BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1.
Pengertian
Cemas ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman takut dan memiliki
firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi Videbeck, 2008.
Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenakan dan di alami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Kecemasan merupakan mengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang
spesifik. Kecemasan pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan
hidup Suliswati, et.al, 2005.
2. Tingkat kecemasan
kecemasan memiliki dua aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang bergantung pada tingkat kecemasan, lama kecemasan yang dialami, dan seberapa
baik individu melakukan koping terhadap kecemasan. Kecemasan dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat sampai panik. setiap tingkat menyebabkan
perubahan fisiologis dan emosional pada individu a. Kecemasan Ringan
Berhuhungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan seseorang jadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat
memotivasi belajar serta menghasilkan kreativitas.
Universitas Sumatera Utara
b. Kecemasan Sedang Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal penting dan
mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
c. Kecemasan Berat Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada orang lain. d. Panik
Berhubungan dengan ketakutan dan teror, karena mengalami kehilangan kendali Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi keprihadian, peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,
persepsi menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan tidak sebagian sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus
dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan Struat, 2007.
3. Aspek-aspek kecemasan
Menurut priest 1991 bahwa individu yang mengalami kecemasan akan menunjukan reaksi fisik berupakan tanda-tanda jantung berpacu lebih cepat, tangan
dan lutut gemetar, ketegangan pada syaraf di belakang leher, gelisah atau sulit tidur, banyak berkeringat, gatat-gatal pada kulit serta selalu ingin buang air kecil.
Chaoul dan Acocella 1995 mengemukan aspek-aspek kecemasan yang dikemukan dalam tiga reaksi, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Reaksi emosional yaitu komponen kecemasan yang berkaitan dengan persepsi individu terhadap pengaruh psikologi dari kecemasan, seperti
paresaan keprihatinan, ketegangang, sedih mencela diri sendiri atau orang lain.
b. Reaksi kognitif yaitu ketakutan dan kekhawatiran yang berpengaruhi terhadap kemampuan berfikir jernih sehingga menggaggu dalam
memecahkan masalah dan mengatasi tuntutan lingkungan sekitarnya. c. Reaksi fisiologi yaitu reaksi yang ditampilkan oleh tubuh trhadap sumber
ketakutan dan kekhawatiran. Reaksi ini berkaitan dengan sistem syaraf yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh sehingga timbul reaksi
dalam bentuk jantung berdetak lebih keras, nafas bergerak lebih cepat, tekanan darah meningkat Safaria dan Nofrans, 2009.
4. Gejala klinis cemas