Bayi Makrosomia Landasan Teori
20
lahir makrosomia, montok, pletoris wajah tomat dan seperti ubi atau wajah menggembung.
17
c. Faktor Resiko
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa berat bayi baru lahir dipengaruhi oleh berbagai faktor maternal, seperti halnya konstitusional
fetal, metabolik, dan genetik. Meskipun intoleransi glukosa gestasional dan diabetes mellitus gestasional merupakan faktor yang menjadi
penyebab utama kelahiran bayi makrosomia, laporan penelitian lain menunjukkan bahwa faktor-faktor maternal lain, seperti obesitas maternal,
mempengaruhi berat bayi baru lahir. Faktor resiko lain yang menyebabkan terjadinya makrosomia antara lain kadar gula darah yang
meningkat selama kehamilan, jenis kelamin janin laki-laki, riwayat persalinan janin makrosomia, meningkatnya usia kehamilan, dan
merokok.
17
Penelitian yang dilakukan oleh Okun et al. menemukan bahwa ibu dengan bayi makrosomia secara signifikan mempunyai berat tubuh yang
lebih berat berdasarkan berat kehamilan, IMT yang lebih tinggi, menunjukkan adanya peningkatan berat badan yang lebih berat selama
indeks kehamilan, dan secara signifikan lebih tinggi dibandingkan ibu dengan bayi non-makrosomia. Diabetes mellitus gestasional bukan
merupakan penyebab utama yang signifikan dalam penelitian ini.
17
d. Trauma Cedera Bayi Baru Lahir yang Berhubungan dengan Makrosomia
21
Tujuan utama untuk mengurangi kejadian makrosomia adalah untuk mencegah terjadinya trauma yang berkaitan dengan janin dan ibu hamil.
Beberapa peneliti telah melaporkan adanya peningkatan tingkat distosia bahu, fraktur klavikular, cedera pleksus brakialis, menurunnya skor Apgar
selama 5 menit, interval persalinan yang lama, dan adanya kebutuhan penanganan gawat darurat bagi bayi-bayi makrosomia.
17
1 Distosia bahu
Distosia bahu merupakan suatu komplikasi dari persalinan bayi makrosomia, yang mempengaruhi sekitar 10 - 15 persalinan vaginal bayi
yang beratnya lebih dari 4500 gram ketika lahir. Distosia bahu diketahui ketika bahu bayi sulit dikeluarkan melalui persalinan vaginal standar yang
disebabkan karena gerakan bahu anterior janin tersangkut pada simfisis pubis ibu.
17
Gambar 2.1 Distosia Bahu 2
Fraktur klavikula, Cedera pleksus brakialis, dan Erb‟s palsy
22
Fraktur klavikula dan cedera pleksus brakialis plexus merupakan kejadian yang jarang terjadi, meskipun demikian, cedera tersebut merupakan
akibat dari kehamilan diabetes mellitus gestasional dan persalinan makrosomia. Jika distosia bahu tidak disebabkan karena traksi dari kepala
janin, maka manuver khusus persalinan dapat dilakukan dengan bantuan ahli agar dapat melepaskan bahu anterior di belakang supra simfisis. Jika
manuver tersebut tidak berhasil, maka klavikula atau humerus harus dipatahkan untuk memudahkan persalinan bayi tersebut. Meskipun
sebagian besar patahan klavikula dapat dipulihkan tanpa disertai sekuel yang signifikan ketika fraktur-fraktur tersebut diisolasi dari cedera
signifikan lainnya, fraktur tersebut terkadang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pleksus brakialis dengan kemungkinan terjadinya
suatu Erb‟s palsy permanen.
17
Erbs Palsy Erb-Duchenne Palsy adalah kelainan yang terjadi pada pleksus brakhialis bayi baru lahir dengan adanya kelemahan otot-otot
daerah anggota gerak atas area C5-C6 yang tampak pada kelemahan otot bahu, lengan atas, lengan bawah sedangkan tangan berfungsi normal.
Erb‟s palsy adalah kelumpuhan pada satu ekstrimitas atas yang disebabkan
karena lesi pada pleksus brachialis. Lesi plexus brachialis, salah satu
penyebab adalah proses kelahiran.
17
Cedera pleksus brakialis dapat disebabkan karena persalinan yang sulit, tetapi juga dapat disebabkan karena maladaptasi intrauterin atau
pengeluaran dengan tenaga ibu mengedan dengan cara dipaksakan. Suatu
23
penelitian meta analisis menemukan adanya peningkatan terjadinya trauma Brachialis Plexus Injury BPI yang secara signifikan dikaitkan dengan
berat bayi saat lahir. Prevalensi BPI pada bayi dengan berat 4000 gram adalah 0.9 per 1000 kelahiran, sedangkan pada bayi dengan berat 4000 -
4499 gram adalah 1.8 per 1000 kelahiran, dan 2.6 per 1000 kelahiran untuk bayi dengan berat lahhir 4500 gram.
17
e. Akibat Jangka Panjang Makrosomia
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Seidman et al.
18
menemukan bahwa resiko yang dihadapi oleh orang dewasa dengan berat tubuh yang
berlebihan secara signifikan meningkat di antara bayi-bayi makrosomia, meskipun demikian bayi makrosomia dari ibu yang mengalami diabetes
lebih sulit diprediksi akan mengalami berat tubuh berlebihan saat dewasa. Guna mendukung teori ini, penelitian yang dilakukan oleh Hediger et al.
18
menemukan bahwa besarnya bayi pada masa kehamilan lebih panjang dan lebih berat hingga usia kehamilan 83 bulan. Kelemahan metodologis dari
penelitian-penelitian yang mengkaji keterkaitan antara berat lahir bayi dengan pola pertumbuhan adalah bahwa penelitian-penelitian tersebut
tidak mempertimbangkan asupan diet selama masa kehamilan.
17
f. Hubungan antara Kontrol Glukosa Ibu Hamil dengan Kelahiran Bayi
Berbagai penelitian melaporkan adanya tingkat penurunan makrosomia, persalinan sectio caesarea, dan komplikasi neonatal pada ibu
yang mempunyai keturunan diabetes dengan kontrol glikemik yang ketat selama masa kehamilan. Ringkasan laporan penelitian dari Konferensi
24
Lokakarya Internasional International Workshop Conference ke-IV tentang diabetes mellitus gestasional menunjukkan bahwa untuk
pengendalian yang ketat, para ibu dengan diabetes mellitus gestasional harus menjaga tingkat glukosa darah sebelum makan di bawah 5.3 mmolL
dan tingkat glukasa darah 1-jam setelah makan di bawah 7.8 mmolL selama masa kehamilan untuk meminimalkan kejadian morbiditas
perinatal.
17
Penelitian yang dilakukan oleh Sermer et al.
17
mengkaji 3637 wanita yang mengalami intoleransi terhadap karbohidrat yang meningkat tetapi
tanpa disertai diabetes mellitus gestasional yang berlebihan. Penelitian menemukan bahwa intoleransi karbohidrat yang meningkat pada wanita
hamil merupakan suatu faktor independen yang mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan termasuk juga meningkatnya kejadian makrosomia,
sectio cesar, pre-eklamsia, fototerapi, dan meningkatnya masa kehamilan dan perawatan neonatal di rumah sakit.
17
g. Metode Persalinan Makrosomia
Berbagai penelitian sudah berupaya untuk mencari metode persalinan dan kejadian cedera kelahiran pada bayi makrosomia dengan
hasil yang berbeda-beda. Beberapa peneliti menyarankan metode sectio caesarea untuk persalinan janin dengan berat 4000 gram pada pasien-
pasien yang mengalami diabetes, peneliti lain menyarankan bahwa berat bayi 4500 gram harus dijadikan ambang batas untuk mengurangi
intervensi yang tidak diperlukan karena adanya kesalahan ultrasonografi.
6
25