5 Bagi masyarakat pada umumnya tulisan ini dapat menjadi bahan bacaan sebagai
tambahan informasi dalam mengetahui bagaimana perusahaan dijalankan dan dipertanggungjawabkan oleh direksi, diawasi oleh komisaris dan diperiksa oleh
seorang auditor dalam upaya melindungi kepentingan pemegang saham yang menanamkan modalnya di sebuah perusahaan
E. Keaslian Penelitian
Untuk menghindari terjadinya duplikasi penelitian terhadap masalah yang sama dengan penelitian ini, maka dilakukan pemeriksaan terhadap judul dan permasalahan
dalam tesis-tesis yang tercatat di Perpustakaan Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Adapun beberapa judul yang terkait
dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Analisis perlindungan hukum terhadap pemegang saham minoritas perseroan terbatas ditinjau dari UU No. 40 Tahun 2007 oleh Syahrunsyah, 2013
b. Tanggung jawab direktur terhadap pemegang saham minoritas dalam pengelolaan
perseroan oleh Boni F. Sianipar, 2008 c.
Fungsi dan peranan auditor BPKP perwakilan Propinsi Sumatera Utara dalam pengungkapan tindak pidana korupsi di wilayah hukum Polda Sumut oleh Budiman
Butar-butar, 2009 d.
Kewenangan direksi dalam penyelenggaran RUPS oleh Raja Runggu Deli Sitepu, 2008
e. Pertanggungjawaban Pengurus Perseroan Terbatas yang tidak melaksanakan Rapat
Umum Pemegang Saham oleh Hasrul Beny Harahap, 2007
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya penelitian yang membahas tentang peran auditor dalam melakukan pemeriksaan perseroan. Oleh sebab itu,
penelitian ini dapat dikatakan memiliki keaslian dan jauh dari unsur plagiat serta sesuai dengan asas-asas keilmuan yang harus dijunjung tinggi yaitu kejujuran, rasional,
objektif dan terbuka serta berimplikasi secara etis dari proses menemukan kebenaran sebuah karya ilmiah
F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara teori- teori yang akan diteliti. Suatu konsep teori bukan merupakan gejala yang akan diteliti
tetapi merupakan suatu abstraksi dari gejala tersebut. Gejala itu sendiri biasanya dinamakan fakta. Sedangkan konsep teori merupakan suatu uraian mengenai hubungan-
hubungan dalam fakta tersebut.
15
Solly Lubis memberikan pengertian kerangka teori adalah pemikiran atau butir- butir pendapat, teori, tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang dapat menjadi
bahan perbandingan dan pegangan teoritis, hal mana dapat menjadi masukan eksternal bagi penulis. Teori berfungsi untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala
spesifikasi atau proses tertentu terjadi.
16
Suatu perusahaan pada dasarnya berdiri berdasarkan modal-modal yang berbentuk dalam saham-saham yang dimiliki oleh pemegang saham perusahaan. Pada hakikatnya
pemegang saham selaku pemilik saham perusahaan tidak turun langsung di dalam .
15
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum,Jakarta:Ghalia Indonesia, 1983, hal. 25.
16
Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung : Bandar Maju, 1994 hal.80.
Universitas Sumatera Utara
proses produksi kegiatan perusahaan yang menyebabkan pemegang saham tidak serta merta mengetahui keadaan dari keuangan perusahaan. Inilah dasar utama diperlukannya
auditor independen di dalam melakukan audit keuangan perusahaan tersebut yang dapat memberikan hasil audit keuangan perusahaan secara independen yang tidak memihak
dan merugikan baik Pihak direksi maupun pihak pemegang saham. Profesi auditor ini memiliki peran dan tanggung jawab dalam melindungi
kepentigan pemegang saham dengan cara memberikan penilaian atas kinerja keuangan suatu perusahaan dengan sebenar-benarnya. Berdasarkan hal tersebut teori tanggung
jawab hukum dapat dijadikan grand theory dalam penelitian ini. Ada dua istilah yang menunjuk pada pertanggungjawaban dalam kamus hukum,
yaitu liability dan responsibility. Liability merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir semua karakter risiko atau tanggung jawab, yang pasti, yang
bergantung atau yang mungkin meliputi semua karakter hak dan kewajiban secara aktual atau potensial seperti kerugian, ancaman, kejahatan, biaya atau kondisi yang
menciptakan tugas untuk melaksanakan undang-undang. Responsibility berarti hal yang dapat dipertanggungjawabkan atas suatu kewajiban, dan termasuk putusan, ketrampilan,
kemampuan dan kecakapan meliputi juga kewajiban bertanggung jawab atas undang- undang yang dilaksanakan. Dalam pengertian dan penggunaan praktis, istilah liability
menunjuk pada pertanggungjawaban hukum, yaitu tanggung gugat akibat kesalahan yang dilakukan oleh subyek hukum, sedangkan istilah responsibility menunjuk pada
pertanggungjawaban politik.
17
17
Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 335-337.
Universitas Sumatera Utara
Mengenai persoalan pertanggungjawaban pejabat menurut Kranenburg dan Vegtig ada dua teori yang melandasinya yaitu:
18
1. teori fautes personalles, yaitu teori yang menyatakan bahwa kerugian terhadap pihak
ketiga dibebankan kepada pejabat yang karena tindakannya itu telah menimbulkan kerugian. Dalam teori ini beban tanggung jawab ditujukan pada manusia selaku
pribadi. 2.
teori fautes de services, yaitu teori yang menyatakan bahwa kerugian terhadap pihak ketiga dibebankan pada instansi dari pejabat yang bersangkutan. Menurut teori ini
tanggung jawab dibebankan kepada jabatan. Dalam penerapannya, kerugian yang timbul itu disesuaikan pula apakah kesalahan yang dilakukan itu merupakan
kesalahan berat atau kesalahan ringan, dimana berat dan ringannya suatu kesalahan berimplikasi pada tanggung jawab yang harus ditanggung.
Auditor sebagai pihak yang ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan kinerja perseroan harus melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di dunia profesinya. Auditor bertanggung jawab untuk melaksanakan audit berdasarkan ketentuan yang berlaku dan sungguh-sungguh sesuai dengan ketrampilan
dan keahliannya. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan seorang auditor yang mengakibatkan pihak lain mengalami kerugian akan menyebabkan seoarang auditor
dapat dimintai pertanggung jawabannya. Selain teori tanggung jawab hukum, prinsip fiduciary duty dan teori akuntabilitas
juga digunakan dalam penelitian ini sebagai pendukung penerapan teori tanggung jawab hukum. Seperti telah dibahas di awal bahwa sebuah perusahaan sebagai badan hukum
18
Ibid, halaman. 365.
Universitas Sumatera Utara
dalam melakukan perbuatan hukum mesti melalui pengurusnya. Tanpa adanya pengurus, badan hukum itu tidak akan dapat berfungsi. Pendelegasian wewenang kepada
direksi untuk mengelola perseroan tersebut lazim disebut dengan fiduciary duty. Henry Campbell Black menyatakan : “fiduciary duty, a duty to act for someone else’s benefit,
while subordinating one’s personal interest to that of the other person. It is the highest standard of duty implied by law”
suatu tindakan untuk dan atas nama orang lain, dimana seseorang mewakili kepentingan orang lain yang merupakan standar tertinggi
dalam hukum.
19
Umumnya fiduciary duty direksi dibagi menjadi dua komponen utama yaitu duty of care
dan duty of loyalty.
20
Duty of care pada dasarnya merupakan kewajiban direksi untuk tidak bertindak lalai,menerapkan ketelitian tingkat tinggi dalam mengumpulkan
informasi yang digunakan untuk membuat keputusan bisnis dan menjalankan manajemen bisnisnya dengan kepedulian dan kehati-hatian yang masuk akal. Dalam
duty of care direksi dituntut pertanggungjawabannya secara hukum dan duty of care ini
wajib diterapkan bagi direksi dalam membuat setiap kebijakan perseroan dan dalam mengawasi serta memantau kegiatan perseroan. Dengan adanya duty of care maka
direksi diharuskan untuk bertindak dengan kehati-hatian dalam membuat segala keputusan dan kebijakan perseroan. Dalam membuat setiap kebijakan direksi harus tetap
mempertimbangkan segala informasi-informasi yang ada secara patut dan wajar.
21
Duty of loyalty mencakup kewajiban direksi untuk tidak menempatkan kepentingan
pribadinya diatas kepentingan perusahaan dalam melakukan transaksi di mana transaksi
19
Try Widiono, op.cit. hal 87.
20
Ridwan Khairandy, Perseroan Terbatas, Yogyakarta: Total Media, 2009, Hal 206.
21
ibid, Hal 210.
Universitas Sumatera Utara
tersebut dapat menguntungkan direksi. Duty of loyalty juga mengharuskan direksi untuk menunjukkan sikap setia terhadap perusahaan yang didasari pada pertimbangan rasional
dan professional. Maksud dari kesetiaan adalah direksi harus selalu berpihak pada kepentingan perusahaan yang dipimpinnya. Direksi yang diberikan kepercayaan oleh
pemegang saham harus bertindak atas nama untuk kepentingan pemegang saham dan stakeholders
, bertindak untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta bertindak dengan mengutamakan kepentingan perseroan diatas kepentingan pribadi.
22
Prinsip fiduciary duty mewajibkan direksi untuk tidak bertindak lalai dalam menjalankan tugasnya mengelola perseroan. Kelalalian direksi dalam menjalankan
tugasnya mengelola perseroan dapat menyebabkan direksi dimintai pertanggung jawabannya di muka hukum. Prinsip fiduciary duty ini mewajibkan direksi untuk
melindungi kepentingan perseroan. Salah satu bentuk perlindungan kepentingan perseroan adalah dengan menjamin pemegang saham atau calon investor disediakan
laporan keuangan dan laporan tahunan yang benar sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan terkait dengan perseroan.
Teori Akuntabilitas sendiri di dalam dunia keuangan memiliki arti adalah
kemampuan memberi jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi atas tindakan seseorangsekelompok orang terhadap masyarakat luas dalam suatu organisasi.
23
22
Misahardi Wilamarta, Hak Pemegang Saham Minoritas dalam rangka Good Corporate Governance
, Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum UI, 2002 Hal 141.
Dalam prinsip akuntabilitas, terkandung kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan segala
23
Syahrudin Rasul, 2003. Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran dalam Perspektif UU NO. 172003 Tentang Keuangan Negara
, Jakarta: PNRI,2003 Hal 8.
Universitas Sumatera Utara
tindak tanduk dan kegiatan perusahaan di bidang administrasi keuangan bukan hanya kepada pemegang saham saja tetapi kepada semua pihak yang berkepentingan.
Akuntabilitas juga menyangkut perlindungan dan jaminan kepada setiap pemegang saham, agar dapat menyampaikan hak suaranya untuk berpartisipasi dalam RUPS
tahunan maupun RUPS lainnya. Berkaitan dengan hal itu, maka kehadiran anggota direksi dan anggota komisaris independen diperlukan agar dapat menghasilkan
pengelolaan perusahaan yang lebih objektif dan bertanggung jawab. Melalui prinsip akuntabilitas, maka pemisahan antara pemilik atau pemegang saham dan pengurus
dalam rangka pengelolaan perusahaan menjadi jelas dan tegas.
24
Pemegang saham sebagai pemilik perseroan yang mendelegasikan wewenang pengelolaan perseroan kepada direksi dengan prinsip fiduciary duty memiliki hak-hak
yang harus dipenuhi dan dilindungi oleh hukum. Akuntabilitas memberikan jaminan bagi pemegang saham agar hak-haknya terlindungia.
Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban dari seseorang atau sekelompok orang yang diberi amanat untuk
menjalankan tugas tertentu kepada pihak pemberi amanat baik secara vertikal maupun secara horizontal
.
UUPT dalam BAB IX pasal 138-141 memuat ketentuan tentang pemeriksaan terhadap perseroan yang bertujuan untuk mendapatkan data atau keterangan karena
adanya dugaan perbuatan melawan hukum yang dilakukan perseroan atau anggota direksi maupun dewan komisaris yang merugikan pemegang saham atau pihak ketiga.
Auditor independen sebagai salah satu pelaksana kegiatan audit yang bertujuan untuk mendapatkan data atau informasi tentang kegiatan suatu perusahaan memiliki
24
Misahardi wilamarta, op.cit., Hal 67
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawab dalam melakukan audit sebagai bagian dari pemeriksaan perseroan yang dimintakan oleh pemegang saham apabila terdapat dugaan perbuatan melawan hukum
yang merugikan pemegang saham.
2. Konsepsi