Waktu dan Tempat Penelitian
21
sebagai Sunda Kelapa atau Kerajaan Tarumanegara Thomas B. Ataladjar, 2003: 6. Prasasti yang terakhir yang paling banyak memberikan keterangan
dan petunjuk mengenai kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa, yaitu Tarumanegara. Prasasti Tugu ditemukan pada tahun 1878 di Kampung Batu
Tumbuh, Desa Tugu, Kelurahan Semper, Kecamatan Cilincing, sebelah Tenggara Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pada 1910, prasasti ini dipindahkan ke
Museum Pusat Thomas B.Ataladjar, 2003:7. Kini Museum NasionalMuseum Gajah dan replica-nya masih dapat kita saksikan di Museum Sejarah Jakarta
atau Museum Fatahillah. Pada 22 Juni 1527 Tangal 22 Juni 1527 inilah yang hingga saat ini
diperingati sebagai hari jadi Kota Jakarta. Kesultanan Demak, Cirebon dan Banten bersatu dibawah pimpinan Fatahillah menyerbu Sunda Kalapa yang
secara cepat berhasil merebut dan menguasai Sunda Kalapa. Bangsawan asal Sumatera sekaligus menantu dari Sultan Trenggono penguasa Demak ini,
kemudian mengganti nama Sunda Kalapa yang baru direbutnya itu menjadi pelabuhan “Jayakarta” yang berarti kemenangan sempurna Alwi Shihab,
Maria van Engels 2006. Sebagaimana yang diungkapkan oleh BNP, salah satu kepala satuan
pelaksana pengawasan dan penataan perkembangan. “Kota Tua itu di dalam wilayahnya terdapat beberapa macam banyaknya
bangunan cagar budaya bermakna berarti suatu nilai bangunan yang terkait amat masa sejarah, histori yang kebetulan emang di kawasan Kota Tua Jakarta
22
ini memiliki nilai kental akan sejarah, sejarahnya Kota Tua ini disebut Kota Tua Batavia yang dikenal dengan sebutan Sunda Kelapa berubah menjadi Kota
Batavia dan berubah menjadi Jayakarta berubah menjadi Kota Tua Jakarta, nach makna tersebutlah yang menjadikan kawasan ini disebut Kota Tua Jakarta
karena adanya bangunan cagar budaya yang usia dan makna bangunan itu memiliki nilai tertua sesuai dengan sejarahnya jadi disebut kota karena
jesifikasinya kota itu dulu pusat kota pemerintahan pada masa penjajahan Belanda” Hasil wawancara pribadi dengan Bayu Niti Permana pada tanggal 26
Maret 2015. Fatahillah, kemudian diangkat menjadi Bupati Jayakarta, yang secara
hierarkis bertanggungjawab kepada Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, wali yang berkedudukan di Cirebon. Penguasaan Jayakarta berlangsung
dari 1527 hingga 1619 yang berakhir ketika orang-orang Belanda di bawah bendera VOC Sagimun MD, 1999:59-60. Pimpinan Jan Pieterszoon Coen
Gubernur Jenderal VOC ke-4 di Belanda, dan pertama di Batavia Hindia Belanda, berhasil menaklukan Jayakarta Daerah tempat dikuburkannya
Pangeran Ahmad Jakarta penguasa terakhir dari Keraton Jayakarta itu kini dinamakan dengan Jatinegara Kaum.
Jp. Coen dengan bebasnya menghancurkan keraton dengan seluruh isinya dan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Pusat kota Batavia terletak di
bekas Balai Kota yang kini menjadi Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah. Bangunan bertingkat dua yang menjadi pusat kota dan
pemerintahan VOC se-Asia Tenggara itu diselesaikan pada tahun 1712.