Kerangka Pemikiran KERANGKA TEORETIS

20 pengetahuan awal yang merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran, sejauhmana siswa mengetahui materi yang akan disajikan. Kemampuan awal siswa dapat diukur melalui tes awal, interview, atau cara-cara lain yang cukup sederhana seperti melontarkan pertanyaan- pertanyaan secara acak dengan distribusi perwakilan yang representative. Menurut Rijal 2011: 1 kemampuan awal dapat diambil dari nilai yang sudah didapat sebelum materi baru diperoleh. Kemampuan awal tentu memiliki perbedaan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain, ada yang memiliki kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi kemungkinan dapat menerima materi dengan mudah, dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan awal sedang dan rendah. Berdasarkan uraian tersebut, kemampuan awal siswa merupakan keterampilan ataupun pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa dan menjadi dasar bagi siswa dalam menerima pelajaran yang baru. Kemampuan awal diperoleh dari nilai tes awal yang diberikan kepada siswa sebelum diberikan perlakuan.

B. Kerangka Pemikiran

Pada kenyataannya fisika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dimengerti karena terlalu banyak rumus. Pembelajaran yang tepat untuk fisika adalah pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung baik menggunakan eksperimen maupun demonstrasi. Pemilihan 21 model pembelajaran yang tepat akan membantu siswa dalam memahami materi dan memberdayakan keterampilan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa. Untuk dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dengan optimal siswa harus memiliki kemampuan awal berupa pengetahuan-pengetahuan dan pengalaman yang telah diterimanya, agar siswa lebih mudah mengembangkan pengetahuan fisika pada tingkatan selanjutnya. Dengan kata lain kemampuan awal diduga berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Keberhasilan siswa dalam mencapai kemampuan berpikir kritis sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru di dalam kelas. Strategi pembelajaran tersebut tentu saja harus ada interaksi timbal balik antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Interaksi yang baik juga menghendaki suasana pembelajaran yang tidak membosankan dan memicu motivasi yang terus-menerus sehingga tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Salah satu alternatif pembelajaran yang diduga dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah pembelajaran discovery-inquiry. Salah satu jenis pembelajaran discovery-inquiry yaitu guided discovery-inquiry yang menitikberatkan pada pertanyaan-pertanyaan ilmiah agar mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran. Siswa diberikan suatu masalah dan melaksanakan kegiatan ilmiah seperti merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, melaksanakan eksperimen, mengolah data hasil eksperimen, menarik kesimpulan dan menyusun laporan hasil kegiatan dengan bimbingan guru. 22 Selain itu, pembelajaran modified free discovery-inquiry yang teknis pelaksanaannya hampir sama dengan pembelajaran guided discovery-inquiry. Pada pembelajaran modified free discovery-inquiry, guru hanya memberikan masalah kepada siswa, dan siswa dituntut untuk melaksanakan kegiatan ilmiah seperti merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, melaksanakan eksperimen, mengolah data hasil eksperimen, menarik kesimpulan dan menyusun laporan hasil kegiatan atas inisiatif sendiri, guru memberikan bantuan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa agar menemukan cara-cara yang tepat dalam melaksanakan eksperimen. Adapun hal yang akan diamati pada masing-masing kelas adalah kemampuan berpikir kritis siswa. Kemampuan berpikir kritis yang akan dinilai berdasarkan indikator yang meliputi: kemampuan mendefinisikan masalah, kemampuan menyeleksi informasi untuk pemecahan masalah, kemampuan merumuskan hipotesis, dan kemampuan menarik kesimpulan, yang diperoleh dari tes awal yaitu tes yang diberikan kepada siswa sebelum proses belajar mengajar dimulai dan tes akhir diperoleh setelah siswa mengikuti pembelajaran mengenai materi Fluida Statis dengan strategi guided discovery-inquiry dan modified free discovery-inquiry. 23 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Kemampuan Awal Siswa Guided Discovery-Inquiry Tinggi Sedang Rendah Modified Free Discovery-Inquiry Kemampuan Berpikir Kritis 1. Kemampuan mendefinisikan masalah 2. Kemampuan menyeleksi informasi untuk pemecahan masalah 3. Kemampuan merumuskan hipotesis 4. Kemampuan menarik kesimpulan Tes awal Tes akhir Tes akhir 24

C. Hipotesis

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR EMPIRIS INDUKTIF DENGAN PEMBELAJARAN MODIFIED FREE DISCOVERY-INQUIRY

0 7 50

Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry terhadap Kemampuan Proses Sains Siswa pada Konsep Sistem Gerak Manusia

1 17 314

Pengaruh Model Guided Inquiry terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Pembelajaran Biologi

0 3 7

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PADA SUBKONSEP PENCEMARAN AIR.

2 9 40

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK.

0 1 41

PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL MODIFIED FREE INQUIRY DAN GUIDED INQUIRY TERHADAP KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS | Qurotul A’yun | Inkuiri 7415 15572 1 SM

0 0 10

Meningkatkan Kemampuan Generalisasi Matematis Melalui Discovery Learning dan Model Pembelajaran Peer Led Guided Inquiry

0 0 10

PERBANDINGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR EMPIRIS INDUKTIF DENGAN PEMBELAJARAN MODIFIED FREE DISCOVERY-INQUIRY

0 0 10

PENGARUH PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DISERTAI JURNAL BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SMA

0 0 18

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR KOLOID DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA DI SMAN 7 MATARAM TAHUN AJARAN 20122013

0 0 147