FAKTOR SOSIAL PENGAMEN ANAK DI WISATA KOTA TUA

43 sesuatu kepada pengemis. Tindakan sosial manusia diperoleh melalui proses belajar dan proses pengalaman dari orang lain.Jika tindakan sosial itu dianggap baik, maka manusia akan melakukan tindakan yang sama. Jika tindakan sosial itu baik dan bermanfaat bagi orang lain, makin lama tindakan sosial tersebut dapat dianggap sebagai suatu kebisaaan yang harus dilakukan oleh seluruh anggota kelompok sosial. Perilaku sosial dapat dibedakan menjadi Tiga tipe www.mediaindonesiaonline.com diunduh pada tanggal 28 Juli 2015. Ketiga tipe perilaku itu diuraikan seperti berikut:

1. Bersifat Rasional Instrumental

Perilaku sosial yang bersifat rasional adalah tindakan sosial yang dilakukan dengan pertimbangan dan pilihan secara sadar masuk akal. Artinya tindakan sosial itu sudah dipertimbangkan masak-masak tujuan dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Contohnya: MA memutuskan pengamen daripada memilih melanjutkan sekolahnya di tingkat dasar. Alasannya karena MA ingin membantu perekonomian orang tua dan membiayai sekolah adik-adiknya.

2. Berorientasi Nilai

Perilaku sosial yang berorientasi nilai dilakukan dengan memperhitungkan manfaat, sedangkan tujuan yang ingin dicapai tidak terlalu dipertimbangkan. Perilaku ini menyangkut kriteria baik dan benar menurut penilaian masyarakat. Bagi perilaku sosial ini yang penting adalah kesesuaian tindakan dengan nilai- nilai dasar yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Contohnya: tidak pernah 44 mempersoalkan mengapa kita harus makan dan minum dengan tangan kanan. Tindakan tersebut kita lakukan karena pandangan masyarakat yang menekankan kalau makan dan minum dengan tangan kanan lebih sopan daripada dengan tangan kiri. Seperti halnya yang terjadi pada pandangan masyarakat terhadap pengamen anak di wisata Kota Tua Jakarta, yang cenderung memiliki citra negatif, tanpa menilai secara sudut pandang mereka. Sehingga tidak jarang sering terjadi kekeliruan penilain atas mereka.

3. Tradisional

Perilaku sosial tradisional adalah tindakan sosial yang menggunakan pertimbangan kondisi kebisaaan yang telah baku dan ada di masyarakat. Oleh karena itu, tindakan ini cenderung dilakukan tanpa suatu rencana terlebih dahulu, baik tujuan maupun caranya, karena pada dasarnya mengulang dari yang sudah dilakukan. Contohnya: Kegiatan mengamen di wisata Kota Tua Jakarta sudah terlihat sejak dari dulu kala, sehingga regenarsi yang terjadi pada masa kini tidak menutup kemungkinan adalah sebuah kebiasaan yang telah turun temurun secara generatif yang terjadi pada masyarakat tingkat perekonomian rendah, khususnya yang terjadi di wilayah sekitar wisata Kota Tua Jakarta. 45

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Keberadaan pengamen anak di lingkungan wisata Kota Tua Jakarta dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor sosial. Faktor ekonomi mengacu pada tindakan mereka untuk mengamen berdasarkan faktor kemiskinan. Dari faktor sosial perilaku pengamen jalanan dipengaruhi oleh perilaku dalam bentuk sikap yang berasal dari keadaan lingkungan alam dan lingkungan sosial atau keadaan dari dalam dan ransangan dari luar atau ajakan dari teman sebayanya. 2. Bentuk perilaku sosial pengamen anak di lingkungan wisata Kota Tua Jakarta memiliki dua hal, yaitu perilaku negatif dan perilaku positif. Bentuk dari perilaku negatif pengamen anak dilihat dari labilitas emosi dan mental mereka yang ditunjang dengan penampilan yang kumuh, banyak tato, celana sobek yang disengaja, dan berpenampilan seperti preman. Hal ini juga meyinggung pekerjaan pengamen yang dilakukan anak jalanan itu hanya sebagai modus belaka, dan mempunyai motif atau tujuan lain, seperti mencopet. Sedangkan perilaku positif dilihat dari tingkah laku pengamen yang tidak merugikan orang lain dan juga tidak merugikan diri sendiri. Pengamen anak tidak berperilaku kasar terhadap masyarakat dalam menjalankan 46 aktivitasnya. Karena pada saat mengamen tidak memaksa saat meminta imbalan oleh pengunjung. Bahkan pengunjung yang ada di Kota Tua merasa terhibur atas penampilan pengamen tersebut dan perilaku positif yang lain seperti, pandai membaca peluang, tahan bekerja keras, memiliki solidaritas yang tinggi dengan sesama teman, mudah membuat keterampilan, bersikap terbuka dan saling percaya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka saran dari penulis diharapkan dapat memberi manfaat adalah: 1. Kepada para orang tua pengamen penulis menyarankan agar lebih memberikan kasih sayang, ketentraman, penerimaan diri bahwa anak jalanan tidak hanya sebagai tulang punggung keluarga atau pencari nafkah utama sehingga orang tua dapat memberikan hak yang sama seperti anak-anak lainnya. 2. Untuk para orang tua diharapkan agar lebih mengarahkan anaknya untuk belajar dengan baik dan terus bersekolah sampai sekolah tingkat tinggi agar nantinya dapat memperbaiki ekonomi keluarga dan mengangkat kehidupan keluarga dari himpitan ekonomi. 3. Kepada Pemerintah Kota khususnya Kota Pemprov Jakarta agar lebih memperhatikan lagi kehidupan pengamen diantaranya dengan program- program bantuan masyarakat kurang mampu, program pelatihan dan keterampilan, beasiswa untuk siswa miskin, dan penertiban anak jalanan secara rutin dan berkala, serta mendirikan rumah singgah untuk anak jalanan