Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Perawat Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

(1)

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2010

TESIS

Oleh KUAT SITEPU 067012013 / IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2010

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh KUAT SITEPU 067012013 / IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Judul Tesis: : PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN

KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010

Nama Mahasiswa : Kuat Sitepu Nomor Induk Mahasiswa : 067012013

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Rismayani, S.E, M.Si) Ketua

(drh. Hiswani, M.Kes) Anggota

Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si)

Dekan


(4)

Telah diuji pada Tanggal: 12 Juli 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Rismayani, S.E, M.Si Anggota : 1. drh. Hiswani, M.Kes

2. dr. Jules H. Hutagalung, M.P.H 3. dr. Fauzi, S.K.M


(5)

PERNYATAAN

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2010

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Mei 2011

Penulis

Kuat Sitepu 067012013 / IKM


(6)

ABSTRAK

Cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit menular masih dikategorikan rendah, bila mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan bagi Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan R.I. Hal ini diduga terkait dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Perawat yang kurang memadai, sehingga terjadi rendahnya cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Kompetensi SDM yaitu: Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan terhadap Kinerja Perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas Tahun 2010. Jenis penelitian survei dengan tipe

explanatory research. Populasi adalah seluruh Perawat Puskesmas sejumlah 564 orang. Sampel penelitian ini berjumlah 168 orang, diambil dengan menggunakan teknik Stratified random sampling. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji regresi berganda pada taraf kepercayaan 95%.

Berdasarkan analisis diketahui ada hubungan yang signifikan antara: variabel Pengetahuan dengan Kinerja Perawat ( p=0,046), variabel Sikap dengan Kinerja Perawat (p=0,034), variabel Keterampilan dengan Kinerja Perawat (p=0,001). Ada pengaruh yang signifikan antara Kompetensi (sikap dan keterampilan) terhadap Kinerja Perawat. Variabel yang paling dominan memengaruhi Kinerja Perawat adalah keterampilan (nilai ß = 0,453).

Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang agar meningkatkan kinerja perawat melalui: pelatihan dan simulasi secara berkala, menetapkan prosedur kerja dalam pelayanan kesehatan, memberikan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan, memberikan rewards dan punishment,

memberikan bimbingan dalam minilokakarya dan pemilihan Puskesmas dan Perawat teladan secara kontiniu.


(7)

ABSTRACT

The coverage of infectious disease prevention implemented through the community health service program at the health centers in Deli Serdang district is still in low category, compared to the Minimal Service Standard for District/City level by Ministry of Health, of Indonesia. This condition has been assumed to be related to the less-adequate competency of nurses (human resources) that it has generated the low coverage of community health service provided by the health centers in Deli Serdang district.

The purpose of this study was to analyze the influence of competency of human resources including knowledge, attitude, and skill on the performance of nurses in providing health service at the health centers in Deli Serdang district in 2010. This was a survey study with explanatory type. The population of this study were all of the 564 nurses working at the health centers in Deli Serdang district and 168 of them were selected to be the samples for this study through stratified random sampling technique. The primary data were collected through direct questionnaire-based interviews. The data obtained were analyzed through multiple linear tests at the level of confidence of 95%.

The result of the analysis showed that there were significant influence competency (attitude and skill) on the performance of the nurses. The most dominant variable influencing the performance on the nurses was skill (ß value = 0.453).

Based on the result of this study, the Deli Serdang District of Health is suggested to improve the performance of the nurses through periodical training and simulation, officially establishing the health service work procedure, providing opportunity for the nurses to improve their education, applying rewards and punishment policy, providing guidance in the form of mini workshop at the health centers, doing supervision, and arranging the accreditation for the health centers. Key words: Knowledge, Attitude, Skill, Nurses Performance


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunianya penulis telah dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Perawat dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

Dalam penulisan tesis ini dapat terlaksana berkat dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya pada kesempatan ini izinkanlah penulis untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Rektor Universitas Sumatera Utara, yaitu Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A (K).

Selanjutnya kepada Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dan juga kepada Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Rismayani, S.E, M.Si dan drh. Hiswani, M.Kes selaku komisi pembimbing yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu dan pikiran serta dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam penyusunan tesis ini.


(9)

Tak terhingga terima kasih saya ucapkan kepada isteri dan anak-anakku yang tercinta, serta ibu saya dan mertua saya yang telah mengizinkan dan memberi motivasi serta dukungan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan.

Selanjutnya terima kasih penulis ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu penulis, dan masih bersedia untuk dapat berkonsultasi dalam penyusunan tesis ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan tesis ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, Mei 2011 P e n u l i s

Kuat Sitepu 067012013 / IKM


(10)

RIWAYAT HIDUP

Kuat Sitepu lahir pada tanggal 26 Pebruari 1972 di Tanjung Ganjang, Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Anak pertama dari 4 bersaudara, dari pasangan bapak: D. Sitepu dan Ibu: P. br Ginting. Menikah dengan Luci Riani Ginting, A.M.K, A.M.Keb, S.K.M pada tahun 1998 dan dikaruniai 2 orang anak bernama: Erika Florencia Sitepu dan Michael Alfonso Bremana Sitepu.

Jenjang pendidikan formal yang di ikuti adalah: Sekolah Dasar Negeri No. 105320 Kuta Jurung, Tamat pada tahun 1986. SMP Negeri STM Hulu Tiga Juhar, Tamat pada tahun 1989. SMA Negeri Tanjung Morawa, Tamat pada tahun 1992. Akademi Keperawatan Deli Husada Delitua, Tamat pada tahun 1996. Akta mengajar III dari IKIP Negeri Medan pada tahun 1997. D IV Perawat Pendidik FK USU Medan, Tamat pada tahun 2000. Program Studi Ilmu Keperawatan FK USU Medan, Tamat pada tahun 2005. Pendidikan Profesi Ners PSIK FK USU Medan, Tamat pada tahun 2006. Program Studi S 2 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM USU Medan dengan Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Tamat pada tahun 2010.

Pengalaman bekerja sebagai Staf pengajar pada SPK Sembiring Delitua dan Akper Deli Husada Delitua, pada tahun 1995 sampai dengan tahun 2000. Pada tahun 2000 sampai dengan sekarang bekerja sebagai staf pengajar pada Akper dan STIKes Medistra Lubuk Pakam.


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang... 1

1.2.Permasalahan... 7

1.3.Tujuan Penelitian... 7

1.4.Hipotesis ... 8

1.5.Manfaat Penelitian ... 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori tentang Kompetensi ... 10

2.1.1. Pengertian dan Tingkatan Kompetensi ... 10

2.1.2. Kompetensi Minimal Perawat Puskesmas ... 11

2.1.3. Pengetahuan ... 13

2.1.4. Sikap ... 14

2.1.5. Keterampilan... 15

2.2. Teori tentang Perawat dan Keperawatan... 16

2.2.1. Pengertian Perawat dan Keperawatan... 16

2.2.2. Jenis dan Jenjang Pendidikan Keperawatan... 17

2.2.3. Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas ... 19

2.3. Teori tentang Puskesmas ... 23

2.3.1. Pengertian dan Fungsi Puskesmas ... 23

2.3.2. Upaya Kesehatan Puskesmas ... 24

2.4. Teori tentang Kinerja... 25

2.4.1. Pengertian Kinerja dan Faktor-Faktor yang memengaruhi Kinerja... 25

2.4.2. Penilaian Kinerja... 26

2.5. Landasan Teori ... 30


(12)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian ... 33

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian... 33

3.3.Populasi dan Sampel... 33

3.4.Metode Pengumpulan Data ... 35

3.5.Variabel dan Definisi Operasional ... 38

3.5.1. Variabel Independen ... 38

3.5.2. Variabel Dependen ... 39

3.6.Metode Pengukuran... 40

3.7.Metode Analisis Data ... 41

BAB 4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43

4.2. Karakteristik Perawat ... 43

4.3. Kompetensi Perawat ... 44

4.4. Kinerja Perawat ... 51

4.5. Hubungan Kompetensi Perawat dengan Kinerja Perawat... 53

4.6. Pengaruh Kompetensi Perawat dengan Kinerja Perawat ... 55

BAB 5. PEMBAHASAN 5.1. Kinerja Perawat Puskesmas ... 57

5.2. Pengaruh Pengetahuan terhadap Kinerja Perawat ... 60

5.3. Pengaruh Sikap Perawat terhadap Kinerja Perawat ... 64

5.4. Pengaruh Keterampilan terhadap Kinerja Perawat... 66

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 69

6.2. Saran ... 70


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1. Pengambilan Sampel Penelitian Berdasarkan Puskesmas di

Kabupaten Deli Serdang ... 34

3.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 37

4.1. Karakteristik Perawat di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010... 44

4.2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Indikator Pengetahuan Perawat ... 45

4.3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Variabel Pengetahuan ... 46

4.4. Distribufi Frekuensi Responden Menurut Indikator Sikap Perawat ... 47

4.5. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Perawat ... 48

4.6. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Indikator Keterampilan Perawat ... 49

4.7. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Keterampilan Perawat... 51

4.8. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Indikator Kinerja Perawat .... 51

4.9. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kinerja Perawat... 53

4.10. Hubungan Kompetensi Perawat dengan Kinerja Perawat ... 53


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner Kompetensi Perawat: Pengetahuan, Sikap, dan

Keterampilan... 74

2. Kuesioner Kinerja Perawat ... 78

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 80


(16)

ABSTRAK

Cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit menular masih dikategorikan rendah, bila mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan bagi Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan R.I. Hal ini diduga terkait dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Perawat yang kurang memadai, sehingga terjadi rendahnya cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Kompetensi SDM yaitu: Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan terhadap Kinerja Perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas Tahun 2010. Jenis penelitian survei dengan tipe

explanatory research. Populasi adalah seluruh Perawat Puskesmas sejumlah 564 orang. Sampel penelitian ini berjumlah 168 orang, diambil dengan menggunakan teknik Stratified random sampling. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji regresi berganda pada taraf kepercayaan 95%.

Berdasarkan analisis diketahui ada hubungan yang signifikan antara: variabel Pengetahuan dengan Kinerja Perawat ( p=0,046), variabel Sikap dengan Kinerja Perawat (p=0,034), variabel Keterampilan dengan Kinerja Perawat (p=0,001). Ada pengaruh yang signifikan antara Kompetensi (sikap dan keterampilan) terhadap Kinerja Perawat. Variabel yang paling dominan memengaruhi Kinerja Perawat adalah keterampilan (nilai ß = 0,453).

Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang agar meningkatkan kinerja perawat melalui: pelatihan dan simulasi secara berkala, menetapkan prosedur kerja dalam pelayanan kesehatan, memberikan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan, memberikan rewards dan punishment,

memberikan bimbingan dalam minilokakarya dan pemilihan Puskesmas dan Perawat teladan secara kontiniu.


(17)

ABSTRACT

The coverage of infectious disease prevention implemented through the community health service program at the health centers in Deli Serdang district is still in low category, compared to the Minimal Service Standard for District/City level by Ministry of Health, of Indonesia. This condition has been assumed to be related to the less-adequate competency of nurses (human resources) that it has generated the low coverage of community health service provided by the health centers in Deli Serdang district.

The purpose of this study was to analyze the influence of competency of human resources including knowledge, attitude, and skill on the performance of nurses in providing health service at the health centers in Deli Serdang district in 2010. This was a survey study with explanatory type. The population of this study were all of the 564 nurses working at the health centers in Deli Serdang district and 168 of them were selected to be the samples for this study through stratified random sampling technique. The primary data were collected through direct questionnaire-based interviews. The data obtained were analyzed through multiple linear tests at the level of confidence of 95%.

The result of the analysis showed that there were significant influence competency (attitude and skill) on the performance of the nurses. The most dominant variable influencing the performance on the nurses was skill (ß value = 0.453).

Based on the result of this study, the Deli Serdang District of Health is suggested to improve the performance of the nurses through periodical training and simulation, officially establishing the health service work procedure, providing opportunity for the nurses to improve their education, applying rewards and punishment policy, providing guidance in the form of mini workshop at the health centers, doing supervision, and arranging the accreditation for the health centers. Key words: Knowledge, Attitude, Skill, Nurses Performance


(18)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mencapai kesehatan di atas maka, salah satu dibutuhkan adalah Tenaga Kesehatan atau Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang profesional. Pengetahuan ilmiah, keterampilan dan tingkah laku profesional dari tenaga kesehatan di peroleh melalui pendidikan (Ali, 2002).

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (UU Nomor. 36 Tahun 2009).

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan masyarakat (UU Nomor. 36 Tahun 2009).

Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu (UU Nomor. 36 Tahun 2009).


(19)

Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis kesehatan terdepan di tengah-tengan masyarakat memiliki peranan penting dalam mewujudkan masyarakat sehat, yakni menjadikan masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010 (Depkes RI, 2004).

Kondisi Puskesmas dalam aspek pelayanan saat ini adalah: (1) Dokter Puskesmas jarang bisa melayani pasien, (2) Tidak ada pemantauan penerapan standar pelayanan minimal (SPM) di Puskesmas, (3) Pelayanan di Puskesmas sering berdasarkan pengalaman saja karena keterbatasan sarana dan prasarana, (4) Pelayanan di Puskesmas pembantu hanya bisa ditangani oleh Perawat, (5) Pasien Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (PUSTU) menuntut di layani oleh Dokter, dan (6) Aspek pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas, belum sepenuhnya memenuhi harapan pasien, karena Dokter sering meninggalkan Puskesmas sehingga pasien hanya dapat dilayani oleh Perawat dan Bidan (Depkes RI, 2007).

Kondisi Puskesmas dalam aspek Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini, antara lain: (1) Permintaan tambahan tenaga di Puskesmas sulit di penuhi Dinas Kesehatan, (2) Jumlah dan distribusi tenaga tidak merata antara Puskesmas rawat inap dengan Puskesmas non rawat inap, (3) Puskesmas yang letaknya dekat dengan


(20)

SDM Puskesmas membutuhkan pelatihan kepribadian, (6) Puskesmas tidak mampu memantau kompetensi SDM-nya (Depkes RI, 2007).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes RI bekerja sama dengan WHO Tahun 2000, tentang Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan di Propinsi Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Barat dan DKI Jakarta di dapat gambaran bahwa: (1) 70,9 % Perawat dan Bidan selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti pelatihan, (2) 39,8 % Perawat dan Bidan masih melakukan tugas-tugas non Keperawatan, (3) 47,4 % Perawat dan Bidan tidak memiliki uraian tugas secara tertulis, dan (4) Belum dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi kinerja Perawat dan Bidan secara khusus (KepMenkes Nomor. 836 Tahun 2005).

Berdasarkan Survey Kesehatan Nasional (SUSENAS) tahun 2001, di dapat hasil bahwa: 23,2 % masyarakat yang tinggal di pulau Jawa dan Bali menyatakan tidak atau kurang puas terhadap pelayanan kesehatan rawat jalan. Sesuai dengan hasil survey di atas dapat memberikan gambaran bahwa pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Indonesia belum optimal. Ketidakpuasan dari masyarakat di kedua pulau tersebut di dalam menerima pelayanan kesehatan tidak terlepas dari mutu SDM kesehatan yang memberikannya (Depkes RI, 2004). Salah satu SDM kesehatan tersebut adalah Perawat, yang masih membutuhkan pembenahan akan kompetensinya, sehingga dengan demikian tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia dapat terwujud (PP Nomor. 32 Tahun 1996).


(21)

Tugas pokok Perawat menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 94 Tahun 2001, tentang Jabatan fungsional Perawat dan Angka Kreditnya adalah: Memberikan pelayanan keperawatan bagi individu, keluarga, kelompok, masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang keperawatan dan atau kesehatan (Depkes RI, 2003).

Jumlah dan proporsi tenaga Perawat di Indonesia sampai dengan tahun 2009 adalah, sejumlah 284.039 orang atau 51,90 % dari total tenaga kesehatan lainnya, dengan ratio jumlah per 100.000 jiwa penduduk adalah sebesar 129,78. Jumlah Perawat yang bertugas di Puskesmas dari jumlah tersebut di atas adalah, sejumlah 37.143 orang sedangkan jumlah Puskesmas 7.669 unit, sehingga setiap Puskesmas hanya dapat dilayani oleh 4 sampai dengan 5 orang Perawat. Jumlah tenaga Perawat di Propinsi Sumatera Utara yang bertugas di Puskesmas sejumlah 4.092 orang. (Depkes RI, 2009).

Jumlah tenaga Perawat yang bertugas di 31 unit Puskesmas Kabupaten Deli Serdang sampai dengan tahun 2009 sejumlah 564 orang. Jumlah Perawat di atas menggambarkan kekuatan yang mampu memberikan daya ungkit dalam menurunkan dan mencegah serta menanggulangi penyakit menular (P2M), menurunkan angka kematian ibu dan anak balita (AKI dan AKABA), meretas masalah kurang gizi,


(22)

meningkatkan kesehatan lingkungan, dan menjaga individu tetap hidup sehat secara optimal (Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009).

Hasil pembangunan kesehatan di Kabupaten Deli Serdang sampai dengan tahun 2009, dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2009 terjadi sejumlah 539 kasus. Pada tahun 2008 terjadi sejumlah 433 kasus DBD, sedangkan pada tahun 2007 terjadi kasus DBD sejumlah 197 kasus dengan jumlah yang meninggal dunia 7 orang. Mengacu kepada paparan data di atas maka kasus DBD di Kabupaten Deli Serdang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang berarti dan bahkan dapat mengakibatkan kondisi yang fatal (Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009).

Jumlah penderita Diare pada Balita di Kabupaten Deli Serdang tahun 2009 sejumlah 24.973 kasus. Sedangkan pada tahun 2008 jumlah penderita diare pada Balita sejumlah 13.693 kasus. Pada tahun 2007 jumlah penderita diare pada Balita sejumlah 9.526 kasus. Meskipun penanganan penderita diare pada Balita 100%, berdasarkan data diatas tampak perkembangan kasus diare pada Balita di Kabupaten Deli Serdang mengalami peningkatan yang signifikan (Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009).

Dalam hal pencegahan dan penanggulangan penyakit Malaria di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2009 dijumpai kasus malaria klinis sejumlah 36.932 kasus, malaria positif sejumlah 181 kasus. Pada tahun 2008 kasus malaria klinis sejumlah


(23)

19.631 kasus, malaria positif sejumlah 348 kasus. Sedangkan pada tahun 2007 dijumpai kasus malaria klinis sejumlah 13.632 kasus. Meskipun penderita malaria di Kabupaten Deli Serdang ditangani keseluruhan atau 100%, akan tetapi perkembangan kasus malaria meningkat dari tahun ke tahun (Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009).

Jumlah kasus TB Paru Klinis di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2009 sejumlah 13.318 kasus. Jumlah kasus TB Paru BTA positif (+) sejumlah 1.335 kasus dan 601 orang atau 45,02% dinyatakan sembuh. Tahun 2008 kasus TB Paru klinis sejumlah 13.181 kasus. Jumlah kasus TB Paru BTA positif (+) sebesar 1.249 kasus dan 648 orang atau 51,88% dinyatakan sembuh. Berdasarkan data kejadian TB Paru klinis dan TB Paru BTA positif di Kabupaten Deli Serdang mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Dan mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di Kabupaten atau Kota untuk kesembuhan penderita TB Paru BTA positif (+) adalah lebih dari 85% maka, hasil di atas masih di bawah target nasional (Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009). Jumlah kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) karena Pneumonia di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2009 sejumlah 4.536 kasus. Pada tahun 2008 sejumlah 3.267 kasus, sedangkan pada tahun 2007 terjadi Pneumonia sejumlah 2.216 orang. Meskipun cakupan Balita dengan Pneumonia yang ditangani adalah 100%, akan tetapi perkembangan ISPA karena Pneumonia pada Balita mengalami


(24)

peningkatan yang berarti dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Deli Serdang (Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009).

Pencegahan dan penanggulangan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS di Kabupaten Deli Serdang mengalami peningkatan, pada tahun 2007 kasus IMS pada masyarakat sejumlah 6 kasus. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan kasus penyakit IMS sejumlah 27 kasus, sedangkan pada tahun 2009 kasus penyakit IMS sejumlah 358 kasus. Kasus HIV/AIDS juga mengalami peningkatan di mana pada tahun 2007 terjadi sejumlah 19 kasus. Pada tahun 2008 terjadi sejumlah 27 kasus dan bahkan pada tahun 2009 terjadi peningkatan kasus menjadi 133 kasus. Kasus HIV/AIDS ini merupakan suatu kasus yang sangat fatal di masyarakat, dimana setiap penderita akan berakhir dengan kematian. (Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009).

Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut (45-59 tahun) dan usia lanjut (≥60 tahun) di Kabupaten Deli Serdang sampai dengan tahun 2009, adalah 25,80% dari 147.979 orang pra usia lanjut dan 23,65% dari 84.877 orang usia lanjut. Mengacu kepada SPM bidang kesehatan di Kabupaten atau Kota untuk cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut adalah 70%, maka cakupan pelayanan ini masih di bawah target yang ditetapkan secara nasional (Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009).


(25)

1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan penelitian sebagai berikut: Apakah ada pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), yang terdiri dari: (1) Pengetahuan, (2) Sikap, dan (3) Keterampilan Terhadap Kinerja Perawat dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Kompetensi sumber daya manusia (SDM) yaitu: Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan terhadap Kinerja Perawat dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

1.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), yang terdiri dari: (1) Pengetahuan, (2) Sikap, (3) Keterampilan Terhadap Kinerja Perawat dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

1.5. Manfaat Penelitian


(26)

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang

Memberikan informasi dan masukan bagi kepala dinas kesehatan di dalam menyusun dan menetapkan kebijakan-kebijakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat serta menetapkan upaya-upaya untuk meningkatkan Kinerja Perawat yang bertugas di Puskesmas di Kabupaten Deli Serdang.

2. Puskesmas

Penelitian ini memberikan masukan bagi manajemen Puskesmas sehingga tujuan dari revitalisasi Puskesmas dalam upaya pelayanan kesehatan wajib maupun pengembangan kepada masyarakat dapat ditingkatkan.

3. Perawat Puskesmas

Memberikan gambaran dan masukan kepada Perawat yang bertugas di Puskesmas, sehingga Perawat lebih meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di dalam pelaksanaan tugas Keperawatan dari waktu ke waktu.

4. Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti di dalam melakukan penelitian, khususnya tentang Kompetensi dan Kinerja Perawat yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas kepada masyarakat.

5. Peneliti Selanjutnya


(27)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Tentang Kompetensi

2.1.1. Pengertian dan Tingkatan Kompetensi

Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya. Berdasarkan uraian di tersebut makna kompetensi mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Analisis kompetensi disusun sebagian besar untuk pengembangan karier, tetapi penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk mengetahui efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan (Boulter, Dalziel dan Hill, 1996).

Menurut Boulter, Dalziel dan Hill (1996) level kompetensi adalah sebagai berikut : Skill, Knowledge, Self-concept, Self Image, Trait dan Motive.

1. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik misalnya seorang programercomputer.

2. Knowledge adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang khusus (tertentu), misalnya bahasa komputer.


(28)

3. Social role adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang dan ditonjolkan dalam masyarakat (ekspresi nilai-nilai diri), misalnya: pemimpin.

4. Self image adalah pandangan orang terhadap diri sendiri, merekflesikan identitas, contoh: melihat diri sendiri sebagai seorang ahli.

5. Trait adalah karakteristik abadi dari seorang karakteristik yang membuat orang untuk berperilaku, misalnya: percaya diri sendiri.

6. Motive adalah sesuatu dorongan seseorang secara konsisten berperilaku, sebab perilaku seperti hal tersebut sebagai sumber kenyamanan, contoh: prestasi mengemudi.

Kompetensi Skill dan Knowledge cenderung lebih nyata (visible) dan relatif berada di permukaan (ujung) sebagai karakteristik yang di miliki manusia. Social role

dan self image cenderung sedikit visibel dan dapat di kontrol perilaku dari luar. Sedangkan trait dan motive letaknya lebih dalam pada titik sentral kepribadian (Boulter, Dalziel dan Hill, 1996).

Kompetensi pengetahuan dan keahlian relatif mudah untuk dikembangkan, misalnya dengan program pelatihan untuk meningkatkan tingkat kemampuan sumber daya manusia. Sedangkan motif kompetensi dan trait berada pada kepribadian sesorang, sehingga cukup sulit di nilai dan dikembangkan. Salah satu cara yang paling efektif adalah memilih karakteristik tersebut dalam proses seleksi (Boulter, Dalziel dan Hill, 1996).


(29)

2.1.2. Kompetensi Minimal Perawat Puskesmas

Untuk dapat melaksanakan kegiatan, Perawat Puskesmas diharapkan mempunyai kompetensi minimal berdasarkan kode etik keperawatan dalam: (1) Promosi kesehatan dalam rangka pemberdayaan individu, keluarga, kelompok/masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri. (2) Pengamatan penyakit menular dan tidak menular (surveillance) khususnya mengidentifikasi faktor resiko terjadinya penyakit/masalah kesehatan; menemukan kasus secara dini, mengidentifikasi, pelacakan; melaporkan kasus. (3) Pelayanan keperawatan terhadap individu, keluarga, kelompok/masyarakat dengan masalah kesehatan prioritas terkait dengan komitmen global, nasional, maupun daerah (P2M, Gizi, KIA-KB, Kesling, dan lainnya), antara lain: (a) Tindakan keperawatan langsung (direct care), (b) Pendidikan/penyuluhan kesehatan, (c) Pengobatan dasar sesuai kewenangan dan tata laksana standar, (d) Penanggulangan gawat darurat dasar termasuk penanggulangan bencana alam, (e) Pencegahan infeksi. (4) Memotivasi individu, keluarga, kelompok masyarakat dalam pembentukan pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat (contoh: Posyandu, Posyandu Usila, Pos obat desa, dan lainnya). (5) Membina pelayanan kesehatan yang bersumber daya masyarakat, misalnya: melakukan pembinaan pelayanan Posyandu, Posyandu Usila, Pos obat desa, dan lainnya) di wilayah kerjanya. (6) Konseling keperawatan/kesehatan terhadap individu dan keluarga untuk membantu memecahkan masalah. (7) Pelatihan dan atau penyegaran kader/masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah


(30)

kerjanya. (8) Kerjasama tim dengan tenaga kesehatan lain, baik lintas program maupun lintas sektor. (9) Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan baik oleh Perawat dan masyarakat. (10) Pendokumentasian kegiatan termasuk pencatatan dan pelaporan sesuai ketentuan (Depkes RI, 2006).

2.1.3. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Menurut Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2003), pengetahuan tercakup dalam domain atau ranah kognitif yang terdiri dari 6 tingkatan, yakni:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini termasuk mengingat kembali atau recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Seseorang yang telah paham terhadap suatu objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.


(31)

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan materi yang telah dipelajarinya kedalam situasi yang nyata atau sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan penggunaan rumus, hukum, metode, prinsip kedalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan seseorang untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari penggunaan kata-kata kerja, seperti: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokan.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formula-formula yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan kepada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).


(32)

2.1.4. Sikap (Attitude)

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.

Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) sikap mempunyai 3 komponen pokok, yaitu: (a) Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. (b) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. dan (c) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Tingkatan sikap atau attitude yakni: a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang mau dan memperhatikan stimulus atau objek yang diberikan.

b. Merespons (responding)

Memberikan jawaban apabila di tanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah di pilih dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2003).


(33)

2.1.5 Keterampilan (Phsicomotor)

Keterampilan adalah kemampuan seseorang untuk menerapkan pengetahuan ke dalam bentuk tindakan (Notoatmodjo, 2003). Tingkatan praktek atau keterampilan, yakni:

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan di ambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

b. Respon terpimpin (guidedrespons)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua.

c. Mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka seseorang tersebut sudah mencapai praktek tingkat ketiga.

d. Adaptasi (adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut (Notoatmodjo, 2003).

2.2. Teori Tentang Perawat dan Keperawatan 2.2.1. Pengertian Perawat dan Keperawatan


(34)

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya di peroleh melalui pendidikan keperawatan (UU Nomor. 36 Tahun 2009).

Perawat di Puskesmas adalah semua tenaga lulusan pendidikan keperawatan yang di beri tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak penuh oleh pejabat yang berwewenang untuk melaksanakan pelayanan keperawatan kesehatan kepada masyarakat di Puskesmas yaitu sebagai pelaksana keperawatan di Puskesmas (Depkes RI, 2006).

Keperawatan yaitu suatu pelayanan profesional sebagai bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga maupun masyarakat yang sehat maupun sakit yang mencakup siklus hidup manusia (Gafar, 1999).

2.2.2. Jenis dan Jenjang Pendidikan Keperawatan

Jenis dan jenjang pendidikan keperawatan, adalah sebagai berikut: a. Pendidikan Keperawatan Vokasional

Jenis pendidikan vokasional ini mencakup Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). Selain itu terdapat jenis pendidikan penjenang kesehatan (SLTP ditambah 2 tahun) yang secara bertahap telah disetarakan dengan SPK sejak tahun 1995.

b. Program Pendidikan Jenjang Diploma


(35)

Program pendidikan ini menghasilkan Perawat profesional pemula dengan sebutan ahli madya keperawatan(Amd Kep). Program D III Keperawatan dapat diikuti oleh: (a) Lulusan SLTA dengan lama pendidikan 6 semester (3 tahun), (b) Lulusan SPK yang akan menempuh pendidikan di jalur khusus yaitu: D III Khusus Rumah Sakit (RS) dengan lama pendidikan 4 semester (2 tahun), (c) D III Khusus Puskesmas dengan lama pendidikan 5 semester (2,5 tahun), (d) D III Khusus masa kerja 0 tahun dengan lama pendidikan 6 semester (3 tahun). 2. Program Pendidikan Diploma IV Keperawatan

Pendidikan pada program ini lebih bersifat spesialisasi dalam keperawatan dengan sebutan ahli keperawatan (A.Kep). Jenis spesialisasi disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan dalam bidang medis terutama keperawatan. Lama pendidikan 2 semester (1 tahun) setelah menyelesaikan Program D III Keperawatan.

c. Program Pendidikan Sarjana Keperawatan

Program pendidikan sarjana keperawatan menghasilkan lulusan Perawat profesional dengan gelar sarjana keperawatan (S.Kep) dan sebutan profesi yaitu Ners (Ns). Program pendidikan kesarjanaan bersifat akademik profesional yang mempunyai landasan keilmuan dan profesi sehingga lulusannya diharapkan mampu melaksanakan fungsi keperawatan profesional. Program pendidikan sarjana keperawatan dan profesi Ners ini berlangsung selama 10 semester (5


(36)

tahun) bagi lulusan SMA dan 5 semester (2,5 tahun) bagi lulusan D III Keperawatan.

d. Program Pendidikan Pasca Sarjana Keperawatan

Lulusan program ini diharapkan mampu memenuhi tuntutan sebagai Ners konsultan dan peneliti. Program pendidikan ini dilaksanakan dengan lama studi 4 semester (2 tahun). Lulusan ini mendapat gelar Master Keperawatan (M.Kep). e. Program Spesialisasi Keperawatan

Program pendidikan spesialisasi keperawatan menekankan pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan profesional hanya pada salah satu disiplin ilmu keperawatan. Dalam hal ini jenis spesialisasi berdasarkan peran perlu dipertimbangkan, misalnya Ners pendidik, Ners penyelia, atau Ners peneliti.

f. Program Pendidikan Doktoral

Untuk sementara program ini belum ada di Indonesia sehingga perlu mendapat perhatian yang lebih serius pada masa yang akan datang mengingat semakin besarnya tuntutan masyarakat terhadap profesi ini dan semakin pesatnya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Ali, 2002).

2.2.3. Peran dan Fungsi Perawat Di Puskesmas

Dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat, Perawat kesehatan masyarakat idealnya memiliki 12 peran dan fungsi yang diuraikan sebagai berikut: 1. Pemberi Pelayanan Kesehatan


(37)

Perawat Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok/masyarakat berupa asuhan keperawatan/kesehatan masyarakat yang utuh (holistic), komprehensif meliputi: pemberian asuhan pencegahan tingkat pertama, tingkat kedua maupun tingkat ketiga. Asuhan keperawatan yang diberikan baik asuhan langsung (direct care) kepada pasien/klien maupun tidak langsung (indirect care) di berbagai tatanan pelayanan kesehatan antara lain: klinik Puskesmas, ruang rawat inap Puskesmas, Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, Sekolah, Rutan/lapas, panti, Posyandu, Keluarga, dan lainnya.

2. Penemu Kasus

Perawat Puskesmas berperan dalam mendeteksi dan menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit. Temuan kasus dapat dilakukan dengan mencari langsung di masyarakat (aktif case finding) atau pada saat pasien/klien berkunjung ke pelayanan kesehatan (pasif case finding).

3. Pendidik/Penyuluh Kesehatan

Sebagai pendidik kesehatan, Perawat Puskesmas mampu: mengkaji kebutuhan pasien/klien, mengajarkan kepada individu, keluarga, kelompok/masyarakat untuk melakukan pencegahan tingkat pertama dan peningkatan kesehatan dari suatu penyakit, menyusun program penyuluhan/pendidikan kesehatan baik untuk topik sehat maupun sakit, seperti: nutrisi, latihan/olah raga (exercise), manajemen stress, penyakit dan pengelolaan penyakit, pengobatan, serta menolong


(38)

pasien/klien menyeleksi informasi kesehatan yang bersumber dari buku-buku, koran, televisi, atau teman.

4. Koordinator, Kolaborator dan Penghubung

Perawat Puskesmas melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang di terima oleh keluarga dari berbagai program, dan bekerjasama (kolaborasi) dengan tenaga kesehatan lain dan atau keluarga dalam perencanaan pelayanan keperawatan serta sebagai penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan dan sektor terkait lainnya.

5. Pelaksana Konseling

Dalam fungsinya sebagai konselor, Perawat Puskesmas membantu pasien/klien untuk mencari pemecahan masalah kesehatan atau perubahan perilaku yang terjadi dan dihadapi pasien/klien. Pemberian konseling dapat dilakukan di klinik Puskesmas, Puskesmas pembantu, rumah pasien/klien, Posyandu, dan tatanan pelayanan kesehatan lainnya dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Kegiatan dapat dilakukan Perawat Puskesmas antara lain: menyediakan informasi, mendengar secara objektif, memberi dukungan, memberi asuhan dan meyakinkan pasien/klien, menolong pasien/klien mengidentifikasi masalah dan faktor-faktor yang terkait, memandu klien menggali permasalahan dan memilih pemecahan masalah yang dapat dikerjakan.


(39)

6. Panutan atau Model Peran (role model)

Perawat Puskesmas sebagai panutan atau role model, dimaksudkan bahwa perilakunya sehari-hari di contoh oleh orang lain. Panutan ini digunakan pada semua tingkatan pencegahan terutama Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 7. Pemodifikasi Lingkungan

Perawat Puskesmas melakukan kerjasama/konsultasi dengan berbagai pihak terutama tenaga kesehatan lain untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat baik di sarana kesehatan maupun di keluarga/masyarakat.

8. Konsultan

Perawat Puskesmas memberikan nasehat profesional, pelayanan, atau informasi kepada pasien/klien untuk menolong memecahkan masalah yang cakupannya lebih luas atau meningkatkan keterampilan pasien/klien.

9. Advokasi

Perawat Puskesmas mampu melakukan advokasi dalam rangka pemberdayaan pasien/klien dan peningkatan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien/klien. Kegiatan yang dilakukan oleh Perawat Puskesmas seperti: merencanakan pelayanan kesehatan untuk pasien/klien yang tidak mampu, menjangkau pelayanan kesehatan dengan melakukan pendekatan kepada pengambil keputusan.


(40)

10. Manajer Kasus

Perawat Puskesmas menggunakan kemampuan untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan lain untuk mencapai tujuan asuhan. Manajemen yang efektif dapat menolong mencapai tujuan dalam setiap tingkatan pencegahan. Kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan supervisi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien/klien maupun terhadap anggota tim lainnya, seperti: kader kesehatan, anggota keluarga.

11. Peneliti

Perawat Puskesmas seharusnya mengidentifikasi masalah kesehatan yang ditemukan dan mencari solusi yang terbaik melalui proses penyelidikan yang ilmiah dan memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu pelayanan. 12. Pemimpin dan Pembaharu

Perawat Puskesmas diharapkan mampu mempengaruhi klien dan pihak lain untuk mencapai tujuan pelayanan yang telah ditetapkan dan berupaya menciptakan perubahan. Kegiatan ini dilakukan antara lain: (a) Memberi masukan proses pengambilan keputusan untuk pasien/klien dan anggota tim lain, (b) Menstimulasi minat terhadap promosi kesehatan melalui asuhan keperawatan pada tingkat pencegahan, (c) Membagi (share) informasi terkait dengan promosi kesehatan kepada pasien/klien dan tenaga kesehatan lain, (d) Mendukung program promosi kesehatan (Depkes RI, 2006).


(41)

2.3. Teori Tentang Puskesmas

2.3.1. Pengertian dan Fungsi Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes RI, 2004).

Adapun fungsi dari Puskesmas pada saat sekarang ini, antara lain: 1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya mengerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektoral termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan dan mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau


(42)

pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama tersebut meliputi:

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk Puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain: promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa


(43)

masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya (Depkes RI, 2004).

2.3.2. Upaya Kesehatan Puskesmas

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni: Terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat. Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduannya bila di tinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni:

1. Upaya kesehatan wajib

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah: upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dan upaya pengobatan.

2. Upaya kesehatan pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan, meliputi: upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan olah raga, upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, dan upaya kesehatan usia lanjut, serta upaya pembinaan pengobatan tradisional (Depkes RI, 2004).


(44)

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta pencatatan pelaporan tidak termasuk karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas (Depkes RI, 2004).

2.4. Teori Tentang Kinerja

2.4.1. Pengertian Kinerja dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kinerja Kinerja adalah suatu hasil kerja yang di capai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dan didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2005). Gibson et.all (1997) menyampaikan model teori kinerja dan melakukan analisa terhadap sejumlah variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja atau prestasi individu. Secara teoritis ada 3 variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu, yaitu:

1. Variabel individu terdiri dari: kemampuan dan ketrampilan, latar belakang pribadi dan demografis. Sub variabel dari kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Sedangkan variabel demografis mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja individu. 2. Variabel organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan

desain pekerjaan. Variabel organisasi ini digolongkan berefek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu.


(45)

3. Variabel psikologis terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel psikologis ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan demografis (Gibson et.all, 1997).

2.4.2. Penilaian Kinerja

Menurut Bernardin dan Russel (1993) dalam Gomes (2003) penilaian kinerja adalah cara mengukur konstribusi individu (karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja.

Penilaian kinerja adalah proses yang di pakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan (Henri, 2006).

Metode penilaian kinerja atau performance appraisal, meliputi: 1. Metode penilaian berorientasi masa lalu

Ada beberapa metode penilaian untuk menilai prestasi kerja karyawan di waktu yang lalu, yakni:

a. Rating scale

Pada metode ini evaluasi subjektif dilakukan oleh penilai terhadap prestasi kerja karyawan dengan skala tertentu mulai dari rendah sampai dengan tinggi.

Formulir penilaian biasanya di isi langsung oleh atasan dengan menandai tanggapan paling sesuai untuk setiap dimensi pelaksanaan kerja. Tanggapan penilaian bisa diberikan dengan nilai numerik agar memungkinkan skor rata-rata dihitung dan diperbandingkan di antara para karyawan. Penilaian terhadap


(46)

aspek penilaian disini meliputi: sangat baik dengan skor 5, baik dengan skor 4, sedang dengan skor 3, jelek dengan skor 2, dan sangat jelek dengan skor 1. b. Checklist

Metode penilaian ini dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai. Penilai tinggal memilih kalimat atau kata yang menggambarkan prestasi kerja karyawan. Pemberian bobot memungkinkan penilaian dapat dikuantifikasikan sehingga skor total dapat ditentukan. Bobot dalam kurung biasanya di hilangkan dari formulir yang digunakan oleh penilai.

c. Critical incident method

Metode peristiwa kritis merupakan metode penilaian yang berdasarkan catatan penilai yang menggambarkan perilaku karyawan sangat baik atau sangat jelek dalam melaksanakan pekerjaan. Catatan-catatan ini disebut dengan peristiwa-peristiwa kritis. Peristiwa-peristiwa-peristiwa diklasifikasikan menjadi berbagai kategori, seperti pengendalian keamanan, pengawasan sisa bahan atau pengembangan karyawan.

d. Field review method

Agar tercapai penilaian yang lebih terstandarisasi, penilai dapat melakukan metode peninjauan lapangan. Bagian personalia mendapat informasi khusus dari atasan langsung tentang prestasi kerja karyawan. Evaluasi di kirim kepada penyelia untuk review, perubahan, persetujuan dan pembahasan dengan karyawan atau pekerja yang di nilai.


(47)

e. Tes dan observasi prestasi kerja

Metode ini dilakukan bila jumlah pekerjaan terbatas, penilaian prestasi kerja didasarkan kepada tes pengetahuan dan keterampilan.

Tes dapat secara tertulis atau peragaan keterampilan. Agar berguna tes harus reliabel dan valid.

f. Metode evaluasi kelompok

Metode penilaian kelompok berguna untuk pengambilan keputusan kenaikan upah, promosi dan berbagai bentuk penghargaan organisasional karena dapat menghasilkan rangking karyawan dari yang terbaik sampai terjelek.

2. Metode penilaian berorientasi masa depan

Penilaian yang berorientasi masa depan memusatkan pada prestasi kerja di waktu yang akan datang melalui proses penilaian potensi karyawan di masa mendatang. Teknik-teknik yang bisa digunakan adalah:

a. Penilaian diri (self-appraisals)

Tehnik evaluasi ini berguna bila tujuan evaluasi adalah untuk melanjutkan pengembangan diri. Bila karyawan menilai dirinya, perilaku defensif cenderung tidak terjadi, sehingga upaya perbaikan diri juga cenderung dilaksanakan.

b. Penilaian psikologis (psychological appraisals)

Penilaian ini umumnya terdiri dari: wawancara mendalam, tes psikologis, diskusi dengan atasan langsung dan review evaluasi-evaluasi lainnya. Evaluasi terhadap intelektual, emosi, motivasi karyawan dan karakteristik hubungan


(48)

pekerjaan lainnya sebagai hasil penilaian diharapkan dapat menjadi perkiraan prestasi kerja karyawan pada masa yang akan datang.

c. Pendekatan Management By Objectives (MBO)

Pendekatan ini dilakukan melalui setiap karyawan dan penyelia secara bersama-sama menetapkan tujuan atau sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang. Kemudian dengan menggunakan sasaran-sasaran tersebut, penilaian prestasi kerja dilakukan secara bersamaan juga.

d. Tehnik pusat penilaian

Assessment centers adalah bentuk penilaian karyawan yang distandarisasikan, dimana tergantung kepada berbagai tipe penilaian dari penilai. Penilaian meliputi: wawancara secara mendalam, tes psikologi, diskusi kelompok, simulasi untuk mengevaluasi potensi karyawan di waktu yang akan datang (Handoko, 2000).

3. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)

Metode penilaian yang digunakan dalam penilaian kinerja tidak ada kesepakatan para ahli. Lazimnya metode penilaian kinerja pada pegawai negeri yang sudah baku secara umum di Indonesia yakni: daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3). DP3 adalah suatu daftar yang memuat hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan calon/pegawai yang dilaksanakan sebagai usaha untuk lebih menjamin objektivitas dalam pembinaan pegawai atau personel berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja.


(49)

Unsur-unsur penilaian kinerja yang terdapat pada DP3 adalah: (1) kesetiaan, (2) prestasi kerja, (3) tanggung jawab, (4) ketaatan, (5) kejujuran, (6) kerjasama, (7) prakarsa, (8) kepemimpinan (Ilyas, 2001).

2.5. Landasan Teoritis

Landasan teoritis penelitian ini adalah Pedoman Peningkatan Kinerja Perawat di Puskesmas (Panduan bagi Kabupaten/Kota) dari Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Depkes RI Tahun 2006. Dalam pelaksanaan kegiatan, Perawat Puskesmas diharapkan mempunyai kompetensi minimal dalam: (1) Promosi kesehatan dalam rangka pemberdayaan individu, keluarga, kelompok/masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri, (2) Pengamatan penyakit menular dan tidak menular (surveillance) khususnya mengidentifikasi faktor resiko terjadinya penyakit/masalah kesehatan; menemukan kasus secara dini, mengidentifikasi, pelacakan; melaporkan kasus, (3) Pelayanan asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga, kelompok/masyarakat dengan masalah kesehatan prioritas terkait dengan komitment global, nasional, maupun daerah (P2M, Gizi, KIA-KB, Kesling, dan lainnya), antara lain: (a) Tindakan keperawatan langsung (direct care), (b) Pendidikan/penyuluhan kesehatan, (c) Pengobatan dasar sesuai kewenangan dan tata laksana standar, (d) Penanggulangan gawat darurat dasar termasuk penanggulangan bencana alam, (e) Pencegahan infeksi. (4) Memotivasi individu, keluarga, kelompok masyarakat dalam pembentukan pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat (contoh Posyandu, Posyandu Usila, Pos obat desa, dan lainnya). (5)


(50)

Membina pelayanan kesehatan yang bersumber daya masyarakat, misalnya melakukan pembinaan pelayanan Posyandu, Posyandu Usila, Pos obat desa, dan lainnya) di wilayah kerjanya. (6) Konseling keperawatan/kesehatan terhadap individu dan keluarga untuk membantu memecahkan masalah. (7) Pelatihan dan atau penyegaran kader/masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja. (8) Kerjasama tim dengan tenaga kesehatan lain, baik lintas program maupun lintas sektor. (9) Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan baik oleh Perawat dan masyarakat. (10) Pendokumentasian kegiatan termasuk pencatatan dan pelaporan sesuai ketentuan.

2.6. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan landasan teoritis, maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen Kompetensi Perawat:

Pengetahuan Sikap

Keterampilan

Kinerja Perawat


(51)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survei dengan tipe explanatory research,

untuk menganalisis pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu: Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan terhadap Kinerja Perawat dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010, melalui pengujian hipotesis (Masri dan Effendi, 1989).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di seluruh Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan lokasi penelitian ini, oleh karena penelitian seperti ini belum pernah dilakukan di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang.

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari 2010 sampai dengan Juli 2010.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Perawat yang bertugas di 31 Puskesmas Kabupaten Deli Serdang sejumlah 564 orang.

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini digunakan tehnik Stratified random sampling. Sehingga elemen-elemen populasi dalam kelompok tidak


(52)

overlapping, kemudian memilih sebuah sampel secara random dari tiap stratum

(Nazir, 2003).

Rumus perhitungan besar sampel dengan mengestimasikan proporsi dalam penelitian ini dengan metode alokasi proporsional, yaitu:

N Σ [ Ni pi (1− pi) ] B²

n = D = (Estimasi terhadap mean)

N² D + Σ [ Ni pi (1− pi)] 4

564 (107,16) (0,05)²

n = D = D = 0,000625

(564)² x 0,000625 + 107,16 4

60.460,8

n = n = 197,5 n = 198 306,01

Keterangan:

N = Total populasi

Ni = Total subpopulasi dari stratum ke-i

Pi = Total unit sampling pada suatu kategori tertentu dalam stratum ke-i B = Bound of error

Rumus alokasi sample secara proporsional, untuk masing-masing strata (strata ke-i) adalah :

Keterangan:

ni = Jumlah subsampel dalam strata ke-i Ni= Jumlah subpopulasi dalam strata ke-i N = Total populasi

n = Jumlah sampel Ni

ni = x n N

Sesuai dengan rumus alokasi sampel di atas, maka dapat di lihat distribusi besar sampel di setiap Puskesmas pada Tabel 3.1 di bawah ini:


(53)

Tabel. 3.1. Pengambilan Sampel Penelitian Berdasarkan Puskesmas di Kabupaten Deli Serdang

No Nama Puskesmas Jumlah Sub Populasi (Ni) Jumlah Sub Sampel (ni)

1 Pagar Jati 9 3

2 Lubuk Pakam 13 5

3 Karang Anyer 17 6

4 Sei Mencirim 22 8

5 Mulio Rejo 23 8

6 Sei Semayang 9 3

7 Pancur Batu 42 15

8 Suka Raya 17 6

9 Galang 14 5

10 Petumbukan 8 3

11 Pagar Merbau 12 4

12 Tanjung Morawa 14 5

13 Dalu Sepuluh 22 8

14 Hamparan Perak 19 7

15 Kota Datar 10 4

16 Tanjung Rejo 18 6

17 Bandar Khalifah 31 11

18 Gunung Meriah 7 2

19 Sibolangit 17 6

20 Bandar Baru 8 3

21 Sibiru-Biru 16 6

22 Namo Rambe 23 8

23 Pantai Labu 5 2

24 Batang Kuis 25 9

25 Pematang Johar 13 5

26 Patumbak 7 2

27 Deli Tua 9 3

28 Kutalimbaru 16 6

29 Bangun Purba 7 2

30 Talun Kenas 13 5

31 Tiga Juhar 7 2

Total N = 564 ni = 168

Berdasarkan Tabel 3.1 di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 168 orang.


(54)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdiri dari: Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan terhadap Kinerja Perawat, yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen tertulis dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang.

Sebelum pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner. Uji ini dilakukan pada 10 responden di Puskesmas Kabupaten Serdang Bedagai pada Desember 2009 yang mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan karakteristik responden di tempat penelitian.

Validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai ataupun ukuran yang diperoleh benar–benar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel.

Cara mengukur validitas data yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total berdasarkan hasil pengukuran reability dengan melihat nilai item corrected total correlation, dengan ketentuan: (1) Jika nilai r hitung > r tabel (>0,632), maka dinyatakan valid, dan (2) Jika nilai r hitung < r tabel (<0,632), maka dinyatakan tidak valid.


(55)

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat di percaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan: (1) Jika nilai r Alpha > r tabel(>0,80), maka dinyatakan reliabel, dan (2) Jika nilai r Alpha < r tabel (<0,80), maka dinyatakan tidak reliabel.

Hasil uji validitas dan reabilitas instrument penelitian dapat di lihat pada Tabel 3.2 dibawah ini:

Tabel. 3.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Item Pertanyaan Nilai Corrected Item Total Keputusan

(1) Variabel Pengetahuan

Pengetahuan 1 0,9208 Valid

Pengetahuan 2 0,9386 Valid

Pengetahuan 3 0,8081 Valid

Pengetahuan 4 0,8181 Valid

Pengetahuan 5 0,9208 Valid

Pengetahuan 6 0,9785 Valid

Pengetahuan 7 0,9172 Valid

Pengetahuan 8 0,7482 Valid

Pengetahuan 9 0,9386 Valid

Pengetahuan 10 0,9386 Valid

Pengetahuan 11 0,7482 Valid

Pengetahuan 12 0,8942 Valid

Pengetahuan 13 0,9802 Valid

Pengetahuan 14 0,8081 Valid

Pengetahuan 15 0,8659 Valid

Pengetahuan 16 0,8181 Valid

Pengetahuan 17 0,9172 Valid

Nilai Alpha Cronbach’s 0,9757 Reliabel

(2) Variabel Sikap

Sikap 1 0,8160 Valid

Sikap 2 0,7390 Valid

Sikap 3 0,9077 Valid

Sikap 4 0,9293 Valid


(56)

Tabel. 3.2. Lanjutan

Sikap 7 0,9293 Valid

Sikap 8 0,7925 Valid

Sikap 9 0,7390 Valid

Sikap 10 0,8160 Valid

Sikap 11 0,8160 Valid

Sikap 12 0,9293 Valid

Nilai Alpha Cronbach’s 0,9449 Reliabel

(3) Variabel Keterampilan

Keterampilan 1 0,6533 Valid

Keterampilan 2 0,6533 Valid

Keterampilan 3 0,7775 Valid

Keterampilan 4 0,7849 Valid

Keterampilan 5 0,6733 Valid

Keterampilan 6 0,6560 Valid

Keterampilan 7 0,7663 Valid

Keterampilan 8 0,7775 Valid

Keterampilan 9 0,7019 Valid

Keterampilan 10 0,7663 Valid

Keterampilan 11 0,6533 Valid

Keterampilan 12 0,6448 Valid

Keterampilan 13 0,7849 Valid

Keterampilan 14 0,7775 Valid

Keterampilan 15 0,7663 Valid

Keterampilan 16 0,6560 Valid

Keterampilan 17 0,6533 Valid

Nilai Alpha Cronbach’s 0,9281 Reliabel

(4) Variabel Kinerja

Kinerja 1 0,9255 Valid

Kinerja 2 0,6649 Valid

Kinerja 3 0,7136 Valid

Kinerja 4 0,9255 Valid

Kinerja 5 0,8959 Valid

Kinerja 6 0,7425 Valid

Kinerja 7 0,8652 Valid

Kinerja 8 0,8959 Valid

Kinerja 9 0,6546 Valid

Kinerja 10 0,8971 Valid

Kinerja 11 0,9118 Valid

Kinerja 12 0,6649 Valid


(57)

Berdasarkan Tabel 3.1 di atas, maka secara keseluruhan variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi: Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan serta variabel Kinerja dinyatakan valid dan relialibel, maka kuesioner yang telah di susun dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan data pada penelitian.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel bebas yang nantinya akan mempengaruhi variabel dependen atau variabel tetap. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdiri dari: Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan.

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau dipahami oleh Perawat dalam keperawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas melalui fungsi dan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan dari Puskesmas.

2. Sikap adalah tanggapan atau respon Perawat terhadap peran dan fungsinya di dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas.

3. Keterampilan adalah kesanggupan Perawat dalam menerapkan pengetahuan ke dalam bentuk tindakan keperawatan kesehatan masyarakat berdasarkan kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh seorang Perawat.

3.5.2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel tergantung yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah


(58)

Kinerja Perawat yang di tinjau dari segi: tanggung jawab, disiplin dan pendokumentasian.

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seorang Perawat selama periode tertentu didalam melaksanakan, tugas keperawatan kesehatan masyarakat yang dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti: standar hasil kerja, target, kriteria atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

1. Tanggung jawab adalah kemampuan Perawat di dalam melaksanakan tugas keperawatan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya yang telah dibebankan dengan hasil dan waktu yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

2. Disiplin adalah kemampuan Perawat dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat dapat mematuhi aturan yang ada dengan sebaik-baiknya.

3. Pendokumentasian adalah kegiatan Perawat dalam pencatatan pelaksanaan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat, yang di tulis dengan lengkap, jelas, ringkas, keterangan tanggal dan waktu serta paraf perawat yang melaksanakannya.

3.6. Metode Pengukuran

Metode pengukuran variabel bebas yakni: Kompetensi sumber daya manusia yang meliputi: Pengetahuan, Sikap, Keterampilan di ukur melalui pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, dengan tehnik pilihan jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Ragu – Ragu (RR) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.


(59)

Metode pengukuran variabel dependen yakni: Kinerja Perawat di ukur melalui pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, dengan tehnik pilihan jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Ragu – Ragu (RR) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.

Untuk pengkategorian skala interval variabel independen dan variabel dependen, mengacu kepada rumus perhitungan skala interval yakni:

Skor tertinggi – Skor terendah i =

Jumlah kelas

Variabel Pengetahuan dikategorikan menjadi 3 (tiga) kelas interval yaitu: (1) kategori kelas interval kurang, bila skor yang di peroleh responden adalah 17 – 39, (2) kategori kelas interval sedang, bila skor yang di peroleh responden adalah 40 – 62, (3) kategori kelas interval baik, bila skor yang di peroleh responden adalah 63 – 85.

Variabel sikap dikategorikan menjadi 3 (tiga) kelas interval yaitu: (1) kategori kelas interval kurang, bila skor yang di peroleh responden adalah 12 – 27, (2) kategori kelas interval sedang, bila skor yang di peroleh responden adalah 28 – 43, (3) kategori kelas interval baik, bila skor yang di peroleh responden adalah 44 – 60.

Variabel Keterampilan dikategorikan menjadi 3 (tiga) kelas interval yaitu: (1) kategori kelas interval kurang, bila skor yang di peroleh responden adalah 17 – 39, (2) kategori kelas interval sedang, bila skor yang di peroleh responden adalah 40 –


(60)

62, (3) kategori kelas interval baik, bila skor yang di peroleh responden adalah 63 – 85.

Variabel Kinerja Perawat dikategorikan menjadi 3 (tiga) kelas interval, yaitu: (1) kategori kelas interval kurang, bila skor yang di peroleh responden adalah 12 – 27, (2) kategori kelas interval sedang, bila skor yang di peroleh responden adalah 28 – 43, (3) kategori kelas interval baik, bila skor yang di peroleh responden adalah 44 – 60.

3.7. Metode Analisis Data

Setelah data dikumpulkan maka data selanjutnya akan di analisis dengan menggunakan tehnik analisis, sebagai berikut:

1. Analisis Univariat, merupakan analisis yang menitikberatkan pada penggambaran atau deskripsi data yang telah di peroleh. Menggambarkan distribusi frekwensi dan persentase dari masing-masing variabel, sehingga di dapat gambaran tentang Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kinerja Perawat dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang.

2. Analisis Bivariat, untuk melihat hubungan atau perbedaan data distribusi atau data proporsi antara variabel. Analisa ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square (X²) dengan α = 0,05. Bila p < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan).

3. Analisis Multivariat, dengan regresi berganda untuk menguji hipotesis yang diajukan sehingga diketahui Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia yang


(61)

meliputi: Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan secara bersama-sama dalam hubungannya dengan Kinerja Perawat dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang.

Persamaan uji regresi berganda yang digunakan, adalah: ý = a + β1X1 + β2X2 + β3X3

Dimana:

ý = Variabel dependen (Kinerja Perawat) a = Konstanta

β1-β3 = Koefisiensi regresi X1 = Pengetahuan Perawat X2 = Sikap Perawat


(62)

(63)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di seluruh Puskesmas Kabupaten Deli Serdang. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang terletak pada posisi 20570 Lintang Utara, 30 160 Lintang Selatan dan antara 980 330 – 990 270 Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.497,72 KM2 dengan batas wilayah, sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun. c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Karo. d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai.

Secara administratif Kabupaten Deli Serdang terdiri dari 22 Kecamatan, dan 403 Desa/Kelurahan.

Secara demografi Kabupaten Deli Serdang mempunyai jumlah penduduk sebanyak 1.686.366 jiwa yang terdiri laki-laki 847.629 jiwa, dan perempuan 838.737 jiwa, dan jumlah rumah tangga sebanyak 371.446 rumah tangga.

Berdasarkan sarana pelayanan kesehatan, diketahui jumlah Puskesmas sebanyak 31 Puskesmas yang tersebar di seluruh Kecamatan pada Kabupaten Deli Serdang.


(64)

4.2. Karakteristik Perawat

Karakteristik Perawat di lihat dari umur, jenis kelamin, dan masa kerja. Variabel umur didasarkan pada skala interval dan dikategorikan menjadi 26 - 32 tahun dan 33 - 39 tahun, demikian juga dengan variabel masa kerja didasarkan pada skala ratio dikategorikan menjadi < 10 tahun dan > 10 tahun. Hasil penelitian dapat di lihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Karakteristik Perawat di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

No Karakteristik Perawat Jumlah (n) Persentase (%) Umur

1. 26 - 32 Tahun 102 60,7

2. 33 - 39 Tahun 66 39,3

Total 168 100,0

Jenis Kelamin

1. Laki-laki 22 13,1

2. Perempuan 146 86,9

Total 168 100,0

Masa Kerja

1. ≤ 10 Tahun 89 53,0

2. > 10 Tahun 79 47,0

Total 168 100,0

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar Perawat berusia 26 – 32 tahun yaitu sebanyak 102 orang (60,7%), dan sebagian besar Perawat merupakan perempuan yaitu sebanyak 146 orang (86,9%), dengan masa kerja mayoritas ≤ 10 tahun yaitu sebanyak 89 orang (53,0%).


(65)

4.3. Kompetensi Perawat a. Pengetahuan

Variabel pengetahuan dalam penelitian ini didasarkan pada skala Likert dari 17 pertanyaan dengan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), ragu-ragu (RR), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Hasil penelitian dapat di lihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Indikator Pengetahuan Perawat

SS S RR TS STS

Indikator Pengetahuan

n % n % n % n % n % Identifikasi penyebab penyakit 22 13,2 31 18,4 84 50,0 13 7,9 18 10,5 Pengkajian data penyakit menular 4 2,6 40 23,7 71 42,1 31 18,4 22 13,2 Sumber potensi penularan penyakit 31 18,4 35 21,1 58 34,2 13 7,9 31 18,4 Penyuluhan pada keluarga 22 13,2 53 31,6 66 39,5 18 10,5 9 5,3 Memberikan tindakan P3K 9 5,3 22 13,2 97 57,9 22 13,2 18 10,5 Kerjasama dengan Dokter 44 26,3 22 13,2 71 42,1 9 5,3 22 13,2 Jadwal Posyandu 44 26,3 35 21,1 35 21,1 31 18,4 22 13,2 Paham tugas dan tanggung jawabnya 35 21,1 27 15,8 49 28,9 18 10,5 40 23,7 Membina dan melatih kader Posyandu 53 31,6 18 10,5 35 21,1 22 13,2 40 23,7 Melaksanakan pelayanan di Posyandu 35 21,1 31 18,4 35 21,1 22 13,2 44 26,3 Menyusun program UKS 49 28,9 22 13,2 40 23,7 18 10,5 40 23,7 Pemeriksaan kesehatan siswa 35 21,1 31 18,4 44 26,3 13 7,9 44 26,3 Membina Dokter kecil sekolah 40 23,7 22 13,2 66 39,5 9 5,3 31 18,4 Membina kesehatan lingkungan 27 15,8 31 18,4 53 31,6 18 10,5 40 23,7 Sasaran dan siapkan vaksin imunisasi 18 10,5 40 23,7 58 34,2 13 7,9 40 23,7 Memberikan imunisasi 27 15,8 31 18,4 53 31,6 22 13,2 35 21,1 Memberikan KIE tentang imunisasi 31 18,4 44 26,3 35 21,1 31 18,4 27 15,8

Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju (26,3%) tentang Perawat penting bekerja sama dengan Dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan, dan mayoritas sangat setuju dengan penentuan jadwal Posyandu dengan baik (26,3%), mayoritas (31,6%) sangat setuju Perawat penting membina dan melatih kader Posyandu, mayoritas (28,9%) sangat setuju bahwa seorang Perawat


(1)

KINERJA 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Setuju 36 21,1 21,1 21,1

Setuju 53 31,6 31,6 52,6

Ragu-Ragu 35 21,1 21,1 73,7

Tidak Setuju 22 13,2 13,2 86,8

Sangat Tidak Setuju 22 13,2 13,2 100,0

Total 168 100,0 100,0

KINERJA 11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Setuju 36 21,1 21,1 21,1

Setuju 31 18,4 18,4 39,5

Ragu-Ragu 62 36,8 36,8 76,3

Tidak Setuju 4 2,6 2,6 78,9

Sangat Tidak Setuju 36 21,1 21,1 100,0

Total 168 100,0 100,0

KINERJA 12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Setuju 13 7,9 7,9 7,9

Setuju 48 28,9 28,9 36,8

Ragu-Ragu 44 26,3 26,3 63,2

Tidak Setuju 13 7,9 7,9 71,1

Sangat Tidak Setuju 48 28,9 28,9 100,0

Total 168 100,0 100,0

VARIABEL KINERJA

Frequency

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik

53

31,6

31,6

31,6

Sedang

71 42,1 42,1

73,7

Kurang

44 26,3 26,3

100,0


(2)

HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN KINERJA PERAWAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KINERJA

Crosstabs

KINERJA

BAIK SEDANG KURANG TOTAL

Count 22 4 9 35

% within

PENGETAHUAN

62,5% 12,5% 25,0% 100,0% BAIK

% of Total 13,2% 2,6% 5,3% 21,1%

Count 22 44 9 75

% within

PENGETAHUAN

29,4% 58,8% 11,8% 100,0% SEDANG

% of Total 13,2% 26,3% 5,3% 44,7%

Count 9 22 27 58

% within

PENGETAHUAN

15,4% 38,5% 46,2% 100,0% PENGETAHUAN

KURANG

% of Total 5,3% 13,2% 15,8% 34,2%

Count 53 70 45 168

% within

PENGETAHUAN

31,6% 42,1% 26,3% 100,0% TOTAL

% of Total 31,6% 42,1% 26,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig (2-sided)

Pearson Chi-Square

9,679 a

4

,046

Likelihood Ratio

9,909

4

,042

Linear-by-Linear

Association

4,382

1

,036

N of Valid Cases

168

a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

2,11.

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's Rank ,344 ,167 2,199 ,034 c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,351 ,165 2,252 ,031 c N of Valid Cases 168

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.


(3)

HUBUNGAN SIKAP DENGAN KINERJA

Crosstab

KINERJA

BAIK SEDANG KURANG TOTAL

Count 36 22 4 62

% within SIKAP 57,1% 35,7% 7,1% 100,0% BAIK

% of Total 21,1% 13,2% 2,6% 36,8%

Count 13 18 9 40

% within SIKAP 33,3% 44,4% 22,2% 100,0% SEDANG

% of Total 7,9% 10,5% 5,3% 23,7%

Count 4 31 31 66

% within SIKAP 6,7% 46,7% 46,7% 100,0% SIKAP

KURANG

% of Total 2,6% 18,4% 18,4% 39,5%

Count 53 71 44 168

% within SIKAP 31,6% 42,1% 26,3% 100,0% TOTAL

% of Total 31,6% 42,1% 26,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig (2-sided)

Pearson Chi-Square

9,679 a

4

,046

Likelihood Ratio

9,909

4

,042

Linear-by-Linear

Association

4,382

1

,036

N of Valid Cases

168

a. 7 cells (77,8%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,37.

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's Rank ,344 ,167 2,199 ,034 c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,351 ,165 2,252 ,031 c N of Valid Cases 168

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.


(4)

HUBUNGAN KETERAMPILAN DENGAN KINERJA

Crosstab

KINERJA

BAIK SEDANG KURANG TOTAL

Count 35 13 0 48

% within KETERAMPILAN 72,7% 27,3% ,0% 100,0% BAIK

% of Total 21,1% 7,9% ,0% 28,9%

Count 9 27 4 40

% within KETERAMPILAN 22,2% 66,7% 11,1% 100,0% SEDANG

% of Total 5,3% 15,8% 2,6% 23,7%

Count 9 31 40 80

% within KETERAMPILAN 11,1% 38,9% 50,0% 100,0% KETERAMPILAN

KURANG

% of Total 5,3% 18,4% 23,7% 47,4%

Count 53 71 44 168

% within KETERAMPILAN 31,6% 42,1% 26,3% 100,0% TOTAL

% of Total 31,6% 42,1% 26,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig (2-sided)

Pearson Chi-Square

9,679 a

4

,046

Likelihood Ratio

9,909

4

,042

Linear-by-Linear

Association

4,382

1

,036

N of Valid Cases

168

a. 7 cells (77,8%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,37.

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Interval by Interval Pearson's Rank ,344 ,167 2,199 ,034 c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,351 ,165 2,252 ,031 c N of Valid Cases 1688

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.


(5)

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA

Regression

Variables Entered/Removed b

Model Variables Entered Variables Removed Method 1 KETERAMPILAN,

PENGETAHUAN, . Enter SIKAP a

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: KINERJA

Model Summary b

Change Statistics Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,741 a ,549 ,509 ,539 ,549 13,811 3 34 ,000

a. Predictors: (Constant), KETERAMPILAN, PENGETAHUAN, SIKAP b. Dependent Variable: KINERJA

ANOVA b

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Residual 12,026 3 4,009 13,811 ,000 a

Regression 9,869 34 ,290

Total 21,895 37

a. Predictors: (Constant), KETERAMPILAN, PENGETAHUAN, SIKAP b. Dependent Variable: KINERJA

Coefficients a

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients Model

B Std. Error Beta

t Sig.

1 (Constant) ,032 ,337 ,095 ,925

PENGETAHUAN ,139 ,126 ,134 1,102 ,278

SIKAP ,311 ,106 ,358 2,925 ,006

KETERAMPILAN ,453 ,107 ,509 4,240 ,000 a. Dependent Variable: KINERJA


(6)

Residuals Statistics a

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value ,93 2,74 1,95 ,570 168

Residual -1,15 1,07 ,00 ,516 168

Std. Predicted Value -1,776 1,391 ,000 1,000 168 Std. Residual -2,132 1,977 ,000 ,959 168 a. Dependent Variable: KINERJA

NORMALITAS DATA

Dependent Variable: KINERJA Histogram

Regression Standardized Residual 2,00 1,50 1,00 ,50 0,00 -,50 -1,00 -1,50 -2,00 Frequency

4 10

8 6

2 0

Std. Dev = ,96 Mean = 0,00 N = 168,00

Expected Cum Prob

1,0 ,8

,5 ,3

0,0 0,0

,3 ,5 ,8 1,0

Observed Cum Prob

Dependent Variable: KINERJA