Analisis Data Teknik Keabsahan Data

2. Teknik memeriksa Keteralihan Data Teknik ini dilakukan dengan menggunakan “uraian rinci“, yaitu dengan melaporkan hasil penelitian seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Derajat keteralihan dapat dicapai lewat uraian yang cermat, rinci, tebal, atau mendalam serta adanya kesamaan konteks antara pengirim dan penerima. Upaya untuk memenuhi hal tersebut, peneliti melakukannya melalui tabulasi data terlampir serta disajikan oleh peneliti dalam hasil dan pembahasan. 3. Teknik Memeriksa Kebergantungan Dalam penelitian kualitatif, uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan penelitian di lapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji dependability-nya, dan untuk mengecek apakah hasil penelitian ini benar atau tidak, maka peneliti mendiskusikannya dengan pembimbing. Hasil yang dikonsultasikan antara lain proses penelitian dan taraf kebenaran data serta penafsirannya. Untuk itu peneliti perlu menyediakan data mentah, hasil analisis data dan hasil sintesis data serta catatan mengenai proses yang digunakan. 4. Kepastian Data comfirmability Kepastian Data comfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang ada dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Derajat ini dapat dicapai melalui audit atau pemeriksaan yang cermat terhadap seluruh komponen dan proses penelitian serta hasil penelitiannya. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pembimbing menyangkut kepastian asal-usul data, logika penarikan kesimpulan dari data dan penilaian derajat ketelitian serta telaah terhadap kegiatan peneliti tentang keabsahan data.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung

1. Deskripsi Wilayah Kota Bandar Lampung

Profil Wilayah Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk ibu kota Propinsi Lampung. Kota yang terletak di sebelah barat daya Pulau Sumatera ini memiliki posisi geografis yang sangat menguntungkan. Letaknya di ujung Pulau Sumatera berdekatan dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. Kota ini menjadi pertemuan antara lintas tengah dan timur Sumatera. Kendaraan dari daerah lain di Pulau Sumatera harus melewati Bandar Lampung bila menuju ke Pulau Jawa. Pada umumnya kendaraan tersebut transit di terminal Rajabasa. Keluar dan masuknya kendaraan baik bus, angkutan kota maupun minibus ke terminal ini, ternyata mampu mendatangkan pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Sendiri PADS Kota Bandar Lampung yang pada tahun anggaran 200 mencapai Rp 11,9 milyar. Angkutan jalan raya mampu menyumbang Rp 273 milyar dari total kegiatan ekonomi tahun 2012. Sumbangan lapangan usaha ini paling besar dibanding angkutan lain misalnya air. Banyaknya kendaraan yang keluar masuk melewati Bandar Lampung ini menambah padatnya jalan-jalan kota. Sejalan dengan perkembangan kota, kendaraan pribadi maupun umum pun semakin menjamur, ditambah lagi dengan kendaraan pengangkut hasil bumi dari pelosok daerah Propinsi Lampung yang akan dikirim ke Bandar Lampung sebagai pusat perdagangan provinsi. Gambar 1. Peta Administratif Kota Bandar Lampung Sumber: Kota Bandar Lampung dalam Angka Secara umum jumlah lahan terbangun sampai saat ini telah berjumlah 9920 Ha atau sekitar 54,65 dari seluruh luas Kota Bandar Lampung, sedangkan lahan yang belum terbangun saat ini memiliki luas sekitar 8230,89 Ha atau sekitar 45,35.

2. Jumlah Remaja di Kota Bandar Lampung

Remaja adalah orang muda young people yaitu penduduk usia 10-24 tahun. Jumlah remaja di Kota Bandar Lampung, menurut Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut: Tabel 5. Jumlah Remaja di Kota Bandar Lampung No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah 1. 10-14 39.098 37.764 76.862 2. 15-19 43.929 48.187 92.116 3 20-24 50.778 50.051 100.829 4 Total 133.805 136.002 269.807 Sumber : BPS Kota Bandar Lampung 2012 3. Kondisi Perekonomian Daerah Berdasarkan data Laporan Realisasi Keuangan APBD Kota Bandar Lampung, maka terlihat pendapatan asli daerah PAD mengalami peningkatan rata-rata berkisar 14 per tahun. Sedangkan DAU maupun DAK yang masuk dalam pendapatan transfer meningkat rata-rata 10 pertahun. Namun bila dilihat dari belanja modal untuk pembangunan masih dibawah 10 dari total belanja, porsi besar masih di kegiatan belanja operasional sekitar 86 per tahun dari total belanja. Dan dari posisi keuangan surplus atau defisit tahun berjalan mengalami penurunan rata-rata 4 per tahun. Sedangkan sisa langsung pembiayaan anggaran SILPA cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2012 sebanyak 472.454 jiwa, pada tahun 1998 sebanyak 490.374 jiwa, dan pada tahun 2012 sebanyak 495.038 jiwa. Tenaga kerja yang dimaksud adalah penduduk yang diatas 15 tahun. Tabel 6. Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi Tahun 2012 No. Bidang Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perdagangan, Hotel, dan Restoran Bangunan Listrik Gas, dan Air Bersih Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan Jasa-jasa Pertanian Industri Pengolahan Pertambangan dan Penggalian 22.78 7.88 1.11 13.23 6.64 14.00 4.10 29.82 0.44 Sumber : BPS Kota Bandar Lampung 2012 Dari data tahun 2012, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Bandar Lampung yaitu sektor industri pengolahan dan penggalian 29,82, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 22,78, sektor jasa-jasa 14, sektor pengangkutan dan komunikasi 13,23. Sedangkan sektor lainnya 20,17 meliputi sektor pertambangan, pertanian, bangunan listrik, dan gas rata-rata 3-4. Gambar 2. Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi 2012 Secara umum kondisi perekonomian kota Bandar Lampung cukup baik, terlihat dari PDRB tahun 2008 sebesar Rp. 5.079 trilyun meningkat menjadi Rp. 6.540 trilyun, rata-rata kenaikan per tahun sebesar 6.53. dan hal ini berdampak pada peningkatan pendapatan per kapita rata-rata 4.62 per tahun, sehingga di tahun 2012 menjadi Rp. 7.417.230,- per kapita. Secara tahunan, laju inflasi Kota Bandar Lampung bulan Desember 2008 tercatat sebesar 12,81. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi pada periode yang sama tahun 2010 6,8 dan

Dokumen yang terkait

Peranan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Medan Dalam Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Medan

8 93 127

Pengaruh Kompatibilitas terhadap Keputusan Adopsi Ide dan Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Pria di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan

1 47 128

Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Dalam Implementasi Pengarusutamaan Gender Di Kota Medan

6 86 122

Pelaksanaan Program Kota Layak Anak Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anak Oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan

13 126 136

Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Keluarga Berencana (Sitikencana) Pada Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bandung

3 22 141

Laporan Praktek Kerja Lapangan di Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

0 16 1

Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Keluarga Berencana (Sitikencana) Pada Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bandung

0 6 1

IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan) IMPLEMENTATION OF FAMILY PLANNING IN THE USE OF CONTRACEPTION IN

1 22 95

IMPLEMENTASI PROGRAM GENERASI BERENCANA DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi Pada Badan Kordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bandar Lampung

15 53 93

Pelaksanaan Program Kota Layak Anak Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anak Oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan

0 1 10