P P teknik teknik konseling

KONSEP DASAR KONSEP DASAR  M M anusia dalam kehidupannya selalu aktif anusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan. sebagai suatu keseluruhan.  Setiap individu bukan semata-mata Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut. koordinasi semua bagian tersebut.  Manusia aktif terdorong kearah Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya perasaan, dan tingkah lakunya  Setiap individu memiliki kemampuan Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi. integritas atau keutuhan pribadi.  H H akikat manusia menurut akikat manusia menurut G G estalt estalt : :  Hanya Hanya dapat dipahami dalam dapat dipahami dalam kese kese l l uruhan konteksnya uruhan konteksnya  M M erupakan bagian dari lingkungannya erupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu kaitannya dengan lingkungannya itu  A A ktor bukan reaktor ktor bukan reaktor  B B erpotensi untuk menyadari erpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya dan pemikirannya  D D apat memilih secara sadar dan apat memilih secara sadar dan bertanggung jawab bertanggung jawab  M M ampu mengatur dan mengarahkan ampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif. hidupnya secara efektif.  Dalam hubungannya dengan perjalanan Dalam hubungannya dengan perjalanan kehidupan manusia kehidupan manusia : : t t idak ada yang “ada” idak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. kecuali “sekarang”. Masa lalu telah pergi dan masa depan Masa lalu telah pergi dan masa depan belum dijalani, oleh karena itu yang belum dijalani, oleh karena itu yang menentukan kehidupan manusia adalah menentukan kehidupan manusia adalah masa sekarang. masa sekarang.  K K ecemasan ecemasan : : “ “ kesenjangan antara kesenjangan antara saat sekarang dan saat sekarang dan yang akan datang yang akan datang ” ”  Jika individu menyimpang dari saat Jika individu menyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu terp sekarang dan menjadi terlalu terp u- u- kau kau pada masa depan, maka mereka pada masa depan, maka mereka mengalami kecemasan. mengalami kecemasan.  U U nfinished business nfinished business urusan yang tak selesai urusan yang tak selesai perasaan-perasaan yang perasaan-perasaan yang tidak tidak tersalurkan tersalurkan terungkapkan terungkapkan seperti seperti : : dendam, kemarahan, dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan berdosa, rasa diabaikan  Karena tidak terungkapkan di dalam Karena tidak terungkapkan di dalam kesadaran, perasaan-perasaan di ba kesadaran, perasaan-perasaan di ba - - wa wa pada kehidupan sekarang dengan cara- pada kehidupan sekarang dengan cara- cara yang menghambat hubung cara yang menghambat hubung - - an an yang efektif dengan dirinya sendi yang efektif dengan dirinya sendi - - ri dan ri dan orang lain orang lain  Urusan yang tak selesai itu akan Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia bertahan sampai ia berani berani mengha mengha - - dapi dapi dan menangani dan menangani mengatasinya mengatasinya BERMASALAH BERMASALAH  Individu bermasalah ka Individu bermasalah ka r r ena terjadi ena terjadi pertentangan pertentangan antara kekuatan antara kekuatan “top dog” “top dog” dan keberadaan dan keberadaan “under dog” “under dog” o Top dog Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan, adalah kekuatan yang mengharuskan, menuntut, mengancam menuntut, mengancam o Under dog Under dog adalah keadaan defensif, membela adalah keadaan defensif, membela diri, tidak berdaya, lemah, pasif, ingin diri, tidak berdaya, lemah, pasif, ingin dimaklumi. dimaklumi.  Perkembangan yang terganggu Perkembangan yang terganggu karena karena terjadi terjadi ketidak ketidak seimbangan seimbangan antara apa-apa yang harus antara apa-apa yang harus self-image self-image dan apa-apa yang diinginkan dan apa-apa yang diinginkan self self  Terjadi pertentangan antara keberadaan Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis sosial dan biologis  Ketidakmampuan individu Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya dan tingkah lakunya  Mengalami gapkesenjangan Mengalami gapkesenjangan sekarang dan yang akan datang sekarang dan yang akan datang  Melarikan diri dari kenyataan yang Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi harus dihadapi  Spektrum tingkah laku bermasalah Spektrum tingkah laku bermasalah : :  Kepribadian kaku rigid Kepribadian kaku rigid  Tidak mau bebas-bertanggung jawab, Tidak mau bebas-bertanggung jawab, ingin tetap tergantung ingin tetap tergantung  Menolak berhubungan dengan Menolak berhubungan dengan lingkungan lingkungan  Memeliharan Memeliharan unfinished bussiness unfinished bussiness  Menolak kebutuhan diri sendiri Menolak kebutuhan diri sendiri  Melihat diri sendiri dalam kontinum Melihat diri sendiri dalam kontinum “hitam-putih” . “hitam-putih” . TUJUAN KONSELING TUJUAN KONSELING  Tujuan utama Tujuan utama : : M M embantu klien berani embantu klien berani menghadapi t menghadapi t antangan antangan dan dan k k enyataan yang harus dihadapi enyataan yang harus dihadapi  Kli Kli en dapat berubah dari ketergantungan terhadap en dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkunganorang lain menjadi percaya pada diri, lingkunganorang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya. kebermaknaan hidupnya.  Individu yang bermasalah pada Individu yang bermasalah pada umumnya belum memanfaatkan umumnya belum memanfaatkan potensinya secara penuh, potensinya secara penuh, ia ia baru baru memanfaatkan sebagaian dari memanfaatkan sebagaian dari potensinya yang dimilikinya potensinya yang dimilikinya Melalui konseling Melalui konseling konselor konselor membantu klien agar potensi membantu klien agar potensi yang baru dimanfaatkan yang baru dimanfaatkan sebagian ini dimanfaatkan dan sebagian ini dimanfaatkan dan dikembangkan secara optimal. dikembangkan secara optimal.  Tujuan Tujuan spesifik spesifik 1. 1. Membantu klien agar dapat memper Membantu klien agar dapat memper - - oleh kesadaran pribadi, memahami oleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta menda kenyataan atau realitas, serta menda - - patkan insight secara penuh patkan insight secara penuh 2. 2. Membantu klien menuju pencapaian Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya integritas kepribadiannya 3. 3. Mengentaskan klien dari kondisinya Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri orang lain ke mengatur diri sendiri to to be true to himself be true to himself 4. 4. Meningkatkan kesadaran individual Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah laku agar klien dapat beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah situasi bermasalah unfisihed unfisihed bussines bussines yang muncul dan selalu yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan akan muncul dapat diatasi dengan baik. baik. KONSELING KONSELING  Fokus utama konseling Fokus utama konseling : : bagaimana keadaan klien bagaimana keadaan klien sekarang serta hambatan-hambatan apa yang sekarang serta hambatan-hambatan apa yang muncul dalam kesadarannya muncul dalam kesadarannya T T ugas konselor ugas konselor : : mendorong klien untuk mendorong klien untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada dapat melihat kenyataan yang ada pada dirinya dirinya dan dan mau mencoba mau mencoba m m enghadapinya enghadapinya  K K lien bisa diajak untuk memilih dua alternatif, lien bisa diajak untuk memilih dua alternatif, menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang terjadi pada dirinya sekarang  Konselor menghindarkan diri dari pikiran-pikiran Konselor menghindarkan diri dari pikiran-pikiran yang abstrak, keinginan-keinginannya untuk yang abstrak, keinginan-keinginannya untuk melakukan diagnosis, interpretasi maupun melakukan diagnosis, interpretasi maupun memberi nasihat memberi nasihat  Konselor sejak awal konseling sudah Konselor sejak awal konseling sudah mengarahkan tujuan agar klien menjadi matang mengarahkan tujuan agar klien menjadi matang dan mampu menyingkirkan hambatan-hambatn dan mampu menyingkirkan hambatan-hambatn yang menyebabkan klien tidak dapat berdiri yang menyebabkan klien tidak dapat berdiri sendiri sendiri  K K onselor membantu klien me onselor membantu klien me nghadapi nghadapi transisi transisi dari ketergantungannya terhadap faktor luar dari ketergantungannya terhadap faktor luar menjadi percaya akan kekuatannya sendiri. menjadi percaya akan kekuatannya sendiri. Usaha ini dilakukan dengan menemukan dan Usaha ini dilakukan dengan menemukan dan membuka ketersesatan atau kebuntuan klien. membuka ketersesatan atau kebuntuan klien.  Pada saat klien mengalami gejala Pada saat klien mengalami gejala kesesatan dan klien menyatakan kesesatan dan klien menyatakan kekalahannya terhadap lingkungan kekalahannya terhadap lingkungan dengan cara mengungkapkan dengan cara mengungkapkan kelemahannya, dirinya tidak berdaya, kelemahannya, dirinya tidak berdaya, bodoh, atau gila bodoh, atau gila  Konselor membantu membuat perasaan Konselor membantu membuat perasaan klien untuk bangkit dan mau menghadapi klien untuk bangkit dan mau menghadapi ketersesatannya sehingga potensinya ketersesatannya sehingga potensinya dapat berkembang lebih optimal. dapat berkembang lebih optimal. : :  Fase pertama Fase pertama  konselor mengembangkan pertemuan konseling, konselor mengembangkan pertemuan konseling, agar tercapai situasi yang memungkinkan agar tercapai situasi yang memungkinkan perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien  Pola hubungan yang diciptakan untuk setiap klien Pola hubungan yang diciptakan untuk setiap klien berbeda, karena masing-masing klien mempunyai berbeda, karena masing-masing klien mempunyai keunikan sebagai individu serta memiliki keunikan sebagai individu serta memiliki kebutuhan yang bergantung kepada masalah kebutuhan yang bergantung kepada masalah yang harus dipecahkan. yang harus dipecahkan.  Fase kedua Fase kedua  Konselor berusaha meyakinkan dan Konselor berusaha meyakinkan dan mengkondisikan klien untuk mengikuti mengkondisikan klien untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan sesuai prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi klien dengan kondisi klien  Ada dua hal yang dilakukan konselor Ada dua hal yang dilakukan konselor dalam fase ini, yaitu : dalam fase ini, yaitu : 1. 1. Membangkitkan motivasi klien : Membangkitkan motivasi klien :  memberi kesempatan klien untuk menyadari memberi kesempatan klien untuk menyadari ketidaksenangannya atau ketidakpuasannya ketidaksenangannya atau ketidakpuasannya  Makin tinggi kesadaran klien terhadap Makin tinggi kesadaran klien terhadap ketidakpuasannya semakin besar motivasi ketidakpuasannya semakin besar motivasi untuk mencapai perubahan dirinya, sehingga untuk mencapai perubahan dirinya, sehingga makin tinggi pula keinginannya untuk bekerja makin tinggi pula keinginannya untuk bekerja sama dengan konselor. sama dengan konselor. 2. 2. Mebangkitkan otonomi klien : Mebangkitkan otonomi klien :  menekankan kepada klien bahwa klien boleh menekankan kepada klien bahwa klien boleh menolak saran-saran konselor asal dapat menolak saran-saran konselor asal dapat mengemukakan alasan-alasannya secara mengemukakan alasan-alasannya secara bertanggung jawab. bertanggung jawab.  Fase ketiga Fase ketiga  Konselor mendorong klien untuk Konselor mendorong klien untuk mengatakan perasaan-perasaannya mengatakan perasaan-perasaannya pada saat ini pada saat ini  Klien diberi kesempatan untuk Klien diberi kesempatan untuk mengalami kembali segala perasaan mengalami kembali segala perasaan dan perbuatan pada masa lalu, dalam dan perbuatan pada masa lalu, dalam situasi di sini dan saat ini. situasi di sini dan saat ini.  Kadang-kadang klien diperbolahkan Kadang-kadang klien diperbolahkan memproyeksikan dirinya kepada konselor memproyeksikan dirinya kepada konselor  Melalui fase ini, konselor berusaha Melalui fase ini, konselor berusaha menemukan celah-celah kepribadian atau menemukan celah-celah kepribadian atau aspek-aspek kepribadian yang hilang, aspek-aspek kepribadian yang hilang, dari sini dapat diidentifikasi apa yang dari sini dapat diidentifikasi apa yang harus dilakukan klien harus dilakukan klien . .  Fase keempat Fase keempat  Setelah klien memperoleh pemahaman Setelah klien memperoleh pemahaman dan penyadaran tentang pikiran, dan penyadaran tentang pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya, konselor perasaan, dan tingkah lakunya, konselor mengantarkan klien memasuki fase akhir mengantarkan klien memasuki fase akhir konseling konseling  Pada fase ini klien menunjukkan gejala- Pada fase ini klien menunjukkan gejala- gejala yang mengindikasikan integritas gejala yang mengindikasikan integritas kepribadiannya sebagai individu yang kepribadiannya sebagai individu yang unik dan manusiawi. unik dan manusiawi.  Klien telah memiliki kepercayaan pada Klien telah memiliki kepercayaan pada potensinya, menyadari keadaan dirinya potensinya, menyadari keadaan dirinya pada saat sekarang, sadar dan pada saat sekarang, sadar dan bertanggung jawab atas sifat otonominya, bertanggung jawab atas sifat otonominya, perasaan-perasaannya, pikiran-pikirannya perasaan-perasaannya, pikiran-pikirannya dan tingkah lakunya. dan tingkah lakunya.  Dalam situasi ini klien secara sadar dan Dalam situasi ini klien secara sadar dan bertanggung jawab memutuskan untuk bertanggung jawab memutuskan untuk “melepaskan” diri dari konselor, dan siap “melepaskan” diri dari konselor, dan siap untuk mengembangan potensi dirinya. untuk mengembangan potensi dirinya. TEKNIK KONSELING TEKNIK KONSELING  Prinsip Kerja Teknik Konseling Gestal Prinsip Kerja Teknik Konseling Gestal  Penekanan Tanggung Jawab Klien, Penekanan Tanggung Jawab Klien, konselor menekankan bahwa konselor konselor menekankan bahwa konselor bersedia membantu klien tetapi tidak akan bersedia membantu klien tetapi tidak akan bisa mengubah klien, konselor bisa mengubah klien, konselor menekankan agar klien mengambil menekankan agar klien mengambil tanggung jawab atas tingkah lakunya. tanggung jawab atas tingkah lakunya.  Orientasi Sekarang dan Di Sini Orientasi Sekarang dan Di Sini  Konselor tidak merekonstruksi masa Konselor tidak merekonstruksi masa lalu atau motif-motif tidak sadar, tetapi lalu atau motif-motif tidak sadar, tetapi memfokuskan keadaan sekarang memfokuskan keadaan sekarang  Masa lalu hanya dalam kaitannya Masa lalu hanya dalam kaitannya dengan keadaan sekarang dengan keadaan sekarang  K K onselor tidak bertanya dengan onselor tidak bertanya dengan pertanyaan “mengapa”. pertanyaan “mengapa”.  Orientasi Eksperiensial Orientasi Eksperiensial  konselor meningkatkan kesadaran klien konselor meningkatkan kesadaran klien tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya, tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya, sehingga klien mampu mengintegrasikan sehingga klien mampu mengintegrasikan kembali dirinya: kembali dirinya:  klien mempergunakan kata ganti personal klien mempergunakan kata ganti personal  klien mengubah kalimat pertanyaan klien mengubah kalimat pertanyaan menjadi pernyataan menjadi pernyataan  klien mengambil peran dan tanggung jawab klien mengambil peran dan tanggung jawab  klien menyadari bahwa ada hal-hal positif klien menyadari bahwa ada hal-hal positif danatau negative pada diri atau tingkah danatau negative pada diri atau tingkah lakunya lakunya  Teknik-teknik Konseling Gestal Teknik-teknik Konseling Gestal  Permainan Dialog Permainan Dialog T T eknik ini dilakukan dengan cara klien eknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk mendialogan dua dikondisikan untuk mendialogan dua kecenderungan yang saling bertentangan, kecenderungan yang saling bertentangan, yaitu kecenderungan top dog dan yaitu kecenderungan top dog dan kecenderungan under dog, misalnya : kecenderungan under dog, misalnya :  k k ecenderungan orang tua lawan ecenderungan orang tua lawan kecenderungan anak kecenderungan anak  K K ecenderungan “anak baik” lawan ecenderungan “anak baik” lawan kecenderungan “anak bodoh” kecenderungan “anak bodoh”  K K ecenderungan bertanggung jawab lawan ecenderungan bertanggung jawab lawan kecenderungan masa bodoh kecenderungan masa bodoh  K K ecenderungan otonom lawan ecenderungan otonom lawan kecenderungan tergantung kecenderungan tergantung  K K ecenderungan kuat atau tegar lawan ecenderungan kuat atau tegar lawan kecenderungan lemah kecenderungan lemah  Melalui dialog yang kontradiktif ini, Melalui dialog yang kontradiktif ini, menurut pandangan Gestalt pada menurut pandangan Gestalt pada akhirnya klien akan mengarahkan akhirnya klien akan mengarahkan dirinya pada suatu posisi di mana ia dirinya pada suatu posisi di mana ia berani mengambil resiko berani mengambil resiko  Penerapan permainan dialog ini Penerapan permainan dialog ini dapat dilaksanakan dengan dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik “kursi kosong”. menggunakan teknik “kursi kosong”.  Latihan Saya Bertanggung Jawab Latihan Saya Bertanggung Jawab  T T eknik untuk membantu klien agar mengakui eknik untuk membantu klien agar mengakui dan menerima perasaan-perasaannya dari dan menerima perasaan-perasaannya dari pada memproyek pada memproyek - - sikan perasaannya itu sikan perasaannya itu kepada orang lain. kepada orang lain.  Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk membuat suatu pernyataan dan kemudian membuat suatu pernyataan dan kemudian klien menambahkan dalam pernyataan itu klien menambahkan dalam pernyataan itu dengan kalimat : “...dan saya bertanggung dengan kalimat : “...dan saya bertanggung jawab atas hal itu”. jawab atas hal itu”.  Misalnya : Misalnya :  “ “ Saya merasa jenuh, dan saya bertanggung jawab atas Saya merasa jenuh, dan saya bertanggung jawab atas kejenuhan itu” kejenuhan itu”  “ “ Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan sekarang, Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan sekarang, dan saya bertanggung jawab ketidaktahuan itu”. dan saya bertanggung jawab ketidaktahuan itu”.  “ “ Saya malas, dan saya bertanggung jawab atas Saya malas, dan saya bertanggung jawab atas kemalasan itu”. kemalasan itu”.  Meskipun tampaknya mekanis, tetapi menurut Meskipun tampaknya mekanis, tetapi menurut Gestalt akan membantu meningkatkan Gestalt akan membantu meningkatkan kesadaraan klien akan perasaan-perasaan yang kesadaraan klien akan perasaan-perasaan yang mungkin selama ini diingkarinya. mungkin selama ini diingkarinya.  Bermain Proyeksi Bermain Proyeksi  Proyeksi : Proyeksi :  Memantulkan kepada orang lain perasaan- Memantulkan kepada orang lain perasaan- perasaan yang dirinya sendiri tidak mau perasaan yang dirinya sendiri tidak mau melihat atau menerimanya melihat atau menerimanya  M M engingkari perasaan-perasaan sendiri engingkari perasaan-perasaan sendiri dengan cara memantulkannya kepada orang dengan cara memantulkannya kepada orang lain lain  Sering terjadi, perasaan-perasaan Sering terjadi, perasaan-perasaan yang dipantulkan kepada orang lain yang dipantulkan kepada orang lain merupakan atribut yang dimilikinya merupakan atribut yang dimilikinya  Dalam teknik bermain proyeksi Dalam teknik bermain proyeksi konselor meminta kepada klien konselor meminta kepada klien untuk mencobakan atau melakukan untuk mencobakan atau melakukan hal-hal yang diproyeksikan kepada hal-hal yang diproyeksikan kepada orang lain. orang lain.  Teknik Pembalikan Teknik Pembalikan  Gejala-gejala dan tingkah laku tertentu Gejala-gejala dan tingkah laku tertentu sering kali mempresentasikan sering kali mempresentasikan pembalikan dari dorongan-dorongan pembalikan dari dorongan-dorongan yang mendasarinya yang mendasarinya  Dalam teknik ini konselor meminta klien Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk memainkan peran yang untuk memainkan peran yang berkebalikan dengan perasaan- berkebalikan dengan perasaan- perasaan yang dikeluhkannya. perasaan yang dikeluhkannya.  Misalnya : Misalnya : K K onselor memberi kesempatan onselor memberi kesempatan kepada klien untuk memainkan peran kepada klien untuk memainkan peran “ekshibisionis” bagi klien pemalu “ekshibisionis” bagi klien pemalu yang berlebihan yang berlebihan  Tetap dengan Perasaan Tetap dengan Perasaan  Teknik Teknik ini ini dapat digunakan untuk klien dapat digunakan untuk klien yang menunjukkan perasaan atau yang menunjukkan perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan suasana hati yang tidak menyenangkan dan dan ia sangat ingin menghindarinya ia sangat ingin menghindarinya  K K onselor mendorong klien untuk tetap onselor mendorong klien untuk tetap bertahan dengan perasaan yang ingin bertahan dengan perasaan yang ingin dihindarinya itu. dihindarinya itu.  Kebanyakan klien ingin melarikan diri dari Kebanyakan klien ingin melarikan diri dari stimulus yang menakutkan dan stimulus yang menakutkan dan menghindari perasaan-perasaan yang menghindari perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan tidak menyenangkan  Dalam hal ini konselor tetap mendorong Dalam hal ini konselor tetap mendorong klien untuk bertahan dengan ketakutan klien untuk bertahan dengan ketakutan atau kesakitan perasaan yang dialaminya atau kesakitan perasaan yang dialaminya sekarang dan mendorong klien untuk sekarang dan mendorong klien untuk menyelam lebih dalam ke dalam tingklah menyelam lebih dalam ke dalam tingklah laku dan perasaan yang ingin dihindarinya laku dan perasaan yang ingin dihindarinya itu. itu.  Untuk membuka dan membuat jalan me Untuk membuka dan membuat jalan me - - nuju perkembangan kesadaran perasaan nuju perkembangan kesadaran perasaan yang lebih baru yang lebih baru : : tidak cukup hanya mengkon tidak cukup hanya mengkon fron- fron- tasi dan menghadapi perasaan- tasi dan menghadapi perasaan- perasaan yang ingin dihindarinya perasaan yang ingin dihindarinya  membutuhkan keberanian dan pengalam membutuhkan keberanian dan pengalam - - an untuk bertahan dalam kesakitan pera an untuk bertahan dalam kesakitan pera - - saan yang ingin dihindarinya itu saan yang ingin dihindarinya itu . . PENDEKATAN PENDEKATAN 1. P 1. P endekatan gestalt cenderung kurang endekatan gestalt cenderung kurang m m emperhatikan faktor kognitif emperhatikan faktor kognitif 2. 2. P P endekatan gestalt menekankan endekatan gestalt menekankan tanggung jawab atas diri sendiri, tanggung jawab atas diri sendiri, tetapi tetapi mengabaikan tanggung jawab mengabaikan tanggung jawab pada orang lain pada orang lain 3. Menjadi tidak produktf bila penggunaan 3. Menjadi tidak produktf bila penggunaan teknik-teknik gestalt dikembangkan teknik-teknik gestalt dikembangkan secara mekanis secara mekanis 4. Dapat terjadi 4. Dapat terjadi klien sering bereaksi klien sering bereaksi negatif terhadap sejumlah teknik negatif terhadap sejumlah teknik gestalt karena merasa dirinya gestalt karena merasa dirinya dianggap anak kecil atau orang bodoh. dianggap anak kecil atau orang bodoh. Oleh: Dr. DYP Sugiharto, M.Pd