Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Mempersiapkan Penggunaan Kemajuan Teknologi Informasi (Study Pada Kantor Badan Informasi Komunikasi,Telematika Pemkab Deli Serdang)

(1)

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

DALAM MEMPERSIAPKAN PENGGUNAAN

KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI

(Study Pada Kantor Badan Informasi Komunikasi,Telematika Pemkab Deli Serdang)

DISUSUN Oleh ;

030903038

Muhammad Yusuf Tarigan

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat sekarang ini berkembang sangat cepat sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penggunaan teknologi,baik yang sederhana sampai kepada teknologi yang sangat tinggi (Hi-Tech) sudah memasuki segenap sisi kehidupan manusia. Perkembangan teknologi informasi ini telah menyebabkan banyak perubahan terjadi dalam komunikasi. Jarak yang jauh tidak lagi menjadi suatu kendala bagi seseorang untuk melakukan komunikasi dengan orang lain. Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis batas antar negara.

Tidak ada negara yang mampu mencegah mengalirnya informasi dari atau keluar negara lain, karena batasan antar negara tidak dikenal dalam dunia maya. Melalui dunia maya seseorang atau suatu lembaga dapat berkomunikasi diseluruh lapisan masyarakat dunia yang terhubung dengan jaringan internet.

Berbagai temuan dan terobosan dalam bidang teknologi informasi sudah berkembang sedemikian rupa sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada lagi segi-segi dan proses pengelolaan bisnis yang tidak disentuh oleh teknologi informasi karena dalam mengelola berbagai jenis lembaga semakin disadari pentingnya informasi sebagai suatu komoditi yang harus dimiliki. Manfaatnya jelas untuk berbagai kepentingan, seperti memudahkan dalam berinteraksi dengan pihak lain dan dapat menciptakan suatu efisiensi


(3)

kerja dari kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh perangkat canggih teknologi tersebut.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi tersebut, tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat juga mengalami perkembangan dimana kebutuhan masyarakat kian meningkat terutama dalam bidang komunikasi. Masyarakat menuntut adanya suatu sarana yang cepat dan tepat dalam memperoleh informasi yang akurat. Untuk itu maka Badan Informasi Komunikasi Telematika yang merupakan suatu lembaga yang bergerak dibidang jasa informasi dan komunikasi harus mampu merespon permintaan masyarakat yang mulai selektif dalam memenuhi kebutuhannya.

Untuk memenuhi itu semua tentu tak dapat dilepaskan dari mutu sumber daya manusianya. Sumber daya manusia ini sangat penting dalam mengaplikasikan segala bentuk teknologi yang dimiliki oleh suatu lembaga. Terlebih lagi ditengah hiruk pikuknya era informasi yang mengakibatkan segalanya berubah dengan cepat, mau tak mau menuntut adanya sumber daya manusia yang bermutu yang mampu menyesuaikan diri dengan segala bentuk perubahan yang sedang terjadi.

Sebagaimana dikatakan oleh SP. Siagian ( 1995:81 )

“ perkembangan teknologi yang secanggih apapun, orientasi manusia tetap sangat penting karena dengan kehadiran dan pemanfaatan teknologi yang paling canggih pun unsur manusia tetap merupakan unsur yang paling penting “.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa memang unsur manusia merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan oleh suatu lembaga dalam menghadapi berbagai perubahan yang datang dari lingkungan eksternal. Oleh sebab itu Badan Informasi Komunikasi Telematika Pemerintah Kabupaten Deli Serdang sebagai salah satu Badan yang bergerak dibidang jasa informasi dan komunikasi sangat sangat memperhatikan


(4)

kemampuan sumber daya manusianya dalam menghadapi berbagai perubahan, seperti kemajuan teknologi informasi ini. Sesuai dengan perkembangan teknologi informasi yang terus berubah maka visi yang dianut oleh Badan Informasi Komunikasi Telematika pun terus mengalami perubahan mengikuti perkembangannya. Berdasarkan visi tersebut kemampuan sumber daya manusia terus mengalami perubahan atau penyesuaian.

Tak dapat dipungkiri bahwa personil-personil yang terlatih, luar biasa pentingnya bagi aplikasi teknologi informasi. Sebab tanpa mereka, pengaplikasian teknologi tidak bisa secara efektif digunakan. Untuk menciptakan personil-personil yang terlatih tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan pengembangan pada pegawai yang berhubungan langsung dengan penggunaan teknologi informasi.

Pengembangan pegawai yang dilaksanakan biasanya memerlukan pengorbanan yang besar dan waktu yang lama karena pengembangan cenderung berorientasi ke masa depan, namun tak menutup kemungkinan untuk dipetik manfaatnya pada waktu sekarang. Dengan adanya suatu pengembangan pegawai yang terarah, dapatlah setiap pegawai bekerja secara efektif sehingga tujuan lembaga dapat tercapai.

Karena begitu pentingnya arti pengembangan pegawai ini bagi suatu lembaga terutama dalam menghadapi kemajuan teknologi informasi maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengembangan pegawai di Badan Informasi, Komunikasi, Telematika Pemkab Deli Serdang dengan judul sekripsi:

“Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Mempersiapkan Penggunaan Teknologi Informasi di Badan Informasi, Komunikasi, Telematika (BIKT)


(5)

B.Perumusan Masalah

Masalah muncul karena tidak terdapatnya keseimbangan antara sesuatu yang diharapkan berdasarkan teori-teori atau hukum-hukum yang menjadi tolak ukur dengan kenyataan sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa demikian atau apa sebabnya demikian. Disamping itu masalah dapat pula muncul karena keraguan-keraguan tentang keadaan sesuatu sehingga ingin diketahui keadaan secara mendalam dan efektif.(Nawawi.1985:85)

Beranjak dari uraian secara ringkas diatas,maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:”Bagaimanakah Usaha-Usaha Pengembangan Sumber Daya Manusia yang dilakukan oleh Badan Informasi, Komunikasi, Telematika Pemkab Deli Serdang dalam menghadapi kemajuan teknologi informasi”?.

C.Pembatasan Masalah

Pembahasan mengenai pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan teknologi informasi merupakan sebuah bahasan yang kompleks dapat lebih fokus terhadap permasalahan penelitian,maka dari itu penulis memberikan batasan masalah dimana pengembangan sumber daya manusia terfokus kepada pendidikan dan pelatihan yang di lakukan oleh Badan Informasi, Komunikasi, Telematika di Pemkab Deli Serdang.


(6)

D.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui bagaimana usaha-usaha pengembangan sumber daya manusia yang di lakukan di Badan Informasi, Komunikasi Telematika di Pemkab Deli Serdang dalam mempersiapkan penggunaan teknologi informasi”.

E.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Untuk melatih dan menguji serta mengembangkan kemampuan berpikir penulis dalam penulisan karya ilmiah dengan menggunakan teori-teori yang ada.

2. Dapat digunakan sebagai bahan referensi ilmiah tentang kajian pengembangan sumber daya manusia dalam mempersiapkan penggunaan teknologi informasi.

3. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

4. Dapat memberikan masukan berupa sumbangan pemikiran, kritikan, saran dalam dalam bentuk karya ilmiah bagi pegawai Badan Informasi, Komunikasi, Telematika di Pemkab Deli Serdang.

F.Kerangka Teori

1. Pengembangan sumber daya manusia

Setiap organisasi apapun bentuknya senantiasa akan berupaya agar dapat mencapai tujuannya dengan baik. Tujuan organisasi itu akan dapat tercapai dengan baik apabila sumber daya manusia, dalam hal ini adalah para pegawai,dapat melakukan tugas-tugasnya dengan efektif. Efektivitas suatu lembaga sangat bergantung pada baik buruknya


(7)

pengembangan sumber daya manusia. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan kerja para pegawai harus terus di lakukan melalui upaya-upaya pembangunan. Pembangunan sumber daya manusia dalam hal ini para pegawai tidak dapat disangsikan merupakan wahana yang terbaik dalam memajukan organisasi.

1.1. Pengertian Pengembangan SDM

Banyak sekali kita mendengar istilah”Sumber Daya Manusia”namun pada suatu pembahasan tertentu konsep sumber daya manusia ini selalu diikuti oleh penambahan kata di depannya seperti Manajemen Sumber Daya Manusia,Kualitas Sumber Daya Manusia dan lain sebagainya yang melekat pada konsep tersebut memiliki makna yang berbeda.

Menurut Nangoi (1994:124) mengatakan bahwa:”manajemen sumber daya manusia yang lazim dikenal sebagai manajemen personalia berfungsi untuk mengelola kegitan sumber daya manusia dalam organisasi perusahaan.”

Dari pengertian manajemen sumber daya manusia diatas maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah kegiatan yang meliputi pembinaan, penggunaan, perlindungan dan pengelolahan yang dilakukan haruslah dikenakan terhadap manusia ataupun sumber-sumber yang ada di dalam diri manusia.

Sementara Danim (1995:54) Mengatakan bahwa “kualitas sumber daya adalah sumber daya yang memenuhi kriteria kualitas fisik dan kesehatan, kualitas intelektual (pengetahuan dan keterampilan) dan kualitas mental/kejuangan (hasil seminar TNI-AD,1990)”

Kualitas dalam hal ini di bagi menjadi dua bagian yaitu kualitas intelektual dan kualitas mental, spiritual/kejuangan.


(8)

Menurut Ranupandojo dan Husnan (1990:77) mengatakan pengembangan pegawai sering diartikan dengan usaha usaha untuk meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan umum bagi pegawai agar pelaksana pencapaian tujuan lebih efisien.

Sedangkan menurut Moekijat (1991:20) yang dimaksud dengan pengembangan adalah setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjan yang sekarang maupun yang akan datang,dengan memberikan informasi, mempengaruhi sikap sikap atau menamba kecakapan-kecakapan.

Kellogg (dalam Moekijat,1991:20) merumuskan pengembangan sebagai suatu perubahan dalam orang, yang memungkinkan yang bersangkutan bekerja lebih efektif. Hasil dari pada pengembangan adalah pegawai memiliki pengetahuan atau imformasi baru, dapat menerapkan pengetahuan lama dengan cara baru atau mempunyai minat yang lebih besar untuk menerapkan apa yang ia ketahui.

Berdasarkan beberapa defenisi diatas pengembangan pegawai dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan pegawai dalam mencapai tujuan perusahaan lebih efesien yang bermanfaat dimasa kini dan masa datang.

1.2. Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Menurut Martoyo (1990:54) tujuan pembangunan sumber daya manusia adalah untuk memperbaiki efektivitas dan efesiensi kerja mereka faham melaksanakan dan mencapai sasaran program- program yang telah ditetapkan. Perbaikan efektivitas dan efesiensi kerja pegawai dapat dicapai dengan meningkatkan pengetahuan pegawai, keterampilan pegawai, sikap pegawai terhadap tugas-tugasnya.


(9)

Pengetahuan pegawai akan pelaksanaan tugas maupun pengetahuan umum yang mempengaruhi pelaksanaan tugas, sangat menentukan dalam mencapai tujuan lembaga. Untuk pengetahuan pegawai harus diperbaiki dan dikembangkan agar mereka tidak berbuat sesuatu yang merugikan usaha-usaha mencapai tujuan dengan sukses.

Keterampilan pegawai merupakan salah satu faktor utama dalam usaha mencapai sukses bagi pencapaian tujuan organisasi.Bagi pegawai-pegawai yang menghadapi pekerjaan baru, diperlukan adanya tambahan keterampilan guna melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.

Pengetahuan dan keterampilan saja belumlah cukup untuk menjamin untuk mencapai tujuan. Sikap pegawai terhadap pelaksanaan tugas juga merupakan faktor kunci dalam mencapai sukses. Oleh karna itu pengembangan sikap juga harus diusahakan dalam pengembangan pegawai.

Tujuan lembaga akan dapat tercapai dengan baik apabila pegawai dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan efisien. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan kerja para pegawai, perusahaan harus menjalankan usaha-usaha pengembangan pegawai.Jadi tujuan pengembangan pegawai adalah untuk memperbaiki efektifitas kerja pegawai dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan.( Heidjrachman S.Husnan, 1990:74)

Hal ini senada dengan Soekidjo (1992:7) yang mengatakan bahwa kemampuan-kemampuan sumber daya manusia disuatu lembaga perlu dikembangkan agar mereka mampu menyesuaikan diri dengan tuntunan kemajuan ilmu dan teknologi.Dengan meningkatkan efesiensii kerja.


(10)

Dari uraian diatas dapat dilihat kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya untuk mencapai tujuan lembaga sangat berpengaruh. Kemampuan pegawai dianggap baik bila pegawai tersebut dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara efisiensi dan efektif.

1.3. Manfaat Pembangunan Sumber Daya Manusia

Manfaat yang dapat diraih lembaga dengan melaksanakan kegiatan pembangunan sumber daya manusia ini antara lain:

a. Lembaga akan berkemampuan menyesuaikan diri dengan kebutuhan sekarang.

b. Lembaga akan mempunyai sumber daya manusia yang selalu tampil meyakinkan dalam melaksanakan pekerjaan.

c. Lembaga akan mampu menjawab tentang perkembangan keadaan masa depan. d. Program lembaga akan tidak pernah ketinggalan dari para pesaingnya.

e. Lembaga dapat meningkatkan prestasi pegawai secara individual maupun kelompok. f. Mekanisme lembaga lebih fleksibal dan tidak kaku dalam menggunakan teknologi

baru.

g. Biaya produksi yang dikeluarkan lebih efisien.

h. Lembaga dapat mempersiapkan pegawai-pegawai untuk menduduk i jabatan yang lebih tinggi (Saydam, 1996:500).

Sedangkan manfaat yang diperoleh oleh pegawai adalah:

a. Menambah pengetahuan, terutama penemuan-panemuan mutakhir dalam bidang ilmu pengetahuan.

b. Menambah dan memperbaiki keahlian dalam bidang tertentu sekaligus memperbaiki cara-cara pelaksanaan yang lama.


(11)

c. Merubah sikap pegawai.

d. Memperbaiki atau menambah imbalan / balas jasa yang diperoleh dari organisasi atau lembaga tempat bekerja (Manulang, 1984:17-19).

Pengembangan sumber daya manusia bertujuan jangka panjang melalui pengembangan para pegawai yang ada sekarang, menejemen sumber daya manusia mengurangi ketergantungan lembaga pada penarikan pegawai-pegawai baru. Bila para pegawai dikembangkan secara tepat, lowongan pekerjaan lebih mungkin dipenuhi terlebih dahulu secara internal. Manfaat pengembangan juga dirasakan lembaga melalui pendekatan kotinuitas operasi-operasi dan semangkin besarnya rasa keterikatan pegawai terhadap lembaga.

Pengembangan Sumber daya menusia merupakan suatu cara efektif untuk menghadapii beberapa tantangan yang dihadapi oleh suatu lembaga.kemampuan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut mempunyai faktor penentuan keberhasilan menejemen sumber daya manusia dalam mempertahankan sumber daya menusia yang efektif.

Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Khususnya teknologi imformasii yang amat pesat, pengetahuan dan keterampilan pegawai dapat cepat kadaluarsa atau ketinggalan zaman. Oleh karena itu perlu adanya program pengembangan yang dilakukan oleh lembaga guna menunjang pelaksanaan kerja pegawai dalam mencapai tujuan lembaga. Bentuk pembangunan pegawai yang dapat dilakukan berupa latihan. Latihan merupakan proses memberikan bantuan bagi para pekerja untuk menguasai keterampilan khusus atau membantu untuk memperbaiki kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan.Sebagai mana dikatakan oleh Sherwood dan wallace (dalam Moekijat,1991:15)


(12)

bahwa latihan adalah peroses membantu pegawai untuk memperoleh efektifitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan-kebiasaan fikiran dan tindakan, kecepatan, pengetahuan dan sikap-sikap.

Jika dilihat dari defenisi diatas pengertian latihan hampir sama dengan pengembangan, tetapi sebenarnya masih ada beberapa yang terdapat di dalamnya. Dimana latihan diartikan mendidik dalam arti sempit sementara pengembangan mengandung suatu pengertian tentang pertumbuhan dan kematangan tetapi yang pasti latihan merupakan bagian dari pengambangan itu sendiri.

Adapun pengembangan itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. pengembangan secara informal yaitu pegawai atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang

ada hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya.

b. Pengembangan secara informal yaitu pegawai ditugas oleh lembaga maupun yang dilakukan oleh lambaga-lembaga pendidikan atau latihan. Pengembangan secara formal ini dilakukan oleh lembaga karena tuntunan pekerjaan saat ini ataupun untuk persiapan keahlian dan keterampilan pada masa yang akan datang.(melayu S.P. Hasibuan,1994:80)

1.4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengembangan sumber daya manusia

Dalam pengembangan sumber daya menusia di kenal dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Yang termaksud dalam faktor internal adalah: 1. Misi dan Tujuan Lembaga


(13)

Setiap lembaga mempunyai misi dan tujuan yang ingin dicapainya. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan perencanaan yang baik serta implementasi perencanaan tersebut secara tepat. Pelaksanaan kegiatan atau program lembaga dalam rangka mencapai tujuan ini di perlukan kemampuan tenaga atau sumber daya manusia dan ini hanya dapat dicapaii dengan pengembangan sumber daya manusia dalam lembaga tersebut. 2. Strategi Pencapai Tujuan

Misi dan tujuan lembaga mempunyai persamaan dengan lembaga lain,tetapi strategi untuk mencapai misi dan tujuan tersebut berbeda. Karena setiap lembaga mempunyai strategi tertentu, untuk itu diperlukan kemampuan pegawai dalam memperkirakan dan mengantisipasi keadaan diluar yang dapat mempunyai dampak terhadap lembaga. Sehingga strategi yang disusunnya sudah memperhitungkan dampak yang akan terjadi didalam lembaganya. Hal ini semua akan mempengaruhi perkembangan sumber daya manusia dalam lembaga itu.

3. Sifat Dan Jenis Kegiatan

Sifat dan jenis kegiatan lembaga sangat penting pengaruhnya terhadap pengembangan sumber daya manusia dalam lembaga bersangkutan. Suatu lembaga yang sebagian besar melaksanakan kegiatan teknis maka pola pengembangan sumber daya manusia akan berbeda dengan perusahan bersifat ilmiah.

4. Jenis Teknologi Yang Digunakan

Sudah tidak asing lagi bahwa setiap lembaga dewasa ini telah menggunakan teknologi yang bermacam-macam, dari paling yang saderhana sampai yang paling canggih.Hal ini perlu dipertimbangkan dalam program pengembangan sumber daya manusia pada lembaga tersebut. Pengembangan sumber daya manusia disini diperlukan baik untuk


(14)

mempersiapkan tenaga guna menangani dan mengoperasikan teknologi itu akan mungkin terjadinya otomatisasi Kegiatan-kegiatan yang semula dilakukan oleh manusia.

Sedangkan yang termasuk kedalam faktor eksternal adalah: 1. Kebijaksanaan pemerintah

Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah baik yang dikeluarkan melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan pemerintah, surat-surat keputusan menteri atau pejabat pemerintah dan sebagainya adalah merupakan arah yang harus diperhitungka n oleh lembaga. Kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut sudah barang tentu akan mempengaruhi program-program pengembangan sumber daya manusia dalam lembaga bersangkutan.

2. Sosio-Budaya Masyarakat

Faktor sosio-budaya masyarakat tidak bisa diabaikan oleh suatu lembaga.Hal ini dapat dipahami kerena suatu lembaga apapun, didirikan untuk kepentingan masyarakat yang mempunyai latar belakang sosio-budaya yang berbeda-beda. Oleh sebab itu dalam mengembangkan sumber daya manusia dalam suatu lembaga, faktor ini perlu dii pertimbangkan.

3. Pengembangan ilmu Pengetahuan dan teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diluar lembaga dewasa ini telah sedemikian pesatnya. Sudah barang tentu suatu lembaga yang baik harus mengikuti arus tersebut. Untuk itu maka lembaga harus mampu untuk memilih teknologi yang tepat untuk lembaganya. Untuk itu maka kemampuan pegawai pada suatu lembaga harus diadaptasikan dengan kondisi tersebut (Notoatmojodjo, 1992:10-12).


(15)

Berdasarkan metodenya, menurut Andrew F.Sikula (dalam Hasibuan,1994:85) pengembangan terdiri atas beberapa bagian,yaitu:

1. On the Job merupakan metode dimana peserta latihan langsung bekerja ditempat untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan dibawah bimbingan seorang pengawas.

2. Vastibule merupakan metode latihan yang dilakukan didalam kelas atau bengkel yang biasanya diselenggarakan dalam suatu perusahaan industri untuk memperkenalkan pekerjaan kepada pegawai baru atau melatih mereka mengerjakan pekerjaan tersebut. 3. Demonstration adalah metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan

penjelasan bagamana cara-cara mengerjakan sesuatu pekerjaan melalui contoh-contoh atau percobaan yang didemonstrasikan

4. Simulation merupakan metode yang menampilkan situasi atau kejadian semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya tapi hanya merupakan tiruan saja

5. Apprenticepship adalah suatu cara untuk mengembangkan keahlian pertukangan sehingga para pegawai yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek dari pekerjaannya

6. Classroom Methods

dalam metode classroom ini terbagi lagi atas: a. Lecture (ceramah atau kuliah)

dalam metode ini pelatih mengerjakan teori-teori yang diperlukan, sedang yang dilatih mencatatnya serta mempersiapkannya. Teknik kuliah ini cenderung diterapkan dengan komunikasi searah saja


(16)

Dalam metode ini pelatih memberikan suatu masalah tertentu dan peserta mengembangkannya ikut serta berpartisipasi dalam memecahkan makalah tersebut. mereka harus mengemukakan idenya-idenya, sarana-sarananya dan mendiskusikan serta menetapkan kesimpulannya. Pada metode ini, pelatih yang dilatih sama-sama berperan aktif serta dilaksanakan dengan komunikasi dua arah

c. Programmed Instruction

Dalam metode ini peserta dapat belajar sendiri, sebap langka-langka pengerjaan sudah diprogram, biasanya dengan komputer tetapi bisa juga melalui buku,

pedoman-pedoman atau mesin pengajar. d. Metode Studi Kasus

Dalam metode ini pelatih memberikan sesuatu khusus kepada peserta pengembangan. Peserta ditugaskan untuk mengidentifikasikan masalah, menganalisis situasi dan merumuskan penyelesaiannya. Dan metode kasus ini peserta diharapkan dapat meningkatkan kecepatan dan keterampilanya dalam mengambil keputusan.

e. Role Playing

Dalam metode ini beberapa orang peserta ditujukan untuk memainkan sesuatu peranan dalam sebuah organisasi tiruan, jadi semacam sandiwara. Tujuannya adalah peserta dapat membina suatu interaksi yang harmonis dari bawahannya kelak.

f. Metode Diskusi

Metode ini bertujuan agar pengisian peserta berani memberikan pendapat serta cara bagaimana meyakinkan orang lain percaya terhadap pendapat ini.


(17)

g. Metode Seminar

Metode ini bertujuan untuk mengembangkan keahlian dan kecakapan peserta untuk menilai dan memberikan saran-saran yang konstruktif mengenai pendapat orang lain.

Sedangkan menurut Dr. H. Achmad S. Ruky ( 2006:246) Metode pelatihan pengembangan sumber daya manusia dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:

1. Metode Informational

metode ini pada dasarnya bersifat pemberian informasi atau trasmittal yang menggunakan lebih banyak teknik “komunikasi satu arah” untuk men-trasmit informasi kepada peserta.termasuk dalam kelompok ini adalah ceramah/kuliah, penggunaan alat

audio visuals, self directed learning ( SDL ) atau independent study dan programmed instruction. Dari penjelasan tersebut, terlihat jelas bahwa dalam suasana pelatihan yang menggunakan metode ini peserta akan lebih banyak pasif. Mereka lebih banyak “mendengar sehingga cepat lupa” atau hanya bisa “membaca sehingga bisa ingat” tetapi belum bisa melakukan! Para pakar pelatihan pada dasarnya sepakat bahwa metode ini tidak efektif untuk program pelatihan orang dewasa. Metode ini lebih tepat untuk pogram belajar sendiri seperti layaknya pendidikan tertulis jarak jauh.

2. Metode Experiental

dalam metode ini, peserta melakukan interaksi aktif dengan instruktur, alat simulasi atau komputer, atau peserta lain untuk mempraktekkan keterampilan yang baru dipelajari. Metode-metode yang masuk dalam kelompok experiental adalah:


(18)

pelatihan ini diberikan oleh atasan langsung pegawai atau oleh pelatih khusus sambil melaksanakan pekerjaannya.

b. Computers Based Training ( CBT )

Dalam metode ini, peserta pelatihan berinteraksi dengan komputer yang sudah diprogram dengan instruksi-instruksi tertentu.

c. Equipment Simulators

Para peserta berada dalam lingkungan yang dibuat sedemikian rupa mirip lingkungan kerja sebenarnya. Contoh yang paling tepat adalah pelatihan untuk pilot dan para calon pramugara/pramugari.

d. Games, Simulasi, Analisis dan Pemecahan Studi Kasus, Main Peran ( Role Play)

Teknik-teknik ini biasanya digunakan untuk pelatihan tingkat manajerial dan supervisor dalam mata pelajaran manajemen, kepemimipinan, hubungan antarmanusia, keterampilan menjual dan juga kasus bisnis, pemasaran, keungan dan manajemen stratejik. Beberapa teknik yang disebut sering kali dilaksanakan diluar ruangan misalnya games, simulasi dan pemecahan masalah. Metode ini dikenal sebagaii pelatihan outward bound.

e. Behavior Modeling ( Model Prilaku ) dan Sensitivity Training ( Pelatihan Kepekaan )

Teknik ini banyak dipergunakan untuk pelatihan yang bertujuan mengubah sikap, persepsi, sistem nilai, dan prilaku peserta.


(19)

2.Teknologi Informasi

Teknologi merupakan kumpulan pengetahuan baik yang terdapat pada kurun masa sebelum industrilisasi modern maupun yang berkaitan dengan masyarakat –masyarakat industri . teknologi dari bahasa latin texere yang berarti menyusun atau membangun, sehingga istilah teknologi tidak seharusnya dibatasi pada penggunaan mesin-mesin saja.Menurut Rogers (dikutip dari Rahadjo,1996) mengatakan bahwa teknologi merupakan sebuah desain untuk tindakan intrumental yang berfungsi mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab-akibat yang mungkin terjadi dalam upaya pencapaian hasil yang diharapkan . sedangkan informasi menurut Gordon B.Davis (1993:28) adalah data yang telah menjadi sebuah keputusan saat ini dan saat mendatang. Informasi merupakan faktor yang penting dan harus memiliki oleh setiap perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan teknologii informasi adalah suatu alat yang dapat mengelolah data menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi yang menerimanya.

Menurut Mc Keown ( dikutip dari M. Suyanto, 2005 ) teknologi informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah, dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya.

Menurut Williams, Sawyer ( dikutif dari M. Suyanto, 2005 ) teknologi informasi merupakan sebuah bentuk umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanifulasi, menyimpan, mengkombinasikan, dan atau menyampaikan informasi.

Sedangkan Menurut Martin, Brown, DeHayes, Hoffer, Perkins (dikutip dari M. Suyanto, 2005 ) teknologi informasi merupakan kombinasi teknologi komputer ( perangkat


(20)

Keras dan perangkat lunak ) untuk mengolah dan menyimpan informasi dengan teknologi komunikasi untuk melakukan transmisi informasi.

Tanpa informasi, suatu lembaga tidak akan dapat bertahan lama karena arus informasi bagi kehidupan dan kelanggengan suatu lembaga adalah ibaratkan aliran darah dalam tubuh manusia. Dengan tersedianya sebagai bentuk informasi dan seiring dengan lajunya gerak pembangunan, lembaga-lembaga semangkin banyak memanfaatkan teknologi informasi baru yang dapat menunjang efektifitas, produktifitas dan efisiensi kerja mereka. Informasi yang tersedia dimanfaatkan dan diarahkan sesuai dengan tujuan dari lembaga-lembaga bersangkutan.

Perkembangan teknologi informasi terus mengalami perubahan dalam waktu yang tidak dapat diperhitungkan, yang mengakibatkan teknologi yang dimiliki oleh lembaga sebelumnya menjadii usang.Apabila suatu lembaga ingin tetap Up to date, maka lembaga tersebut harus mengikuti perkembangan teknologi. Terutama pada lembaga yang mengelola jasa informasi, sudah sepantasnya mengikuti perkembangan teknologi informasi tersebut

Sebagaimana dijelaskan pada alinea sebelumnya bahwa teknologi informasi merupakan suatu bentuk alat yang dapat mengelola data menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi yang menerimanya, dari pengertian tersebut dapat dilihat bahwa teknologi terdiri dari seperangkat hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak). Untuk menghasilkan hardware dan software ini tidak semua orang mampu untuk menghasilkannya hanya orang yang berkecimbung di dalam lingkup teknologi informasilah yang mengerti dengan hal ini. Sementara orang-orang awam hanya mampu menggunakannya setelah setelah hasil teknologi tersebut telah diolah sedemikian rupa untuk dapat digunakan, seperti microsoft word atau internet. Oleh sebab itu agar tetap dapat


(21)

mengikuti perkembangan teknologi informasi, maka sesorang harus dapat mengembangkan dirinya untuk mempelajari hasil-hasil teknologi yang diciptakan. Oleh sebab itu, jika suatu perusahaan tersebut harus terus melakukan pengembangan pegawai, seperti pelatihan, dengan adanya pengembangan pegawai dalam menghadapi setiap kemajuan teknologi informasii maka lembaga tersebut akan dapat mencapai produktifitas yang diharapkan.

Istilah teknologi informasi mulai dipergunakan secara luas dipertengahan tahun 1980-an . teknologi ini merupak1980-an pengemb1980-ang1980-an dari teknologi komputer y1980-ang dipaduk1980-an dengan teknologi komunikasi. Defenisi dari kata informasi sendiri secara internasional telah disepakati sebagai “hasil dari pengelolahan data”yang secara prinsip memiliki nilai yang lebih dibandingkan data mentah. Komputer merupakan bentuk teknologi informasi pertama (cikal bakal) yang dapat melakukan proses pengelolahan data menjadi informasi (Indrajit,2000:3).

2.1 Manfaat Teknologi Informasi

Keberadaan teknologi informasi dalam suatu lembaga bersifat sangat relatif. Jarang sekali terlihat sebuah lembaga yang langsung dapat memanfaaatkan teknologi informasi yang dimilikinya jadi sesuatu yang strategis . untuk itu maka Flymozic (dalam indrajit,2000:24) membagi lima tahapan terhadap pemanfaatan teknologi informasi, kelima tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahapan pertama adalah efisiensi proses kerja atau aktifitas operasional setiap hari. Suatu lembaga akan menanamkan investasinya untuk membeli salah satu produk teknologii informasi, seperti komputer, jika jelas terbukti bahwa urusan administrasi akan menjadi lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat dalam tiga pokok, yaitu efisiensi, efektifitas dan kontrol internal.


(22)

2. Tahap kedua adalah leveraraging investment, yaitu ketika komputer atau teknologi informasii dipandang sebagai suatu aset lembaga yang menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan teknologi yang serupa (value for money). Biasanya, perbandingan tersebut dilihat dari seberapa menguntungkan dari segi finansial seandainya teknologi informasii menggantikan teknologi terdahulu dalam proses penciptaan produk atau pelayanan yang ditawarkan lembaga.

3. Tahap ketiga yang dilalui adalah ketika teknologi informasi sudah dilibatkan secara langsung dalam proses penciptaan produk atau jasa sehingga secara alamiah meningkatkan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan.manajemen melihat apakah pengimplementasian sistem teklonologi informasi dapat meningkatkan pendapatan

(revenue) perusahaan atau tidak.

4. Tahap keempat adalah tahapan saat lembaga yang sudah berkembang mempertimbangkan untuk memperbaiki kinerja internal lembaga.decision support system dan executive information system adalah dua jenis aplikasi teknologi informasi yang mendominasi lembaga-lembaga modern yang ingin meningkatkan kualitas manajemen dalam menunjang proses pengambilan keputusan.

5. Tahapan kelima merupakan tahap yang dialami oleh suatu lembaga terutama yang bergerak dibidang jasa. Pada tahap ini lembaga secara agresif melakukan eksploitasi pengembangan teknologi informasi untuk menjangkau para pelanggan atau calon pelanggan dimana saja, kapan saja, 24 jam sehari dan tuju hari seminggu. Bahasa populernya adalah bahwa diera globalisasi, teknologi menawarkan dunia industri untuk menembus batas ruang dan waktu. Ini sesuai dengan teori supply chain management


(23)

yang dapat dengan mudah dilakukan melalui pendayagunaan teknologi informasi yang tercanggih.

Sehubungan dengan pemanfaatan teknologi informasi disuatu lembaga yang bersifat sangat relatif maka SP.Siagian(1995:133)mengatakan bahwa:

“dalam starategi-starategi jangka panjang, perusahaan harus mengidentifikasikan sasarannya dalam memperoleh dan mempertahankan keunggulan teknologikal dengan segala implikasinya, apakah sebagai ‘pemegang keunggulan’ataukah puas sekedar menjadi ‘pengikut’dalam pemanfaatan berbagai kemajuan dan terobosan teknologikal yang dilakukan oleh pihak lain. Hal ini penting karana adanya kaitannya dengan jenis, jumlah dan mutu produk yang dihasilkan dan dipasarkan”.

Pemanfaatan teknologi informasi juga dapat mengefisiensikan sistem kerja yaitu dengan cara berkantor dirumah. Sebagaimana dikatakan oleh Gede Prama(1999:18):

“pemanfaatan teknologi informasi memungkinkan para pegawai tidak lagi harus masuk kantor setiap hari.Meraka dapat menyelesaikan tugasnya dirumah dan dapat menyampaikan hasil kekantor melaului fasitas-fasilitas teknologi informasi, seperti internet, fex, telepon, dan sebagainya”.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya kemajuan dalam teknologii informasi telah mengakibatkan banyak perubahan yang terjadi terhadap sistem kerja yang terjadii didalam suatu lembaga. Sehingga dalam hal ini lembaga harus benar-benar mampu menempatkan penerapan penggunaan teknologi informasi tersebut guna menunjang pelaksanaan pencapaian efisiensi dan produktifitas kerja.

2.2 Sumber Teknologi Informasi

Teknologi informasi yang digunakan oleh BIKT harus sangat diperhatikan.sebab jika penggunaan teknologi tersebut mengalami kerusakan maka BIKT harus siap setiap saat untuk menyiapkan penggantinya. Untuk itu dalam pemilihan teknologi yang digunakan harus diperhatikan perolehan sumbernya. Teknologi yang digunakan oleh BIKT biasanya


(24)

berasal dari dua sumber yaitu sumber intern dan sumber ekstern. Teknologi yang bersumber dari intern adalah teknologi yang dihasikan oleh bagian peneliti dan pengembangan ( litbang ) akan lebih mampu menciptakan peluang dibandingkan dengan lembaga lain yang tidak memiliki litbang yang kuat . teknologi yang bersumber dari ekstern adalah teknologi yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga atau perorangan diluar lembaga, seperti universitas yang merupakan salah satu lembaga yang membantu perusahaan dalam menyediakan teknologi yang diperlukan.( Parentahen:1996 )

Lembaga-lembaga yang berhasil menang dalam persaingan adalah lembaga yang memutuskan untuk mempergunakan standar dari infrastruktur yang ada berasal dari sebuah

vendor atau terdiri dari komponen-komponen yang sama( Indrajit,2000:147 ).Karena dengan mengunakan komponen-komponen teknologi informasi yang diproduksi oleh vendor biayanya akan jauh lebih murah, kualitas penunjang sistem akan lebih baik, resiko implementasi cukup kecil, mudah melakukan integrasi sistem, dengan tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pengembangan Pegawai terhadap produk teknologi informasi yang digunakan.

Disinilah gunanya tim teknologi informasi yaitu untuk memilah-milah mayoritas komponen mana saja yang patut distandarkan dan mana yang tidak.karena cukup sulit mempelajari secara teknis bermacam-macam standar teknologi yang ada maka biasanya lembaga akan cendrung menyerahkan operasi dan pemeliharaan sistem kepada pihak lain ( outsourcing ), yang selain beresiko tinggi juga memerlukan investasi yang tidak sedikit. 2.3 Infrastruktur Teknologi Informasi

Infrastruktur teknologi informasi terdiri dari fasilitas-fasilitas fisik, jasa-jasa, dan manajemen yang mendukung seluruh sumber komputasi dalam suatu lembaga. Komponen


(25)

utamanya adalah perangkat keras komputer, perangkat lunak komputer, fasilitas jaringan dan komunikasi, database, dan personalia teknologi informasi.

2.4 Aplikasi Teknologi Informasi Pada Bidang Sumber Daya Manusia

Dalam bidang sumber daya manusia, teknologi informasi merupakan media pelatihan yang cukup baik dan menarik. Dalam bidang pelatihan ini lebih dikenal dengan istilah

Computer Based Training (CBT).

G.Defenisi Konsep

Menurut Masri Singgarimbun (1981:17) konsep merupakan unsur penelitian yang penting dan merupakan defenisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abtsrak suatu penomena sosial atau penomena alam. Defenisi konsep dalam penelitian ini adalah:

Pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan teknologi informasi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pegawai dalam menghadapi kemajuan teknologi yang dapat mengelolah data menjadi sebuah informasi.

H.Defenisi Operasional

Dalam penelitian ini, yang menjadi defenisi operasionalnya adalah:

Pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan teknologi informasii merupakan salah satu yang dilakukan oleh Badan Informasi Komunikasi Telematika terhadap peningkatan pengetahuan dan kemampuan pegawai dalam menghadapi kemajuan teknologi yang dapat mengelola data menjadi sebuah informasi.


(26)

Adapun indikator-indikator pengembangan sumber daya manusia didalam menghadapi kemajuan teknologi yang dapat mengelola data menjadi sebuah informasi adalah:

1. Metode merupakan cara yang digunakan dalam pelaksanaan pengembangan pegawai. 2. Lokasi dan jangka waktu merupakan tempat dan lamanya program pengembangan

tersebut terlaksana.

3. Pelatih merupakan seseorang atau tim yang diunjuk untuk memberikan latihan kepada pegawai.

4. Sarana merupakan tempat atau alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan pengembangan.

5. Penerapan teknologi informasi merupakan fungsi yang diberikan oleh fasilitas-fasilitas dari teknologi informasi terhadap penyelesaian pekerjaan.


(27)

J.Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,kerangka teori, defenisi konsep, pertanyaan penelitian, defenisi operasional, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data

BAB IIl DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum tentang objek atau lokasi penelitian yang relevan dengan topik penelitian.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

Bab ini berisikan data yang diperoleh dari penelitian dan analisa yang dilakukan penulis mengenai pengembangan sumber daya masnusia dalam menghadapi kemajuan teknologi informasi pada Badan Informasi, Komunikasi, Telematika Pemkab Deli Serdang.

BAB V PENUTUP


(28)

K. METODOLOGI PENELITIAN

1.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada badan Informasi, Komunikasi, Telematika di Pemkab Deli Serdang Jl. P. diponegoro No. 78 Telp. 7951852

2.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode untuk menggambarkan dan menerangkan fenomena-fenomena atau gejala-gejala tertentu berdasarkan faktor-faktor sebagaii mana adanya yang bertujuan untuk menguraikan bentuk pengembangan yang dilakukan di Badan Informasi, Komunikasi, Telematika di Pemkab Deli Serdang dalam menghadapi kemajuan teknologi informasi.

3.Populasi dan sampel

Populasi adalah keseluruhan objek peneliti yang terdiri dari data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Singarimbun, 1995:73). Berdasarkan pendapat diatas yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai di Badan Informasi, Komunikasi, Telematika Pemkab Deli Serdang yang berjumlah 104 orang.

Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang sebenarnya mewakili populasi dan menjadi sumber data yang sebenarnya. (Hadari Nawawi, 1990:65).Dalam menentukan sampel, menurut Arikunto ( 1992:107 ) jika populasi berjumlah lebih dari seratus maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.Karena kondisi yang kurang memungkinkan dilapangan maka penulis memutuskan mengambil 20% dari populasi sehingga jumlah sampel adalah sebanyak 21 orang.


(29)

4.Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan : a. Pengumpulan data primer

Yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian yang langsung turun kelokasi penelitian untuk mendapatkan data dan informasi yang benar. Dalam pengumpulan data primer ini dilakukan melalui:

1. Kuesioner yaitu tehnik pengumpulan data dengan menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan kepada responden.

2. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada responden.

b.Pengumpulan data sekunder

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka, yang terdiri dari:

1. Penelitian Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui buku-buku, dokumen, majalah, peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintah, dan berbagai bahan yang berhubungan dengan objek penelitian.

2. Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.


(30)

5.Teknik Pengelolahan Data

Dalam pengelolahan data ini metode yang digunakan adalah metode deskriftif kualitatif. Dimana dalam pengelolahan data dilakukan dengan cara data yang diperoleh disusun, diklarisifikasikan, selanjutnya dianalisa dan ditafsirkan dengan memiliki dasar teori sebagai kerangka pemikiran.


(31)

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A.Sejarah Singkat BIKT Kabupaten Deli Serdang

Badan Informasi,Komunikasi dan Telematika (BIKT) Kabupaten Deli Serdang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 45 Tahun 2000 tanggal 23 November Tahun 2000 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Deli Serdang. BIKT Kabupaten Deli Serdang mempunyai tugas membantu Bupati Deli Serdang dalam pelayanan informasi, komunikasi dan telematika.

Dengan direvisinya Undang Nomor 22 tahun 1999 menjadi Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tetang pemerintahan daerah, maka dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan pada BIKT Kabupaten Deli Serdang mempunyai tugas pokok sebagai pembantu Bupati Deli Serdang dalam bidang pelayanan informasi, komunikasi dan telematika perlu berbenah diri dalam menyelesaikan secara cepat, tepat dan prima sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BIKT Kabupaten Deli Serdang senantiasa berupaya untuk melakukan pembenahan diri sesuai dengan tuntunan perubahan lingkungannya. Sejalan dengan tuntunan terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance), BIKT Kabupaten Deli Serdang harus mampu menjawab pelaksanaan tugas pokok dan fungsi melalui penerapan mekanisme pertanggungjawaban yang tepat,jelas dan terukur.


(32)

B. Tugas Pokok BIKT Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 45 Tahun 2000, tanggal 23 November Tahun 2000 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Deli Serdang, tugas dan fungsi, Badan Informasi, Komunikasi dan Telematika pada bagian keempat, pasal 22 disebutkan: ”Badan Informasi, Komunikasi dan Telematika Kabupaten Deli Serdang mempunyai tugas membantu Bupati Deli Serdang dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang pelayanan informasi, komunikasi dan telematika Kabupaten Deli Serdang”.

C. Fungsi BIKT Kabupaten Deli Serdang

Pada pasal 23 disebutkan bahwa untuk menyelenggarakan tugas terebut diatas BIKT Kabupaten Deli Serdang mempunyai fungsi sebagi berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis, pelaksaaan dan pengendalian, serta pembinaan pelayanan informasi, komunikasi dan telematika;

2. Penyususnan perencanaan teknis, pembinaan dan bimbingan teknis di bidang informasi, komunikasi dan telematika dalam rangka pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah kabupaten;

3. Menyusun, merencanakan pelaksanaan program dan evaluasi pengelolaan data di bidang informasi, komunikasi dan telematika;

4. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian rencana dan program pembangunan informasi, komunikasi dan telematika;


(33)

5. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan pemantauan pelayanan di bidang informasi, komunikasi melalui massa media, seperti: pertunjukan, drama tradisional, media luar ruangan, lintas sektor dan kelompok komunikasi sosial dan media baru;

6. Perumusan dan pelaksanaan kebijaksanaan, pemantauan dan pengelolaan perizinan di bidang informasi, komunikasi dan telematika sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

7. Koordinasi dan konsultasi serta hubungan kerja sama antar instansi, dunia usaha dan lembaga komunikasi dalam seluruh kegiatan mass media;

8. Pelaksanaan pengelolaan data elektronik dan telematika dalam rangka pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah kabupaten;

9. Pengelolaan administrasi umum meliputi pekerjaan ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan/peralatan, organisasi dan ketatalaksanaan.

10. Pembinaan dan bimbingan terhadap juru penerangan

D. Visi, Misi dan Program BIKT Kabupaten Deli Serdang

Adapun visi dari BIKT Deli Serdang, yaitu: “Terwujudnya Masyarakat yang sadar informasi dan berpartisipasi dalam Pembangunan Daerah Kabupaten Deli Serdang yang Maju Sejahtera, Religius,Berkesinambungan dan Berwawasan Lingkungan”. Guna mewujudkan visi tersebut, BIKT Kabupaten Deli Serdang memiliki misi sebagai berikut: 1. Meningkatkan pemberdayaan dan profesionalisme pelayanan informasi, komunikasi

dan telematika melalui peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana secara kuantitatif dan kualitatif.


(34)

2. Meningkatkan kualitas dan frekuensi akses informasi ke seluruh unsur masarakat melalui mdia massa modern dan tradisional.

3. Membedayakan kelompok/lembaga informasi dan komunikasi untuk berpartisipasi dalam pembangunan.

4. Mendorong peranan media massa untuk terciptanya masyarakat sadar informasi, demokratisasi menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia (HAM) dan tegaknya supremasi hukum.

Sedangkan program BIKT Kabupaten Deli Serdang, sebagai berikut: 1. Program pengembangan kualitas SDM informasi, komunikasi dan telematika. 2. Program penyusunan rencana kerja dan pelaporan kegiatan.

3. Program peningkatan kualitas sarana dan prasarana.

4. Program peningkatan pelayanan informasi melalui media elektronik.

5. Program peningkatan pelayanan informasi melalui eksibisi dan media luar ruang. 6. Program peningkatan pelayanan informasi melalui pertunjukkan rakyat.

7. Program peningkatan pelayanan informasi melalui jaringan sistem multi media.

8. Program peningkatan pelayanan informasi melalui kelompok/lembaga informasi dan komunikasi.

9. Program pelayanan pers.


(35)

E. Struktur Organisasi BIKT Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Deli Serdang Nomor 45 Tahun 2000, tanggal 23 Nopember 2000, tentang Bagan Struktur Organisasi Badan Informasi, Komunikasi dan Telematika (BIKT) Kabupaten Deli Serdang, sebagai berikut:

Kepala

Ka. Bid. Yan Informasi Kom.Masyarakat Ka.Sub.Bag Keuangan Sekretaris Ka.Bid.Yan Media Elektronik Ka.Bid.Yan Publikasi dan Humas

Ka.Bid. Pengembangan Informasi, Komunikasi dan

Telematika Ka.Sub.Bag Umum Ka.Sub.Bag. Kepegawaian Ka.Sub.Bag Program &laporan Ka. Sub.Bid. Kelembagaan Komunikasi Ka.Sub.Bid.Yan Media Tradisional & Kom.Sosial Ka.Sub.Bid.Komunikasi Dialogis Ka.Sub.Bin.Yan Siaran Radio dan Televisi

Ka.Sub.Bid.Yan Mobil Unit dan Perfilman

Ka.Sub.Bid.Foto/Eksebi si & Media Luar Ruang

Ka.Sub.Bid.Yan Pers dan Penertiban Ka.Sub.Bid.Yan Dokumentasi & Perpustakaan Ka.Sub.Bin.Yan Kes. Informasi dan Komunikasi

Ka.Sub.Bid.Data Regwstrasi &Ajudikasi Telematika Ka.Sub.Bid.Pengelolahan Data Elektronik Ka.Sub.Bid.Hubungan Masyarakat


(36)

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

Pada bab ini penulis akan menguraikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di Badan Informasi komunikasi, Telematika Pemkab Deli Sedang. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dengan menggnakan dua cara yaitu melalui sistem wawancara dan kuesioner. Sistem wawancara ini ditunjukan kepada pegawai yang secara mendalam membidangi teknologi informasi, sementara kuesioner ditujukan kepada pegawai yang berhubungan dengan teknologi informasi namun tidak secara mendalam.

Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat terutama dalam hal teknologi informasi maka belakangan ini kita mengenal istilah internet. Internet merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi informasi yang menggunakan jaringan komunikasi seperti telepon atau radio. Dengan adanya internet ini semangkin banyak informasi yang bisa didapat dari berbagai pelosok dunia dan aneka macam informasi yang berbeda. Disamping itu juga prosesnya berjalan lebih cepat. Selain internet, juga terdapat hardware (perangkat keras) dan sofware (perangkat lunak) yang terus mengalami perkembangan. Hal ini merupakan suatu tantangan yang dihadapi Badan Informasi Komunikasi Telematika Pemkab Deli Serdang sebagai badan yang berhubungan dengan informasi, komunikasi dan telematika dalam memberdayakan diri dalam mempersiapkan penggunaan teknologi informasi tersebut.

Dalam mempersiapkan penggunaan dan penguasaan teknologi informasi, adapun upaya yang dilakukan oleh Badan Informasi Komunikasi, Telematika Pemkab Deli Serdang


(37)

adalah dengan mengadakan pengembangan terhadap pegawai yang disesuaikan dengan kebutuhan serta tugas pokok dan fungsi dari pegawai yang bersangkutan sehingga pengembangan menjadi terarah dan berdaya guna. Persiapan penggunaan teknologi informasi pada BIKT Kab Deli Serdang dilakukan melalui pengembangan sumber daya manusia yang ditangani oleh bidang kepegawaian Badan Informasi Komunikasi,Telematika Pemkab Deli Serdang. Persiapan teknologi informasi dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Selain pelatihan, upaya yang dilakukan Badan Informasi Komunikasi,Telematika Pemkab Deli Serdang dalam mempersiapkan perangkat teknologi informasi baik dalam bentuk software (perangkat lunak) maupun hardware (perangkat keras).

A.Sistem Kerja

Pegawai Badan Informasi,Komunikasi,Telematika Pemkab Deli Serdang berjumlah 104 pegawai yang terbagi dalam bagian-bagian. Tiap-tiap bagian mengerjakan satu jenis pekerjaan, seperti bagian kepegawaiaan mengerjakan segala hal yang berhubungan dengan kepegawaiaan.

Badan Informasi Komunikasi Pemkab Deli Serdang mempunyai peranan yang sangat penting bagi Pemerintan Kabupaten Deli Serdang, khususnya dalam pelayanan informasi, komunikasi dan telematika. Dalam upaya mendukung peran BIKT tersebut, maka dibutuhkan pengembangan sumber daya manusia guna mempersiapkan penggunaan teknologi informasi.

B.Pelatihan

Pelatihan yang berlangsung di Badan Informasi Komunikasi,Telematika Pemkab Deli Serdang didasarkan atas kebutuhan dari tiap-tiap bagian. Kebutuhan tersebut disusun menjadi suatu program yang akan dilaksanakan secara berkesinambungan. Program ini


(38)

terkait dengan visi dan misi yang diemban oleh Badan Informasi Komunkasi Telematika Pemkab Deli Serdang, dimana visi dan misi akan berubah sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga dalam menjalankan program tersebut juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa program pelatihan yang berlangsung di Badan Informasi Komunikasi Pemkab Deli Serdang yang bersifat situasional, artinya jka ada hal-hal baru yang penting untuk diadopsi oleh Badan Informasi Komunikasi Telematika Pemkab Deli Serdang maka diadakan pelatihan. Pelatihan tersebut dapat dilihat dari metode pelatihan yang digunakan,lokasi dan jangka waktu, pelatih dan sarana

1.Metode

Dalam pelatihan, para pegawai telah mengikutinya beberapa kali. Setiap program pelatihan yang diikuti tiap anggota pegawai terdapat perbedaan, dimana metode yang digunakan tergantung dari materi yang akan dipelajari atau yang diberikan. Di satu sisi metode yang digunakan adalah metode class, hal ini jika materi bersifat teori tanpa memerlukan praktek, seperti dalam mempelajari network (jaringan). Bagi anggota yang menerima metode class, mereka diberi buku untuk dibahas dan dipelajari bersama. Menurut Malayu SP.Hasibuan (1994:88)metode ini dinamakan metode programmed instruction dimana dalam metode ini peserta dapat belajar sendiri sebab langkah-langkah pengerjaan sudah diprogram, biasanya dengan komputer tetapi bisa melalui buku, pedoman-pedoman atau mesin pengajar. Program instruksi ini meliputi pemecahan informasi kedalam beberapa bagian kecdil sedemikian rupa sehingga dapat dibentuk program pengajaran yang mudah dipahami dan saling berhubungan.


(39)

Menurut anggota yang mengikuti pelatihan ini, metode yang digunakan dirasakan sesuai dengan materi yang diberikan. Sebab tidak semua materi memerlukan praktek langsung, ada juga yyang memerlukan pemahaman saja tanpa disertai dengan praktek. Biasanya pelatihan seperti ini diberikan kepada orang yang sudah senior atau mahir dibidangnya sehingga peserta dapat melakukan praktek sendiri berdasarkan materi yang sudah dipelajari tanpa memerlukan bimbingan lagi.disisi lain metode yang digunakan adalah metode demonstrasi. Dalam metode demonstrasi, mereka diberikan teori dan disertai dengan praktek langsung, seperti dalam mempelajari orecle. Untuk tahap pertama mereka menerima teori melalui penjelasan yang diberkan oleh pelatih lalu memperaktekan teori tersebut dengan alat-alat yang telah tersedia, seperti komputer.

Menurut anggota yang mengikuti pelatihan ini, metode yang digunakan dianggap sesuai dengan materi yang diberikan, karena materi yang diberikan memang memerlukan praktek langsung untuk mengetahui kedua metode yang disebut diatas.

2.Lokasi dan Jangka Waktu

Pelatihan yang diikuti oleh pegawai BIKT terbagi atas dua lokasi yaitu di dalam Badan Informasi omunikasi,Telemati Pemkab Deli Serdang dan di luar Badan Informasi Komunikasi, Telematika Pemkab Deli Serdang. Pelatihan yang diadakan di luar Badan Informasi Komunikasi,Telematika Pemkab Deli Serdang,diadakan oleh suatu instansi atau lembaga tertentu. Untuk itu pihak Badan Informasi Komunikasi,Telematika Pemkab Deli Serdang mendapatkan informasi dari brosur, undangan atau iklan. Lokasi pelatihan yang diadakan di luar Badan Informasi Komunikasi Telematika Pemkab Deli Serdang bisa berada dimana-mana, baik diadakan dimedan maupun diluar medan, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya. Namun pelatihan ini sering diadakan di Jakarta.


(40)

Mengenai jangka waktu pelatihan yang diadakan di Badan Informasi Komunikasi Telematika Pemkab Deli Serdang, rata-rata berlangsung selama seminggu. Sedangkan pelatihan yang diadakan di luar Badan Informasi Komunikasi Telemati Pemkab Deli Serdang , jangka waktu tidak menentu, ada yang berlangsung selama tiga hari, selama seminggu bahkan ada yang dua minggu. Menurut peserta yang mengikuti pelatihan bahwa materi yang diberikan cukup banyak, sementara waktu yang tersedia terbatas sehingga setelah selesai mengikuti pelatihan harus mempelajari yang masih tersisa.

3.Pelatih

Pelatihan yang dilaksanakan di dalam Badan Informasi Komunikasi Telematika Pemkab Deli Serdang menggunakan pelatih yang berasal baik dari BIKT maupun dari luar BIKT, seperti orang konsultan. Sedangkan pelatihan yang dilaksanakan dari luar Badan Informasi Komunikasi Telematika Pemkab Deli Serdang, tergantung dari penyelenggaraaan pelatihan itu sendiri. Menurut peserta yang mengikuti pelatihan bahwa pelatih yang ditunjuk mempunyai kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi.

4.Sarana

Mengenai sarana dalam pelatihan disesuaikan dengan metode yang diajarkan. Untuk metode yang bersifat teori saja, sarana yang diberikan berupa buku sebagai pedoman, dan untuk penjelasan materi digunakan overhead projektor (OHP) dan white board. Sementara untuk metode yang bersifat teori dan praktek, sarana yang diberikan berupa white board, ovehead projector (OHP) untuk penjelasan teori dan komputer serta perangkat TI lainnya untuk prakteknya. Adapun ruangan yang digunakan disesuaikan dengan jumlah peserta yang ada. Menurut pegawai bahwa sarana yang digunakan cukup memadai.


(41)

Setelah mengikuti pelatihan, pegawai memperaktekkan kembali materi yang telah diajarkan agar lebih mampu menguasai materi tersebut. Dalam mengikuti pelatihan yang dilaksanakan di luar Badan Informasi Komunikasi,telematika Pemkab Deli Serdang karena yang menjadi utusan jumlahnya terbatas, maka ketika peserta pelatihan tersebut kembali ke BIKT Pemkab Deli Serdang diberikan kesempatan untuk mengerjakan apa yang telah dipelajari dalam pelatihan tersebut, serta membagi pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya tersebut kepada pegawai-pegawai yang lain yang belum mengikuti pelatihan tersebut.

C. Data tentang indentitas Responden Tabel 2. Kelompok umur

Kelompok Umur Frekuensi Prosentase

20-30 Tahun 5 10.20

31-40 Tahun 19 38.78

41-50 Tahun 22 44.90

51-60 Tahun 3 6.12

Total 49 100.00

Sumber : Kuesioner Penelitian 2007

Berdasarkan tabel diatas dapatlah diketahui bahwa responden yang berusia antara 41-50 tahun sebanyak 22 orang (44,90%). Responden 31-40 tahun berjumlah 19 orang (38,78%), 20-30 tahun berjumlah 5 orang (10,20%) dan terakhir yang paling kecil berjumlah 3 orang (6,12%) responden yang berumur 51-60 tahun.


(42)

Tabel 3. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase

Laki-laki 28 57.14

Perempuan 21 42.86

Total 49 100.00

Sumber : Kuisioner Penelitian 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki sebanyak 28 orang (57,14%) sedangkan perempuan sebanyak 21 orang (42,86%). Tabel 4. Tingkat Pendidikan Formal

Pendidikan Formal Frekuensi Prosentase

SLTA 19 38.78

D3 4 8.16

S1 25 51.02

S2 1 2.04

Total 49 100.00

Sumber : Kuisioner Penelitian 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat komposisi responden menurut tingkat pendidikan formal, dimana responden terbanyak adalah berpendidikan S1 sebanyak 18 orang (51,02%), selanjutnya SLTA dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (38,78%), D3 sebanyak 4 orang (8,16%) dan S2 sebanyak 1 orang (2,04%).

Tabel 5. Pangkat/ Golongan

Pangkat/ Golongan Frekuensi Prosentase

II 17 34.69

III 31 63.27

IV 1 2.04

Total 49 100.00


(43)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang paling banyak yaitu pegawai yang berpangkat/ golongan III sebanyak 31 orang (63,27%) dan diikuti pegawai yang berpangkat/ golongan II sebanyak 17 orang (34,69%) serta pegawai yang berpangkat/ golongan IV sebanyak 1 orang (2,04%).

Tabel 6. Masa Kerja

Masa Kerja Frekuensi Prosentase

5 - 10 4 8.16

11 - 15 5 10.20

16 - 20 15 30.61

21 -25 12 24.49

26 - 30 10 20.41

31 - 35 2 4.08

36 - 40 1 2.04

Total 49 100.00

Sumber : Kuisioner Penelitian 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang paling banyak yaitu pegawai yang memiliki masa kerja 16 s/d 20 sebanyak 15 orang (30,61%), diikuti masa kerja 21 s/d 25 sebanyak 12 orang (24,49%). Selanjutnya pegawai yang memiliki masa kerja 26 s/d 30 sebanyak 10 orang (20,41%), masa kerja 11 s/d 15 sebanyak 5 orang (10,20%). Pegawai yang memiliki masa kerja 5 s/d 10 sebanyak 4 orang (8,16%), masa kerja 31 s/d 35 sebanyak 2 orang (4,08%) serta masa kerja 36 s/d 40 sebanyak 1 orang (2,04%).


(44)

Tabel 7. Tanggapan Responden tentang Keikutsertaan dalam Pelatihan yang Berkaitan dengan Penggunaan Teknologi Informasi

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Selalu mengikuti 2 4.08

Pernah mengikuti 29 59.18

Tidak pernah mengikuti 18 36.73

Total 49 100.00

Sumber: Kuesioner Penelitian 2007.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hanya 2 orang (4,08 %) yang selalu mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi. Sebanyak 29 orang (59,18%) yang pernah mengikuti pelatihan, serta sebanyak 18 orang yang tidak pernah mengikuti pelatihan. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diungkapkan bahwa masih banyak pegawai (36,73%) yang tidak pernah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi, padahal pelatihan tersebut sangat dibutuhkan pegawai guna menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Oleh karena itu, sebaiknya BIKT Kabupaten Deli Serdang perlu memberikan kesempatan kepada pegawai yang tidak pernah mengikuti pelatihan untuk mengikuti pelatihan, memberikan kesempatan kepada pegawai yang telah mengikuti pelatihan untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan yang didapatnya dalam pelatihan kepada pegawai yang tidak pernah mengikuti pelatihan, memberikan sarana penunjang yang memungkinkan pegawai untuk belajar secara mandiri, seperti: penyediaan perpustakaan yang berhubungan dengan teknologi informasi sehingga dapat memacu dan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk belajar secara mandiri.


(45)

Tabel 8.Tanggapan Responden tentang perencanaan program pengembangan di BIKT Kabupaten Deli Serdang

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Terencana dengan baik 18 36.73

Kurang terencana 31 63.27

Tidak terencana 0 0.00

Total 49 100.00

Sumber: Kuesioner Penelitian 2007.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa perencanaan program pengembangan di BIKT Kabupaten Deli Serdang kurang terencana dengan baik sebanyak 31 orang (63,27%), terencana dengan baik sebanyak 18 orang (36,73%). Berdasarkan tabel tersebut, dapat diungkapkan bahwa sebagian besar responsen mengungkapkan bahwa perencanaan program pengembangan di BIKT Kabupaten Deli Serdang kurang terencana. Oleh karena itu, sebaiknya BIKT Kabupaten Deli Serdang mengkaji dan memperbaiki kembali rencananya dengan memperhatikan masukan dari berbagai pihak guna mendukung tugas pokok dan fungsinya untuk membantu Bupati Deli Serdang dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pelayanan informasi.

Tabel 9. Tanggapan Responden tentang Bentuk Pelaksanaan Program Pengembangan di BIKT Kabupaten Deli Serdang

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Mempunyai jangka waktu 30 61.22

Berdasarkan kebutuhan 17 34.69

Berdasarkan inisiatif pegawai 2 4.08

Total 49 100.00


(46)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bentuk pelaksanaan program pengembangan di Badan Informasi Komunikasi Telematika di tempat bapak bekerja mempunyai jangka waktu sebanyak 30 orang (61,22 %), berdasarkan kebutuhan sebanyak 17 orang (36,17%) dan berdasarkan inisiatif pegawai sebanyak 2 orang (4,26%).

Tabel 10. Tanggapan Responden tentang pengembangan SDM yang dilaksanakan telah memperhatikan analisa kebutuhan

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Selalu memperhatikan 12 24.49

Kurang memperhatikan 35 71.43

Tidak memperhatikan 2 4.08

Total 49 100.00

Sumber: Kuesioner Penelitian 2007.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengembangan SDM yang dilaksanakan kurang memperhatikan analisa kebutuhan sebanyak 35 orang (71,43%), selalu memperhatikan analisa kebutuhan sebanyak 12 orang (24,49%) dan tidak memperhatikan analisa kebutuhan sebanyak 2 orang (4,08%). Berdasarkan tabel tersebut, dapat diungkapkan bahwa sebagian besar responsen mengungkapkan bahwa pengembangan SDM yang dilaksanakan kurang memperhatikan analisa kebutuhan. Oleh karena itu, sebaiknya BIKT Kabupaten Deli Serdang dalam melaksanakan pengembangan memperhatikan dan melaksanakan analisa kebutuhan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diungkapkan bahwa kurangnya perhatian terhadap analisa kebutuhan disebabkan masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran pegawai akan analisa kebutuhan.


(47)

Tabel 11. Jawaban Responden Tentang Metode Pelatihan Yang Digunakan

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Metode Kuliah Dalam Kelas 20 40.82

Metode Simulasi 14 28.57

Metode Demonstrasi 15 30.61

Total 49 100.00

Sumber : Kuesioner Penelitihan 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa metode kuliah di kelas sebanyak 20 orang (40,82%). Metode demonstrasi sebanyak 15 orang (30,61%) dan metode simulasi sebanyak 14 orang (28,57%). Berdasarkan tabel tersebut, dapat diungkapkan bahwa metode kuliah dalam kelas (40,82%) merupakan metode yang paling banyak digunakan. Metode kuliah dalam kelas, selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan. Kelebihan dari kuliah dalam kelas, diantaranya yakni dapat mencakup jumlah peserta pelatihan yang cukup banyak. Sedangkan kelemahannya, diantaranya yakni: peserta pelatihan kurang dapat mempraktekkan materi-materi yang diperolehnya. Bagi pegawai BIKT Kabupaten Deli Serdang, sebaiknya disamping memperoleh materi dalam bentuk teori juga memperoleh kesempatan untuk mempraktekkan teori yang didapatnya. Oleh karena itu, sebaiknya perlu ada keseimbangan antara metode pelatihan yang digunakan, yaitu: metode kuliah didalam kelas diimbangi dengan metode simulasi dan demonstrasi.

Tabel 12. Jawaban Responden Tentang Kesesuaian Metode Yang Digunakan

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Sesuai 22 44.90

Kurang sesuai 27 55.10

Tidak sesuai 0 0.00

Total 49 100.00


(48)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa metode yang digunakan kurang sesuai sebanyak 27 orang (55,10%), sesuai sebanyak 22 orang (44,90%). Berdasarkan tabel tersebut dapat diungkapkan bahwa sebagian besar responden mengungkapkan bahwa metode yang digunakan kurang sesuai. Oleh karena itu, sebaiknya BIKT perlu mengkaji kembali metode yang digunakan, dengan mengacu pada kebutuhan dan ketersediaan sumber dayanya.

Tabel 13. Jawaban Responden Tentang Kemampuan Pelatih Dalam Memberikan Pengajaran

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Mampu 24 48.98

Kurang mampu 25 51.02

Tidak mampu 0 0.00

Total 49 100.00

Sumber: Kuesioner Penelitihan 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden tentang pelatih dalam memberikan pengajaran kurang mampu sebanyak 25 orang (51,02%), mampu memberikan pengajaran sebanyak 24 orang (48,98%). Berdasarkan tabel tersebut, dapat diungkapkan bahwa masih banyak responden yang mengungkapkan bahwa pelatih kurang mampu memberikan pengajaran (51,02%). Oleh karena itu, sebaiknya BIKT memperhatikan dan mengusahakan pelatih yang berkualitas, pelatih yang memiliki kemampuan dalam teknologi informasi serta mampu mentransfer pengetahuan dan keterampilannya kepada peserta pelatihan. Pelatih tersebut, dapat berasal dari BIKT sendiri (yakni: pegawai BIKT yang telah berpengalaman dan berkemampuan di bidang TI) maupun dari luar BIKT (yakni: konsultan atau praktisi yang ahli di bidangnya).


(49)

Tabel 14. Jawaban responden Tentang Jangka Waktu Pelaksanaan Pelatihan

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Kurang Dari Seminggu 25 51.02

Seminggu 19 38.78

Lebih Dari Seminggu 5 10.20

Total 49 100.00

Sumber : Kuesioner Penelitian 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden dengan jumlah sebanyak 25 orang (51,02%) mengungkapkan bahwa jangka waktu pelaksanaan penelitian berlangsung kurang dari seminggu, 19 orang (38,78%) mengungkapkan bahwa jangka waktu pelatihan berlangsung selama seminggu dan 5 orang (10,20%) menjawab pelatihan berlangsung lebih dari seminggu. Terdapatnya perbedaan dalam jangka waktu pelaksanaan pelatihan ini disebabkan karena bedanya materi yang dipelajari. Jika program yang dipelajari agak sulit maka jangka waktu agak lama seperti dua minggu sampai tiga minggu, tapi jika materi agak mudah maka jangka waktunya bisa seminggu.

Tabel 15. Jawaban Responden Tentang Kesesuaian Jangka Waktu Yang Diberikan

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Sesuai 27 55.10

Kurang sesuai 22 44.90

Tidak sesuai 0 0.00

Total 49 100.00

Sumber Kuesioner Penelitian 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jangka waktu yang diberikan dianggap sesuai sebanyak 27 orang (55,10%), kurang sesuai sebanyak 22 orang (44,90%). Berdasarkan hal tersebut, dapat diungkapkan bahwa sebagian besar (55,10%) mengemukakan bahwa jangka waktu yang diberikan telah sesuai, namun masih terdapat


(50)

responden yang mengemukakan bahwa jangka waktu yang diberikan kurang sesuai (44,90%). Dalam upaya penyiapan penggunaan teknologi informasi, sebaiknya BIKT memperhatikan dan mengkaji jangka waktu pelatihan melalui analisa kebutuhan pelatihan (TNA/ Training Needs Analysis) dengan tetap mempertimbangkan ketersediaan sumber dayanya.

Tabel 16. Jawaban Responden tentang Kondisi Sarana Pelatihan Yang Digunakan

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Memadai 18 36.73

Kurang Memadai 31 63.27

Tidak Memadai 0 0.00

Total 49 100.00

Sumber :Kuesioner Peneltian 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dengan jumlah 31 orang (63,27%) mengungkapkan bahwa sarana yang digunakan kurang memadai, dan 18 orang(36,73%)mengatakan sarana yang digunakan dianggap memadai. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diungkapkan bahwa kurang memadainya sarana yang digunakan disebabkan masalah teknis, seperti keterbatasan jumlah komputer yang disediakan terhadap jumlah peserta yang ada, pengeras suara yang kurang berfungsi dengan baik sehingga menyebabkan kurang jelasnya suara atau keterangan yang diberikan oleh pelatih.


(51)

Table 17. Jawaban Responden Tentang Kemampuan Pegawai dalam Menerapkan Materi yang Dipelajari dalam Penyelesaian Pekerjaan setelah Mengikuti Pelatihan

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Mampu 9 18.37

Membutuhkan Adaptasi 40 81.63

Kurang Mampu 0 0.00

Total 49 100.00

Sumber :Kuesioner Penelitian 2007

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dengan jumlah 40 orang ( 81,63 %) mengemukakan bahwa membutuhkan adaptasi dalam menerapkan materi yang diperoleh dari pelatihan. Sebanyak 9 orang (18,37) mengemukakan bahwa pegawai mampu menerapkan materi yang diperoleh dari pelatihan. Masih banyaknya pegawai yang membutuhkan adaptasi setelah mengikuti pelatihan dapat dimaklumi, karena kemampuan tiap peserta berbeda dalam menyerap materi yang diterima, terlebih lagi dalam menerapkan program yang baru dipelajari membutuhkan waktu untuk lebih memahaminya dan agar lebih terbiasa dalam mengaplikasikannya.

Table 18. Jawaban Responden Tentang Evaluasi terhadap Pelatihan yang Dilaksanakan

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Selalu 5 10.20

Kurang 44 89.80

Tidak Pernah 0 0.00

Total 49 100.00

Sumber :Kuesioner Penelitian 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa evaluasi terhadap pelatihan kurang dilaksanakan sebanyak 44 orang (89,80%), selalu dilaksanakan evaluasi sebanyak 5 orang (10,20%). Berdasarkan tabel tersebut, dapat diungkapkan bahwa sebagian besar responsen


(52)

mengungkapkan bahwa evaluasi terhadap pelatihan kurang dilaksanakan. Padahal evaluasi terhadap pelatihan sangat dibutuhkan, melalui evaluasi tersebut akan diperoleh masukan dan perbaikan guna perbaikan pelatihan-pelatihan yang akan datang. Oleh karena itu, sebaiknya BIKT Kabupaten Deli Serdang perlu melakukan evaluasi terhadap pelatihan guna memastikan apakah tujuan pelatihan telah tercapai serta diharapkan dapat menjadi masukan/perbaikaan untuk pelatihan-pelatihan di masa yang akan datang.

Table 19.Jawaban Responden tentang Jangka Waktu Adaptasi Materi yang Dipelajari

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

seminggu 9 18.37

dua minggu 37 75.51

lebih dari dua minggu 3 6.12

Total 49 100.00

Sumber :Kuesioner Penelitian 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bagi peserta pelatihan membutuhkan waktu dua minggu untuk beradaptasi dalam menerapkan materi yang telah diterima, dengan jumlah responden sebesar 37 orang ( 75,51%), 9 orang menjawab membutuhkan waktu seminggu, dan sebanyak 3 orang yang menjawab membutuhkan waktu lebih dari dua minggu.

Table 20 . Jawaban Responden Tentang Seberapa Besar Penggunaan E-mail Yang Berhubungan Dengan Pekerjaan.

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Secara optimal 12 24.49

Tidak Terlalu digunakan 35 71.43

Tidak pernah digunakan 2 4.08

Total 49 100.00


(53)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab penggunaan e-mail yang berhubungan dengan pekerjaan tidak terlalu digunakan secara optimal dengan jumlah 35 orang (71,43%). Selanjutnya, penggunaan e-mail yang berhubungan dengan pekerjaan yang digunakan secara optimal sebanyak 12 orang (24,49%) dan tidak pernah menggunakannya sebanyak 2 orang (4,08%). Berdasarkan keterangan tersebut dapat diungkapkan bahwa telah banyak pegawai yang menggunakan e-mail dalam hubungan dengan pekerjaannya, namun penggunaannya belum optimal. Berdasarkan hasil penelitian, belum maksimalnya penggunaan e-mail disebabkan masih rendahnya kesadaran pegawai dalam mengoptimalkan penggunaan e-mail, serta dapat diungkapkan bahwa sarana komunikasi yang paling sering digunakan pegawai adalah telepon. Bila pegawai membutuhkan data hanya sebagian kecil, mereka lebih cenderung menggunakan telepon untuk mengetahuinya dari pegawai lain. Sedangkan, e-mail digunakan untuk mengetahui data yang lebih banyak.

Tabel 21. Responden Tentang Pengaruh Penggunaan Email Terhadap Efisiensi Kerja

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Meningkatkan Efisiensi 10 20.41

Tidak Terlalu Meningkatkan Efisiensi 37 75.51

Tidak pernah Meningkatkan Efisiensi 2 4.08

Total 49 100.00

Sumber: Kuisioner Penelitian 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengemukakan penggunaan e-mail tidak terlalu meningkatkan efisiensi sebanyak 37 orang (75,51%), dan penggunaan e-mail dapat meningkatkan efisiensi sebanyak 10 orang (20,41%) serta sebanyak 2 orang (4,08%) yang mengemukakan bahwa penggunaan e-mail tidak pernah meningkatkan efisiensi kerja.


(54)

Tabel 22 : Jawaban responden Tentang Penggunaan Email Dalam Melancarkan Penyelesaian Pekerjaan

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Melancarkan 18 36.73

Tidak Terlalu Melancarkan 29 59.18

Tidak pernah Melancarkan 2 4.08

Total 49 100.00

Sumber: Kuisioner Penelitian 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden mengemukakan bahwa penggunaan e-mail tidak terlalu dapat melancarkan penyelesaian pekerjaan sebanyak 29 orang (59,18%), dan penggunaan e-mail dapat melancarkan pekerjaan sebanyak 18 orang (36,73%) serta penggunaan e-mail tidak pernah melancarkan pekerjaan sebanyak 2 orang (4,08%). Berdasarkan hasil penelitian, dapat diungkapkan bahwa masih banyaknya pegawai yang mengemukkan bahwa e-mail tidak terlalu melancarkan pekerjaan disebabkan masih minimnya pengetahuan dan kesadaran pegawai dalam penggunaan e-mail dalam menunjang dan memperlancar pekerjaannya.

Tabel 23: Jawaban Responden Tentang Pengaruh Penggunaan E-mail Terhadap Pengaruh Pemakai Kertas

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Berkurang 19 38.78

Tidak Terlalu Berkurang 29 59.18

Tidak pernah Berkurang 1 2.04

Total 49 100.00

Sumber: Kuisioner Penelitian 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab penggunaan e-mail tidak terlalu berkurang terhadap pengurangan pemakaian kertas


(55)

sebanyak 29 orang (59,18%), dan 19 orang (38,78%) menjawab pemakaian kertas berkurang akibat pengaruh penggunaan e-mail serta responden yang menjawab tidak pernah berkurang pemakaian kertas akibat penggunaan e-mail sebanyak 1 orang (2,04%). Berdasarkan hasil penelitian, dapat diungkapkan bahwa sebagian besar responden yang mengemukakan bahwa pengunaan e-mail tidak terlalu mengurangi pemakaian kertas disebabkan karena faktor pekerjaan, seperti pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi, yang membutuhkan kertas yang cukup banyak karena berhubungan dengan surat menyurat (masih membutuhkan surat-menyurat dalam bentuk tulisan) sehingga pemakaian kertas tidak terlalu berkurang meskipun ada e-mail.

Tabel 24. Jawaban Responden Tentang Penggunaan E-mail Terhadap Pengurangan Komunikasi Antara Pegawai

Jawaban Responden Frekuensi Prosentase

Berkurang 9 18.37

Tidak Terlalu Berkurang 32 65.31

Tidak pernah Berkurang 8 16.33

Total 49 100.00

Sumber : Kuesioner Penelitian 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat diungkapkan bahwa sebagian besar pegawai yakni sebanyak 32 orang (65,31%) mengemukakan penggunaan e-mail tidak terlalu berkurang terhadap komunikasi antara pegawai. Responden yang menjawab penggunaan e-mail dapat mengurangi komunikasi antar pegawai sebanyak 9 orang (18,37%), serta sebanyak 8 orang (16,33%) mengemukakan bahwa penggunaan e-mail tidak pernah mengurahi komunikasi antar pegawai. Berdasarkan hal tersebut dapat diungkapkan bahwa terdapat adanya


(56)

pengaruh penggunaan e-mail terhadap komunikasi antara pegawai, namun pengaruh tersebut tidak terlalu besar.

D. Teknologi Informasi

1. Penerapan Teknologi Informasi

Perangkat teknologi informasi yang dimiliki oleh BIKT Kabupaten Deli Serdang sudah memadai. Jika suatu perangkat dianggap tidak memadai lagi untuk digunakan maka perangkat tersebut akan diganti dengan yang baru. Sebagaimana telah dijelaskan diatas dalam penerapan atau pemakaian perangkat teknologi ini akan dilakukan pelatihan terlebih dahulu, dengan melakukan analisa kebutuhan pelatihan dan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya yang dimiliki.

1.1. Jenis Teknologi Informasi

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian terdahulu, kemajuan teknologi informasi telah melahirkan internet. Melalui internet, orang dapat saling berkomunikasi dengan orang lain yang berada di tempat, wilayah yang berbeda-beda. Dalam hal internet, BIKT Kabupaten Deli Serdang mulai menerapkan sekitar 7 tahun terakhir. Melalui internet, BIKT Kabupaten Deli Serdang dapat menyebarkan informasi tentang Kabupaten Deli Serdang serta dapat membantu Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam penyediaan dan pelayanaan informasi guna mendukung penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Melalui internet, BIKT Kabupaten Deli Serdang menyediakan website tentang Kabupaten Deli Serdang yang memungkinkan orang lain (baik yang berada di Deli Serdang maupun di luar Deli Serdang) dapat mengaksesnya.


(57)

1.2. Dampak Penerapan Teknologi Informasi

Kemajuan teknologi informasi memilik berbagai dampak terhadap suatu organisasi. Dampak tersebut dapat berbentuk positif maupun negatif terhadap suatu organisasi. Mengingat hal tersebut, BIKT Kabupaten Deli Serdang berupaya untuk mempergunakan teknologi informasi secara optimal serta berupaya untuk mengurangi dampak negatifnya. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi, pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Hal tersebut, seperti terlihat dari pemanfaatan fasilitas e-mail yakni dapat membantu untuk mengirimkan pesan dari seseorang terhadap orang lain. Dengan adanya e-mail ini dapat lebih membantu dan mempermudah pekerjaan karena pegawai dapat saling berkomunikasi dengan pegawai lainnya yang lokasinya berjauhan. Dengan penggunaan e-mail, pemakaian kertas dapat dikurangi sehingga dapat menghemat pengeluaran. Penggunaan e-mail, sebaiknya dilaksanakan secara optimal agar hasilnya dapat terlihat, seperti: berkurangnya pengeluaran untuk membeli kertas.

Selain dampak positif, penggunaan e-mail juga dapat berdampak negatif, seperti: berkurangnya komunikasi antar pegawai. Berkurangnya komunikasi yang dimaksud disini adalah komunikasi langsung atau tanpa melalui perantara. Meskipun dengan menggunakan e-mail merupakan suatu komunikasi, tapi komunikasi yang digunakan pada saat e-mail adalah merupakan komunikasi tidak langsung. Dengan adanya e-mail, dapat menyebabkan renggangnya hubungan antar pegawai. Hal tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Gede Prama (1999: 22) yang mengungkapkan bahwa berbicara kinerja dalam arti kuantitatif seperti efisiensi, laba, dan efektivitas dampaknya positif, sejauh teknologi itu diterapkan secara optimal. Tetapi untuk ukuran kinerja dalam arti kualitatif itu bahaya. Sekarang sudah mulai ada orang yang bekerja tetapi tidak pernah ke kantor, namun hal ini terjadi di


(1)

Lampiran 1

PETUNJUK : Dalam menjawab pertanyaan dibawah ini, mohon untuk menyilang pilihan yang telah tersedia dan mengisi bagian yang bertanda titik banyak (………). Perlu diperhatikan bahwa semua pertanyaan ini berhubungan dengan Teknologi Informasi

1. Umur :

IDENTITAS RESPONDEN

2. Jenis Kelamin :

3. Pendidikan Terakhir :

4. Pangkat/Golongan :

5. Masa Kerja :

1. Apakah Bapak/ Ibu ikut serta dalam pelatihan yang berkaitan dengan teknologi informasi yang diadakan oleh BIKT Kabupaten Deli Serdang?

Pertanyaan

a.Selalu mengikuti b.Pernah mengikuti c.Tidak pernah mengikuti

2. Menurut Bapak/ Ibu, bagaiaman perencanaan program pengembangan di BIKT Kabupaten Deli Serdang?

a. Terencana dengan baik b.Kurang terencana c. Tidak terencana

3. Bagaimanakah bentuk pelaksanaan program pengembangan di Badan Informasi Komunikasi Telematika di tempat bapak bekerja?

a.Mempunyai jangka waktu b.Berdasarkan kebutuhan c.Berdasarkan inisiatif pegawai 4. Menurut Bapak/Ibu, apakah pengembangan SDM yang dilaksanakan telah

memperhatikan analisa kebutuhan?


(2)

5. Bagaimanakah metode yang digunakan dalam program pengembangan tersebut?

a.Menggunakan metode kuliah di kelas yaitu penyampaian suatu materi dalam bentuk kuliah di ruang kelas.

b.Menggunakan metode simulasi yaitu suatu cara yang dilakukan berdasarkan situasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya tapi hanya merupakan tiruannya saja

c.Menggunakan metode demonstrasi yaitu suatu cara yang dilakukan dengan peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan sesuatu pekerjaan melalui contoh-contoh atau percobaan yang didemonstrasikan

Jika tidak ada pilihan yang tepat tolong disebutkan………. 6. Menurut Bapak/Ibu,bagaimanakah metode yang digunakan tersebut?

a.Sesuai b.Kurang sesuai c.Tidak sesuai

7. Menurut Bapak/Ibu apakah pelatih yang ditunjuk tersebut mampu memberikan pengajaran?

a. Mampu b.Kurang mampu c.Tidak mampu 8. Berapa lama jangka waktu pelaksanaan pengembangan tersebut dilaksanakan?

a. Kurang dari seminggu b. Seminggu c. Lebih dari seminggu

9. Menurut Bapak /Ibu apakah jangka waktu yang diberikan tersebut telah memadai? a. Memadai b.Kurang memadai c.Tidak memadai

10.Setelah mengikuti pelatihan, apakah Bapak/Ibu mampu menerapkan materi yang dipelajari dalam penyelesaian pekerjaan?

a. Mampu b.Membutuhkan adaptasi c.Kurang mampu

11.Menurut Bapak/Ibu, apakah pernah dilakukan evaluasi terhadap pelatihan yang dilaksanakan?

a. Selalu b. Pernah c. Tidak pernah

12.Menurut Bapak/Ibu, berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan untuk adaptasi materi yang dipelajari?


(3)

13.Menurut Bapak/Ibu, seberapa besar penggunaan e-mail yang berhubungan dengan pekerjaan?

a. Secara optimal b. Tidak terlalu digunakan c. Tidak pernah digunakan 14.Menurut Bapak/Ibu, bagaimana pengaruh penggunaan e-mail terhadap efisiensi kerja?

a. Berpengaruh b. Tidak terlalu berpengaruh c. Tidak berpengaruh

15.Menurut Bapak/Ibu, apakah penggunaan e-mail dapat melancarkan penyelesaian pekerjaan?

a. Melancarkan b. Tidak terlalu melancarkan c. Tidak melancarkan 16.Menurut Bapak/Ibu, apakah penggunaan e-mail mengurangi pemakaian kertas

a. Berkurang b. Tidak terlalu berkurang c. Tidak berkurang

17.Menurut Bapak/Ibu, apakah penggunaan e-mail mengurangi komunikasi antar karyawan


(4)

Lampiran 2

1) Apakah Bapak Pernah mengikuti program Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ?

IDENTITAS RESPONDEN

1.Umur :

2.Jenis Kelamin : 3.Pendididkan Terakhir : 4.Pangkat/Golongan : 5.Masa Kerja :

Pertanyaan

2) Berapa kali Bapak mengikuti program pengembangan tersebut?

3) Apkah program pengembangan yang Bapak ikuti berdasarkan inisiatif sendiri atau diselenggrakan inisiatif sendiri atau deiselenggarakan oleh Badan Informasi Komuikasi Telematika Pemkab Deli Serdang?

4) Jika program pengembangan tersebut diselenggarakan oleh BIKT, apakah hal tersebut berdasarkan inisiatif Bapak sendri(Bapak mengajukan permohonan untuk itu)atau dasar kemauan BIKT?

5) Apakah program pengembangan di tempat bapak bekerja tererencana dengan baik atau tidak?

6) Apakah program pengembangan tersebut sudah mempunyai jangka waktu tertentu atau berdasarkan situasional?

7) Dimanakah program pengembangan tersebut diadakan, apakah didalam BIKT atau di luar BIKT?

8) Bagaimanakah metode yang digunakan dalam program pengembangan tersebut? 9) Menurut Bapak,apakh metode yang digunakan tersebut sesuai atau tidak?

10)Apakah terdapat seleksi terhadap peserta yang mengikuti perkembangan tersebut? 11)Seandainya benar, siapakh yang melakukan seleksi tersebut dan apa yang menjadi


(5)

12)Apakah program pengembangan dilakukan perbidang atau sekaligus semua bidang yang terkait?

13)Apakah pelatih dalam pembangunan tersebut berasal dari BIKT atau didatangkan dari luar?

14)Menurut Bapak apakah pelatih yang dituntuk tersebut mampu memberikan pengajaran atau tidak/

15)Mana yang lebih Bapak senangi, pelatih yang berasal dari dalam BIKT atau dari Luar 16) Menurut Bpak, apakah pelatih yang berasal dari dalam BIKT ditunjuk berdasarkan

kemampuan(bersifat objektif) atau berdasarkan hal-hal yang lain(seperti ada hubungan keluarga)?

17)Berapa lama janka waktu pelaksanaan pengembangan dilakukan?

18)Menurut Bapak,apakah jangka waktu yang diberikan tersebut memadai atau tidak? 19)Apakah sarana yang digunakan ketika pelaksanaan pengembangan dilakukan memadai? 20)Apakah sarana yang ada tersebut digunakan secara optimal atau tidak?

21)Apakah dalam pemakaian srana tersebut mendapat petunjuk atau arahan yang baik atau tidak/

22)Apakah hasil dari pengembangan yang bapak terima memiliki hubungan langsung dengan pekerjaan dikantor?

23)Apakah pengembangan tersebut membantu memperluas wawasan berpikir atau pengetahuan dan keterampilan Bapak dalam melaksanakan pekerjaan?

24)Setelah mengikuti pengembangan ,apak tingkat kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan yang Bapak mliki mengalam perubahan?

25)Dalam penggunaan alat, setelah mengikuti pengembangan apakh Bapak langsung bias menggunakan alat tersebut atau membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri?

26)Berapa lama waktu yang Bapak butuhkan untuk menyesuaikan didi terhadap penggunaan tersebut?

27)Apakah setelah mengikuti pengembangan, Bapak benar-benar mampu menerapkan hal yang dpelajari tersebut terhadap penyesuaian pekerjaan atau membutuhkan adaptasi lagi?


(6)

28)Menurut saya,beberapa bentuk kemajuan teknologi informasi adalah internet,intranet,dan eksternet.apakah jens kemajuan teknologi informasi ni diterapkan di temapat Bapak bekerja?

29)Apakah ketiga jenis teknolog informasi tersebut berpengaruh terhadap pekerjaan Bapak?

30)Sejauh mana pengaruh atau penerapan ketiga jenis teknologi informasi tersebut?

31)Apakah penerapan ketiga jenis teknologi informasi tersebut memperlancar komunikasi antar karyawan atau sebaliknya?

32)Apakah penerapan ketiga jenis teknologi informasi tersebut melancarkan penyelesaian pekerjaan?

33)Apakah penerapan ketiga jenis teknologi informasi tersebut semangkin hemat biaya atau sebaliknya?