Sikap Beragama dan Moral

52 Berdasarkan penjelasan Taylor, dapat diketahui bahwa agama sebagai dimensi dari pengalaman manusia terlibat dengan norma-norma suci, yang berhubungan dengan kekuatan dan kekuasaan transformatif yang orang anggap bermakna dalam beberapa cara utama. Jalaluddin 2000: 185 menjelaskan bahwa sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai kadar dan ketaatannya terhadap agama. Sikap terbentuk melalui hasil belajar dari interaksi dan pengalaman. Ahmad Susanto 2011: 45 mengungkapkan moral barasal dari kata Latin mos moris, yaitu berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturannilai, atau tata cara kehidupan. Nilai-nilai moral ini seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memlihara ketertiban dan keamanan, memelihara kebersihan dan memelihara hak orang lain. Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang ini sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya. Dalam Oladipo 2009: 149 “Moral is defined as right conduct, not only in our immediate social relations, but also in our dealings with our fellow citizens and with the whole of human race”. Oladipo berusaha menjelaskan moral didefinisikan sebagai perilaku yang tepat, tidak hanya dalam hubungan sosial secara langsung, tetapi juga dalam hubungan dengan sesama warga negara dan dengan seluruh umat manusia. Brooks 2011: 280 menyatakan perilaku moral adalah hal-hal yang mencerminkan perilaku, nilai dan standar ideal dalam masyarakat. Hurlock 1978: 75 juga menjelaskan perilaku moral berarti prilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial, yaitu peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang menentukan pola perilaku yang diharapkan oleh seluruh anggota kelompok. Rohinah M. Noor 2012: 5 menyatakan bahwa dalam mempelajari sikap moral, terdapat empat pokok utama, yaitu: a mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya sebagaimana dicantumkan dalam hukum, kebiasaan, dan peraturan, b mengembangkan hati nurani, c belajar mengalami perasaan bersalah pada rasa 53 malu bila perilaku individu tidak sesuai dengan harapan kelompok, d mempunyai kesempatan melakukan interaksi sosial untuk belajar apa saja yang diharapkan anggota kelompok. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan sikap beragama dan moral adalah suatu keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan agama dan seluruh anggota kelompok. Sikap beragama dan moral sangat penting, yang saling berintegrasi dalam kehidupan karena merupakan upaya mengembangkan keinginan untuk melakukan hal yang benar, bertindak untuk kebaikan bersama, dan menghindari yang salah.

7. Pengembangan media Pembelajaran Bigbook di PAUD full day

Media berasal dari bahasa latin medius, dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media dalam proses pembelajaran, mampu membantu siswa dalam memahami pembelajaran yang didapat, serta mampu mengangkat minat serta motivasi siswa dalam proses pembelajaran Latif, dkk, 2013:152. Menurut Heinich, dkk 2002:10 media adalah: A medium is a channel of communication. Derived from the Latin word meaning “between”, the term refers to anything that carries information between a source and receiver. Examples include video, television, diagrams, printed materials, computers, and instructors. These are considered instructional media when they carry messages with an instructional purpose. The purpose of media is to facilitate communication. Maksud dari pernyataan diatas media merupakan jalan untuk melakukan sebuah komunikasi. Medium berasal dari bahasa Latin yang memiliki makna antara. Istilah ini mengacu pada hal apapun yang mampu membawa informasi antara pemberi informasi dan penerima informasi. Contoh termasuk video, televisi, diagram, materi cetak, computer, dan instruktur. Beberapa contoh diatas termasuk dalam kategori media pembelajaran, karena membawa pesan yang 54 mengarah kepada pembelajaran. Tujuan media adalah untuk memberikan fasilitas dalam hal komunikasi antar guru, teman, dan lingkungan sekitar. Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Association of Education and Communication Technology AECT membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesaninformasi. Menurut Gagne menyatakan, bahwasannya media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar Sadiman, dkk, 2012:6. Menurut Gerlach dan Ely menyebutkan, bahwasannya media itu berbentuk grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, serta menjelaskan informasi lisan atau visual Fadlilah, 2014:206 Dalam kegiatan pembelajaran, terjadi proses belajar mengajar yang pada dasarnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut, guru menjadi sebagai komunikator communicator yang bertugas menyampaikan pesan pendidikan kepada penerima pesan yaitu anak. Agar pesan-pesan pendidikan yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh anak, maka dalam proses komunikasi pendidikan tersebut diperlukan wahana penyalur pesan yang disebut media pendidikanpembelajaran Arsyad, 2014:3. Seperti yang dijelaskan dalam jurnal Kaloshina Preece 2006: 5 bahwasanya: Media education enables people to gain understanding of the communication media used in their society and the way operate and to acquire skills using these media to communicate with others. Maksud dari pernyataan diatas dengan media pendidikan memungkinkan orang untuk memperoleh pemahaman tentang media komunikasi yang digunakan dalam masyarakat mereka dan cara beroperasi dan memperoleh keterampilan menggunakan media ini untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh British Audio-Visual Association terdapat pada jurnal Dian Utami, dkk: 5 dapat diketahui bahwasannya pengetahuan seseorang paling banyak diperoleh secara visual atau melalui indera penglihatan. Maka dari itu, metode pembelajaran yang tepat, yang menggunakan indera penglihatan