Studi Komparatif Khat Diwani Dengan Khat Diwani Jali “Ditinjau Dari Bentuk Penulisan”
STUDI KOMPARATIF
KHAT DIWANI
DENGAN
KHAT DIWANI JALI
“Ditinjau Dari Bentuk Penulisan”
SKRIPSI SARJANA
O
L
E
H
YAZIR BADRES
010704008
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB
MEDAN
(2)
KATA PENGANTAR
ﻢﺴﺑ
ﷲا
ﻤ ﺮ ا
ﻢ ﺮ ا
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya kepada penulis, baik yang berupa kesehatan dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pula shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga kita termasuk ke dalam orang yang akan di beri-Nya syafaat kelak.
Skripsi ini berjudul “Studi Komparatif Khat Diwani Dengan Khat Diwani Jali Ditinjau Dari Bentuk Penulisan”. Penulis memilih judul ini, karena penulis tertarik untuk membandingkan kedua jenis Khat Diwani dengan Khat Diwani Jali ditinjau dari bentuk penulisannya. Setiap jenis kaligrafi mempunyai ciri-ciri bentuk penulisan tersendiri, begitu juga halnya dengan kedua jenis kaligrafi ini. Apalagi hal ini sama sekali belum pernah diteliti oleh mahasiswa Program Studi Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S.) pada Program Studi Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan, yang disebabkan karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan penulis dalam memahami dan menyampaikan sesuatu. Oleh karena itu, penulis dengan sepenuh hati meminta saran dan kritik dari semua pihak. Penulis juga berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang ingin mendalami hal-hal yang berhubungan dengan kaligrafi Arab.
Medan, 23 Juni 2008
Penulis
(3)
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kemudian shalawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita termasuk ke dalam orang yang akan di beri-Nya syafaat kelak.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis dengan hati yang tulus menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua saya Farid Badres & Ridawaty, serta nenek saya Nadra, berkat iringan doa, semangat, motivasi dan segenap kasih sayang yang tidak akan pernah habis. 2. Abang dan adik saya; Qaddafi Badres, Heykal Badres & Jihan Badres dan sepupu
saya Rika Purnama Sari, thank you guys for everything, kalian semua mempunyai arti yang sangat besar. Serta keponakan saya Jibril Badres, yang telah memberikan insipirasi dan motivasi kepada saya.
3. Bapak Drs. Syaifuddin M.A. Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Khairawati M.A. Ph.D selaku Ketua Jurusan Program Studi Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Mahmud Khudri M.Hum selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Drs. Suwarto M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I dan bapak Ahmad Fauzan Lubis Lc selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan kesempatannya untuk membimbing dan memberikan inspirasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.
7. Kakanda Cut Intan dan saudara Andika yang telah membantu penulis dalam bidang administrasi dan penulisan skripsi.
8. Bapak ustad Syahrial, yang telah mengajarkan kepada saya tentang ilmu-ilmu agama.
9. Saudara Amri Lubis, Elvin Sitorus, dan bang Jek yang telah mendukung dan memberikan motivasi bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.
(4)
10.Sahabat-sahabat saya yang tergabung dalam Pagers. Terima kasih atas persahabatan yang telah kalian berikan. Thanks bro.
11.Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA) terutama; Bang Bembeng, Dhani, Ardilles, Luberta, Devriandi, Dinul, Asri, Nuri, Tengku, Rodiah, Devi, Amad, Mael, Zulfan, Jala, serta seluruh mahasiswa Program Studi Bahasa Arab yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
12.Last but not least, wina, terima kasih atas dukungan, semangat dan motivasi yang telah diberikan selama ini.
13.Serta seluruh pihak yang telah memberikan bantuan maupun dukungan secara moril kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Amin ya rabba
l-‛alamin.
Medan, Yazir Badres
(5)
DAFTAR ISI
PEDOMAN TRANSLITERASI
KATA PENGANTAR i
UCAPAN TERIMA KASIH ii
DAFTAR ISI iv
ABSTRAKSI vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 9
1.3. Tujuan Penelitian 10
1.4. Manfaat Penelitian 11
1.5. Metode Penelitian 11
1.6. Kerangka Teori 12
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 18
2.1. Pengertian Kaligrafi 18
2.2. Sekilas Sejarah Perkembangan Kaligrafi Arab 21 2.3. Jenis-Jenis Kaligrafi Arab 23
2.4. Khat Diwani 29
2.4.1. Sejarah Munculnya Khat Diwani 29 2.4.2. Ciri-Ciri Khat Diwani 30 2.4.3. Kaedah-Kaedah Penulisan Huruf Hijaiyah Pada Khat
Diwani 32
2.5. Khat Diwani Jali 43
(6)
2.5.2. Ciri-Ciri Khat Diwani Jali 44 2.5.3. Kaedah-Kaedah Penulisan Huruf Hijaiyah Pada Khat
Diwani Jali 47
2.6. Persamaan Dan Perbedaan Khat Diwani Dengan Khat Diwani Jali Ditinjau Dari Bentuk Penulisan 58 2.6.1. Persamaan Khat Diwani Dengan Khat Diwani Jali
Ditinjau Dari Bentuk Penulisan 58 2.6.2. Perbedaan Khat Diwani Dengan Khat Diwani Jali
Ditinjau Dari Bentuk Penulisan 66
BAB III PENUTUP 80
3.1. Kesimpulan 80
3.2. Saran 82
DAFTAR PUSTAKA
(7)
ABSTRAKSI
Yazir Badres, 2008, Studi Komparatif Khat Diwani dengan Khat Diwani Jali ditinjau dari bentuk penulisan. Medan: Program Studi Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
Khat Diwani adalah tulisan yang lembut, gemulai penuh gaya melingkar dan tidak memakai syakal ataupun hiasan dalam penyusunannya. Dan Khat Diwani Jali adalah tulisan yang merupakan pengembangan dari Khat Diwani.
Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan Khat
Diwani dengan Khat Diwani Jali ditinjau dari bentuk penulisan, serta untuk
mengetahui kaedah-kaedah penulisan huruf hijaiyah dari kedua jenis Khat tersebut.
Untuk membahas kedua khat tersebut, penulis melakukan penelitian Studi Kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan Metode Deskriptif serta membandingkannya (Komparatif)
Adapun hasil dari pembahasan tersebut menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan dari kedua jenis Khat tersebut baik dari segi bentuk penulisan maupun dari kaedahnya.
(8)
ABSTRAKSI
Yazir Badres, 2008, Studi Komparatif Khat Diwani dengan Khat Diwani Jali ditinjau dari bentuk penulisan. Medan: Program Studi Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
Khat Diwani adalah tulisan yang lembut, gemulai penuh gaya melingkar dan tidak memakai syakal ataupun hiasan dalam penyusunannya. Dan Khat Diwani Jali adalah tulisan yang merupakan pengembangan dari Khat Diwani.
Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan Khat
Diwani dengan Khat Diwani Jali ditinjau dari bentuk penulisan, serta untuk
mengetahui kaedah-kaedah penulisan huruf hijaiyah dari kedua jenis Khat tersebut.
Untuk membahas kedua khat tersebut, penulis melakukan penelitian Studi Kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan Metode Deskriptif serta membandingkannya (Komparatif)
Adapun hasil dari pembahasan tersebut menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan dari kedua jenis Khat tersebut baik dari segi bentuk penulisan maupun dari kaedahnya.
(9)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Studi artinya penelitian ilmiah, sedangkan komparatif artinya berkenaan atau berdasarkan perbandingan. Jadi secara keseluruhan studi komparatif adalah suatu bidang penelitian ilmiah yang mengkaji berdasarkan perbandingan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 965, 516).
Kaligrafi yang telah dikenal saat ini sebenarnya sudah ada sejak dahulu, yang secara bahasa berasal dari dua suku kata bahasa Yunani, yakni kalios dan graphein yang berarti tulisan indah. Adapun istilah kaligrafi dalam bahasa Inggris adalah calligraphy yang berarti tulisan indah dan seni menulis indah. Kaligrafi dalam bahasa Arab sering disebut
ﻂ ا
/al-khat/, yang berarti garis, tulisan indah. M. Noor Aufa Shiddiq (2003: 3).Dalam konteks ini tulisan memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai alat komunikasi atau komunikasi ide, yang produknya berupa informasi dan ilmu pengetahuan. Kedua, sebagai alat komunikasi ekspresi yanng produknya berupa karya seni. Kedua fungsi ini mempunyai ruang lingkup tersendiri, dengan pendukung sejarah, landasan berpikir dan kejernihan (rasionalitas) tersendiri.
Kaligrafi atau
ﻂ ا
/al-khat/ merupakan salah satu cabang seni Islam yang paling menarik untuk dibicarakan. Salah satu daya tarik yang banyak mendapat perhatian para empu sejarah adalah tentang riuh pertumbuhannya yang heroik, dan boleh jadi “tidak tertandingi” oleh mazhab-mazhab tulisan lain di dunia. D. Sirojuddin AR (2005: 61).(10)
Kaligrafi merupakan apa-apa yang ditulis para ahli dengan sentuhan kesenian. Kaligrafi melahirkan suatu ilmu tersendiri tentang tata cara menulis, yang meneliti tentang tanda-tanda bahasa yang bisa dikomunikasikan, yang ditorehkan secara proporsional dan harmonis, yang dapat dilihat secara kasat mata dan diakui sebagai susunan yang dihasilkan lewat kerja kesenian. Ilham Khoiri R (1999: 50).
Menurut M. Noor Aufa Shiddiq (2003: 3), kaligrafi dipandang sebagai suatu kepandaian untuk mengatur gerakan ujung-ujung jari dengan memanfaatkan pena atau kalam dengan metode atau cara-cara tertentu. Atau yang lebih mendetail, kaligrafi dipandang sebagai ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya, dan tata cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis, bagaimana cara menulisnya, menentukan mana yang tidak perlu tertulis, mengubah ejaan yang perlu diubah, dan menentukan cara untuk mengubahnya.
Kaligrafi adalah suatu kepandaian untuk mengatur gerakan ujung-ujung jari dengan memanfaatkan pena dalam tata cara tertentu. Yang dimaksud dengan “pena” disini adalah pusat gerakan ujung-ujung jari; sementara “tata cara tertentu” merujuk pada semua jenis kaidah-kaidah penulisan. Ilham Khoiri R (1999: 50).
Kaligrafi Arab mulai berkembang setelah turunnya Al Qur’an. Sebab sebelum turunnya Al Qur’an budaya tulis menulis masih jarang, sedangkan budaya hafalan masih lebih kuat melekat dalam pikiran orang-orang Arab. Keadaan bangsa Arab sebelum Islam, yang bukan saja kurang apresiatif terhadap tulisan, tapi dari sisi lain bahkan “anti huruf”. Mungkin “keanehan”, dalam keadaan seperti itu, ketika untuk pertama kali Nabi Muhammad saw menerima wahyu justru berkenaan dengan perintah membaca dan menulis (QS. Al-Alaq : 1-5), sesuatu yang belum akrab dengan tradisi bangsa Arab sebelumnya.
Ternyata bagi bangsa Arab sendiri, ayat-ayat permulaan Al Qur’an yang turun di malam bulan Ramadhan itu lebih merupakan “bom”. Dari kurang mempedulikan baca tulis, mereka memulai pengamalan agama mereka dengan pertama-tama
(11)
mengikis ketertinggalan mereka dalam bidang tersebut. Itulah sebabnya, wahyu permulaan ini dijadikan titik tolak menentukan bagi pertumbuhan tulisan Arab selanjutnya. Sesudah itu, segala pencurahan seniman muslim lebih banyak ditumpahkan pada bidang-bidang garapan kaligrafi, karena kaligrafilah satu-satunya cabang seni Islam yang tidak mendapat “hambatan hukum”, bahkan secara aklamasi diterima menjadi mazhab seni yang dirajakan di dunia Islam.
Begitulah, kehadiran seni kaligrafi atau khat indah disambut dengan puji-puji sebagai sesuatu yang sarat mengandung halawah (gula-gula). Bahkan sesuatu yang mengejutkan, pengagungan ini datang pertama-tama dari mulut junjungan kita, Nabi Muhammad saw. Peran Nabi saw terhadap bidang kaligrafi cukup membuktikan bahwa seni ini menawarkan spektrum gagasan warna yang unik. Sebaliknya sikap sayang Nabi “yang berlebihan” terhadap kaligrafi kebalikan dari sikap-sikapnya terhadap seni-seni yang lain terutama tari dan gambar makhluk hidup menunjukkan bahwa dari sisi keabsahannya kaligrafi sangat valid, di dunia Islam.
Perhatian Nabi saw yang sangat besar terhadap kaligrafi, terpantul dalam ucapan-ucapannya yang mengundang dinamik bagi pemerhati seni ini. Ia mengatakan, “Kaligrafi yang indah menambah kebenaran lebih nyata,” (HR Al Dailami, Musnad al Firdaus). D. Sirojuddin AR (2005: 63).
ّﻂ ا
ا
ﺪ ﺰ
ّ ا
ﺎ ﻮ و
/Al-khattu al-hasanu yazĩdu al-haqqa wudũhãn/ “Tulisan yang bagus akan menambah kebenaran tampak lebih nyata, karena keunggulan” (HR.Dailami, Musnad al-Firdaus)
Perkembangan kaligrafi Arab dapat dibagi dalam enam periode, yaitu sebagai berikut:
(12)
Pertama, muncul gaya
ﻮﻜ ا
/al-kũfĩ/ yang belum ada tanda baca. Pada abad ke-7 M timbul pemikiran mengenai tanda baca tulisan abjad Al Qur’an yang dipelopori seorang ahli bahasa, Abul Aswad Ad-Duali (w. 69 H), yang kemudian usahanya dilanjutkan oleh muridnya sehingga mencapai tahap kesempurnaan. Pada pertengahan abad ke-8 M gayaﻮﻜ ا
/al-kũfĩ/ mencapai keelokan bentuknya sehingga bertahan lebih dari tiga ratus tahun. sampai pada abad ke-11 M gayaﻮﻜ ا
/al-kũfĩ/ telah memperoleh lebih banyak tambahan selain ornamental.Kedua, periode ini dimulai dari akhir kekhalifahan Bani Umayah hingga pertengahan kekuasaan Bani Abbasiyah di Baghdad, yaitu pada khalifah Al Makmun. Pada masa ini muncul modifikasi dan pembentukan gaya-gaya lain selain gaya
ﻮﻜ ا
/al-kũfĩ/. Sehingga dalam tahap perindahan dan pertumbuhan pada periode iniditemukan enam rumusan pokok (
ﺔّ ا
م ﻷا
/al-aqlãm as-sittah/), yaituﺚ ﺜ ا
/aś-śuluś/,ا
/an-naskhi/,ّ ا
/al-muhaqqaq/,نﺎ ﺮ ا
/ar-raihãni/,ا
ﺔ ﺮ
/ar-riq’ah/ danﻮ ا
/at-tauqi/. Selain itu, tercatat sekitar 24 gayaﻂ ا
/al-khat/ yang muncul dan berkembang pada periode ini, bahkan ada yang mencatat bahwa kaligrafi Arab sampai mencapai 36 gaya.Ketiga, periode penyempurnaan dan perumusan kaidah penulisan huruf oleh Abu ‘Ali Muhammad bin Muqlah (w. 328 H/940 M) dan saudaranya Abu Abdullah Hasan bin Muqlah dengan metode
بﻮ
ا
ﻂ ا
/al-khat al-mansũb/ (ukuran standar bentuk kaligrafi), yakni dengan mengukur panjang-pendek goresan, bobot tebal-tipis, ukuran melingkar sampai perhitungan berapa titik yang harus dititik untuk mengukur masing-masing huruf. Inilah yang disebut patokan dasar pola-pola kaedah,(13)
Keempat, periode pengembangan dari rumusan Ibnu Muqlah oleh Ibnu Bawwab, yang nama aslinya Abu Hasan Ali bin Hilal (w. 1022 M), berhasil menemukan gaya lebih gemulai (
ﺎ ا
بﻮ
ا
/al-mansũb al-fãiq/), pertautan yang indah.Kelima, periode pengolahan
ﻂ ا
/al-khat/ dan pemikiran tentang metode hiasan baru dengan penyesuaian pena bambu, yaitu dengan potongan miring, oleh sang Qiblatul Kuttab, Jamaluddin Yaqut al-Musta’shimi (w. 698 H/1298 M). Beliau juga mengolah gayaﺔّ ا
م ﻷا
/al-aqlãm as-sittah/ yang masyhur pada periode kedua dengan sentuhan kehalusan penuh estetik serta mengembalikan kaedah penulisan Ibnu Muqlah (w. 940 M) dan Ibnu Bawab (w.1022 M) pada dasar geometri dan titik yang elok dan populer. Yaqut telah berhasil mengembangkan gaya baru tulisanﺚ ﺜ ا
/aś-śuluś/, yang kemudian masyhur dengan gayaﻮ ﺎ
/Yãqũtĩ/. Di masa inilah para kaligraf dengan penuh antusias mampu menghasilkan ciptaan gaya baru, bahkan hingga ratusan gaya.Keenam, periode munculnya tiga gaya baru pada masa Dinasti Mameluk di
Mesir (1252 – 1517 M) dan Dinasti Safawi di Persia (1502 – 1736 M), yaitu gaya
ا
/at-ta’lĩq/ (رﺎ ا
/al-fãrĩsi/) yang disempurnakan oleh kaligraf Abdul Hayy, gayaا
/an-nasta’lĩq/ (merupakan gabungan antaraا
/an-naskhi denganا
/at-ta’lĩq/) oleh kaligraf Mir Ali, dan gayaﻪ ﻜﺸ ا
/asy-syikasteh/ (berbentuk terpecah-pecah) oleh kaligrafer Darwisi Abdul Majid.(14)
Sumbangan besar lainnya diberikan oleh Syaikh Hamdullah al-Amasi(w. 1520
M) yang dipandang sebagai tokoh kaligrafi terbesar masa Dinasti Utsmaniyah (1281 – 1924 M) di Turki. Muridnya yang berbakat adalah Ahmad Qorohisari (w. 1555 M), sedangkan dari muridnya yang lain Ibrahim Munif (abad ke 15 M/860
H), menemukan gaya
اﻮ ﺪ ا
/ad-dĩwãnĩ/. Kaligrafer kenamaan yang lain adalah Utsman bin ‘Ali (w. 1698 M) yang dikenal sebagai Hafiz Utsman dan menyandang gelar “Syaikh Hamdullah kedua” karena tingkatannya hanya nomor dua di bawah Syaikh Hamdullah al-Amasi. Darinya tercipta gayaﺎ ا
اوﺪ ا
/ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ serta keduanya memimpin deretan kaligrafer terkemuka lainnya.Pada masa-masa berikutnya banyak pula kaligrafer yang tak kalah berbakatnya, bahkan mampu memperoleh tulisan halus sarat nilai seni dan keindahan. Di Baghdad, ada kaligrafer besar, yakni Mushtofa Roqim, Syeikh Musa ‘Azmi atau lebih dikenal dengan Hamid Amidi dan muridnya Hasyim Muhammad al-Baghdadi, yang telah mengupayakan terbentuknya kaedah-kaedah penulisan kaligrafi Arab yang digunakan oleh dunia internasional dan dipakai sampai sekarang.
Dari awal Islam sampai sekarang terdapat lebih dari empat ratus lebih gaya, jenis, atau aliran kaligrafi Arab. Semuanya memiliki ciri dan karakter sendiri-sendiri, tetapi yang mampu bertahan dengan penyempurnaannya hanya sekitar belasan aliran. Itu pun yang sering digunakan dalam tulisan sebagai komunikasi umum hanya delapan jenis khat, yakni,
ا
/an-naskhi/,ﺚ ﺜ ا
/aś-śuluś/,نﺎ ﺮ ا
/ar-raihãni/,اﻮ ﺪ ا
/ad-dĩwãnĩ/,ﺎ ا
اوﺪ ا
/ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ ,رﺎ ا
/al-fãrĩsi/,ﺔ ﺮ ا
/ar-riq’ah/ danﻮﻜ ا
/al-kũfĩ/.Keanekaragaman jenis kaligrafi Arab itu merupakan fenomena kemajuan kaligrafi Arab itu sendiri. Kemajuan pola pikir manusianya dan keberadaan Al Qur’an
(15)
Kaligrafi Arab juga telah tersebar di belahan dunia Islam, seperti; India, Afghanistan, Pakistan, dan Cina. Di India, mencuatkan jenis
يرﺎ ا
/al-behari/ yang muncul selama abad ke-14, dengan karakter lebar, gemuk dan garis-garishorisontalnya memanjang dan garis vertikalnya tipis-lurus. Hadir pula gaya
ىﺪ ه
ا
/an-naskh hindi/ (lebih gemuk dan berjarak lebar dari gaya asalnya). Muncul lagiاﺮ
ﻮﻜ ا
/al-kũfĩ herãtĩ/ di Afghanistan. Bentuk-bentuk tersebut mendapat konsolidasi di bawah Dinasti Moghul (1526 – 1857 M) yang berkuasa di India dan Pakistan. Sementara itu gayaﻰ
/Sini/ muncul di Cina yang mengadopsikannya dengan karakter tulisan setempat; berguratan manis dan berbulat-bulat. Bahkan di Jepang pun telah ada dan dipakai pada hiasan masjid-masjid. Misalnya masjid di Seadow, Yayogi Omaya-cho Shibuya-ku, Tokyo yang diresmikan pada 1938. Ilham Khoiri R (1999: 73).(16)
Dari sini dapat diambil suatu ketegasan bahwa kaligrafi Arab telah melalui tahapan panjang sehingga mencapai puncak kejayaannya. Ketangguhannya telah ditopang beratus-ratus kaligraf handal, bahkan bisa dikatakan beribu-ribu pemelihara dan penikmat kaligrafi Arab yang tersebar di dunia ini. Oleh karena itu tak diragukan lagi bahwa nilai artistik dan estetiknya sampai menembus batas kesadaran transendental dan rasa spiritual yang tinggi.
Dengan adanya masa seperti demikian, kaligrafi Arab tidak akan berhenti hanya sebagai alat komunikasi saja, sekaligus juga sebagai media ekspresi. Dengan dibuatnya penampilan rupa al-Qur’an secantik dan seindah mungkin, sehingga orang yang tidak memahami bahasa Arab pun akan segera jatuh cinta ketika melihatnya. Setiap orang akan bisa langsung jatuh hati, dan selanjutnya akan tertarik untuk memahami lebih jauh terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Kaligrafi ini memiliki bentuk-bentuk tertentu yang tetap berpegang pada rumus-rumus dasar kaligrafi (
ﻂ ا
/al-khat/) yang baku.Dari ke delapan jenis kaligrafi tersebut, ada beberapa jenis kaligrafi yang
mempunyai hubungan yang erat; yaitu
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ danﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/.اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ berkembang dari tulisanﺔ ﺮ ا
/ar-riq’ah/ yang gaya penulisannya kecil-kecil serta terdapat sudut siku-siku yang unik dan mudah, menjadi tulisan /musalsal/yang hurufnya jalin-berjalin. Sedangkan
ﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ adalah merupakan pengembangan dariاﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/.اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ danﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan. Karya tulis dengan judul: “Studi(17)
Beberapa alasan penulis memilih judul ini adalah:
1. Penulisan kaligrafi mempunyai kaidah tersendiri begitu juga dengan
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ danﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/, dari kedua jenis khat ini mempunyai keunikan penulisan tersendiri2. Dirasa perlu penjelasan tentang penulisan huruf-huruf hija’iyah dengan baik
dan benar, dalam bentuk
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ danﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/.3. Agar para pembaca dapat membedakan antara
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ denganﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/.1.2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan judul yang dipilih yaitu Studi Kompratif Khat Diwani dengan Khat Diwani Jali ditinjau dari bentuk penulisannya, maka penulis hanya khusus menelaah dan membandingkan
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ denganﺎ ا
(18)
1. Bagaimana ciri-ciri bentuk tulisan
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ danﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/.2. Bagaimana kaedah penulisan
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ danﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/.3. Apa perbedaan dan persamaan antara
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ danﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/. 1.3. Tujuan PenelitianAdapun, tujuan dari studi komparatif
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ denganﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ ditinjau dari bentuk penulisannya adalah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui ciri-ciri bentuk huruf
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ danﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ ditinjau dari bentuk penulisannya.2. Untuk mengetahui kaedah-kaedah penulisan
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ danﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/3. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan yang ditemukan pada
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ danﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/(19)
1.4. Manfaat Penelitian
a. Dapat menghindari kesalahpahaman penulisan
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ danﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/b. Dapat menambah salah satu perbendaharaan kepustakaan dalam mempelajari khat atau kaligrafi Arab
c. Diharapkan dapat mengembangkan wawasan serta minat yang intensif di kalangan mahasiswa bahasa Arab untuk lebih jauh meneliti dan menganalisis tulisan indah dalam bahasa Arab yang disebut dengan kaligrafi
1.5. Metode Penelitian :
Metode atau sistematika kerja dalam penulisan suatu karya ilmiah merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini dimaksudkan agar analisis yang dilakukan sesuai standarisasi penulisan karya ilmiah.
Menurut Purwadarminta (1984: 649) metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai suatu jalan atau cara. Metode menyangkut masalah kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran penelitian.
Dalam menganalisis
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ danﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ ini, penulis akan menerapkan metode komparatif. Artinya, peneliti akan membandingkan kedua objek yaituاﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ danﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/sehingga nantinya akan diperoleh perbedaan dan persamaan dari kedua jenisﻂ ا
/al-khat/ tersebut.(20)
Data penelitian yang menjadi objek perbandingan diambil dari data karya-karya kaligrafi yang dihasilkan oleh para kaligrafer, ataupun foto-foto kaligrafi yang dicetak dalam berbagai literatur tentang kaligrafi.
Dalam penerapan metode yang dimaksud diatas, penulis juga tidak akan terlepas dari studi kepustakaan. Yaitu studi yang semua materi pembahasan berdasarkan dari buku-buku yang berasal dari perpustakaan.
Dengan demikian, penulis melakukan penelitian kepustakaan. Penulis mencoba dengan usaha semaksimal mungkin mengumpulkan data kepustakaan dengan memilih buku-buku yang ada relevansinya dengan materi skripsi ini, yang dapat digunakan sebagai dasar dalam analisis terhadap masalah yang diteliti. Data yang telah dikumpulkan, dipilih dan dianalisis kemudian hasil dari analisis tersebut dituangkan dalam suatu karya tulis.
1.6. Kerangka Teori
Secara etimologis, kaligrafi Arab berasal dari kata kalligraphia (Yunani), yang diuraikan atas dua suku kata, yaitu; “kalios” artinya indah dan “graphein” artinya coretan atau tulisan. Arti kata seluruhnya adalah suatu coretan atau tulisan yang indah. Adapun bahasa Arab menyebutnya dengan
ﻂ ا
/al-khat/, yang berarti garis atau tulisan indah. O. Situmorang (1993 : 67). Seseorang yang mahir dalam kaligrafi disebut kaligrafer.Syaikh Syamsuddin al-Akfani mengemukakan definisi kaligrafi di dalam kitab Irsyad al-Qashid, yaitu
ﻂ ا
ﺮ
ﻮه
ةدﺮ ا
فوﺮ ا
رﻮ
ﻪ
ف
,
ﺎﻬ ﺎ وأو
,
ﺔ آو
(21)
ﺎﻄ
ﺎﻬ آﺮ
,
رﻮﻄ ا
ﺎﻬ
ﻜ
ﺎ
وأ
,
ﻜ
نأ
ﻪ
آو
:
ﺎ و
ﻜ
:
لﺪ
اذﺎ و
ءﺎ ﻬ ا
ﺎﻬ
لﺪ
ﺎ
لاﺪ او
/al-khattu huwa ‛ilmun tata‛arrafu minhu suwaru l-hurũfi l-mufradati, wa awdã‛uhã, wa kayfiyatu tarkĩbihã khattan, aw mã yuktabu minhã fĩ as-sutũri, wa kayfa sabĩluhu an yuktaba, wa mã lã yuktabu: wa ibdãlu mã yubdalu minhã fĩ l-hijã’i wa bimãżã yubdalu/ “Kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal letak-letaknya, dan tata cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun, atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis: menggubah ejaan yang perlu digubah dan menentukan cara bagaimana untuk menggubahnya”
Al-Kurdi (1982: 17) pernah mengumpulkan sekitar tujuh macam pengertian
ﻂ ا
/al-khat/ dan kemudian menyimpulkannya bahwa yang dimaksud denganﻂ ا
/al-khat/ adalah suatu kepandaian untuk mengatur gerakan ujung-ujung jari dengan memanfaatkan pena dalam tata cara tertentu. Yang dimaksud dengan "pena" disini adalah pusat gerakan ujung-ujung jari, sementara "tata cara tertentu" merujuk pada semua jenis kaedah-kaedah penulisan.Menurut C. Israr (1985: 85);
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ berkembang dari tulisanﺔ ﺮ ا
/ar-riq’ah/ menjadi tulisan /musalsal/ yang hurufnya jalin-berjalin. Kemudian meningkat menjadiﺔ ﺎﻄ ا
ﻂ ا
/al-khat as-sultãniyah danﻮ ﺎ ﻬ ا
ﻂ ا
/al-khat al-hamãyũnĩ/.Menurut M. Noor Aufa Shiddiq (2003: 9); jenis
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ sering dipakai untuk tulisan kantor-kantor, lencana surat-surat resmi dan lain-lain. Namanya yang terambil dari kataناﻮ ﺪ ا
/ad-dĩwãn/ yang berarti kantor sesuai dengan huruf-hurufnya yang terbentuk lembut, gemulai, penuh gaya melingkar, serta tersusun di atas garis.(22)
ﻂ ا
/al-khat/ ini lebih sulit daripada jenis-jenis yang lain dan memang membutuhkan kelihaian tangan tersendiri dalam pembentukan dan penyusunannya. Perlu diperhatikan pula bahwa gayaاﻮ ﺪ ا
/ad-dĩwãnĩ/ hampir tidak pernah dibantu oleh syakal ataupun hiasan dalam penyusunannya. Boleh digunakan, tetapi hanya sekedar untuk memberikan tekanan vokal, misalnya harakat untuk huruf akhir. Jika tambahan tersebut dipaksakan masuk, justru kurang menyatu dengan gaya penulisannya.Contoh
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ adalah sebagai berikut :/Bismi l-lãhi ar-rahmãni ar-rahĩmi/”Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”
Menurut C. Israr (1985: 85);
ﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ adalah merupakan pengembangan dariاﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/.ﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
/ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ yang lebih bervariasi dan lebih rumit dalam penulisannya, tetapi lebih indah dan artistik.Menurut M. Noor Aufa Shiddiq (2003 : 9);
ﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ lebih jelas daripadaاﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/. Perbedaannya(23)
ﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ yang penuh variasi dan tanda-tanda syakal sering digubah dalam bentuk-bentuk yang indah dan menarik, seperti bentuk perahu, ikan, burung dan sebagainya, yang merupakan hasil seni kaligrafi yang menakjubkan.Contoh
ﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ adalah sebagai berikut :/Bismi l-lãhi ar-rahmãni ar-rahĩmi/”Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”
Dalam hal ini penulis juga memaparkan cara penulisan dari kedua jenis
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ danﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ tersebut.Ciri khas penulisan
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ adalah sebagai berikut: 1. Goresan sangat lentur dan bebas(24)
2. Seringkali, ukuran dan bentuk huruf-huruf dalam satu kalimat tidak seragam, tergantung kepada kepantasan lay out atau selera penulisnya
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ hampir tidak pernah dibantu oleh unsur-unsur tambahan seperti harakat atau hiasan bebungaan. Boleh digunakan sekedar untuk memberikan tekanan vokal, misalnya harakat untuk huruf akhir, supaya pembaca mengerti maksudnya. Jika tambahan-tambahan tersebut dipaksakan masuk, justru akan merusak keindahan tulisan secara keseluruhan. 3.Contoh
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ adalah sebagai berikut :/Wa l-lãhu galibun ‛ala amrihi, walakinna akśara an-nãsi lã ya‛lamũn/ ”Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (QS. Yusuf : 21)
Sedangkan ciri khas dalam penulisan
ﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ adalah sebagai berikut:1. Adanya pemberian tanda-tanda syakal 2. Adanya pemberian hiasan
3. Bertitik-titik rata pada lekukan-lekukan hurufnya
(25)
4. Sering digubah dalam bentuk-bentuk yang indah dan menarik, seperti perahu, ikan, burung dan sebagainya.
Contoh
ﺎ ا
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/ al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ adalah sebagai berikut :/Hãfizũ ‛ala as-salawati wa as-s alawati l-wustã, wa qũmũ li l-lãhi qãnitĩn/ ”Peliharalah segala shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusta. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (QS. Al-Baqarah : 238)
(26)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setelah memaparkan pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka pada bab ini penulis dapat menarik kesimpulan, sebagai berikut:
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ muncul di akhir abad ke-15 M, pada masa Dinasti Utsmaniyah (1281 – 1924 M) di Turki.1.
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ ditemukan oleh kaligrafer Turki, yang bernama Ibrahim Munif.2.
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ sering digunakan dalam lingkungan kantor kerajaan dan juga dipergunakan untuk penulisan surat-surat resmi, seperti surat keputusan, surat perjanjian, surat penghargaan, piagam dan sebagainya.3.
ﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ muncul di abad ke 17 M. 4.ﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ ditemukan oleh kaligrafer Utsman bin Ali (w. 1698 M)5.
ﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ sering digunakan dalam dekorasi. 6.Spesifikasi
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/, adalah sebagai berikut: a. Goresan sangat lentur dan bebas.b. Penulisan huruf-hurufnya hampir tidak pernah dibantu oleh unsur-unsur tambahan seperti harakat atau hiasan bebungaan. Boleh digunakan sekedar untuk memberikan tekanan vokal.
(27)
c. Seringkali ukuran dan bentuk huruf-huruf dalam satu kalimat tidak seragam, tergantung kepada kepantasan lay out atau selera penulisnya.
d. Bentuk huruf
ج
/jim/,ح
/ha/,خ
/kha/,ع
/’ain/ danغ
/ghain/ kepalanya tertutup dan berlubang.e. Bentuk huruf kursif (tulisannya agak miring).
f. Huruf-huruf yang sebagian hurufnya ada di bawah garis, yaitu:
ب
ت
ث
ج
ح
خ
س
ش
ص
ض
ع
غ
ك
ل
م
g. Kepala huruf
ف
/fa/,ق
/qaf/,م
/mim/ danو
/waw/ selamanya tidak berlubang.h. Pada setiap sudut atau lekukan huruf merupakan garis yang lentur dan membulat.
Dan spesifikasi
ﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/, adalah sebagai berikut:a. Tulisannya penuh variasi.
b. Adanya pemberian syakal (tanda baca). c. Adanya pemberian hiasan bebungaan.
d. Bertitik-titik rata pada setiap lekukan hurufnya.
e. Sering digubah dalam bentuk-bentuk yang indah dan menarik, seperti bentuk oval, kapal, perahu dan sebagainya.
f. Bentuk huruf kursif (tulisannya agak miring).
g. Huruf-huruf yang sebagian hurufnya ada di bawah garis, yaitu:
(28)
89
h. Kepala huruf
ف
/fa/,ق
/qaf/,م
/mim/ danو
/waw/ selamanya tidak berlubang.i. Pada setiap sudut atau lekukan huruf merupakan garis yang lentur dan membulat.
3.2. Saran
Dalam usaha meningkatkan wawasan di bidang kaligrafi, penulis berharap agar tulisan ini tidak terbatas sampai di sini saja. Akan tetapi masih perlu dilanjutkan lagi, sehingga setiap orang, khususnya mahasiswa/i program studi Bahasa Arab, menyadari tingginya nilai keindahan Kaligrafi Arab itu sendiri
(29)
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kaligrafi
Secara etimologis, kaligrafi Arab berasal dari kata kalligraphia (Yunani), yang diuraikan atas dua suku kata, yaitu; “kalios” artinya indah dan “graphein” artinya coretan atau tulisan. Arti kata seluruhnya adalah suatu coretan atau tulisan yang indah. Adapun bahasa Arab menyebutnya dengan
ﻂ ا
/al-khat/, yang berarti garis atau tulisan indah. O. Situmorang (1993: 67). Seseorang yang mahir dalam kaligrafi disebut kaligrafer.Syaikh Syamsuddin al-Akfani mengemukakan definisi kaligrafi di dalam kitab Irsyad al-Qashid, sebagai berikut:
ﻂ ا
ةدﺮ ا
فوﺮ ا
رﻮ
ﻪ
فﺮ
ﻮه
,
وأو
ﺎﻬ ﺎ
,
ﺔ آو
ﺎﻄ
ﺎﻬ آﺮ
,
رﻮﻄ ا
ﺎﻬ
ﻜ
ﺎ
وأ
,
ﻜ
نأ
ﻪ
آو
:
ﺎ و
ﻜ
:
لﺪ
اذﺎ و
ءﺎ ﻬ ا
ﺎﻬ
لﺪ
ﺎ
لاﺪ او
/al-khattu huwa ‛ilmun tata‛arrafu minhu suwaru l-hurũfi l-mufradati, wa awdã‛uhã, wa kayfiyatu tarkĩbihã khattan, aw mã yuktabu minhã fĩ as-sutũri, wa kayfa sabĩluhu an yuktaba, wa mã lã yuktabu: wa ibdãlu mã yubdalu minhã fĩ l-hijã’i wa bimãżã yubdalu/ “Kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal letak-letaknya, dan tata cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun, atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis: menggubah ejaan yang perlu digubah dan menentukan cara bagaimana untuk menggubahnya” Sirojuddin AR (1993: 3)
Menurut Yaqut Al-Musta’shimi pada kesempatan lain juga menyatakan, sebagai berikut :
(30)
ﺔ ﺎ
ﺔ ﺎ
تﺮﻬﻇ
ﺔ ﺎ ور
ﺔ ﺪ ه
ﻂ ا
/Al-khattu handasatun rũhãniyyatun zaharat bi’alatin jismãniyyatin/ “Kaligrafi adalah seni arsitektur rohani dilahirkan melalui alat jasmani” Sirojuddin AR (1993:3)
Abbas (1995 : 2) mengatakan bahwa :
نﺎ
ﻂ ا
ﺮﻜ ا
لﻮ رو
ﺪ ا
/Al-khattu lisãnu l-yadi wa rasũlu l-fikri/ "Kaligrafi adalah lisan tangan dan duta fikiran"
Dan beliau juga mengatakan (1995: 2) bahwa :
ﺮ
ا
ﺔ ﻬ و
ﺪ ا
نﺎ
ﻂ ا
/Al-khattu lisãnu l-yadi wa mahjatu al-damĩri/ "Kaligrafi adalah lisan tangan dan ruh fikiran (hati)"
Al-Kurdi (1982: 17) pernah mengumpulkan sekitar tujuh macam pengertian
ﻂ ا
/al-khat/ dan kemudian menyimpulkannya bahwa yang dimaksud denganﻂ ا
/al-khat/ adalah suatu kepandaian untuk mengatur gerakan ujung-ujung jari dengan memanfaatkan pena dalam tata cara tertentu. Yang dimaksud dengan "pena" disini adalah pusat gerakan ujung-ujung jari, sementara " tata cara tertentu" merujuk pada semua jenis kaedah-kaedah penulisan.Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka peneliti berkesimpulan bahwa
ﻂ ا
/al-khat/ atau kaligrafi Arab adalah suatu bidang ilmu khusus mempelajari seni tulisan indah yang dihasilkan lewat gerakan-gerakan ujung jari yang diseimbangkan dengan ruh fikiran dengan menggunakan pena yang(31)
Kaligrafi (
ﻂ ا
/al-khat/) adalah seni tulis yang berkembang dalam Islam dengan menggunakan huruf Arab sebagai materi. Walau tulisan Arab dalam bentuknya yang sederhana telah dikenal sebelum Islam, tetapi di tangan orang Islamlah tulisan tersebut mengalami perkembangan pesat dengan menggunakan sebagai medium tulisan untuk penyebaran ajaran, administrasi, korespondensi dan bahkan seni tulis.Kaligrafi Arab menduduki posisi yang sangat menentukan dalam dunia Islam. Ia benar-benar menjadi miniatur, identitas dan simbol bagi realitas seni budaya Islam. Ia sangat mudah ditemukan sepanjang wilayah dunia Islam mulai dari Arab, Spanyol sampai di Pakistan; semenjak kebudayaan Islam lahir hingga sekarang. Sayyed Hossein Nasr (1993:28) memandangnya sebagai leluhur seni visual Islam tradisional dan memiliki jejak yang sangat istimewa dalam peradaban Islam. Sepanjang masa, kaligrafi dikenal sebagai kebudayaan itu sendiri. Kaligrafi Arab mencerminkan ciri orang berbudaya yang melingkupi kedisiplinan pikiran, jiwa, serta kekuasaan. Karena itu adalah sangat tepat bila kaligrafi Arab sering disebut sebagai the art of Islamic art (seninya seni Islam).
Pendapat-pendapat tersebut cukup beralasan sebab di antara rupa-rupa kesenian yang pernah hidup di dunia Islam, kaligrafi Arab merupakan satu-satunya kesenian yang terus tumbuh. Bahkan, jika dibandingkan dengan jenis-jenis tulisan lain, kaligrafi Arab tetap menduduki level tertinggi yang tidak pernah digapai oleh seni tulisan mana pun di dunia ini. J. Pedersen (1996:110) memastikan bahwa tidak ada satu aksara pun di dunia ini yang menjadi objek seni artistik yang hebat seperti aksara Arab. Ia mempunyai bentuk-bentuk yang sangat indah dan agung secara
(32)
artistik, sebab kecemerlangan huruf-hurufnya juga menimbulkan kekuatan makna filosofis, rasa spiritual atau pengaruh fungsionalnya.
2.2. Sekilas Sejarah Perkembangan Kaligrafi Arab
Kaligrafi Arab diduga berasal dari tulisan Mesir Kuno. Sedangkan tulisan Arab tertua dikenal dengan nama Musnad. Pada perkembangan selanjutnya, pengaruh tulisan Musnad dikalahkan oleh tulisan Nabati, yang hakekatnya masih mendapat pengaruh bentuk tulisan Musnad. Jika Musnad ditulis terpisah-pisah satu huruf-satu huruf, sebaliknya Nabati sudah ditulis bergandengan. Namun, sampai saat tersebut belum dikenal titik-titik dan tanda-tanda huruf hidup (harakat). D. Sirojuddin AR (2005: 24)
Sebelum kedatangan Islam, bangsa Arab kurang terbiasa membaca dan menulis. Mereka lebih menyukai tradisi menghafal, transaksi atau perjanjian disampaikan dari mulut ke mulut tanpa dicatat. Hanya sedikit kalangan tertentu, seperti kalangan bangsawan Arab yang menguasai keterampilan membaca dan menulis.
Ketika agama Islam muncul, tulisan Arab sudah berkembang menjadi beberapa nama yang tersebar di kawasan Jazirah Arab. Nama-nama tulisan tersebut antara lain : Hieri (dari kota Hirah, Irak, yang kelak disebut Kufi), Anbari (dari kota Anbar, Irak), Makki (dari kota Makkah), Madani (dari kota Madinah), dan lain-lain. Makki dan Madani sering juga disebut Hejazi (karena berasal dari tanah Hejaz, dan kelak kemudian disebut Naskhi).
Kebangkitan minat tulis baca kaum muslimin dimulai ketika nabi Muhammad menerima wahyu pertama, yang berkenaan dengan membaca dan menulis.
Pada tahun kedua Hijriyah, terjadilah peperangan Badar Kubra. 300 tentara Islam berhasil mengalahkan lebih dari 1000 pasukan Quraisy musyrik. Di samping yang terbunuh, banyak laskar Quraisy yang tertawan. Yang tidak sanggup menebus diri dengan sejumlah harta yang yang ditentukan, diwajibkan masing-masing
(33)
Pada masa Pemerintahan Ali bin Abi Thalib (tahun 40 H/661 M), beliau memerintahkan seorang ahli tata bahasa Arab yang bernama Abu Aswad ad-Duali, untuk menciptakan tanda-tanda huruf hidup (titik dan harakat), agar tulisan lebih mudah dibaca, khususnya oleh orang-orang yang tidak mengerti bahasa Arab. Pekerjaan tersebut disempurnakan oleh beberapa murid dan generasi sesudah beliau. Maka sempurnalah tanda-tanda huruf hidup seperti yang kita lihat sekarang, terdiri dari: fathah, kasrah, dhammah, sukun, tanwin, tasydid, hamzah, tanda mad dan titik.
Pada akhir masa kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib, dan awal kekuasaan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan, kaligrafi yang paling banyak dipakai dalam berbagai penulisan adalah jenis
ﻮﻜ ا
/al-kũfĩ/. Tulisanﻮﻜ ا
/al-kũfĩ/ waktu itu benar-benar dirajakan, bahkan dianggap suci. Keadaan itu tiba-tiba berbalik. Orang mulai meninggalkanﻮﻜ ا
/al-kũfĩ/ dalam penulisan naskah-naskah dan beralih kepada jenis-jenis tulisan lain. Sebab, tulisanﻮﻜ ا
/al-kũfĩ/ dianggap kurang praktis dan sangat kaku, sehingga sulit digoreskan. Sementaraا
/an-naskhi/, sangat mudah digoreskan dan lebih gampang dipelajari. Sehingga satu-satunya tulisan yang paling banyak digunakan dalam penulisan naskah hanya tulisanا
/an-naskhi/.ا
/an-naskhi/ diambil dari kata naskah.Pada masa Daulah Abbasiyah (750 – 1258 M) ditemukan gaya lain selain
(34)
/al-Pada masa dinasti Mamluk di Mesir (1252 – 1517) dan dinasti Safawi di Persia (1502 – 1736) ditemukan tiga gaya baru, yaitu gaya
ا
/at-ta’lĩq/ (رﺎ ا
/al-fãrĩsi/), gayaا
/an-nasta’lĩq/ (merupakan gabungan antaraا
/an-naskhi denganا
/at-ta’lĩq/) dan gayaﻪ ﻜﺸ ا
/asy-syikasteh/ (berbentuk terpecah-pecah).Kemudian pada masa Dinasti Utsmaniyah (1281 – 1924 M) di Turki, ditemukan gaya
اﻮ ﺪ ا
/ad-dĩwãnĩ/ oleh Ibrahim Munif (abad ke 15 M/860 H). Kaligrafer kenamaan yang lain adalah Utsman bin ‘Ali (w. 1698 M) yang dikenal sebagai Hafiz Utsman, darinya tercipta gayaﺎ ا
اوﺪ ا
/ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/.Dari awal Islam sampai sekarang terdapat lebih dari empat ratus lebih gaya, jenis, atau aliran kaligrafi Arab, tetapi yang mampu bertahan dengan penyempurnaannya hanya sekitar belasan aliran. Itu pun yang sering digunakan dalam tulisan sebagai komunikasi umum hanya delapan jenis khat, yakni,
ا
/an-naskhi/,ﺚ ﺜ ا
/aś-śuluś/,نﺎ ﺮ ا
/ar-raihãni/,اﻮ ﺪ ا
/ad-dĩwãnĩ/,ﺎ ا
اوﺪ ا
/ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ ,رﺎ ا
/al-fãrĩsi/,ﺔ ﺮ ا
/ar-riq’ah/ danﻮﻜ ا
/al-kũfĩ/.2.3. Jenis-Jenis Kaligrafi Arab
Kaligrafi Arab yang masih sering digunakan dalam tulisan sebagai komunikasi umum hanya delapan jenis, yaitu,
ا
/an-naskhi/,ﺚ ﺜ ا
/aś-śuluś/,نﺎ ﺮ ا
(35)
Untuk lebih menyempurnakan pengetahuan kita tentang jenis-jenis kaligrafi Arab, saya akan mencoba menjelaskan setiap jenis kaligrafi tersebut.
ﺦﺴ ا
ﻂﺨ ا
/al-khat an-naskhi/ A.ا
ﻂ ا
/al-khat an-naskhi/ adalah gaya tulisan Arab yang tulisan jelas dan mudah dibaca.Jenis tulisan ini sering dipakai pada penyalinan mushaf, penulisan naskah-naskah kitab berbahasa Arab, dan juga untuk penulisan buku-buku ilmiah.
Contoh:
/al-hamdu lillãhi ar-rabbi l-‛ãlamĩn, ar-rahmãni ar-rahĩmi/ “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang”
B.
ﺚ ﺜ ا
ﻂ
ﺨ ا
/al-khat aś-śuluś/Bentuk dan lekukan huruf-huruf
ﺚ ﺜ ا
/aś-śuluś/ sangat jelas dan gagah. Keindahannya terletak pada penataan hurufnya yang serasi dan sejajar, dengan disertai harakat dan hiasan-hiasan huruf. M. Noor Aufa Shiddiq (2003 : 8).(36)
Jenis tulisan ini banyak dipergunakan untuk tujuan hiasan pada berbagai manuskrip khususnya pembuatan judul buku atau judul bab. Juga dipakai sebagai tulisan hiasan pada dinding-dinding bangunan bagian ruang dalam bangunan mesjid. Contoh:
/al-hamdu lillãhi ar-rabbi l-‛ãlamĩn, ar-rahmãni ar-rahĩmi/ “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang”
نﺎ ﺮ ا
ﻂﺨ ا
/al-khat ar-raihãni/ C.نﺎ ﺮ ا
ﻂ ا
/al-khat ar-raihãni/ adalah berasal dariا
ﻂ ا
/al-khat an-naskhi/ danﺚ ﺜ ا
ﻂ ا
/al-khat aś-śuluś/ yang dikembangkan hingga menjadi tulisan yang indah.نﺎ ﺮ ا
ﻂ ا
/al-khat ar-raihãni/ merupakan jenis tulisan yang sangat digemari, karenaﻂ ا
/al-khat/ ini dapat dipergunakan untuk menulis buku-buku agama maupun penulisan mushaf Al-Qur’an.Contoh:
/al-hamdu lillãhi ar-rabbi l-‛ãlamĩn, ar-rahmãni ar-rahĩmi/ “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang”
(37)
اﻮ ﺪ ا
ﻂﺨ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ D.Gaya penulisan huruf-huruf
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ terbentuk lembut, gemulai penuh gaya melingkar. Dan pada penulisanاﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ tidak memakai syakal ataupun hiasan dalam penyusunannya. Namanya terambil dari kataناﻮ ﺪ ا
/ad-dĩwãn/ yang berarti kantor.Jenis ini sering dipakai untuk tulisan kantor-kantor, lencana, surat-surqat resmi, dan lain-lain.
Contoh:
/al-hamdu lillãhi ar-rabbi l-‛ãlamĩn, ar-rahmãni ar-rahĩmi/ “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang”
E.
ﺎﺠ ا
اوﺪ ا
ﻂﺨ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/Selain
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ ada lagiﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ yang lebih variasi dan lebih rumit dalam penulisannya, tetapi lebih indah dan artistik. Perbedaannya denganاﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ yaitu pemberian syakal, hiasan dan bertitik-titik rata pada lekukan-lekukan hurufnya. Sehingga lebih menonjolkan segi hiasannya ketimbang segi ejaannya. Namun gaya ini hanya digunakan dalam dekorasi.(38)
Contoh:
/Bismi l-lãhi ar-rahmãni ar-rahĩmi/ ”Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”
ﺲ رﺎ ا
ﻂﺨ ا
/al-khat al-fãrĩsi/ F.Gaya penulisan
رﺎ ا
/al-fãrĩsi/ memiliki kecenderungan kemiringan huruf ke kanan dan ditulis tanpa harakat ataupun hiasan. Keindahannya terletak pada tebal tipisnya lekukan huruf-hurufnya.رﺎ ا
/al-fãrĩsi/ diambil dari nama daerah asalnya, yaitu Persia (Iran).Jenis tulisan ini banyak dipergunakan untuk penulisan buku-buku sastra, nama dan judul karangan pada majalah, surat kabar dan sebagainya.
Contoh:
/al-hamdu lillãhi ar-rabbi l-‛ãlamĩn, ar-rahmãni ar-rahĩmi/ “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang”
ﺔﻌﻗﺮ ا
ﻂﺨ ا
/al-khat ar-riq’ah/ G.Jenis tulisan
ﺔ ﺮ ا
/ar-riq’ah/ adalah suatu bentuk tulisan Arab yang dapat ditulis dengan cepat, yang hampir mirip dengan cara menulis stenografi. Dinamakan(39)
Jenis tulisan ini banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari yang dipakai secara umum di Timur Tengah. Digunakan oleh berbagai kalangan-kalangan akademis, birokrat dan masyarakat umum.
Contoh:
/al-hamdu lillãhi ar-rabbi l-‛ãlamĩn, ar-rahmãni ar-rahĩmi/ “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang”
ﻮﻜ ا
ﻂﺨ ا
/al-khat al-kũfĩ/ H.ﻮﻜ ا
ﻂ ا
/al-khat al-kũfĩ/ adalah gaya tulisan arab yang tulisannya berbentuk siku-siku. Tulisan ini lahir di kota Kufah, Irak.Tulisan ini banyak dipergunakan untuk hiasan dinding mesjid, gapura, menara azan, kubbah, ataupun ukiran timbul. C. Israr (1985 : 82).
Contoh :
/al-hamdu lillãhi ar-rabbi l-‛ãlamĩn, ar-rahmãni ar-rahĩmi/ “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang”
(40)
2.4. Khat Diwani
2.4.1. Sejarah Munculnya Khat Diwani
Tulisan
اﻮ ﺪ ا
/ad-dĩwãnĩ/ muncul di akhir abad ke 15, pada masa dinasti Utsmaniyah (1281 – 1924) di Turki. Tulisanاﻮ ﺪ ا
/ad-dĩwãnĩ/ ditemukan oleh kaligrafer Turki yang bernama Ibrahim Munif. Kemudian tulisan ini disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah al-Amasy, khususnya untuk dipakai di bidang kekanseliran.Tulisan ini benar-benar kursif dan bersusun, dengan huruf tanpa titik dan di luar konvensi saling berpadu, dan juga tanpa tanda huruf hidup. Yasin Hamid Safadi (1986 : 32).
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ sering dipakai dalam lingkungan kantor kerajaan, dan juga dipergunakan untuk penulisan surat-surat resmi, seperti surat keputusan, surat perjanjian, surat penghargaan, piagam dan sebagainya.Pada masa dinasti Utsmaniyah kantor kerajaan bernama “
ﻜ
ا
ناﻮ ﺪ ا
/ad-dĩwãn al-malakĩ/ “. Dan surat-surat yang dikeluarkan dariﻜ
ا
ناﻮ ﺪ ا
/ad-dĩwãn al-malakĩ/ itu disebut surat-suratاﻮ ﺪ ا
/ad-dĩwãnĩ/ dan tulisannya disebutاﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/.Ahli-ahli
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ yang termasyhur dalam sejarah antara lain ialah Syeikh Hamdullah al-Amasy, Jalaluddin, Ibrahim Munif dan Hafidz Usman.(41)
2.4.2. Ciri-Ciri Khat Diwani
Bentuk-bentuk huruf
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ memiliki ciri-ciri khusus yaitu:a. Goresan sangat lentur dan bebas.
b. Penulisan huruf-hurufnya hampir tidak pernah dibantu oleh unsur-unsur tambahan seperti harakat atau hiasan bebungaan. Boleh digunakan sekedar untuk memberikan tekanan vokal.
c. Seringkali ukuran dan bentuk huruf-huruf dalam satu kalimat tidak seragam, tergantung kepada kepantasan lay out atau selera penulisnya.
d. Bentuk huruf
ج
/jim/,ح
/ha/,خ
/kha/,ع
/’ain/ danغ
/ghain/ kepalanya tertutup dan berlubang.e. Bentuk huruf kursif (tulisannya agak miring).
f. Huruf-huruf yang sebagian hurufnya ada di bawah garis, yaitu:
ب
ت
ث
ج
ح
خ
س
ش
ص
ض
ع
غ
ك
ل
م
g. Kepala huruf
ف
/fa/,ق
/qaf/,م
/mim/ danو
/waw/ selamanya tidak berlubang.h. Pada setiap sudut atau lekukan huruf merupakan garis yang lentur dan membulat.
Dan adapun contoh penulisan huruf-huruf hijaiyah dalam
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ dan contohاﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ dalam ayat Al-Qur’an, adalah sebagai berikut:(42)
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ 1. Penulisan huruf-huruf hijaiyah dalam2. Contoh
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ dalam ayat Al-Qur’an/wa man l-lam yaj‛ali l-lãhu lahu nũrãn famã lahu min n-nũrin/ “(dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.” (QS. An-Nur : 40)
(43)
3. Contoh
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ dalam ayat Al-Qur’an, dengan menggunakan syakal./wa ‛bud rabbaka hattã ya`tiyaka l-yaqĩn/ “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr : 99)
2.4.3. Kaedah-Kaedah Penulisan Huruf Hijaiyah Pada Khat Diwani
a. Bentuk penulisan huruf
ا
/alif/ padaاﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ terdapat dua macam bentuk penulisan, yaitu:1. Memiliki bentuk penulisan yang melengkung, kaki meruncing ke arah kiri sejajar dengan garis dasar dan pada kepala huruf terdapat garis yang menyentuh perut huruf.
Contoh :
2. Bentuk penulisan huruf
ا
/alif/ yang ke dua hampir sama dengan yang pertama, perbedaannya hanya terdapat pada kaki huruf, yang mana kakinya naik ke atas.(44)
b. Bentuk penulisan huruf
ب
/ba/,ت
/ta/, danث
/tsa/ terdapat tiga macam bentuk penulisan, yaitu1. Memiliki bentuk penulisan yang landai. Pada ekor huruf, garis ditarik meruncing, sejajar dengan kepala. Dan pada perut huruf, sebagian hurufnya berada di bawah garis dasar.
Contoh :
2. Bentuk penulisan huruf yang kedua hampir sama dengan yang pertama, hanya saja pada bentuk huruf yang kedua ini, garis lebih tebal dan huruf berada di atas garis dasar.
Contoh :
3. Pada bentuk penulisan huruf yang ke tiga, berbeda dengan sebelumnya. Karena pada bentuk yang ketiga ini hanya digunakan untuk menyambung huruf sebelumnya.
Contoh :
d. Bentuk penulisan huruf
ج
/jim/,ح
/ha/, danخ
/kha/ terdapat dua macam bentuk penulisan, yaitu:(45)
1. Pada bentuk penulisan pertama huruf
ج
/jim/,ح
/ha/, danخ
/kha/, huruf tersebut memiliki bentuk kepala yang tertutup dan berlubang. Pada perut huruf berbentuk lancip. Dan ditulis dengan garis yang tebal. Pada jenis ini, tulisan lazim berada di atas garis dasar.Contoh :
2. Pada bentuk penulisan yang ke dua, kepala huruf tertutup dan berlubang, ditulis dengan garis yang tebal. Pada bagian perut huruf membentuk bulat, dan ditulis dengan garis yang tipis. Pada bagian perut, tulisan berada di bawah garis dasar.
Contoh :
e. Bentuk penulisan huruf
د
/dal/, danذ
/zal/ hanya memiliki satu macam bentuk penulisan. Pada huruf ini, bagian kepala huruf menyentuh bagian perut, sehingga tertutup dan berlubang. Tulisan berada di atas garis dasar.Contoh :
f. Bentuk penulisan huruf
ر
/ra/ danز
/zai/; pada bagian kepala huruf tersebut, terdapat sebuah tarikan garis. Garis ditarik ke arah kiri bawah, sudutnya tidak lancip, dan garisnya meruncing di akhir. Tulisan berada di atas garis dasar.(46)
Contoh :
g. Bentuk penulisan huruf
س
/sin/ danش
/syin/ terdapat dua macam bentuk tulisan, yaitu:1. Huruf
س
/sin/ danش
/syin/ pada bentuk penulisan yang pertama, di bagian kepala huruf terdapat gerigi. Pada bagian perutnya membentuk bulat, seperti penulisan hurufن
/nun/ pada penulisan huruf-huruf Arab umumnya. Dan garis meruncing di akhir. Bagian perut berada di bawah garis dasar.Contoh :
2. Pada bentuk penulisan yang ke dua, di bagian kepala huruf tidak terdapat gerigi, tidak seperti huruf
س
/sin/ danش
/syin/ pada umumnya. Pada bagian kepala huruf ditarik garis panjang yang landai, dan perut membentuk hurufن
/nun/. Dan kemudian pada bagian kaki ditarik garis landai ke arah kanan.Contoh :
h. Bentuk penulisan huruf
ص
/sad/ danض
/dad/ hampir sama dengan bentuk penulisan huruf-huruf Arab pada umumnya. Perbedaanya terdapat pada bagian(47)
Contoh :
i. Pada bentuk penulisan huruf
ط
/ta/ danظ
/zha/, terdiri dari dua bagian huruf yaitu membentuk bulatan dan garis tegak. Bulatan hurufط
/ta/ danظ
/zha/ sama persis dengan bulatan hurufص
/sad/ danض
/dad/. Dan huruf tegakط
/ta/ danظ
/zha/ sama dengan huruf tegakا
/alif/. Pada bagian kepala huruf terdapat garis yang menyerupai busur menghadap ke atas.Contoh :
j. Bentuk penulisan huruf
ع
/‛ain/ danغ
/ghain/ terdapat dua macam bentuk tulisan, yang goresan kakinya sama dengan hurufج
/jim/,ح
/ha/ danخ
/kha/.1. Huruf
ع
/‛ain/,غ
/ghain/ pada bentuk penulisan yang pertama memiliki bentuk kepala tertutup dan berlubang. Pada perut huruf berbentuk lancip, dan goresan kaki berada di atas garis dasar. Ditulis dengan garis yang tebal. Pada jenis ini, tulisan lazim berada di atas garis dasar.(48)
Contoh :
2. Pada bentuk penulisan yang kedua, kepala huruf tertutup dan berlubang, ditulis dengan garis yang tebal. Pada bagian perut huruf membentuk bulat, dan ditulis dengan garis yang tipis. Goresan kaki berada di bawah garis dasar. Tulisan ini berada di bawah garis dasar.
Contoh :
k. Bentuk penulisan huruf
ف
/fa/ terdapat dua macam bentuk penulisan, yaitu: 1. Hurufف
/fa/ pada bentuk penulisan pertama, pada bagian perut garismelengkung. Dan ujung garis menyambung ke titik di atas kepala
ف
/fa/. Penulisan pada kepala hurufف
/fa/ selamanya tidak berlubang.Contoh :
2. Huruf
ف
/fa/ pada bentuk penulisan kedua hampir sama dengan bentuk penulisan yang pertama. Perbedaannya pada bentuk yang kedua ini, ujung garis tersebut tidak menyambung ke titik di atas kepala hurufف
/fa/ dan ujung garis ditarik ke arah kepala huruf. Dan penulisan pada kepala hurufف
/fa/ selamanya tidak berlubang.(49)
Contoh :
l. Bentuk penulisan huruf
ق
/qaf/ terdapat dua macam bentuk penulisan, yaitu: 1. Pada hurufق
/qaf/ gelembungnya lebih sempit dibanding denganف
/fa/.Dan pada bentuk pertama ini kaki huruf
ق
/qaf/ naik ke atas seperti garis tegak pada hurufط
/ta/. Dan titiknya terdapat di ujung garis.Contoh :
2. Pada bentuk penulisan yang kedua kaki huruf
ق
/qaf/ tidak setinggi pada bentuk penulisan yang pertama dan hanya setinggi kepala hurufق
/qaf/. Sedangkan pada gelembungnya sama dengan pada bentuk penulisan yang pertama. Dan titiknya terdapat di ujung garis.Contoh :
m. Bentuk penulisan huruf
ك
/kaf/, hampir sama dengan bentuk penulisan yang kedua pada hurufا
/alif/. Hanya saja pada kaki hurufك
/kaf/ membelah ke tengah-tengah garis yang berdiri tegak. Dan di atas kepala huruf tersebut terdapat garis yang meruncing ke atas.(50)
Contoh :
n. Bentuk penulisan huruf
ل
/lam/ hampir sama dengan bentuk penulisan hurufك
/kaf/, yang membedakannya pada hurufل
/lam/ tidak terdapat garis yang berada di atas kepala huruf dan tidak terdapat hurufء
/hamzah/.Contoh :
o. Bentuk penulisan huruf
م
/mim/ memiliki goresan kaki yang sama dengan hurufج
/jim/,ح
/ha/,خ
/kha/,ع
/‛ain/, danغ
/ghain/, pada bentuk penulisan yang kedua. Pada kepala hurufم
/mim/ selamanya tertutup dan tidak berlubang.Contoh :
p. Bentuk penulisan huruf
ن
/nun/ memiliki tiga macam bentuk penulisan, yaitu: 1. Bentuk penulisan hurufن
/nun/ yang pertama, membentuk bulat, tertutupdan berlubang. Dan di tengah-tengah lubangnya terdapat titik. Contoh :
(51)
2. Bentuk penulisan huruf
ن
/nun/ yang kedua, membentuk bulat tetapi tidak tertutup, dan di tengah-tengah lubang terdapat titik.Contoh :
3. Bentuk penulisan huruf
ن
/nun/ yang ketiga, membentuk bulat, tidak tertutup dan kaki huruf tersebut naik ke atas, seperti kaki hurufق
/qaf/ pada bentuk penulisan yang kedua. Dan titik pada hurufن
/nun/ tersebut tidak terdapat di tengah-tengah lubang, tetapi terdapat di kaki huruf tersebut.Contoh :
q. Bentuk penulisan huruf
و
/waw/, memiliki dua macam bentuk penulisan, yaitu:1. Bentuk penulisan huruf
و
/waw/ yang pertama, tidak terdapat lubang pada kepala huruf dan kakinya meruncing ke bawah dan berada di atas garis dasar.Contoh :
2. Bentuk penulisan huruf
و
/waw/ yang kedua, tidak terdapat lubang pada kepala hurufو
/waw/ membentuk bulat dan kakinya naik ke atas sejajar dengan kepala.(52)
Contoh :
r. Bentuk penulisan huruf
ه
/ha/, memiliki lima macam bentuk penulisan, yaitu: 1. Bentuk penulisan hurufه
/ha/; pada garis awal tidak tertutup danmembentuk bulat, kemudian pada garis kedua tertutup dan berlubang dan pada garis terakhir meruncing ke bawah.
Contoh :
ه
/ha/ di awal kata, sama seperti bentuk dasarnya. 2. Bentuk penulisan hurufContoh :
3. Bentuk penulisan huruf
ه
/ha/ di tengah kata, bentuknya tidak berlubang dan melengkung ke bawah.Contoh :
4. Bentuk penulisan huruf
ه
/ha/ di akhir kata, garisnya menghadap ke kiri bawah.Contoh :
5. Bentuk penulisan huruf
ه
/ha/ yang berdiri sendiri; berbentuk bulat, tertutup dan berlubang di bagian tengahnya.Contoh :
(53)
s. Bentuk penulisan huruf /lam alif/ seperti bentuk penulisan huruf
ا
/alif/ dan disambung dengan garis yang membulat dan memotong ke arah kiri huruf seperti bentuk spiral.Contoh :
t. Bentuk penulisan huruf
ي
/ya/, hampir sama dengan bentuk penulisan hurufي
/ya/ pada umumnya. Hanya saja pada bagian perut lebih melengkung dan ekor meruncing ke atas melewati tinggi kepala.Contoh :
Pola penulisan
اﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/ pada prinsipnya sama dengan kaedah penulisan huruf-huruf Arab, baik yang disambung ataupun tidak. Ada huruf-huruf hijaiyah yang hanya dapat disambung ke huruf sebelumnya saja, ada enam macam, yaitu:ا
/alif/,د
/dal/,ذ
/zal/,ر
/ra/,ز
/zai/ danو
/waw/.Dan huruf-huruf yang dapat disambungkan dengan huruf-huruf sesudah dan sebelumnya ada dua puluh dua macam, yaitu:
ب
/ba/,ت
/ta/,ث
/tsa/,ج
/jim/,ح
/ha/,خ
/kha/,س
/sin/,ش
/syin/,ص
/sad/,ض
/dad/,ط
/ta/,ظ
/zha/,ع
/‛ain/,غ
/ghain/,ف
/fa/,ق
/qaf/,ك
/kaf/,(54)
Sedangkan huruf
ء
/hamzah/ tidak bisa dirangkaikan dengan huruf-huruf sebelum dan sesudahnya. Apabila huruf ini akan disambungkan, maka bentuknya akan berubah.2.5. Khat Diwani Jali
2.5.1. Sejarah Munculnya Khat Diwani Jali
Tulisan
ﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ adalah merupakan pengembangan dari bentuk tulisanاﻮ ﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ/. Tulisan ini muncul di abad ke 17 M. Tulisanﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ ditemukan oleh kaligrafer Utsman bin Ali (w. 1698 M) yang juga dikenal sebagai Hafiz Utsman dan menyandang gelar “Syaikh Hamdullah kedua”.Tulisan
ﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ lebih bervariasi dan lebih rumit dalam penulisannya, tetapi lebih indah dan artistik.Ciri-ciri utama tulisan
ﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ adalah melimpahnya hiasan dengan beragam tujuan dekoratif, yang tidak memerlukan nilai ejaan apa pun, sehingga secara keseluruhan merupakan kumpulan susunan yang padat, membentuk persegi panjang lurus atau melengkung atau bentuk-bentuk geometris lain. Yasin Hamid Safadi (1986 : 32).ﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ pada saat itu juga dinamakan Humayuni (kekaisaran), dikarenakan tulisan ini digunakan oleh para penguasa. Ilham Khoiri R (1999 : 72).(55)
2.5.2. Ciri-Ciri Khat Diwani Jali
Bentuk-bentuk huruf
ﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ memiliki ciri-ciri khusus yaitu:a. Tulisannya penuh variasi.
b. Adanya pemberian syakal (tanda baca). c. Adanya pemberian hiasan bebungaan.
d. Bertitik-titik rata pada setiap lekukan hurufnya.
e. Sering digubah dalam bentuk-bentuk yang indah dan menarik, seperti bentuk oval, kapal, perahu dan sebagainya.
f. Bentuk huruf kursif (tulisannya agak miring).
g. Huruf-huruf yang sebagian hurufnya ada di bawah garis, yaitu:
ب
ت
ث
ج
ح
خ
س
ش
ص
ض
ع
غ
ك
ل
م
ن
h. Kepala huruf
ف
/fa/,ق
/qaf/,م
/mim/ danو
/waw/ selamanya tidak berlubang.i. Pada setiap sudut atau lekukan huruf merupakan garis yang lentur dan membulat.
Dan adapun contoh penulisan huruf-huruf hijaiyah dalam
ﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ dan contohﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ dalam ayat Al-Qur’an, adalah sebagai berikut:(56)
1. Penulisan huruf-huruf hijaiyah dalam
ﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/Bentuk syakal dan variasi dalam
ﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/2. Contoh
ﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ dalam ayat Al-Qur’an, dengan menggunakan hiasan bebungaan(57)
/wa qul r-rabbi adkhilnĩ mudkhala sidqin wa akhrijnĩ mukhraja sidqin waj‛al l-lĩ min l-ladunka sultãnãn n-nasĩrãn/ “Dan katakanlah, “Ya Tuhanku, masukkanlah aku dengan cara yang baik dan keluarkanlah (pula) aku dengan cara yang baik dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong”.” (QS. Al-Isra` : 80)
3. Contoh
ﺎ ا
اوﺪ
ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ dalam ayat Al-Qur’an, yang digubah dalam bentuk kapal./Bismi l-lãhi ar-rahmãni ar-rahĩmi, ar-rahmãnu, ‛allama l-qur`ãna, khalaqa l-‘insãna, ‛allamahu l-bayãna, sadaqa l-lãhu l-‛azĩmu / “Dengan menyebut nama
Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang. (Tuhan) yang maha pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai bicara. Maha benar Allah yang maha agung.” (QS. Ar-Rahman : 1 – 4)
4. Contoh
ﺎ
ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/ dalam ayat Al-Qur’an, yang digubah dalam bentuk perahu.(58)
/yã ayyuhã n-nabiyyu innã arsalnãka syãhidãn wa mubasysyirãn wa nażĩrãn wa dã‛iyãn ila l-lãhi/ “Hai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi dan membawa berita gembira dan memberi peringatan untuk jadi penyeru kepada agama Allah.” (QS. Al-Ahzab : 45 – 46)
2.5.3. Kaedah-Kaedah Penulisan Huruf Hijaiyah Pada Khat Diwani Jali
a. Bentuk penulisan huruf
ا
/alif/ padaﺎ ا
اوﺪ ا
ﻂ ا
/al-khat ad-dĩwãnĩ al-jãlĩ/, memiliki bentuk penulisan yang melengkung, kaki meruncing ke arah kiri sejajar dengan garis dasar dan pada kepala huruf terdapat garis melengkung yang lentur, yang menyerupai huruf “s”.Contoh :
b. Bentuk penulisan huruf
ب
/ba/,ت
/ta/, danث
/tsa/; memiliki bentuk penulisan yang landai. Pada ekor huruf, garis ditarik meruncing, sejajar dengan kepala, hingga mencapai setengah panjang huruf. Keseluruhan hurufnya berada di atas garis dasar.Contoh :
(59)
c. Bentuk penulisan huruf
ج
/jim/,ح
/ha/, danخ
/kha/ memiliki dua macam bentuk penulisan, yaitu yang bagian perutnya terbuka dan tertutup.1. Bentuk penulisan huruf
ج
/jim/,ح
/ha/, danخ
/kha/ yang pertama; pada kepala huruf terdapat goresan membulat dan meruncing di ujung kepala huruf. Kemudian bentuk badan seperti huruf C, dan bagian ujung garis meruncing ke arah kanan bawah. Pada bagian perut ke bawah, ditulis dengan garis yang agak tipis.Contoh :
2. Bentuk penulisan huruf
ج
/jim/,ح
/ha/, danخ
/kha/ yang kedua; bentuk kepala huruf sama seperti bentuk yang pertama, hanya saja tidak terdapat goresan yang membulat. Bentuk badan seperti huruf C dan ujung garis memotong bagian perut huruf, sehingga kaki tertutup dan berlubang. Keseluruhan huruf ditulis dengan garis yang tebal.Contoh :
d. Bentuk penulisan huruf
د
/dal/, danذ
/zal/; memiliki bentuk penulisan yang melengkung, seperti bentuk huruf C yang terbalik dan pada ujung garis meruncing.(60)
e. Bentuk penulisan huruf
ر
/ra/ memiliki dua macam bentuk penulisan yaitu: 1. Bentuk penulisan hurufر
/ra/ yang pertama; garis ditarik landai ke arahkiri bawah, kemudian garis ditarik ke arah kanan atas. Seperti huruf U yang miring.
Contoh :
2. Bentuk penulisan huruf
ر
/ra/ yang kedua, bentuk penulisan seperti hurufو
/waw/, tetapi tidak terdapat kepala yang berbentuk membulat. Contoh :f. Bentuk penulisan huruf
ز
/zai/ ; garis ditarik ke arah kiri bawah, sudutnya tidak lancip, garis meruncing di akhir dan terdapat titik di atas kepala huruf. Contoh :g. Bentuk penulisan huruf
س
/sin/ danش
/syin/ terdapat dua macam bentuk penulisan, yaitu:1. Huruf
س
/sin/ danش
/syin/ pada bentuk penulisan yang pertama, di bagian kepala huruf terdapat gerigi. Pada bagian perutnya membentuk bulat, seperti tulisan hurufن
/nun/ pada penulisan huruf-huruf Arab umumnya. Dan garis meruncing di akhir.Contoh :
(61)
2. Pada bentuk penulisan yang ke dua, di bagian kepala huruf tidak terdapat gerigi, tidak seperti penulisan huruf
س
/sin/ danش
/syin/ pada umumnya. Pada bagian kepala huruf ditarik garis panjang yang landai, dan perut membentuk hurufن
/nun/. Dan kemudian pada bagian kaki ditarik garis landai ke arah kanan.Contoh :
h. Bentuk penulisan huruf
ص
/sad/ danض
/dad/ hampir sama dengan bentuk penulisan huruf-huruf Arab pada umumnya. Perbedaanya pada bagian kepala, huruf berada 1 titik di atas garis dan memiliki sudut lebih lancip. Garis ditarik ke arah kanan atas dan meruncing di akhir.Contoh :
i. Pada bentuk penulisan huruf
ط
/ta/ danظ
/zha/, terdiri dari dua bagian huruf yaitu membentuk bulatan dan garis tegak. Bulatan hurufط
/ta/ danظ
/zha/ sama persis dengan bulatan hurufص
/sad/ danض
/dad/. Dan huruf tegakط
/ta/ danظ
/zha/ sama dengan huruf tegakا
/alif/. Contoh :(62)
j. Bentuk penulisan huruf
ع
/‛ain/, danغ
/ghain/ memiliki dua macam bentuk penulisan, yaitu yang bagian perutnya terbuka dan tertutup.1. Bentuk penulisan huruf
ع
/‛ain/, danغ
/ghain/; kepala huruf tidak tertutup. Bentuk badan seperti huruf C dan ujung garis memotong bagian perut huruf. Keseluruhan huruf ditulis dengan garis yang tebal.Contoh :
2. Bentuk penulisan huruf
ع
/‛ain/,غ
/ghain/ yang kedua; pada kepala huruf kepala huruf terbuka. Bentuk badan seperti huruf C, dan bagian ujung garis meruncing ke arah kanan bawah. Pada bagian perut ke bawah ditulis dengan garis yang agak tipis.Contoh :
k. Bentuk penulisan huruf
ف
/fa/; bentuk penulisan seperti hurufو
/waw/ dan perut membentuk seperti hurufب
/ba/. Pada ujung garis, garis meruncing dan ditarik ke arah kepala huruf.Contoh :
(63)
l. Bentuk penulisan huruf
ق
/qaf/ hampir sama dengan bentuk hurufف
/fa/, perbedaannya hanya terdapat pada perut huruf. Pada perut hurufق
/qaf/ membentuk seperti hurufن
/nun/. Ujung garis meruncing dan melewati kepala huruf.Contoh :
ك
/kaf/ memiliki tiga macam bentuk penulisan, yaitu: m. Bentuk penulisan huruf1. Bentuk penulisan huruf
ك
/kaf/ yang pertama; bentuk penulisan hampir sama dengan hurufا
/alif/. Hanya saja pada kaki hurufك
/kaf/ membelah ke tengah-tengah garis yang berdiri tegak. Dan di atas kepala huruf tersebut terdapat garis yang melengkung kemudian ujung garis ditarik ke atas. Dan pada bagian tengah garis, ditarik garis melingkar ke arah bawah, yang menyerupai angka 6.Contoh :
2. Bentuk penulisan huruf
ك
/kaf/ yang kedua hampir sama dengan bentuk penulisan yang pertama. Perbedaanya hanya terdapat pada garis yang ada di atas kepala huruf. Pada bentuk yang kedua, garis di atas kepala beberbentuk melengkung dan ditarik ke arah atas. Dan pada bagian tengah garis terdapat garis kecil yang melengkung.(64)
Contoh :
3. Bentuk penulisan huruf
ك
/kaf/ yang ketiga hampir sama juga dengan dengan bentuk penulisan yang pertama dan kedua. Perbedaanya juga terdapat pada garis yang ada di atas kepala huruf. Pada bentuk yang ketiga, garis yang ada di atas kepala lebih menyerupai bentuk penulisan hurufك
/kaf/ di awal kata. Contoh :n. Bentuk penulisan huruf
ل
/lam/ hampir sama dengan bentuk penulisan hurufك
/kaf/, yang membedakannya pada hurufل
/lam/ tidak terdapat garis yang berada di atas kepala huruf.Contoh :
o. Bentuk penulisan huruf
م
/mim/ memiliki empat macam bentuk penulisan, yaitu:1. Bentuk penulisan huruf
م
/mim/ yang pertama; memiliki goresan kaki yang sama dengan hurufج
/jim/,ح
/ha/,خ
/kha/,ع
/‛ain/, danغ
/ghain/ Bentuk goresan kakinya seperti huruf C, dan bagian ujung garis meruncing ke arah kanan bawah.(1)
DAFTAR PUSTAKA
Akbar,Ali. 1993: Kaidah Menulis Dan Karya-Karya Master Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Al-Jaburi, Kamil Salman, 2000: Usuli Al-Khattu Al-Arabi. Beirut-Libanon: Daru Wa Maktabah Al-Hilal.
Al-Jaburi, Kamil Salman, 1999: Musu’ati Al-Khattu Al-Arabi. Beirut-Libanon: Daru Wa Maktabah Al-Hilal.
Al-Tawanji, M. 1993: Atlasu Al-Khat Wa Al-Khat. Damaskus: Daru Tilas
Departemen Agama RI. 1987: Al-Qur’an Dan Terjemahan. Jakarta: P.T Bumi Restu Herwandi. 2003: Bungong Kalimah Kaligrafi Islam Dalam Balutan Tasawuf Aceh.
Padang: Andalas Universty Press
Israr, C. 1985: Dari Teks Klasik Sampai Ke Kaligrafi Arab. Jakarta: Yayasan Mas Agung
Khoiri, Ilham R. 1999: Al-Qur’an Dan Kaligrafi Arab Peran Kitab Suci Dalam Trasformasi Budaya. Jakarta: P.T Logos Wacana Ilmu
Pedersen, J. 1984: Fajar Intelektualisme Islam Buku Sejarah Penyebaran Informasi Di Dunia Arab. Bandung: Mizan
Shiddiq, M.Noor Aufa. 2003: Melukis Ayat Tuhan Pengantar Praktis Berkaligrafi. Yogyakarta: Gama Media
Safadi, Yasin Hamid. 1986: Kaligrafi Islam. Jakarta: P.T Pantja Simpati Situmorang, Oloan. 1993: Seni Rupa Islam Pertumbuhan Dan Perkembangan.
Bandung: Angkasa
Sirojuddin, D AR. 1985: Seni Kaligrafi Islam. Jakarta: Multi Kreasi Singgasan Sirojuddin, D AR. 1992: Dinamika kaligrafi Islam. Jakarta: Darul Ulum
Sirojuddin, D AR. 1993: Kaligrafi Arab Peralihan Peran Dari Kufi Ke Naskhi. Jakarta: Lemka
Sirojuddin, D AR. 1996: Serial Belajar Kaligrafi 1,2,3,4,5,6. Jakarta: Darul Ulum Sirojuddin, D AR. 2005: Nuansa Kaligrafi Islam. Jakarta: Lemka
(2)
Syu’bi, Mochammad. 2003:Ensiklopedi Temaris Dunia Islam Ke 4. Jakarta: P.T. Ichtiar Baru Van Hoeve
Syamwil, Beryl C. 1996: Ruh Islam Dalam Budaya Bangsa. Jakarta: Yayasan Festival Istiqlal
Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah. 1992: Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan
Yunus, Mahmud. 1972: Kamus Arab. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al-Qur’an
(3)
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi yang digunakan dalam proposal ini adalah Pedoman Transliterasi berdasarkan SK Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 Tahun 1987 dan No. 0543/U/1987.
A. Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkanب
Ba b beت
Ta t teث
Sa ś es (dengan titik di atas)ج
Jim j jeح
Ha h ha (dengan titik di bawah)خ
Kha kh ka dan haد
Dal d deذ
Zal ż zet (dengan titik di atas)ر
Ra r erز
Zai z zetس
Sin s esش
Syin sy es dan yeص
Sad s es (dengan titik di bawah)(4)
ط
Ta t te (dengan titik di bawah)ظ
Za z zet (dengan titik di bawah)ع
‛Ain ‛ koma terbalik (di atas)غ
Gain g geف
Fa f efق
Qaf q kiك
Kaf k kaل
Lam l elم
Mim m emن
Nun n enو
Waw w weه
Ha h haﺀ
Hamzah ' Apostrofي
Ya y yeB. Konsonan Rangkap
Konsonan Rangkap (tasydid) ditulis rangkap. Contoh :
ﺔ
ﺪ
= muqaddimah
ةرﻮ ا
ﺔ ﺪ ا
= al-Madĩnah al-munawwarah
C. Vokal
1. Vokal Tunggal
(5)
--- ( kasrah ) ditulis “i”. Contoh :
ر
= rahima ------- ( dammah ) ditulis “u”. Contoh : = qul2. Vokal Rangkap
Vokal Rangkap ------- ( fathah dan ya ) ditulis “ai”.
Contoh :
ز
= zainabآ
= kaifa Vokal Rangkapو
--- ( fathah dan waw ) ditulis “au”.Contoh :
لﻮ
= haulaلﻮ
= qaulaD. Vokal Panjang ( maddah )
ﺎ
--- danﻰ
--- ( fathah ) ditulis “ã”. Contoh :مﺎ
= qãma. --- ( kasrah ) ditulis “ĩ”. Contoh :ر
= rahĩm.و
--- ( dammah ) ditulis “ũ”. Contoh :مﻮ
= ‛ulũm.E. Ta Marbutah
a. Ta Marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun ditulis dengan huruf “h”. Contoh :
ﺔ ﺮﻜ ا ﺔﻜ
= makkah al-mukarramahb. Ta Marbutah yang berharkat hidup atau berharkat ditulis dengan huruf “t”. Contoh :
ﺔ
ﻹا
ﺔ ﻜ ا
= al-hukũmatu al-islãmiyahF. Hamzah
Huruf Hamzah (
ء
) di awal kata ditulis dengan vokal tanpa didahului oleh tanda apostrof ( ‘ ).نﺎ إ
= ĩmãn, bukan ‘ĩmãn. Contoh :(6)
Lafzul-Jalalah ( kata
ﷲ
ا
) yang berbentuk frase nomina ditransliterasi tanpa Hamzah.Contoh :
ﷲ
ا
ﺪ
= ditulis ‛Abdullah, bukan ‛Abd Allah.
H. Kata Sandang “al-”
1. Kata sandang “al-” tetap ditulis “al-”, pada kata yang dimulai dengan huruf Qamariyah.
Contoh :
ﻪ ﺮ ا ﺔﻐ ا
= al-lugatu al-‛arabiyah.2. Kata sandang “al-” yang diikuti huruf syamsiyah diganti dengan huruf syamsiyah yang mengikutinya.
Contoh :
ﺸ ا
= asy-syamsu.3. Huruf “a” pada kata sandang “al-” tetap ditulis dengan huruf kecil, meskipun merupakan nama diri.
Contoh :
ﺮهزﻷا
= al-azhar.4. Kata sandang “al-” di awal kalimat dan pada kata “Allah S.W.T, Qur‛an” ditulis dengan huruf kapital.