbagi cerita.
E. Keluarga Ibu Lina
Ibu Lina, usia 37 tahun, berasal dari Ambarawa. Ia tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Ibu Lina telah cerai dengan suaminya pada tahun
1996. Dulu suaminya berasal dari Sunda. Sekarang ini statusnya janda. Sampai saat ini ia belum menikah lagi. Beberapa tahun terakhir ini ia ditolong oleh lelaki
yang telah beristri, bekerja sebagai buruh asal dari Demak Ijo. Secara tidak langsung bu Lina telah menjadi istri simpanan karena ia dan keluarga telah
dipelihara dan dibiayai kebutuhan hidupnya oleh lekaki tersebut. Bu Lina mempunyai 4 anak. Anak sulungnya sudah menikah dan
sekarang ini ikut suaminya tinggal di Cilacap. Anak kedua saat ini masih belum mempunyai pekerjaan dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
21
Sedangkan anaknya yang ke -3 bekerja sebagai pengamen anak. Anaknya ini bernama Puput. Anak bungsunya bernama Ota, baru berusia 9 bulan.
Dalam hal pekerjaan rumah tangga, Puput juga disuruh oleh Bu Lina untuk momong adik dan menyapu. Puput bukanlah termasuk anak yang bandel. Apa saja
yang diperintahkan bu Lina selalu diturutinya. Puput saat ini duduk di bangku kelas 3 SD. Sedangkan biaya sekolah
ditanggung oleh lelaki yang telah telah beristri yang menjadi penopang hidup keluarga mereka. Namun akhir-akhir ini, bu Lina tambah bersyukur karena SPP 1
tahun ini digratisi oleh BOS. Menurut Bu Lina, Puput mengamen atas keinginan sendiri. Terkadang
Puput juga malas mengamen. Pendapatan Puput berkisar 5.000 sampai 10.000. Mengamen dari pukul 11.00 sampai 18.00.
Untuk masalah pergaulan dengan teman dibatasi oleh bu Lina. Selama ini bu Lina menerapkan pada Puput untuk belajar dari pukul 18.30 – 19.00. Meskipun
tidak ada pelajaran tambahan di sekolah. Dalam hal ibadah, Puput dan Bu Lina juga terkadang pergi sholat
berjamaah di Mushola. Dari perilaku Puput yang bisa dilihat, ia menjadi anak yang agak minder
dibanding teman-temannya. Ini tercermin dari setiap kata-kata yang dikeluarkannya selalu disertai dengan menundukkan kepala. Puput menjadi anak
yang kurang percaya diri.
F. Keluarga Ibu Suranti