Base Station Controller BSC Base Transceiver Station BTS Rekayasa Trafik

2.8 Base Station Controller BSC

Dalam terminologi GSM, suatu BSS adalah gabungan sebuah BSC dan semua BTS yang dikontrolnya. BSC berfungsi untuk memonitor dan mengkontrol sejumlah BTS. Jadi semua pengaturan kanal pada radio interface pengalokasianpelepasan kanal dan mekanisme handover dilakukan secara remote oleh BSC. Dengan adanya proses ini maka BSC dapat mengendalikan kinerja transmisi setiap BTS dan jika perlu dapat memerintahkan handover ke sel BTS yang lain yang masih dalam wilayah BSC yang bersangkutan. Jika suatu intra MSC handover diperlukan , BSC memerintahkan MSC Mobile service Switching Centre untuk menjalankan handover. Handover berarti perubahan yang terjadi jika mobile station meninggalkan suatu wilayah sel. Sedangkan intra MSC handover berarti suatu handover yang terjadi antara dua sel yang dikontrol oleh MSC yang sama tapi dengan BSC yang berbeda. Suatu BSC dapat menangani beberapa BTS tergantung dari karakteristik trafik pada lokasi pelayanan.

2.9 Base Transceiver Station BTS

BTS adalah kependekan dari Base Transceiver Station. Terminologi ini termasuk baru dan mulai populer di era booming seluler saat ini. BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller BSC yang terhubungkan Universitas Sumatera Utara dengan koneksimicrowave ataupun serat optik. Gambar 2.6 merupakan gambar Secara umum bentuk Base Transceiver Station. Gambar 2.4 Base Transceiver Station

2.10 Rekayasa Trafik

Rekayasa trafik adalah penerapan suatu ilmu pengetahuan secara ilmiah dalam mengelola trafik telekominikasi untuk memberikan pelayanan jasa telekomunikasi dengan biaya pengadaan jasa yang wajar. Rekayasa trafik merupakan siklus proses kegiatan yang terus menerus dan tidak dapat terputus, yang terdiri atas dimensioning, planning, instalation, operation, measurement pengukuran dan forecast peramalan terhadap trafik. Gambar 2.5 menunjukkan siklus prores rekayasa trafik. Universitas Sumatera Utara PLANNING FORECAST INSTALLATION DIMENSIONING OPERATION MEASUREMENT Gambar 2.5 Siklus proses rekayasa trafik Rekayasa dapat mempunyai arti positif yaitu, usaha penanganan satu masalah. Bila masalah tersebut adalah masalah, maka rekayasanya adalah rekayasa trafik atau kepadatan lalu lintas telepon. Jadi Rekayasa Trafik atau Traffic Enginerering, adalah usaha penanganan trafik komunikasi sedemikian sehingga semuanya dapat tertampung dan tersalurkan untuk dapat mencapai nilai derajat layanan GOS = grade of service yang disyaratkan. Nilai yang disyaratkan pada sistem sentral telepon otamatik di Inggris, yang kemudian diadopsi oleh dunia adalah, sebesar 2 atau 0,02. India dalam hal ini berani menentukan standar GOS-nya sebesar 1. Nilai ini menunjukkan satu angka perbandingan antara jumlah penggilan gagal traffic lost dan jumlah keseluruhan panggilan yang dicoba traffic offered. Universitas Sumatera Utara Trafik sendiri besarannya terukur, sehingga dapat menjadi acuan untuk menentukan jumlah trunk atau saluran atau kanal yang harus tersedia untuk menampung trafik tersebut. Kegiatan rekayasa trafik bertujuan untuk [12]: 1. Memudahkan perancangan dan pengembangan secara menyeluruh jaringan telekomunikasi dan data. 2. Dimensioning bagian-bagian dari jaringan peralatan dan berkas saluran. 3. Membuat perancanaan untuk pengguna jasa di masa depan. 4. Mengatur secara terus menerus perutean routing trafik sehubungan dengan variasi trafik dan permintaan. 5. Mendapatkan keseimbangan antara biaya dan komponen-komponen pelayanan dari jaringan. Rekayasa trafik yang dijalankan secara benar akan mengoptimumkan laju kembalinya biaya investasi, yaitu dengan : 1. Membuat jumlah pengguna jasa yang tepat pada waktu dan tempat yang benar. 2. Membuat jaringan sesuai dengan pola permintaan trafik. 3. Mendapatkan pemakian jaringan yang paling tinggi pada derajat pelayanan Grade of Service yang digunakan.

2.11 Kriteria Perancangan