Fisiologi Kehamilan Landasan Teori

9 konsumsi oksigen akan meningkat sekitar 20-50 dan ventilasi meningkat hingga 50. PaCO 2 menurun sekitar 28-32 mmHg. Alkalosis respiratorik dihindari melalui mekanisme kompensasi yaitu penurunan konsentrasi plasma bikarbonat. Hiperventilasi juga dapat meningkatkan PaO 2 secara perlahan. Peningkatan dari 2,3-difosfogliserat mengurangi efek hiperventilasi dalam afinitas hemoglobin dengan oksigen. Hubungan antara masa akhir kehamilan dengan peningkatan curah jantung memicu perfusi jaringan. 11 Posisi dari diafragma terdorong ke atas akibat dari pembesaran uterus dan umumnya diikuti pembesaran dari diameter anteroposterior dan transversal dari cavum thoraks. Secara umum, ditemukan peningkatan dari inspiratory reserve volume sehingga kapasitas paru total tidak mengalami perubahan. 10 2.1.1.5.Perubahan Sistem Renal Vasodilatasi renal mengakibatkan peningkatan aliran darah renal pada awal masa kehamilan tetapi autoregulasi tetap terjaga. Peningkatan dari renin dan aldosteron mengakibatkan terjadinya retensi sodium. Aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus meningkat sebanyak 50 selama trimester pertama dan laju filtrasi glomerulus menurun menuju ke batas normal pada trimester ketiga. Serum kreatinin dan Blood Urea Nitrogen BUN mungkin menurun menjadi 0.5-0.6 mgdL dan 8-9mgdL. Penurunan ambang dari tubulus renal untuk glukosa dan asam amino 10 sering mengakibatkan glukosuria ringan 1-10gdL atau proteinuria 300 mgdL. Osmolalitas plasma menurun sekitar 8-10 mOsmkg. 11 2.1.1.6.Perubahan Sistem Gastrointestinal Fungsi gastrointestinal dalam masa kehamilan dan selama persalinan menjadi topik yang kontroversial. Namun, dapat dipastikan bahwa traktus gastrointestinal mengalami perubahan anatomis dan fisiologis yang meningkatkan resiko terjadinya aspirasi yang berhubungan dengan anestesi umum. 9 Refluks gastroesofagus dan esofagitis adalah umum selama masa kehamilan. Disposisi dari abdomen ke arah at,as dan anterior memicu ketidakmampuan dari sfingter gastroesofagus. Peningkatan kadar progestron menurunkan tonus dari sfingter gastroesofagus, dimana sekresi gastrin dari plasenta menyebabkan hipersekresi asam lambung. Hal tersebut yang menyebabkan mual dan muntah pada ibu hamil. 8 2.1.1.7.Perubahan Sistem Saraf Pusat dan Perifer Konsentrasi alveolar minimum menurun secara progresif selama masa kehamilan. Obstruksi dari vena cava inferior karena pembesaran uterus mengakibatkan distensi dari vena pleksus epidural dan meningkatkan volume darah epidural. Yang mendekati masa akhir kehamilan menghasilkan tiga efek mayor : 1 penurunan volume cairan serebro spinal, 2 penurunan volume potensial dari ruang epidural, 3 peningkatan tekanan ruang epidural. 11 11 2.1.1.8.Perubahan Sistem Muskoloskelatal Kenaikan kadar relaksin selama masa kehamilan membantu persiapan kelahiran dengan melemaskan serviks, menghambat kontraksi uterus, dan relaksasi dari simfisis pubis dan sendi pelvis. Relaksasi ligamen menyebabkan peningkatan risiko terjadinya cedera punggung. Kemudian dapat berkontribusi dalam insidensi nyeri punggung dalam kehamilan. 8 2.1.1.9.Sirkulasi Uteroplasental Sirkulasi uteroplasental normal sangat dibutuhkan dalam perkembangan dan perawatan untuk fetus yang sehat. Insufiensi sirkulasi uteroplasental dapat menjadi penyebab utama dalam retardasi pertumbuhan fetal intrauterin dan dapat mengakibatkan kematian janin. Integrasi dari sirkulasi bergantung pada aliran darah uterus yang adekuat dan fungsi normal plasenta. 11 Aliran darah uterin meningkat secara progresif selama kehamilan dan mencapai nilai rata rata antara 500ml sampai 700ml di masa aterm. Aliran darah melalui pembuluh darah uterus sangat tinggi dan memiliki resistensi rendah. Perubahan dalam resistensi terjadi setelah 20 minggu masa gestasi. Aliran darah uterus kurang memiliki mekanisme autoregulasi pembuluh darah dilatasi maksimal selama masa kehamilan dan aliran arteri uterin sangat bergantung pada tekanan darah maternal dan curah jantung. Hasilnya, faktor yang mempengaruhi perubahan aliran 12 darah melalui uterus dapat memberikan efek berbahaya pada suplai darah fetus. 8 Aliran darah uterin menurun selama periode hipotensi maternal, dimana hal tersebut terjadi dikarenakan hipovolemia, perdarahan, dan kompresi aortocaval, dan blokade simpatis. Hal serupa, kontraksi uterus kondisi yang meningkatkan frekuensi atau durasi kontraksi uterus dan perubahan tonus vaskular uterus yang dapat terlihat dalam status hipertensi mengakibatkan gangguan pada aliran darah. 9

2.1.2. Kriteria Diabetes Mellitus

Berdasarkan ADA 2010, kriteria untuk mendiagnosis DM adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Kriteria Interpretasi Hasil Tes Glukosa Darah Interpretasi Hasil Tes Glukosa Darah Tes Hasil Diagnosis Glukosa Plasma Puasa Fasting Plasma Glucose, mgdL. ≤ 99 Normal 100 -125 Glukosa Darah Puasa Terganggu ≥ 126 Diabetes, dikonfirmasi dengan pengulangan tes pada hari yang berbeda. Tes Toleransi Glukosa Oral 2 jam setelah beban glukosa 75 gram, mgdL. ≤ 139 Normal 140 – 199 Toleransi Glukosa Terganggu ≥ 200 Diabetes, dikonfirmasi dengan pengulangan tes pada hari yang berbeda. Hemoglobin A1C, . ≤ 5.4 Normal 5.5 – 6.4 Resiko tinggi prediabetes, memerlukan screening dengan kriteria glukosa. ≥ 6.5 Diabetes, dikonfirmasi dengan pengulangan tes pada hari yang berbeda. Glukosa Darah Acak, mgdL. ≥ 200 Diabetes, bagi pasien yang mengalami gejala atau keluhan khas hiperglikemi. 13

2.1.3. Diabetes pada Kehamilan

Ibu hamil dengan hiperglikemia dapat digolongkan sebagai ibu hamil dengan diabetes yang sudah menetap sebelum hamil pregestasional atau ibu hamil dengan diabetes yang baru terjadi pada saat hamil diabetes mellitus gestasional. 2 2.1.3.1.Diabetes Pragestasional Diabetes pragestasional, artinya kondisi dimana pasien mempunyai riwayat diabetes mellitus sebelum hamil. Pasien diabetes pregestasional dapat tanpa komplikasi atau dengan komplikasi yang ringan. Pasien juga dapat dengan komplikasi berat, khususnya retinopati, nefropati dan hipertensi. 2 Diabetes pragestasional merupakan diabetes yang terjadi sebelum kehamilan dan terus berlanjut setelah masa hamil. Diabetes pragestasional dapat berupa diabetes tipe 1 dan tipe II, yang mungkin disertai atau tidak disertai penyakit vaskuler, retinopati, nefropati, dan komplikasi diabetik lainnya. Kondisi diabetogenik kehamilan pada sistem metabolik yang terganggu selama masa pragestasi memiliki implikasi yang signifikan. 2 Adapun hormon yang normal terhadap kehamilan mempengaruhi kontrol glikemia pada pasien diabetes pregestasi. Kehamilan juga dapat mempercepat terjadinya komplikasi diabetes vaskular. Selama trimester pertama, sementara kadar glukosa darah maternal dalam kondisi normal menurun, dan respon insulin terhadap 14 glukosa meningkat, kontrol glikemia meningkat. Dosis insulin untuk pasien diabetes yang terkontrol baik perlu disesuaikan untuk menghindari hipoglikemi. Episode hipoglikemia tidak umum terjadi pada pasien diabetes tipe 1 selama awal kehamilan. 12 2.1.3.2.Diabetes Gestasional Disebut diabetes gestasional bila gangguan toleransi glukosa yang terjadi sewaktu hamil kembali normal dalam 6 minggu setelah persalinan. Dianggap diabetes mellitus bukan gestasi bila gangguan toleransi glukosa menetap setelah persalinan. Pada golongan ini, kondisi diabetes dialami sementara selama masa kehamilan. Artinya kondisi diabetes atau intoleransi glukosa pertama kali didapati selama masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga. 13 Diabetes gestasional terjadi pada minggu ke 24 sampai ke 28 pada masa kehamilan. Walaupun diabetes pada masa kehamilan termasuk salah satu faktor resiko terkena diabetes tipe II. Kondisi ini adalah kondisi sementara dimana kadar gula darah akan kembali normal setelah melahirkan. 14 Tabel 2.2 Klasifikasi Diabetes Selama Kehamilan Kelas Klasifikasi Implikasi Intoleransi glukosa pada masa hamil Toleransi glukosa abnormal selama masa hamil; hiperglikemia pascaprandial selama masa hamil Diagnosis sebelum usia gestasi 30 minggu penting untuk mencegah makrosomia Tangani dengan diet kalori yang adekuat untuk mencegah penurunan berat badan ibu Sasaran yang dicapai : glukosa darah pasccaprandial 130 mgdl 1 jam setelah makan atau 105 mgdl 2 jam setelah makan. Apabila insulin dibutuhkan, tangani seperti penanganan kelas B dan C A Diabetes kimiawi yang Penatalaksanaan sama dengan penanganan 15 didiagnosis sebelum masa hamil: diatasi hanya melalui upaya diet; awitan dapat terjadi terjadi pada usia berapapun intoleransi glukosa pada kehamilan B Terapi insulin yang dilakukan sebelum Masa hamil; awitan pada usia 20 tahun atau lebih; durasi kurang 10 tahun Sekresi insulin endogen dapat menetap, resiko pada neonates dan janin sama dengan resiko pada kelas C dan D begitu juga dengan penatalaksanaannya C Awitan pada usia 10 sampai 20 tahun, atau durasi 10 sampai 20 tahun. Diabetes karena kurang insulin Diabetes karena kurang binsulin dengan awitan pada masa kanak – kanak D Awitan sebelum usia 10 tahun samapai 20 tahun atau durasi 10 sampai 20 tahun Makrosomia janin atau retardasi pertumbuhan intrauterine dapat terjadi, mikroaneurisme retina, dot-hemoragi, dan eksudat meningkat selama masa hamil., kemudian menurun setelah melahirkan F Nefropati diabetic disertai dengan proteinuria Anemi dan hipertensi umum terjadi, proteinuria meningkat pada trimester ke 3, menurun setelah melahirkan. Retardasi pertumbuhan janin intrauterine umum terjadi, angka kelangsungan hidup perinatal sekitar 85. Apabila berada dibawah kondisi optimal, tirah baring dibutuhkan H Penyakit Arteri koroner Resiko maternal yang serius R Retinopati proliferatif Neovaskularisasi disertai resiko hemoragi vitreus atau retina tanggal, foto koagulasi laser bermanfaat aborsi biasanya tidak dibutuhkan, disertai proses aktif neo vaskularisasi, mencegah usaha mengedan 2.1.3.3.Epidemiologi Ibu hamil yang menderita diabetes gestasional mempunyai resiko tinggi untuk mengalami diabetes mellitus gestasional lagi pada kehamilan berikutnya, dan juga 17 - 63 dari mereka akan mengalami perubahan dan berkembang menjadi diabetes tipe 2 dalam 5 hingga 16 tahun. 2 Diabetes mellitus gestasional dapat terjadi pada ibu yang hamil di atas usia 30 tahun, perempuan dengan obesitas IMT 30, perempuan dengan riwayat diabetes mellitus pada orang tua atau riwayat diabetes mellitus gestasional pada kehamilan sebelumnya dan melahirkan bayi dengan berat lahir 4000 gram dan adanya glukosuria. 13

Dokumen yang terkait

Perbedaan Kadar Gula Darah Sebelum Dan Sesudah Senam Diabetes Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Persadia Rumah Sakit Sari Asih Ciputat Tahun 2013

2 11 101

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN TINGKAT DEPRESIDAN AKTIFITAS FISIK PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Tingkat Depresi Dan Aktifitas Fisik Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas Gatak Sukoharjo.

0 3 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN KEPATUHAN KONTROL GULA DARAH Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Kontrol Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puske

0 5 16

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA.

0 1 11

HUBUNGAN PENERAPAN STANDAR DIET DIABETES MELLITUS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II RAWAT Hubungan Penerapan Standar Diet Diabetes Mellitus Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii Rawat Jalan Di Rsu

0 1 17

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN TAHUN 2014

0 0 2

Hubungan Antara Kepatuhan Diit Dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuamang Jaya

0 0 8

HUBUNGAN SENAM DIABETES DENGAN KADAR KOLESTEROL DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Senam Diabetes dengan Kadar Kolesterol Darah pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di RS PKU Mu

0 0 15

Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus

0 1 6

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS RAWAT JALAN DI RSUD BANJARNEGARA

0 0 15