K K K K
Tugas konselor menunjukkan Tugas konselor menunjukkan
bahwa bahwa
masalahnya disebabkan oleh masalahnya disebabkan oleh
persepsi yang terganggu dan persepsi yang terganggu dan
pikiran-pikiran yang tidak rasional pikiran-pikiran yang tidak rasional
usaha untuk mengatasi masalah usaha untuk mengatasi masalah
adalah harus kembali kepada adalah harus kembali kepada
sebab-sebab permulaan sebab-sebab permulaan
, yaitu , yaitu
menghilangkan pikiran-pikiran menghilangkan pikiran-pikiran
yang tidak rasional yang tidak rasional
. .
Operasionalisasi tugas konselor : Operasionalisasi tugas konselor :
1. 1.
konselor lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan konselor lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan
cara banyak memberikan cerita dan penjelasan, cara banyak memberikan cerita dan penjelasan,
khususnya pada tahap awal khususnya pada tahap awal
2. 2.
mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung
3. 3.
menggunakan pendekatan yang dapat memberi menggunakan pendekatan yang dapat memberi
semangat dan memperbaiki cara berpikir klien, semangat dan memperbaiki cara berpikir klien,
kemudian memperbaiki mereka untuk dapat kemudian memperbaiki mereka untuk dapat
mendidik mendidik
dirinya sendiri dirinya sendiri
4. 4.
dengan gigih dan berulang-ulang menekankan dengan gigih dan berulang-ulang menekankan
bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan
hambatan emosional pada klien hambatan emosional pada klien
5. 5.
mendorong klien menggunakan kemampuan mendorong klien menggunakan kemampuan
rasional dari pada emosinya rasional dari pada emosinya
6. 6.
menggunakan pendekatan didaktif dan menggunakan pendekatan didaktif dan
filosofis filosofis
7. 7.
menggunakan humor dan “menekan” sebagai menggunakan humor dan “menekan” sebagai
jalan mengkonfrontasikan berpikir secara jalan mengkonfrontasikan berpikir secara
irrasional. irrasional.
Karakteristik Konseling RE Karakteristik Konseling RE
Aktif-direktif Aktif-direktif
: :
dalam hubungan konseling konselor dalam hubungan konseling konselor
lebih aktif membantu mengarahkan lebih aktif membantu mengarahkan
klien dalam menghadapi dan klien dalam menghadapi dan
memecahkan masalahnya. memecahkan masalahnya.
Kognitif-eksperiensial Kognitif-eksperiensial
proses proses
konseling konseling
berfokus pada aspek berfokus pada aspek
kognitif dari klien dan berintikan kognitif dari klien dan berintikan
pemecahan masalah yang rasional. pemecahan masalah yang rasional.
Emotif-ekspreriensial Emotif-ekspreriensial
proses proses
konseling memfokuskan pada konseling memfokuskan pada
aspek emosi klien dengan mempelajari aspek emosi klien dengan mempelajari
sumber-sumber gangguan emosional, sumber-sumber gangguan emosional,
sekaligus membongkar akar-akar sekaligus membongkar akar-akar
keyakinan yang keliru yang mendasari keyakinan yang keliru yang mendasari
gangguan tersebut. gangguan tersebut.
Behavioristik Behavioristik
proses proses
konseling yang dikembangkan konseling yang dikembangkan
hendaknya menyentuh dan mendorong hendaknya menyentuh dan mendorong
terjadinya perubahan tingkah laku klien. terjadinya perubahan tingkah laku klien.
TEKNIK KONSELING TEKNIK KONSELING
Teknik-teknik Emotif Afektif Teknik-teknik Emotif Afektif
Assertive adaptive Assertive adaptive
teknik untuk melatih, mendorong, teknik untuk melatih, mendorong,
dan membiasakan klien untuk secara dan membiasakan klien untuk secara
terus-menerus menyesuaikan dirinya terus-menerus menyesuaikan dirinya
dengan tingkah laku yang dengan tingkah laku yang
diinginkan. Latihan-latihan yang diinginkan. Latihan-latihan yang
diberikan lebih bersifat pendisiplinan diberikan lebih bersifat pendisiplinan
diri klien. diri klien.
- -
Bermain peran Bermain peran
teknik teknik
u u
ntuk mengekspresikan ntuk mengekspresikan
berbagai jenis perasaan yang berbagai jenis perasaan yang
menekan perasaan-perasaan menekan perasaan-perasaan
negatif melalui suatu suasana yang negatif melalui suatu suasana yang
di di
kondisikan kondisikan
sedemikian rupa sedemikian rupa
sehingga klien dapat secara bebas sehingga klien dapat secara bebas
mengungkapkan dirinya sendiri mengungkapkan dirinya sendiri
melalui peran tertentu melalui peran tertentu
. .
-
I I
mitasi mitasi
t t
eknik untuk menirukan secara terus eknik untuk menirukan secara terus
menerus suatu model tingkah laku menerus suatu model tingkah laku
tertentu dengan maksud tertentu dengan maksud
menghadapi dan menghilangkan menghadapi dan menghilangkan
tingkah lakunya sendiri yang negatif. tingkah lakunya sendiri yang negatif.
Teknik-teknik Behavioristik Teknik-teknik Behavioristik
Reinforcement Reinforcement
teknik untuk mendorong klien ke teknik untuk mendorong klien ke
arah tingkah laku yang lebih arah tingkah laku yang lebih
rasional dan logis dengan jalan rasional dan logis dengan jalan
memberikan pujian verbal memberikan pujian verbal
reward reward
ataupun hukuman ataupun hukuman
punishment punishment
. .
T T
eknik ini dimaksudkan untuk eknik ini dimaksudkan untuk
mem mem
- -
bongkar sistem nilai dan bongkar sistem nilai dan
keyakinan yang irrasional pada keyakinan yang irrasional pada
klien dan meng klien dan meng
- -
gantinya dengan gantinya dengan
sistem nilai yang positif. sistem nilai yang positif.
Dengan memberikan reward Dengan memberikan reward
ataupun punishment, maka klien ataupun punishment, maka klien
akan meng akan meng
- -
internalisasikan internalisasikan
sistem nilai yang diharapkan sistem nilai yang diharapkan
kepadanya kepadanya
. .
•
T T
eknik untuk membe eknik untuk membe
ntuk ntuk
tingkah laku- tingkah laku-
tingkah laku baru pada klien tingkah laku baru pada klien
•
Teknik ini dilakukan agar klien dapat Teknik ini dilakukan agar klien dapat
hidup dalam suatu model sosial yang hidup dalam suatu model sosial yang
diharapkan dengan cara imitasi meniru, diharapkan dengan cara imitasi meniru,
mengobser mengobser
- -
vasi, dan menyesuaikan vasi, dan menyesuaikan
dirinya dan meng dirinya dan meng
- -
internalisasikan norma- internalisasikan norma-
norma dalam sis norma dalam sis
- -
tem model sosial tem model sosial
dengan masalah tertentu yang telah dengan masalah tertentu yang telah
disiapkan oleh konselor. disiapkan oleh konselor.
Teknik-teknik Kognitif Teknik-teknik Kognitif
Home work assigments Home work assigments
T T
eknik yang dilaksanakan dalam eknik yang dilaksanakan dalam
bentuk tugas-tugas rumah untuk bentuk tugas-tugas rumah untuk
melatih, membiasakan diri, dan melatih, membiasakan diri, dan
menginternalisasikan sistem menginternalisasikan sistem
nilai tertentu yang menuntut nilai tertentu yang menuntut
pola tingkah laku yang pola tingkah laku yang
diharapkan. diharapkan.
•
Klien ditugasi untuk Klien ditugasi untuk
mempelajari bahan- mempelajari bahan-
bahan tertentu bahan tertentu
, melaksanakan latihan- , melaksanakan latihan-
latihan tertentu latihan tertentu
yang signifikan untuk yang signifikan untuk
mengubah aspek-aspek kognisinya yang mengubah aspek-aspek kognisinya yang
keliru keliru
dan irasional dan irasional
•
Tugas Tugas
yang diberikan konselor dilaporkan yang diberikan konselor dilaporkan
oleh klien dalam suatu pertemuan tatap oleh klien dalam suatu pertemuan tatap
muka dengan konselor muka dengan konselor
•
T T
eknik eknik
juga bermaksud : juga bermaksud :
mengembangkan mengembangkan
p tanggung jawab, kepercayaan diri p tanggung jawab, kepercayaan diri
, ,
pengelolaan diri klien dan mengurangi pengelolaan diri klien dan mengurangi
ketergantungannya kepada konselor. ketergantungannya kepada konselor.
Latihan assertive Latihan assertive
T T
eknik untuk melatih keberanian klien eknik untuk melatih keberanian klien
dalam mengekspresikan tingkah laku- dalam mengekspresikan tingkah laku-
tingkah laku tertentu yang diharapkan tingkah laku tertentu yang diharapkan
melalui bermain peran, latihan, atau melalui bermain peran, latihan, atau
meniru model-model sosial. meniru model-model sosial.
Maksud utama teknik latihan asertif Maksud utama teknik latihan asertif
1. 1.
mendorong kemampuan klien mendorong kemampuan klien
mengekspresikan berbagai mengekspresikan berbagai
hal yang berhubungan dengan emosinya hal yang berhubungan dengan emosinya
2. 2.
membangkitkan kemampuan klien dalam membangkitkan kemampuan klien dalam
mengungkapkan hak asasinya sendiri mengungkapkan hak asasinya sendiri
tanpa tanpa
menolak atau memusuhi hak menolak atau memusuhi hak
asasi orang asasi orang
lain lain
3. 3.
mendorong klien untuk meningkatkan mendorong klien untuk meningkatkan
kepercayaan dan kemampuan diri kepercayaan dan kemampuan diri
4. 4.
meningkatkan kemampuan untuk memilih meningkatkan kemampuan untuk memilih
tingkah tingkah
laku-tingkah laku asertif yang laku-tingkah laku asertif yang
cocok cocok
untuk diri sendiri. untuk diri sendiri.
TIADA SEINDAH HARI INI TIADA SEINDAH HARI INI
Tiada seindah kini duduk Tiada seindah kini duduk
berdampingan berdampingan
Menyentuh hati dengan wajah kasih Menyentuh hati dengan wajah kasih
Diantara g’ru pembimbing tersenyum Diantara g’ru pembimbing tersenyum
dengan mesra dengan mesra
Alangkah indahnya hari ini Alangkah indahnya hari ini
Terlepaslah segala kenangan duka Terlepaslah segala kenangan duka
Kan tercapai harapan hidup bahagia Kan tercapai harapan hidup bahagia
Tiada seindah kini duduk Tiada seindah kini duduk
berdampingan berdampingan
Alangkah indahnya hari ini Alangkah indahnya hari ini
Dr. DYP Sugiharto, M.Pd Dr. DYP Sugiharto, M.Pd
Jl. Dewi Sartika Raya No. 3C Semarang Jl. Dewi Sartika Raya No. 3C Semarang
50221 50221
Telp. 024 8310363 - 081457091192 Telp. 024 8310363 - 081457091192
KONSEP DASAR KONSEP DASAR
Pandangan tentang Manusia Pandangan tentang Manusia
•
M M
anusia merupakan sistem sifat atau faktor yang saling anusia merupakan sistem sifat atau faktor yang saling
berkaitan antara satu dengan lainnya, seperti kecakapan, berkaitan antara satu dengan lainnya, seperti kecakapan,
minat, sikap, dan temperamen. minat, sikap, dan temperamen.
•
Perkembangan kemajuan individu mulai dari masa bayi Perkembangan kemajuan individu mulai dari masa bayi
sampai dewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan faktor. sampai dewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan faktor.
Telah banyak dilakukan usaha untuk menyusun kategori Telah banyak dilakukan usaha untuk menyusun kategori
individu atas dasar dimensi sifat dan faktor. individu atas dasar dimensi sifat dan faktor.
•
Studi ilmiah yang telah dilakukan adalah : 1 mengukur Studi ilmiah yang telah dilakukan adalah : 1 mengukur
dan menilai ciri ciri-ciri seseorang dengan tes psikologis, 2 dan menilai ciri ciri-ciri seseorang dengan tes psikologis, 2
mendefinisikan atau menggambarkan keadaan individu, mendefinisikan atau menggambarkan keadaan individu,
3 membantu individu untuk memahami diri dan 3 membantu individu untuk memahami diri dan
lingkungannya, 4 memprediksi keberhasilan yang lingkungannya, 4 memprediksi keberhasilan yang
mungkin dicapai pada masa mendatang. mungkin dicapai pada masa mendatang.
Manusia berusaha untuk menggunakan Manusia berusaha untuk menggunakan
pemahaman diri dan pengetahuan pemahaman diri dan pengetahuan
kecakapan dirinya sebagai dasar bagi kecakapan dirinya sebagai dasar bagi
pengembangan potensinya. pengembangan potensinya.
Manusia mempunyai potensi untuk Manusia mempunyai potensi untuk
berbuat baik atau buruk. berbuat baik atau buruk.
Makna hidup adalah mencari kebenaran Makna hidup adalah mencari kebenaran
dan berbuat baik serta menolak kejahatan. dan berbuat baik serta menolak kejahatan.
Menjadi manusia seutuhnya tergantung Menjadi manusia seutuhnya tergantung
pada hubunganny pada hubunganny
a a
dengan orang lain. dengan orang lain.
•
Karena setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan Karena setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan
kemampuan yang terorganisir secara unik, dan karena kemampuan yang terorganisir secara unik, dan karena
kemampuan kausalitasnya relatif stabil setelah remaja, maka kemampuan kausalitasnya relatif stabil setelah remaja, maka
tes obyektif dapat digunakan untuk mengidentifikasi tes obyektif dapat digunakan untuk mengidentifikasi
karakteristik-karatreistik individu. karakteristik-karatreistik individu.
•
Pola-pola kepribadian dan minat berkorelasi dengan tingkah Pola-pola kepribadian dan minat berkorelasi dengan tingkah
laku kerja tertentu. laku kerja tertentu.
•
Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas
dan minat yang berbeda dan hal ini dapat ditentukan. dan minat yang berbeda dan hal ini dapat ditentukan.
Individu akan belajar dengan lebih mudah dan efektif apabila Individu akan belajar dengan lebih mudah dan efektif apabila
potensi dan bakatnya sesuai dengan tuntutan kurikulum. potensi dan bakatnya sesuai dengan tuntutan kurikulum.
•
Baik klien maupun konselor hendaknya mendiagnosis potensi Baik klien maupun konselor hendaknya mendiagnosis potensi
klien untuk mengawali penempatan dalam kurikulum atau klien untuk mengawali penempatan dalam kurikulum atau
pekerjaan. pekerjaan.
•
Setiap individu mempunyai kecakapan dan keinginan untuk Setiap individu mempunyai kecakapan dan keinginan untuk
mengidentifikasi secara kognitif kemampuannya sendiri. mengidentifikasi secara kognitif kemampuannya sendiri.
Pandangan tentang Kepribadian Pandangan tentang Kepribadian
•
K K
epribadian epribadian
: :
suatu sistem yang saling tergantung suatu sistem yang saling tergantung
dengan sifat dan faktor, seperti kecakapan, minat, sikap, dengan sifat dan faktor, seperti kecakapan, minat, sikap,
dan temperamen. dan temperamen.
•
Perkembangan kepribadian manusia ditentutan oleh Perkembangan kepribadian manusia ditentutan oleh
faktor pembawaan dan lingkungan. faktor pembawaan dan lingkungan.
•
S S
etiap individu ada sifat-sifat yang umum dan ada sifat- etiap individu ada sifat-sifat yang umum dan ada sifat-
sifat yang khusus, yang merupakan sifat yang unik. sifat yang khusus, yang merupakan sifat yang unik.
•
U U
nsur dasar dari struktur kepribadian disebut sifat dan nsur dasar dari struktur kepribadian disebut sifat dan
merupakan kecenderungan luas untuk memberi reaksi merupakan kecenderungan luas untuk memberi reaksi
dan membentuk tingkah laku yang relatif tetap. dan membentuk tingkah laku yang relatif tetap.
•
Sifat Sifat
trait trait
: :
struktur mental struktur mental
yang dapat diamati untuk yang dapat diamati untuk
menunjukkan keajegan dan ketepatan dalam tingkah menunjukkan keajegan dan ketepatan dalam tingkah
laku. laku.
TUJUAN KONSELING TUJUAN KONSELING
Membantu individu mencapai perkembangan Membantu individu mencapai perkembangan
kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia. kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia.
Membantu individu dalam memperoleh kemajuan Membantu individu dalam memperoleh kemajuan
memahami dan mengelola diri dengan cara memahami dan mengelola diri dengan cara
membantunya menilai kekuatan dan kelamahan diri membantunya menilai kekuatan dan kelamahan diri
dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuan- dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuan-
tujuan hidup dan karir. tujuan hidup dan karir.
Membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, Membantu individu untuk memperbaiki kekurangan,
tidakmampuan, dan keterbatasan diri serta membantu tidakmampuan, dan keterbatasan diri serta membantu
pertumbuhan dan integrasi kepribadian. pertumbuhan dan integrasi kepribadian.
Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan dalam Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan dalam
penilaian diri dengan mengggunakan metode ilmiah. penilaian diri dengan mengggunakan metode ilmiah.
DESKRIPSI PROSES KONSELING DESKRIPSI PROSES KONSELING
Hubungan konselor dengan klien merupakan Hubungan konselor dengan klien merupakan
hubungan yang sangat akrab, sangat bersifat hubungan yang sangat akrab, sangat bersifat
pribadi dalam hubungan tatap muka. pribadi dalam hubungan tatap muka.
Konselor bukan hanya membantu individu atas Konselor bukan hanya membantu individu atas
apa saja yang sesuai dengan potensinya, tetapi apa saja yang sesuai dengan potensinya, tetapi
konselor juga mempengaruhi klien berkembang konselor juga mempengaruhi klien berkembang
ke satu arah yang terbaik baginya. ke satu arah yang terbaik baginya.
Konselor memang tidak menetapkan tetapi Konselor memang tidak menetapkan tetapi
memberikan pengaruh untuk mendapatkan memberikan pengaruh untuk mendapatkan
cara yang baik dalam membuat keputusan. cara yang baik dalam membuat keputusan.
Tahapan p Tahapan p
roses konseling roses konseling
: :
1. Analisis 1. Analisis
- M - M
erupakan tahapan kegiatan erupakan tahapan kegiatan
: :
pengumpulan informasi dan pengumpulan informasi dan
data data
mengenai klien. mengenai klien.
- K - K
onselor dan klien memiliki onselor dan klien memiliki
informasi yang dpat dipercaya, informasi yang dpat dipercaya,
tepat, dan relevan untuk mendiagnosis pembawaan, minat, tepat, dan relevan untuk mendiagnosis pembawaan, minat,
motif, keseimbangan emosional dan sifat-sifat lain yang motif, keseimbangan emosional dan sifat-sifat lain yang
memudahkan memudahkan
penyesuaian penyesuaian
diri diri
- -
Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat, spt : Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat, spt :
cacatan kumulatif, wawancara, catatan anekdot, tes cacatan kumulatif, wawancara, catatan anekdot, tes
psikologis, psikologis,
dan dan
s s
tudi kasus tudi kasus
. .
- -
Selain mengumpulkan data obyektif, konselor harus Selain mengumpulkan data obyektif, konselor harus
memperhatikan pula cita-cita dan sikap klien memperhatikan pula cita-cita dan sikap klien
dan cara dan cara
memandang permasalahannya memandang permasalahannya
. .
2. 2.
Sintesis Sintesis
M M
erangkum dan mengatur data hasil analisis yang erangkum dan mengatur data hasil analisis yang
sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat klien, sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat klien,
kelamahan dan kekuatan, serta kemampuan kelamahan dan kekuatan, serta kemampuan
penyesuaian diri. penyesuaian diri.
3. Diagnosis 3. Diagnosis
M M
erupakan tahapan untuk menemukan ketetapan erupakan tahapan untuk menemukan ketetapan
dan pola yang dapat mengarahkan kepada dan pola yang dapat mengarahkan kepada
permasalahan, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat permasalahan, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat
klien yang relevan dan berpengaruh terhadap klien yang relevan dan berpengaruh terhadap
proses penyesuaian diri. proses penyesuaian diri.
Langkah Diagnosis : Langkah Diagnosis :
a. Identifikasi Masalah a. Identifikasi Masalah
b. Menentukan sebab-sebab b. Menentukan sebab-sebab
c. Prognosis c. Prognosis
- M - M
erupakan hubungan membantu klien untuk erupakan hubungan membantu klien untuk
menemukan sumber diri sendiri maupun sumber di luar menemukan sumber diri sendiri maupun sumber di luar
dirinya dirinya
dalam upaya mencapai perkembangan dan dalam upaya mencapai perkembangan dan
penyesuaian optimal sesuai dengan kemampuannya. penyesuaian optimal sesuai dengan kemampuannya.
- -
Dalam kaitan ini ada lima sifat konseling, yaitu : Dalam kaitan ini ada lima sifat konseling, yaitu :
1. B 1. B
elajar terpimpin menuju pengertian diri elajar terpimpin menuju pengertian diri
2. M 2. M
endidik endidik
mengajar mengajar
kembali untuk mencapai tujuan kembali untuk mencapai tujuan
kepribadiannya dan penyesuaian hidupnya. kepribadiannya dan penyesuaian hidupnya.
3. B 3. B
antuan pribadi agar klien mengerti dan terampil antuan pribadi agar klien mengerti dan terampil
dalam menerapkan prinsip dan teknik yang dalam menerapkan prinsip dan teknik yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
4. K 4. K
onseling yang mencakup hubungan dan teknik onseling yang mencakup hubungan dan teknik
yang bersifat menyembuhkan yang bersifat menyembuhkan
5. M 5. M
endidik kembali yang sifatnya sebagai katarsis endidik kembali yang sifatnya sebagai katarsis
atau penyaluran atau penyaluran
5. 5.
Tindak Lanjut Tindak Lanjut
- M - M
emberikan bantuan kepada klien emberikan bantuan kepada klien
dalam menghadapi masalah baru dalam menghadapi masalah baru
dengan mengingatkannya kepada dengan mengingatkannya kepada
masalah sumbernya sehingga masalah sumbernya sehingga
menjamin keberhasilan konseling. menjamin keberhasilan konseling.
- -
Teknik yang digunakan konselor harus Teknik yang digunakan konselor harus
disesuaikan dengan individualitas klien, disesuaikan dengan individualitas klien,
mengingat bahwa individu itu sifatnya mengingat bahwa individu itu sifatnya
unik, unik,
sehingga tidak ada teknik yang baku yang sehingga tidak ada teknik yang baku yang
berlaku untuk semua klien. berlaku untuk semua klien.
TEKNIK KONSELING TEKNIK KONSELING
Atending Atending
•
Dalam formulasi yang singkat Atending dapat Dalam formulasi yang singkat Atending dapat
dipahami sebagai usaha pembinaan untuk dipahami sebagai usaha pembinaan untuk
menghadirkan klien dalam proses konseling menghadirkan klien dalam proses konseling
•
Penciptaan dan pengembangan Atending Penciptaan dan pengembangan Atending
dimulai dari upaya konselor menunjukkan dimulai dari upaya konselor menunjukkan
sikap empati, menghargai, wajar, dan sikap empati, menghargai, wajar, dan
mampu mengetahui atau paling tidak mampu mengetahui atau paling tidak
mengantisipasi kebutuhan yang dirasakan mengantisipasi kebutuhan yang dirasakan
oleh klien. oleh klien.
refleksi melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai refleksi melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut. berikut.
- -
Bagaimana saudara mengenal dan mengantisipasi Bagaimana saudara mengenal dan mengantisipasi
bila bila
seseorang sangat tertarik pada Anda? seseorang sangat tertarik pada Anda?
- B - B
agaimana saudara mengenal bila seseorang agaimana saudara mengenal bila seseorang
memberikan perhatian terhadap Anda? memberikan perhatian terhadap Anda?
- B - B
agaimana saudara mengenal atau mengetahui bila agaimana saudara mengenal atau mengetahui bila
seseorang mendengarkan, memeperhatiakan dan seseorang mendengarkan, memeperhatiakan dan
menghayati Anda ? menghayati Anda ?
•
Melalui jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di Melalui jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di
atas, konselor dapat memulai melakukan pembinaan atas, konselor dapat memulai melakukan pembinaan
untuk mengajak klien mamasuki proses konseling. untuk mengajak klien mamasuki proses konseling.