2
2.2.1. Naskhi
Menurut Didin Sirojuddin 2006, Kaligrafi gaya Naskhi paling sering dipakai umat Islam, baik untuk menulis naskah keagamaan
maupun tulisan sehari-hari. Gaya Naskhi termasuk gaya penulisan kaligrafi tertua. Sejak kaidah penulisannya dirumuskan secara
sistematis oleh Ibnu Muqlah pada abad ke-10, gaya kaligrafi ini sangat populer digunakan untuk menulis mushaf Alquran sampai sekarang.
Karakter hurufnya sederhana, nyaris tanpa hiasan tambahan,
sehingga mudah ditulis dan dibaca.
2.2.2. Tsuluts
Menurut Didin Sirojuddin 2006, Seperti halnya gaya Kufi, kaligrafi gaya Tsuluts diperkenalkan oleh Ibnu Muqlah yang
Gbr. II.2. Gaya Tsuluts Sumber : http:www.noqtahcalligraphy.com
Gbr. II.1. Gaya Naskhi Sumber : http:www.noqtahcalligraphy.com
3
merupakan seorang menteri wazir di masa Kekhalifahan Abbasiyah. Tulisan kaligrafi gaya Tsuluts sangat ornamental, dengan banyak
hiasan tambahan dan mudah dibentuk dalam komposisi tertentu untuk memenuhi ruang tulisan yang tersedia. Karya kaligrafi yang
menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis dalam bentuk kurva, dengan kepala meruncing dan terkadang ditulis dengan gaya sambung dan
interseksi yang kuat. Karena keindahan dan keluwesannya ini, gaya Tsuluts banyak digunakan sebagai ornamen arsitektur masjid, sampul
buku, dan dekorasi interior.
2.2.3. Farisi
Menurut Didin Sirojuddin 2006, Seperti tampak dari namanya, kaligrafi gaya Farisi dikembangkan oleh orang Persia dan menjadi
huruf resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi sampai sekarang. Kaligrafi Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa
harakat, dan kepiawaian penulisnya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebal-tipis huruf dalam takaran yang tepat. Gaya ini
banyak digunakan sebagai dekorasi eksterior masjid di Iran, yang biasanya dipadu dengan warna-warni Arabes.
2.2.4. Riq’ah
Menurut Didin Sirojuddin 2006, Kaligrafi gaya Riq’ah
merupakan hasil pengembangan kaligrafi gaya Naskhi dan Tsuluts.
Gbr.II.3. Gaya Farisi Sumber : http:www.noqtahcalligraphy.com
4
Sebagaimana halnya dengan tulisan gaya Naskhi yang dipakai dalam tulisan sehari-hari.
Riq’ah dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Utsmaniyah, lazim pula digunakan untuk tulisan tangan biasa atau untuk kepentingan
praktis lainnya. Karakter hurufnya sangat sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis cepat.
2.2.5. Ijazah Raihani