PAUD Full day berbasis nilai Agama dan Moral
50
dihubungkan dengan objek seperti manusia, wawasan, peristiwa ataupun ide, c sikap diperoleh dalam berinteraksi dengan manusia lain di
sekolah, di rumah, tempat ibadah ataupun tempat lainnya melalui nasihat, teladan atau percakapan, d sikap sebagai wujud dari kesiapan untuk
bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap objek, e bagian yang dominan dari sikap adalah perasaan dan efektif seperti yang tampak
dalam menentukan pilihan apakah positif, negatif, atau ragu-ragu, f sikap memiliki tingkat intensitas terhadap objek tertentu yakni kuat atau
lemah, g sikap bergantung kepada situasi dan waktu, sehingga dalam situasi dan saat tertentu mungkin sesuai, sedangkan disaat dan situasi
yang berbeda belum tentu cocok, h sikap dapat bersifat relatif konsisten dalam sejarah hidup individu, i sikap merupakan bagian dari konteks
persepsi ataupun kognisi individu, j sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin mempunyai konsekuensi tertentu bagi seseorang
atau yang bersangkutan, k sikap merupakan penafsiran dan tingkah laku yang mungkin menjadi indikator yang sempurna, atau bahkan tidak
memadai.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan reaksi efektif terhadap suatu rangsangan atau situasi yang dihadapi.
Coles 2000: 5 menyatakan anak-anak adalah saksi yang selalu memperhatikan moralitas orang dewasa. Saat usia dini anak melihat dan mencari
isyarat bagaimana orang harus berperilaku dan menemukan banyak isyarat ketika orang tua atau guru berperilaku. Crain 2007: 326 mengungkapkan bahwa
menurut Bandura realitasnya pikiran anak tetap distrukturkan oleh lingkungan, oleh model-model dan praktik-praktik pelatihan sosial yang disediakan
lingkungan. Crain 2007: 304-306 menjelaskan ada empat komponen pembelajaran
sosial melalui pengamatan yang disusun oleh Bandura, sebagai berikut:
51
a. Proses perhatian. Anak mengimitasi sebuah model dengan memberikan perhatian yang cukup kepada model tersebut. Model-
model sering kali menarik perhatian karena mampu memikat perhatian anak.
b. Proses retensi. Karena sering mengimitasi model-model, setelah beberapa saat mengamatinya, maka anak sanggup mengingat
tindakan-tindakan mereka dalam bentuk simbolik. Melihat proses simbolik ini dari kacamata hubungan stimulus yang serempak
stimulus contiguity, yaitu asosiasi di antara stimuli yang muncul secara bersamaan.
c. Proses reproduksi motorik. Untuk mereproduksi tingkah laku secara akurat, anak harus memiliki kemampuan motorik yang dibutuhkan.
d. Proses penguatan dan motivasi. Pelaksanaan respons diatur oleh penguatan dan variabel-variabel motivasi lainnya. Pada satu bagian,
anak baru bisa mengimitasi orang lain jika merasa memperoleh penghargaan dari tindakan yang dilakukan. Pelaksanaan respons
dipengaruhi juga oleh vicarious reinforcement, yaitu konsekuensi yang berkaitan dengan tindakan si model.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan sikap anak usia dini merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mendayagunakan anak usia dini agar memiliki reaksi efektif terhadap suatu rangsangan atau situasi yang dihadapi, yang diperoleh melalui memperhatikan,
mencontoh dan meniru.