K K K K

 Tugas konselor menunjukkan Tugas konselor menunjukkan bahwa bahwa  masalahnya disebabkan oleh masalahnya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional pikiran-pikiran yang tidak rasional  usaha untuk mengatasi masalah usaha untuk mengatasi masalah adalah harus kembali kepada adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan sebab-sebab permulaan , yaitu , yaitu menghilangkan pikiran-pikiran menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak rasional yang tidak rasional . .  Operasionalisasi tugas konselor : Operasionalisasi tugas konselor : 1. 1. konselor lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan konselor lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan cara banyak memberikan cerita dan penjelasan, cara banyak memberikan cerita dan penjelasan, khususnya pada tahap awal khususnya pada tahap awal 2. 2. mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung 3. 3. menggunakan pendekatan yang dapat memberi menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki cara berpikir klien, semangat dan memperbaiki cara berpikir klien, kemudian memperbaiki mereka untuk dapat kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik mendidik dirinya sendiri dirinya sendiri 4. 4. dengan gigih dan berulang-ulang menekankan dengan gigih dan berulang-ulang menekankan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada klien hambatan emosional pada klien 5. 5. mendorong klien menggunakan kemampuan mendorong klien menggunakan kemampuan rasional dari pada emosinya rasional dari pada emosinya 6. 6. menggunakan pendekatan didaktif dan menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis filosofis 7. 7. menggunakan humor dan “menekan” sebagai menggunakan humor dan “menekan” sebagai jalan mengkonfrontasikan berpikir secara jalan mengkonfrontasikan berpikir secara irrasional. irrasional.  Karakteristik Konseling RE Karakteristik Konseling RE  Aktif-direktif Aktif-direktif : : dalam hubungan konseling konselor dalam hubungan konseling konselor lebih aktif membantu mengarahkan lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya. memecahkan masalahnya.  Kognitif-eksperiensial Kognitif-eksperiensial proses proses konseling konseling berfokus pada aspek berfokus pada aspek kognitif dari klien dan berintikan kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional. pemecahan masalah yang rasional.  Emotif-ekspreriensial Emotif-ekspreriensial proses proses konseling memfokuskan pada konseling memfokuskan pada aspek emosi klien dengan mempelajari aspek emosi klien dengan mempelajari sumber-sumber gangguan emosional, sumber-sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut. gangguan tersebut.  Behavioristik Behavioristik proses proses konseling yang dikembangkan konseling yang dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien. terjadinya perubahan tingkah laku klien. TEKNIK KONSELING TEKNIK KONSELING  Teknik-teknik Emotif Afektif Teknik-teknik Emotif Afektif  Assertive adaptive Assertive adaptive teknik untuk melatih, mendorong, teknik untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien. diri klien. - - Bermain peran Bermain peran teknik teknik u u ntuk mengekspresikan ntuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang berbagai jenis perasaan yang menekan perasaan-perasaan menekan perasaan-perasaan negatif melalui suatu suasana yang negatif melalui suatu suasana yang di di kondisikan kondisikan sedemikian rupa sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu melalui peran tertentu . . - I I mitasi mitasi t t eknik untuk menirukan secara terus eknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif. tingkah lakunya sendiri yang negatif.  Teknik-teknik Behavioristik Teknik-teknik Behavioristik  Reinforcement Reinforcement  teknik untuk mendorong klien ke teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal memberikan pujian verbal reward reward ataupun hukuman ataupun hukuman punishment punishment . .  T T eknik ini dimaksudkan untuk eknik ini dimaksudkan untuk mem mem - - bongkar sistem nilai dan bongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada keyakinan yang irrasional pada klien dan meng klien dan meng - - gantinya dengan gantinya dengan sistem nilai yang positif. sistem nilai yang positif.  Dengan memberikan reward Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka klien ataupun punishment, maka klien akan meng akan meng - - internalisasikan internalisasikan sistem nilai yang diharapkan sistem nilai yang diharapkan kepadanya kepadanya . . • T T eknik untuk membe eknik untuk membe ntuk ntuk tingkah laku- tingkah laku- tingkah laku baru pada klien tingkah laku baru pada klien • Teknik ini dilakukan agar klien dapat Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi meniru, diharapkan dengan cara imitasi meniru, mengobser mengobser - - vasi, dan menyesuaikan vasi, dan menyesuaikan dirinya dan meng dirinya dan meng - - internalisasikan norma- internalisasikan norma- norma dalam sis norma dalam sis - - tem model sosial tem model sosial dengan masalah tertentu yang telah dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor. disiapkan oleh konselor.  Teknik-teknik Kognitif Teknik-teknik Kognitif  Home work assigments Home work assigments  T T eknik yang dilaksanakan dalam eknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang pola tingkah laku yang diharapkan. diharapkan. • Klien ditugasi untuk Klien ditugasi untuk mempelajari bahan- mempelajari bahan- bahan tertentu bahan tertentu , melaksanakan latihan- , melaksanakan latihan- latihan tertentu latihan tertentu yang signifikan untuk yang signifikan untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru keliru dan irasional dan irasional • Tugas Tugas yang diberikan konselor dilaporkan yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan tatap oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor muka dengan konselor • T T eknik eknik juga bermaksud : juga bermaksud : mengembangkan mengembangkan p tanggung jawab, kepercayaan diri p tanggung jawab, kepercayaan diri , , pengelolaan diri klien dan mengurangi pengelolaan diri klien dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor. ketergantungannya kepada konselor.  Latihan assertive Latihan assertive  T T eknik untuk melatih keberanian klien eknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku- dalam mengekspresikan tingkah laku- tingkah laku tertentu yang diharapkan tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial. meniru model-model sosial.  Maksud utama teknik latihan asertif Maksud utama teknik latihan asertif 1. 1. mendorong kemampuan klien mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya hal yang berhubungan dengan emosinya 2. 2. membangkitkan kemampuan klien dalam membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa tanpa menolak atau memusuhi hak menolak atau memusuhi hak asasi orang asasi orang lain lain 3. 3. mendorong klien untuk meningkatkan mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri kepercayaan dan kemampuan diri 4. 4. meningkatkan kemampuan untuk memilih meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah tingkah laku-tingkah laku asertif yang laku-tingkah laku asertif yang cocok cocok untuk diri sendiri. untuk diri sendiri. TIADA SEINDAH HARI INI TIADA SEINDAH HARI INI Tiada seindah kini duduk Tiada seindah kini duduk berdampingan berdampingan Menyentuh hati dengan wajah kasih Menyentuh hati dengan wajah kasih Diantara g’ru pembimbing tersenyum Diantara g’ru pembimbing tersenyum dengan mesra dengan mesra Alangkah indahnya hari ini Alangkah indahnya hari ini Terlepaslah segala kenangan duka Terlepaslah segala kenangan duka Kan tercapai harapan hidup bahagia Kan tercapai harapan hidup bahagia Tiada seindah kini duduk Tiada seindah kini duduk berdampingan berdampingan Alangkah indahnya hari ini Alangkah indahnya hari ini Dr. DYP Sugiharto, M.Pd Dr. DYP Sugiharto, M.Pd Jl. Dewi Sartika Raya No. 3C Semarang Jl. Dewi Sartika Raya No. 3C Semarang 50221 50221 Telp. 024 8310363 - 081457091192 Telp. 024 8310363 - 081457091192 KONSEP DASAR KONSEP DASAR  Pandangan tentang Manusia Pandangan tentang Manusia • M M anusia merupakan sistem sifat atau faktor yang saling anusia merupakan sistem sifat atau faktor yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya, seperti kecakapan, berkaitan antara satu dengan lainnya, seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen. minat, sikap, dan temperamen. • Perkembangan kemajuan individu mulai dari masa bayi Perkembangan kemajuan individu mulai dari masa bayi sampai dewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan faktor. sampai dewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan faktor. Telah banyak dilakukan usaha untuk menyusun kategori Telah banyak dilakukan usaha untuk menyusun kategori individu atas dasar dimensi sifat dan faktor. individu atas dasar dimensi sifat dan faktor. • Studi ilmiah yang telah dilakukan adalah : 1 mengukur Studi ilmiah yang telah dilakukan adalah : 1 mengukur dan menilai ciri ciri-ciri seseorang dengan tes psikologis, 2 dan menilai ciri ciri-ciri seseorang dengan tes psikologis, 2 mendefinisikan atau menggambarkan keadaan individu, mendefinisikan atau menggambarkan keadaan individu, 3 membantu individu untuk memahami diri dan 3 membantu individu untuk memahami diri dan lingkungannya, 4 memprediksi keberhasilan yang lingkungannya, 4 memprediksi keberhasilan yang mungkin dicapai pada masa mendatang. mungkin dicapai pada masa mendatang.  Manusia berusaha untuk menggunakan Manusia berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya. pengembangan potensinya.  Manusia mempunyai potensi untuk Manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik atau buruk. berbuat baik atau buruk.  Makna hidup adalah mencari kebenaran Makna hidup adalah mencari kebenaran dan berbuat baik serta menolak kejahatan. dan berbuat baik serta menolak kejahatan.  Menjadi manusia seutuhnya tergantung Menjadi manusia seutuhnya tergantung pada hubunganny pada hubunganny a a dengan orang lain. dengan orang lain. • Karena setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan Karena setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan kemampuan yang terorganisir secara unik, dan karena kemampuan yang terorganisir secara unik, dan karena kemampuan kausalitasnya relatif stabil setelah remaja, maka kemampuan kausalitasnya relatif stabil setelah remaja, maka tes obyektif dapat digunakan untuk mengidentifikasi tes obyektif dapat digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik-karatreistik individu. karakteristik-karatreistik individu. • Pola-pola kepribadian dan minat berkorelasi dengan tingkah Pola-pola kepribadian dan minat berkorelasi dengan tingkah laku kerja tertentu. laku kerja tertentu. • Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas dan minat yang berbeda dan hal ini dapat ditentukan. dan minat yang berbeda dan hal ini dapat ditentukan. Individu akan belajar dengan lebih mudah dan efektif apabila Individu akan belajar dengan lebih mudah dan efektif apabila potensi dan bakatnya sesuai dengan tuntutan kurikulum. potensi dan bakatnya sesuai dengan tuntutan kurikulum. • Baik klien maupun konselor hendaknya mendiagnosis potensi Baik klien maupun konselor hendaknya mendiagnosis potensi klien untuk mengawali penempatan dalam kurikulum atau klien untuk mengawali penempatan dalam kurikulum atau pekerjaan. pekerjaan. • Setiap individu mempunyai kecakapan dan keinginan untuk Setiap individu mempunyai kecakapan dan keinginan untuk mengidentifikasi secara kognitif kemampuannya sendiri. mengidentifikasi secara kognitif kemampuannya sendiri.  Pandangan tentang Kepribadian Pandangan tentang Kepribadian • K K epribadian epribadian : : suatu sistem yang saling tergantung suatu sistem yang saling tergantung dengan sifat dan faktor, seperti kecakapan, minat, sikap, dengan sifat dan faktor, seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen. dan temperamen. • Perkembangan kepribadian manusia ditentutan oleh Perkembangan kepribadian manusia ditentutan oleh faktor pembawaan dan lingkungan. faktor pembawaan dan lingkungan. • S S etiap individu ada sifat-sifat yang umum dan ada sifat- etiap individu ada sifat-sifat yang umum dan ada sifat- sifat yang khusus, yang merupakan sifat yang unik. sifat yang khusus, yang merupakan sifat yang unik. • U U nsur dasar dari struktur kepribadian disebut sifat dan nsur dasar dari struktur kepribadian disebut sifat dan merupakan kecenderungan luas untuk memberi reaksi merupakan kecenderungan luas untuk memberi reaksi dan membentuk tingkah laku yang relatif tetap. dan membentuk tingkah laku yang relatif tetap. • Sifat Sifat trait trait : : struktur mental struktur mental yang dapat diamati untuk yang dapat diamati untuk menunjukkan keajegan dan ketepatan dalam tingkah menunjukkan keajegan dan ketepatan dalam tingkah laku. laku. TUJUAN KONSELING TUJUAN KONSELING  Membantu individu mencapai perkembangan Membantu individu mencapai perkembangan kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia. kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia.  Membantu individu dalam memperoleh kemajuan Membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelamahan diri membantunya menilai kekuatan dan kelamahan diri dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuan- dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuan- tujuan hidup dan karir. tujuan hidup dan karir.  Membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, Membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, tidakmampuan, dan keterbatasan diri serta membantu tidakmampuan, dan keterbatasan diri serta membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian. pertumbuhan dan integrasi kepribadian.  Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan dalam Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan dalam penilaian diri dengan mengggunakan metode ilmiah. penilaian diri dengan mengggunakan metode ilmiah. DESKRIPSI PROSES KONSELING DESKRIPSI PROSES KONSELING  Hubungan konselor dengan klien merupakan Hubungan konselor dengan klien merupakan hubungan yang sangat akrab, sangat bersifat hubungan yang sangat akrab, sangat bersifat pribadi dalam hubungan tatap muka. pribadi dalam hubungan tatap muka.  Konselor bukan hanya membantu individu atas Konselor bukan hanya membantu individu atas apa saja yang sesuai dengan potensinya, tetapi apa saja yang sesuai dengan potensinya, tetapi konselor juga mempengaruhi klien berkembang konselor juga mempengaruhi klien berkembang ke satu arah yang terbaik baginya. ke satu arah yang terbaik baginya.  Konselor memang tidak menetapkan tetapi Konselor memang tidak menetapkan tetapi memberikan pengaruh untuk mendapatkan memberikan pengaruh untuk mendapatkan cara yang baik dalam membuat keputusan. cara yang baik dalam membuat keputusan.  Tahapan p Tahapan p roses konseling roses konseling : : 1. Analisis 1. Analisis - M - M erupakan tahapan kegiatan erupakan tahapan kegiatan : : pengumpulan informasi dan pengumpulan informasi dan data data mengenai klien. mengenai klien. - K - K onselor dan klien memiliki onselor dan klien memiliki informasi yang dpat dipercaya, informasi yang dpat dipercaya, tepat, dan relevan untuk mendiagnosis pembawaan, minat, tepat, dan relevan untuk mendiagnosis pembawaan, minat, motif, keseimbangan emosional dan sifat-sifat lain yang motif, keseimbangan emosional dan sifat-sifat lain yang memudahkan memudahkan penyesuaian penyesuaian diri diri - - Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat, spt : Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat, spt : cacatan kumulatif, wawancara, catatan anekdot, tes cacatan kumulatif, wawancara, catatan anekdot, tes psikologis, psikologis, dan dan s s tudi kasus tudi kasus . . - - Selain mengumpulkan data obyektif, konselor harus Selain mengumpulkan data obyektif, konselor harus memperhatikan pula cita-cita dan sikap klien memperhatikan pula cita-cita dan sikap klien dan cara dan cara memandang permasalahannya memandang permasalahannya . . 2. 2. Sintesis Sintesis M M erangkum dan mengatur data hasil analisis yang erangkum dan mengatur data hasil analisis yang sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat klien, sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat klien, kelamahan dan kekuatan, serta kemampuan kelamahan dan kekuatan, serta kemampuan penyesuaian diri. penyesuaian diri. 3. Diagnosis 3. Diagnosis M M erupakan tahapan untuk menemukan ketetapan erupakan tahapan untuk menemukan ketetapan dan pola yang dapat mengarahkan kepada dan pola yang dapat mengarahkan kepada permasalahan, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat permasalahan, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat klien yang relevan dan berpengaruh terhadap klien yang relevan dan berpengaruh terhadap proses penyesuaian diri. proses penyesuaian diri. Langkah Diagnosis : Langkah Diagnosis : a. Identifikasi Masalah a. Identifikasi Masalah b. Menentukan sebab-sebab b. Menentukan sebab-sebab c. Prognosis c. Prognosis - M - M erupakan hubungan membantu klien untuk erupakan hubungan membantu klien untuk menemukan sumber diri sendiri maupun sumber di luar menemukan sumber diri sendiri maupun sumber di luar dirinya dirinya dalam upaya mencapai perkembangan dan dalam upaya mencapai perkembangan dan penyesuaian optimal sesuai dengan kemampuannya. penyesuaian optimal sesuai dengan kemampuannya. - - Dalam kaitan ini ada lima sifat konseling, yaitu : Dalam kaitan ini ada lima sifat konseling, yaitu : 1. B 1. B elajar terpimpin menuju pengertian diri elajar terpimpin menuju pengertian diri 2. M 2. M endidik endidik mengajar mengajar kembali untuk mencapai tujuan kembali untuk mencapai tujuan kepribadiannya dan penyesuaian hidupnya. kepribadiannya dan penyesuaian hidupnya. 3. B 3. B antuan pribadi agar klien mengerti dan terampil antuan pribadi agar klien mengerti dan terampil dalam menerapkan prinsip dan teknik yang dalam menerapkan prinsip dan teknik yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. 4. K 4. K onseling yang mencakup hubungan dan teknik onseling yang mencakup hubungan dan teknik yang bersifat menyembuhkan yang bersifat menyembuhkan 5. M 5. M endidik kembali yang sifatnya sebagai katarsis endidik kembali yang sifatnya sebagai katarsis atau penyaluran atau penyaluran 5. 5. Tindak Lanjut Tindak Lanjut - M - M emberikan bantuan kepada klien emberikan bantuan kepada klien dalam menghadapi masalah baru dalam menghadapi masalah baru dengan mengingatkannya kepada dengan mengingatkannya kepada masalah sumbernya sehingga masalah sumbernya sehingga menjamin keberhasilan konseling. menjamin keberhasilan konseling. - - Teknik yang digunakan konselor harus Teknik yang digunakan konselor harus disesuaikan dengan individualitas klien, disesuaikan dengan individualitas klien, mengingat bahwa individu itu sifatnya mengingat bahwa individu itu sifatnya unik, unik, sehingga tidak ada teknik yang baku yang sehingga tidak ada teknik yang baku yang berlaku untuk semua klien. berlaku untuk semua klien. TEKNIK KONSELING TEKNIK KONSELING  Atending Atending • Dalam formulasi yang singkat Atending dapat Dalam formulasi yang singkat Atending dapat dipahami sebagai usaha pembinaan untuk dipahami sebagai usaha pembinaan untuk menghadirkan klien dalam proses konseling menghadirkan klien dalam proses konseling • Penciptaan dan pengembangan Atending Penciptaan dan pengembangan Atending dimulai dari upaya konselor menunjukkan dimulai dari upaya konselor menunjukkan sikap empati, menghargai, wajar, dan sikap empati, menghargai, wajar, dan mampu mengetahui atau paling tidak mampu mengetahui atau paling tidak mengantisipasi kebutuhan yang dirasakan mengantisipasi kebutuhan yang dirasakan oleh klien. oleh klien. refleksi melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai refleksi melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. berikut. - - Bagaimana saudara mengenal dan mengantisipasi Bagaimana saudara mengenal dan mengantisipasi bila bila seseorang sangat tertarik pada Anda? seseorang sangat tertarik pada Anda? - B - B agaimana saudara mengenal bila seseorang agaimana saudara mengenal bila seseorang memberikan perhatian terhadap Anda? memberikan perhatian terhadap Anda? - B - B agaimana saudara mengenal atau mengetahui bila agaimana saudara mengenal atau mengetahui bila seseorang mendengarkan, memeperhatiakan dan seseorang mendengarkan, memeperhatiakan dan menghayati Anda ? menghayati Anda ? • Melalui jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di Melalui jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas, konselor dapat memulai melakukan pembinaan atas, konselor dapat memulai melakukan pembinaan untuk mengajak klien mamasuki proses konseling. untuk mengajak klien mamasuki proses konseling.