PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Survey Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cikalongwetan ).

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang undang Sisdiknas Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka mencerdaskan bangsa. (Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan Nasional). Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan disegala bidang.

Betapapun idealnya tujuan pendidikan di Indonesia, tentu tidak dapat dicapai dengan mulus. Apa yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Proses pendidikan yang terjadi masih jauh dari tujuan tersebut. Indikator dari keberhasilan pendidikan ini salah satunya dibuktikan oleh hasil belajar siswa. Hasil belajar yang ada merupakan hasil proses belajar-mengajar. Sehingga hasil belajar itu merupakan cermin nyata atas berhasil-tidaknya proses belajar dan proses belajar-mengajar. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu adanya peningkatan kualitas SDM. Adapun untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah melalui pendidikan

Keberhasilan suatu proses pendidikan dapat ditentukan oleh tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik, yang dapat dilihat dari nilai rapor ataupun nilai ujian nasional. Hal ini mengindikasikan bahwa mutu pendidikan dapat dilihat dari tinggi rendahnya nilai rata-rata pencapaian nilai ujian semester. Tapi pada kenyataannya hasil yang dicapai tidaklah maksimal dikarenakan beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal itu terjadi seperti faktor gaya belajar siswa tidak sesuai, lingkungan yang tidak mendukung, fasilitas belajar yang buruk, pendidik yang kurang kompeten dan salah satu faktor penting yang menyebabkan hasil


(2)

yang dicapai kurang maksimal yaitu motivasi belajar yang rendah. Motivasi belajar yang sangat rendah dapat berdampak terhadap hasil belajar itu sendiri baik itu motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, yang termasuk dalam faktor intrinsik adalah kesehatan, perhatian, minat, dan bakat, sedangkan yang termasuk dalam faktor ekstrinsik adalah metode mengajar, alat pelajaran, dan kondisi lingkungan..

Kita dapat melihat denganjelas perbedaan antara siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan mudah memahami dan memperoleh hasil yang bagus. Sedangkan sebagian siswa yang motivasinya belajar nya rendah akan mengsilkan hasil yang rendah. karena ketika di beri latihan ,siswa yang motivasi nya rendah akan mencoba menggangu teman nya dan hanya bisa melihat hasil teman.

Secara umum, kualitas pendidikan Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat masih rendah dibanding daerah lainya , inilah cermin pendidikan di Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat masih rendah baik itu tingkat dasar sampai Menengah , hal tersebut dikarenakan motivasi yang dimiliki siswa yang sangat rendah. Salah satunya kenyataanya motivasi belajar siswa pada pelajaran Ekonomi masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran yang berlangsung dikelas. Umumnya para siswa hanya duduk diam dan mendengarkan penjelasan guru semata. Kadang kala tidak jarang ditemukan diantara siswa yang membuat keributan ketika jam belajar berlangsung. Kondisi ini tentunya sangat berdampak pada perolehan hasil belajar siswa nantinya.

Pada jenjang pendidikan SMA, suatu proses proses belajar dikatakan berhasil apa bila nilai para siswa berada di atas nilai standar yang sudah ditentutkan sekolah yang disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap sekolah pasti mempunyai KKM yang berbeda dengan sekolah lain disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing.


(3)

Berikut ini hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Negeri 1 Cikalongwetan tahun ajaran 2013/2014 :

Tabel 1.1

Nilai rata – rata ujian tengah semester mata pelajaran Ekonomi kelas X SMAN 1 CIKALONG WETAN

Kelas Jumlah siswa

Nilai rata – rata ulangan

Hasil belajar Siswa

KKM Mencapai

KKM

Belum Mencapai KKM

X1 40 74,2 25 15

76

X2 41 71,5 23 18

X3 40 72,4 24 16

X4 41 72,8 25 16

X5 40 71,3 22 18

X6 40 75,3 30 10

X7 39 71,4 15 24

X8 40 74,7 19 21

X9 39 70,4 20 19

Jumlah 360 72,6 203 157

Sumber : Nilai UTS SMAN 1 Cikalongwetan

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata ulangan harian , masih banyak yang maih dibawah KKM yang telah ditentukan yaitu 76.00. bisa kita lihat bahwa pada setiap kelas nilai yang masih di bawah KKM masih banyak.

Adanya program remedial yang diselenggarakan menjadi tolok ukur masih kurang baiknya hasil belajar siswa tersebut.Namun kita tidak dapat hanya menyalahkan siswa karena hasil belajarnya yang kurang baik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akanmenghasilkan pembelajaran


(4)

yang maksimal. Namun setiap individu peserta didik tidak hanya belajar dengan kecepatan yang berbeda tetapi jugamemproses informasi dengan cara yang berbeda. Ada siswa yang lebih senang menulis hal-hal yang telah disampaikan oleh guru ketika prosespembelajaran berlangsung. Adapula siswa yang lebih senang mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru, serta adapula siswa yang lebih senang senang menulis hal-hal yang telah disampaikan oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung

Penguasaan siswa terhadap kompetensi mata pelajaran yang dibelajarkan masih rendah. Dari beberapa mata pelajaran yang dibelajarkan di sekolah salah satunya adalah mata pelajaran Ekonomi.Rendahnya hasil belajar siswa dari SMA diatas diduga dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa yang rendah.

Rendahnya motivasi belajar siswa merupakan salah satu indikator dari rendahnya kegitan belajar siswa. Itu artinya dalam belajar siswa belum memiliki keuletan dalam mempelajari materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, belum mengoptimalkan kegiatan belajarnya dan belum dapat belajar secara mandiri. dalam belajar umumnya siswa belum menekuni materi palajaran ekonomi, menunjukkan minat yang rendah terhadap pelajaran ekonomi, belajar harus diperintah, merasa cepat bosan dalam belajar, tidak dapat mempertanggung jawabkan pekerjaannya dan kurang memiliki inisiatif dalam mengembangkan kemampauan berfikirnya pada hal-hal yang dapat menunjang keberhasilannya dalam belajar.

Dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran berbagai upaya dilakukan yaitu dengan peningkatan motivasi belajar. Dalam hal belajar siswa akan berhasil jika dalam dirinya sendiri ada kemauan untuk belajar dan keinginan atau dorongan untuk belajar, karena dengan peningkatan motivasi belajar maka siswa akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku siswa dalam belajar. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.


(5)

Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi hasil belajar yang diperolehnya. Siswa melakukan berbagai upaya atau usaha untuk meningkatkan keberhasilan dalam belajar sehingga mencapai keberhasilan yang cukup memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Di samping itu motivasi juga menopang upaya-upaya dan menjaga agar proses belajar siswa tetap jalan. Hal ini menjadikan siswa gigih dalam belajar.

Berdasarkan data dan permasalahan tersebut maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang telah diuraikan di atas maka Judul penelitian yang akan penulis angkat adalah “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cikalongwetan ).”

1.2Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang masalah, terlihat bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh Motivasi belajar terhadap Hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi di SMA.Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana gambaran motivasi belajar peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Cikalongwetan?

2) Bagaimana gambaran hasil belajar peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Cikalongwetan ?

3) Bagaimana pengaruh motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Negeri 1 Cikalongwetan ?


(6)

1.3Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1) Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Cikalongwetan ?

2) Untuk mengetahui gambaran hasil belajar peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Cikalongwetan ?

3) Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Negeri 1 Cikalongwetan ?

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat peneliti ini yaitu :

1) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperkaya khasanah ilmu pendidikan dalam upaya memperbaiki hasil belajar peserta didik melalui motivasi belajar.

2) Secara praktis

1) Untuk memberikan informasi mengenai pengaruh motivasi belajar terhadab hasil belajar siswa.

2) Untuk dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.


(7)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1Objek penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.Dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Dimana hasil belajar siswa sebagai variabel terikat, motivasi belajar sebagai variabel bebas. Variabel tersebut merupakan objek dari penelitian ini.Adapun subjek dari penelitian ini yaitu siswa SMAN 1 Cikalong Wetan.

1.2Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksplanatori yaitu suatu metode penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel dengan menggunakan pengujian hipotesis.

1.2.1 Populasi dan Sampel 1.2.1.1Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Cikalongwetan.

1.2.1.2Sampel

Menurut Arikunto (2006:2) sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilah dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat


(8)

mewakili populasinya.Dalam penelitian ini, teknik sampling dilakukan sebanyak satu tahap yaitu teknik sampling secara acak/random.

Tabel 3.1 Jumlah sampel siswa

Kelas Jumlah Siswa

X1 SMAN 1 Cikalong Wetan 40 Orang

X2 SMAN 1 Cikalong Wetan 40 Orang

X3 SMAN 1 Cikalong Wetan 40 Orang

X4 SMAN 1 Cikalong Wetan 40Orang

X5 SMAN 1 Cikalong Wetan 40 Orang

X6 SMAN 1 Cikalong Wetan 40 Orang

X7 SMAN 1 Cikalong Wetan 40 Orang

X8 SMAN 1 Cikalong Wetan 40 Orang

X9 SMAN 1 Cikalong Wetan 40 Orang

Jumlah 360 Orang

Teknik pengambilan sampel secara acak ini yaitu teknik yang dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu. Adapun yang menjadi sampel yaitubeberapa SMA Negeri Cikalong Wetan . akreditasi juga diutamakan berdasarkan sebaran/letak wilayahnya. Hal tersebut dimaksudkan agar dalam penelitian juga sampel yang diambil dapat menggambarkan keadaan preferensi siswa.

Selanjutnya teknik pengambilan sampling tahap kedua yaitu menentukan unit analisis dengan teknik proportionate random sampling. Penentuan jumlah sampel siswa dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane (Riduwan, 2008: 40).


(9)

Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan (5% dengan tingkat kepercayaan 95%)

Dengan menggunakan rumus tersebut, didapat sampel siswa sebagai berikut: 189 9 . 1 360 1 9 . 0 360 025) 0 , 0 ( 360 1 360 ) 05 , 0 ( 360 1 360 2         S S S S

Dari perhitungan tersebut, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah 189 orang. Adapun tahap-tahap dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

 Mendata seluruh siswa kelas X SMAN 1 Cikalong Wetan yang menjadi unit analisis.

 Menentukan besarnya alokasi sampel masing-masing kelas sebagai berikut:

n x N N n  i

i (Riduwan, 2008 : 45) Dimana :

N = Jumlah populasi seluruhnya. Ni = Jumlah populasi menurut stratum.

ni = Jumlah sampel menurut stratum.

N = Jumlah populasi seluruhnya.

1

2

Nd

N

n


(10)

Dalam penarikan sampel siswa dilakukan secara proporsional, yang dapat dilihat pada

Tabel 3.2 Sampel siswa

No Kelas Jumlah

siswa Sampel siswa

1. X1 SMAN 1 Cikalongwetan 40 ni =

360 40

X 189

= 21

2. X2 SMAN 1 Cikalongwetan 41 ni =

360 40

X 189

= 21

3. X3 SMAN 1 Cikalongwetan 40 ni =

360 40

X 189

= 21

4. X4 SMAN 1 Cikalongwetan 41 ni =

360 41

X 189

= 21

5. X5 SMAN 1 Cikalongwetan 41 ni =

360 41

X 189

= 21

6 X6 SMAN 1 Cikalongwetan 40 ni =

360 40

X 189

= 21

7 X7 SMAN 1 Cikalongwetan 39 ni =

360 39

X 189

= 21

8 X8 SMAN 1 Cikalongwetan 40 ni =

360 40

X 189

= 21

9 X9 SMAN 1 Cikalongwetan 39 ni =

360 39


(11)

1.3Operasional Variabel

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasional variabel penelitian secara rinci diuraikan pada Tabel berikut

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep

Empiris

Konsep Analis

Variabel dependen

Hasil Belajar(Y)

hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. (Sudjana ,2003) Nilai Ujian Akhir semester yang diperoleh kelas XI IPS SMA pada mata pelajaran ekonomi semester Ganjil tahun pelajaran 2013/2014 Data diperoleh daripihak sekolah mengenai nilai ujian akhir sekolah kelas XI IPS SMA semester ganjil tahun ajaran 2013/2014

Variabel Independen

Motivasi

Motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

Keseluruhan daya penggerak dalam diri peserta didik yang

menimbulkan kegiatan belajar.

Skor motivasi dengan skala likert dari aspek:

1) Durasi kegiatan 2) Frekuensi 3) Persistensinya 4) Ketabahan


(12)

Belajar (X) kegiatan belajar, menjamin

kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan (Uno, 2009)

(Sadirman,2006) 5) Devosi 6) Tingkatan

aspirasinya 7) Tingkatan

kualifikasi 8) Arah sikapnya (Syamsudin, 2009:40)

1.4Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam analisis anggapan dasar dan hipotesis karena teknik-teknik tersebut dapat menentukan lancar tidaknya suatu proses penelitian. Pengumpulan data diperlukan untuk menguji anggapan dasar dan hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden tentang motivasi belajar siswa, yang didalam peneliatian ini yang menjadi responden adalah siswa kelas X di SMA Negeri 1 Cikalongwetan.

2) Studi Dokumentasi, yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan memperoleh hal-hal yang berupa catatan-catatan, laporan-laporan serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. yaitu berupa catatan hasil belajar yang terdapat pada raport siswa kelas X di SMA Negeri 1 Cikalongwetan.

1.5Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian.Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang penggunaan internet


(13)

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan positif dan negatif. Adapun ketentuan skala jawaban sebagai berikut:

Sangat sering 5

Sering 4

Kadang – kadang 3

Pernah 2

Tidak pernah 1

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut :

1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.

2) Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu para siswa kelas X 3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. 4) Memperbanyak angket.

5) Menyebarkan angket.

6) Mengelola dan menganalisis hasil angket.

Agar hipotesis yang telah dirumuskan dapat diuji maka diperlukan pembuktian melalui pengolahan data yang telah terkumpul. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada yang berupa data ordinal yaitu variabel X

Selanjutnya agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah terhadap angket yang diberikan kepada responden dilakukan 2 (dua) macam tes, yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.


(14)

1.6Hasil PengujianInstrumen Penelitian

Analisis instrumen penelitian dilakukan dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Adapun variabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya dalam penelitian ini adalah variabel motivasi belajar. Data angket variabel-variabel tersebut, setelah terkumpul kemudian secara statistik dihitung validitas ítem dan reliabilitas Hasil Penelitian

Sesuai dengan judulnya, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Cikalongwetan. Dalam hal ini, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier.

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel independen Motivasi Belajar (X) sedangkan variabel dependen yaitu Hasil Belajar (Y).

Data yang dianalisis merupakan data yang dikumpulkan dari hasil penelitian kemudian diolah dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Sebelum data masing-masing variabel dimasukan ke dalam analisis regresi, terlebih dahulu data yang bersifat ordinal yaitu Motivasi Belajar (X) diubah menjadi interval dengan menggunakan MSI (Methods of Succesive Interval), karena merupakan syarat untuk regresi

1.7Pengujian Instrumen Penelitian

A. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang memiliki validitas rendah. Dalam uji


(15)

validitas ini digunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus sebagai berikut :

 

 

 

2 2

2 2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

rXY

(Sugiyono, 2008: 255) dimana :

rxy = koefisien korelasi butir

∑X = jumlah skor tiap item ∑Y = jumlah skor total item

∑X2 = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2 = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

∑XY = jumlah perkalian X dan Y N = jumlah sampel

Dalam hal ini nilai rxy diartikan sebagai koefisien korelasi sehingga

kriterianya adalah :

rxy < : validitas sangat rendah

0,20 – 0,399 : validitas rendah 0,40 – 0,699 : validitas sedang/cukup 0,70 – 0,899 : validitas tinggi


(16)

Perhitungannya merupakan perhitungan setiap item, hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel harga product moment dengan taraf signifikansi atau pada tingkat kepercayaan 95%.

Hasil yang sudah didapat dari rumus product moment terus disubtitusikan ke dalam rumus t, dengan rumus sebagai berikut :

2

1 2 t

r n r

 

 (Sugiyono, 2008: 257)

ket :

t = uji signifikansi korelasi n = jumlah sampel

r = nilai koefisien korelasi

Hasil thitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga distribusi

ttabel dengan taraf signifikansi () = 0,05 yang artinya peluang membuat

kesalahan 5 % setiap item akan terbukti bila harga thitung > ttabel dengan taraf

kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n - 2. Kriteria pengujian item adalah jika thitung lebih besar dari harga ttabel maka item tersebut valid.

Berikut ini dipaparkan hasil uji validitas untuk masing-masing variabel pada Tabel 3.4 :

Tabel 3.4

Hasil Validitas Item Instrumen Penelitian Motivasi belajar

Variabel No Item r hitung r tabel Kriteria Keputusan Motivasi

Belajar

1 0,15 0,12 r hitung > r tabel dengan

Valid 2 0,15 0,12 Valid


(17)

3 0,18 0,12 taraf kepercayaan

95% serta derajat kebebasanny

a (dk) = n-2

Valid 4 0,19 0,12 Valid 5 0,17 0,12 Valid 6 0,15 0,12 Valid 7 0,17 0,12 Valid 8 0,15 0,12 Valid 9 0,23 0,12 Valid 10 0,15 0,12 Valid 11 0,23 0,12 Valid 12 0,38 0,12 Valid 13 0,26 0,12 Valid 14 0,25 0,12 Valid 15 0,16 0,12 Valid 16 0,19 0,12 Valid 17 0,15 0,12 Valid 18 0,17 0,12 Valid 19 0,15 0,12 Valid 20 0,20 0,12 Valid 21 0,26 0,12 Valid 22 0,17 0,12 Valid 23 0,29 0,12 Valid 24 0,37 0,12 Valid 25 0,19 0,12 Valid 26 0,18 0,12 Valid 27 0,16 0,12 Valid 28 0,16 0,12 Valid 29 0,21 0,12 Valid 30 0,21 0,12 Valid

Dari Tabel 3.4 diketahui bahwa dari 30 item tersebut valid semua . Dengan demikian, jumlah item dalam instrumen penelitian ini berjumlah 30 item.


(18)

B. Uji Reliabilitas

Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda.

Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:

2

11 1 2

1 n t k r k            

(Arikunto, 2006: 171) Dimana; r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal n2 = Jumlah varians butir

t2 = varians total

Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi pada

= 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tidak reliabel.Adapun hasil pengujian reliabilitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.5 :

Tabel 3.5

Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel No item Varian Item Jumlah Varian item Total

Varian t hitung t tabel Ket.

Motivasi Belajar

1 0,25 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 2 0,46 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 3 0,25 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel


(19)

4 0,24 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 5 0,34 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 6 0,31 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 7 0,26 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 8 0,30 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 9 0,60 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 10 0,36 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 11 0,35 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 12 2,45 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 13 0,69 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 14 0,81 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 15 0,25 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 16 0,78 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 17 0,36 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 18 0,43 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 19 0,35 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel 20 0,73 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel

21 0,94 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel

22 0,59 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel

23 0,71 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel

24 0,71 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel

25 0,20 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel

26 0,50 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel

27 0,19 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel

28 0,49 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel

29 0,19 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel

30 0,89 16,0 19.88 0,20 0,12 Reliabel


(20)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa instrumen penelitian pada variabel motivasi belajar dikategorikan ke dalam instrumen yang reliabel, maka dari itu seluruh instrumen yang digunakan dapat dipercaya.

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa nilai thitung lebih besar daripada

ttabel pada alpha 0,05 dan dk = 189. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan

bahwa instrumen penelitian variabel motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini reliabel sehingga layak untuk dijadikan alat ukur penelitian.

1.8Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1.8.1 Analisis Data

Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal yang meliputi kompetensi guru, sarana prasarana dan motivasi belajar sedangkan data interval adalah hasil belajar siswa sehingga menurut Riduwan dan Kuncoro (2011:30), “Data ordinal harus ditransformasi menjadi data interval dengan menggunakan teknik transformasi yang paling sederhana yaitu MSI (Method of Successive Interval)” dengan menggunakan software Microsoft Excel. Dalam Riduwan dan Kuncoro (2011:222), langkah-langkah atau prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan;

b. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya;

c. Melakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data. Dari analisis ini dapat diketahui rata-rata, median, standar deviasi dan varians data dari masing-masing variabel;


(21)

1.8.2 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan serta pengaruh antar variable bebas dengan variable terikat baik secara simultan maupun secara parsial, maka dalam suatu penelitian perlu dilakukan pengujian, dalam hal ini melalui pengujian hipotesis.

1.8.2.1Pngujian Hipotesis Regresi Secara Parsial (Uji t)

Pengujian t statistik bertujuan untuk menguji signifikansi masing-masing variable bebas dalam mempengaruhi variable terikat. pengujian t statistik ini merupakan uji signifikansi satu arah dengan rumus sebagai berikut:

tk = ��

���� ; (df = n-k-1) dimana :

ρk = koefisien jalur yang akan diuji

tk = nilai t hitung untuk setiap koefisien jalur variable X

k = jumlah variable eksogen yang terdapat alam sub-struktur yang sedang diuji n = jumlah pengamatan

Sepk = standar error koefisien jalur yang bersesuaian Df = derajat kebebasan

kriteria juji Ho ditolak jika nilai t hitung lebih besar atau sama dengan nilai t tabel untuk derajat kebebasan (df = n-k-1) dan α = 0,05 atau nilai ρ (tingkat probabilitas membuat kesalahan) lebih kecil atau sama dengan tingkat α = 0,05.


(22)

1.8.2.2Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (���2 ) menunjukan besarnya pengaruh secara bersama atau serempak variabel eksogen yang terdapat dalam model struktural yang dianalisis. Koefisien determinasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:

��2 = ∑ �

� � � Dimana:

���2 = besarnya pengaruh secara bersama atau serempak variabel eksogen terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model struktural yang dianalisis

� � = koefisien korelasi (zero order correlation) K = variable eksogen

Y = variable endogen

Nilai (�2) berikisar antara 0-1 (0<�2<1), dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika �2semakin mendekati angka 1 maka hubungan antar variable

eksogen dengan variabel endogen semakin erat atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik

Jika �2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antar variabel eksogen dengan variabel endogen jauh, dengan kata lain model tersebut kurang baik.


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Cikalongwetan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi siswa dalam mempelajari bidang studi Ekonomi di SMA Negeri 1 Cikalongwetan menunjukkan bahwa siswa kelas X mempunyai motivasi yang baik.

2. Hasil belajar yang diraih oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Cikalongwetan menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar bidang studi Ekonomi dapat dikualifikasikan sangat baik.

3. Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, artinya semakin tinggi motivasi belajar maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi akan semakin tinggi. dengan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa dapat memberikan gambaran bahwa dengan motivasi belajar maka akan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat menumbuhkan motivasi belajar mereka.


(24)

1.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Meningkatkan motivasi belajar bagi siswa harus dilakukan bukan hanya oleh guru yang memang bertugas sebagai motivator tetapi juga oleh keluarga tetapi yang lebih penting memotivasi dari diri siswa itu sendiri . motivasi yang berasal dari diri sendiri akan lebih baik karena dengaan sendirinya siwa akan semangat dalam mencapai hasil yang baik di sekolah selain itu motivasi bisa muncul dari orang tua, misalnya orang tua memiliki rencana masa depan untuk anak, rencana tersebut hendaknya disampaikan juga kepada anak agar anak termotivasi untuk belajar dan mencapai tujuan yang diinginkan. Adanya kerjasama antara semua pihak-pihak yang berkepentingan didunia pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya antara orang tua, pihak sekolah, guru dan masyarakat

2. Pihak terkait dalam hal ini SMA Negeri 1 Cikalongwetan sebaiknya lebih meningkatkan motivasi siswa dalam PBM demi meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat diperoleh lulusan yang berkualitas dan memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian dengan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi antara siswa yang berada di sekolah lain yang derahnya berbeda. atau dengan melaksanakan studi perbandingan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi antara siswa yang berada di Kota dan Kabupaten, juga memperbanyak variabel yang diteliti. Dengan demikian hasilnya akan lebih bervariasi dan diharapkan dapat memecahkan masalah hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran ekonomi.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, LW & David R. Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajarandan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: PustakaBelajar

Arikunto, Suharsimi. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaCipta

Baharudin (2008). Teori teori Belajar. Jakarta: Bumi Aksara

Bahri, S Djamarah. (2002) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Bhakti Winaya Natawidjaya, Rochman. (1989). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Mutiara

Candra, Yuli. (2008). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa XC Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA (Survey di SMA Negeri Yogya).Skripsi. UNY. Tidak diterbitkan

Dalyono.(1997). Psikologi Pendidikan.RinekaCipta:Jakarta Darsono. (2000) Psikolog Pendidikan. Jakarta : Rosda Karya

Dahar, RatnaWilis. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Dimyati, dan Mudjiono.(2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djaali (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, syaiful Basri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rieneka Cipta Gujarati, Damodar. (2006). Ekonometrika Dasar . Jakarta: Erlangga

Hamalik, Oemar. (2003). Prosedur Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara Hergenhahn dan Olson. (2008). Theories of Learning (Teori Belajar).Jakarta:


(26)

Ihsan, Fuad. (2010). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Nasution.(2003). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: bumi aksara.

Ibrahim, Nurdin. (1995). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan departemen Pendidikan Nasional.

Purwanto, N. (2004). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Rosda Karya

Pratiwi, Resa. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akutansi di SMA (Survey di SMA Negeri 1 Margahayu).Skripsi. UPI. Tidak diterbitkan

Ratna, Niken. (2008). Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar (Sudi kasus di SMPN 77 Jakarta).Skripsi. UNJ Tidak diterbitkan

Riduwan.(2008). BelajarMudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Riduwan, dan Kuncoro Engkos. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Rivai Ahmad (2005) media pengaajran.bandung : Sinar Baru Algensindo Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfhabeta Santrock, John, W.( 2007). Pendidikan. Jakarta: Kencan Prenada Media Group Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Grafindo

Persada.

Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta

Sobur, Alex. (2009). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia

Solihatin, Etin. (2012). Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara.

Styowati. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar (Survey di SMP Negeri Semarang ).Skripsi. UNNES. Tidak diterbitkan


(27)

Sudjana.(2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyanto.(2001) Kontribusi Motivasi Belajar dan Motivasi BerHasil terhadap Hasil Akademik Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Semarang. Yogyakarta : UNY Tidak diterbitkan

Sugiyono.(2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Surya Moh.(2002).Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : Pustaka Bany Quraisy.

Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Syamsudin, A. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Uno, Hamzah. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi

Aksara


(1)

1.8.2.2Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (���2 ) menunjukan besarnya pengaruh secara bersama atau serempak variabel eksogen yang terdapat dalam model struktural yang dianalisis. Koefisien determinasi dihitung dengan rumus sebagai berikut: ���2 = ∑ �

� � �

Dimana:

���2 = besarnya pengaruh secara bersama atau serempak variabel eksogen

terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model struktural yang dianalisis � � = koefisien korelasi (zero order correlation)

K = variable eksogen Y = variable endogen

Nilai (�2) berikisar antara 0-1 (0<�2<1), dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika �2semakin mendekati angka 1 maka hubungan antar variable

eksogen dengan variabel endogen semakin erat atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik

Jika �2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antar variabel eksogen dengan variabel endogen jauh, dengan kata lain model tersebut kurang baik.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Cikalongwetan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi siswa dalam mempelajari bidang studi Ekonomi di SMA Negeri 1 Cikalongwetan menunjukkan bahwa siswa kelas X mempunyai motivasi yang baik.

2. Hasil belajar yang diraih oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Cikalongwetan menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar bidang studi Ekonomi dapat dikualifikasikan sangat baik.

3. Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, artinya semakin tinggi motivasi belajar maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi akan semakin tinggi. dengan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa dapat memberikan gambaran bahwa dengan motivasi belajar maka akan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat menumbuhkan motivasi belajar mereka.


(3)

1.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Meningkatkan motivasi belajar bagi siswa harus dilakukan bukan hanya oleh guru yang memang bertugas sebagai motivator tetapi juga oleh keluarga tetapi yang lebih penting memotivasi dari diri siswa itu sendiri . motivasi yang berasal dari diri sendiri akan lebih baik karena dengaan sendirinya siwa akan semangat dalam mencapai hasil yang baik di sekolah selain itu motivasi bisa muncul dari orang tua, misalnya orang tua memiliki rencana masa depan untuk anak, rencana tersebut hendaknya disampaikan juga kepada anak agar anak termotivasi untuk belajar dan mencapai tujuan yang diinginkan. Adanya kerjasama antara semua pihak-pihak yang berkepentingan didunia pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya antara orang tua, pihak sekolah, guru dan masyarakat

2. Pihak terkait dalam hal ini SMA Negeri 1 Cikalongwetan sebaiknya lebih meningkatkan motivasi siswa dalam PBM demi meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat diperoleh lulusan yang berkualitas dan memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian dengan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi antara siswa yang berada di sekolah lain yang derahnya berbeda. atau dengan melaksanakan studi perbandingan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi antara siswa yang berada di Kota dan Kabupaten, juga memperbanyak variabel yang diteliti. Dengan demikian hasilnya akan lebih bervariasi dan diharapkan dapat memecahkan masalah hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran ekonomi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, LW & David R. Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajarandan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: PustakaBelajar

Arikunto, Suharsimi. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaCipta

Baharudin (2008). Teori teori Belajar. Jakarta: Bumi Aksara

Bahri, S Djamarah. (2002) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Bhakti Winaya Natawidjaya, Rochman. (1989). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Mutiara

Candra, Yuli. (2008). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa XC Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA (Survey di SMA Negeri Yogya).Skripsi. UNY. Tidak diterbitkan

Dalyono.(1997). Psikologi Pendidikan.RinekaCipta:Jakarta Darsono. (2000) Psikolog Pendidikan. Jakarta : Rosda Karya

Dahar, RatnaWilis. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Dimyati, dan Mudjiono.(2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djaali (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, syaiful Basri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rieneka Cipta Gujarati, Damodar. (2006). Ekonometrika Dasar . Jakarta: Erlangga

Hamalik, Oemar. (2003). Prosedur Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara Hergenhahn dan Olson. (2008). Theories of Learning (Teori Belajar).Jakarta:


(5)

Ihsan, Fuad. (2010). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Nasution.(2003). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: bumi aksara.

Ibrahim, Nurdin. (1995). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan departemen Pendidikan Nasional.

Purwanto, N. (2004). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Rosda Karya

Pratiwi, Resa. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akutansi di SMA (Survey di SMA Negeri 1 Margahayu).Skripsi. UPI. Tidak diterbitkan

Ratna, Niken. (2008). Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar (Sudi kasus di SMPN 77 Jakarta).Skripsi. UNJ Tidak diterbitkan

Riduwan.(2008). BelajarMudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Riduwan, dan Kuncoro Engkos. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Rivai Ahmad (2005) media pengaajran.bandung : Sinar Baru Algensindo Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfhabeta Santrock, John, W.( 2007). Pendidikan. Jakarta: Kencan Prenada Media Group Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Grafindo

Persada.

Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta

Sobur, Alex. (2009). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia

Solihatin, Etin. (2012). Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara.

Styowati. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar (Survey di SMP Negeri Semarang ).Skripsi. UNNES. Tidak diterbitkan


(6)

Sudjana.(2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyanto.(2001) Kontribusi Motivasi Belajar dan Motivasi BerHasil terhadap Hasil Akademik Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Semarang. Yogyakarta : UNY Tidak diterbitkan

Sugiyono.(2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Surya Moh.(2002).Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : Pustaka Bany Quraisy.

Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Syamsudin, A. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Uno, Hamzah. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara


Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Survey pada siswa kelas XI SMA Negeri di Kota Bandung).

0 1 39

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI :Survey Pada Peserta Didik Kelas X IIS Di SMA Negeri 16 Bandung.

0 1 23

PENGARUH MINAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas X Sma Muhammadiyah Se-Kota Bandung.

0 3 42

Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Survey Pada Siswa Kelas X Di SMA Pasundan 2 Bandung).

0 1 32

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI: survey pada siswa kelas xi ips sma negeri se-kota cimahi.

0 0 43

PENGARUH KOMPETENSI GURU SARANA PRASARANA SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey pada Siswa Kelas X SMAN 1 Tasikmalaya.

0 0 42

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONALDAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Studi Kasus Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Kota Sukabumi.

0 0 39

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pebayuran Kabupaten Bekasi.

0 0 31