Guru mampu Mendidik Kinerja

2. Mengimplementasikan program pembelajaran dengan kewaspadaan penuh informed responsiveness terhadap peluang untuk menjadikan optimasi antara pemanfaatan dampak instruksional dan dampak pengiring pembelajaran yang dibingkai dengan wawasan kependidikan sebagai asas pengendali. Semua ini demi tercapainya tujuan utuh pendidikan. 3. Mengases hasil dan proses pembelajaran yang tercapai baik sebagai dampak langsung maupun dampak pengiring proses pembelajaran dalam konteks tujuan utuh pendidikan. 4. Memanfaatkan hasil asesmen terhadap proses dan hasil pembelajaran untuk perbaikan pengelolaan pembelajaran secara berkelanjutan baik mlalui tindakan remidi maupun pengayaan. 2.1.3.4 Guru Mampu Mengelola Kelas Menurut pendapat Sanjaya dalam Ali 2007:58 menjelaskan bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memlihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana belajar mengajar. Kelas sebagai kesatuan kelompok belajar, sebaiknya berkembang menjadi kelompok belajar yang penuh kekluargaan dan kerja sama yang edukatif, yang senantiasa berusaha untuk mencapai prestasi, penuh kedisipkinan efektif dalam penggunaan waktu belajar sehingga tercipta situasi kelas yang menyenangkan dan kondusif. 2.1.3.5 Guru Mampu Menggunakan Media dan Sumber Pelajaran Media pengajaran adalah alat penyalur pesan pengajaran baik secara langsuang maupun tidak langsung. Media dan sumber belajar harus memperhatikan: 1 tujuan pelajaran, 2 materi pelajaran, 3 metode pembelajaran, 4 penilaian pembelajaran, 5 kemampuan guru itu sendiri, 6 kemampuan siswa dan sebagainya. Proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media dan sumber, akan memnerikan manfaat antara lain: 1 memperbesar perhatian siswa terhadap materi pelajaran, 2 menghilangkan verbalisme, 3 menumbuhkembangkan motivasi belajar, 4 menumbuh kembangkan berfikir sistematis, 5 mengajak siswa untuk lebih berani bertanya, 6 menyederhanakan pokok pembahasan yang komplek, dan 7 memberikan pengalaman secara langsung sehingga materi dapat diingat lebih lama oleh peserta didik. 2.1.3.6 Guru Menguasai Metode Pembeljaran Metode mengajar merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh guru, menurut Sugiyono, 2006:110 terdapat tiga prisip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran, yaitu 1 tidak ada satu metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran, dan 3 kondisi pembelajaran yangberbeda bias memliki pengaruh yang tidak konsisten pda hasil pembelajaran. 2.1.3.7 Guru Mampu Mengelola Proses Belajar Mengajar Ada tiga kompensasi professional yang amat mendasar bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, yaitu 1 kemampuan dalam menyampaikan materi pemblejaran secara sistematis, 2 kemampuan dalam mengatur lalu lintas komunikasi antaraguru dan siswa dengan siswa, dan 3 mengarahkan pembicaraan atau diskusi dalam kelas sesuai dengan indicator atau standar kompetensi yang disampaikan. 2.1.3.8 Guru Mampu Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran Ada tiga kemampuan yang amat mendasar yang harus dimiliki guru sehubungan dengan pelaksanaan eveluasi pembelajaran, yaitu 1 kemampuan dalam membuat dan menjabarkan kisi-kisi soal, 2 membuat pembobotan terhadap item-item soal, baik dari sis ranah kognitif, dasar dalam bentuk item-item soal secara jelas dan opersional terstruktur. Hamalik 2007:159 menjelaskan bahwa evaluasi berfungsi untuk : 91 diagnostic dan pengembangan, 2 seleksi, 3 kenaikan kelas, dan 4 penempatan dengan sasaran ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor, evaluasi merupakan suatu keniscayaan dalam pengukuran hasil yang dicapai dalam PBM, menentukan tingkat keberhasilan anak dan juga sebagai pedoman untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan Hamalik 2007:159 menjelaskan bahwa evaluasi berfungsi untuk : 1 diagnostik dan pengembangan, 2 seleksi, 3 kenaikan kelas, dan 4 penempatan dengan sasaran ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor, evaluasi merupakan suatu keniscayaan dalam pengukuran hasil yang dicapai dalam proses belajar mengajar, menentukan tingkat keberhasilan anak dan juga sebagai pedoman untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan.Tahapan Evaluasi Tahapan pelaksanaan evaluasi hasil belajar adalah penentuan tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasidata, analisis dan interpretasi serta tindak lanjut. a Menentukan tujuan Tujuan evaluasi hasil belajar yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan kompetensi oleh setiap sesuai rencana pembelajaran yang disusun. Kompetensi yang harus dikuasai mencakup koginitif, psikomotorik dan afektif. b Menentukan Rencana Evaluasi Rencana evaluasi hasil belajar berwujud kisi-kisi, yaitu matriks yang menggambarkan keterkaitan antara behavioral objectives kemampuan yang menjadi sasaran pembelajaran dan course content materi sajian untuk mencapai kompetensi serta teknik evaluasi yang akan digunakan dalam menilai keberhasilan penguasaan kompetensi 1. Penyusunan Instrumen Evaluasi Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi deskriptif dan dapat berwujud tes maupun non-test. Tes dapat berbentuk obyektif atau uraian: sedang non tes dapat berbentuk lembar pengamatan atau kuesioner. Tes obyektif dapat berbentuk jawaban singkat, benar- salah, menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi : biasa, hubungan antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik dan gambar tabel. 2. Pengumpulan Data atau Informasi Pengumpulan data atau informasi dalam bentuknya adalah pelaksanaan testpenggunaan instrumen evaluasi harus dilaksanakan secara obyektif dan terbuka agar diperoleh informasi yang sahih dan dapat dipercaya sehingga bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar dengan maksud dosen dan mahasiswa memperoleh gambaran menyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar 3. Analisis dan interpretasi Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan hasil belajar mahasiswa, yaitu penguasaan kompetensi; sedang interpretasi. merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil belajar. 4. Tindak lanjut Tindak lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan interpretasi. Sebagai rangkaian pelaksanaan evaluasi hasil belajar tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan dan berkenaan dengan pelaksanaan evaluasi pemebelajaran itu sendiri. tindak lanjut pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan pelaksanaan keputusan tentang usaha perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran. Tindak lanjut berkenaan dengan evaluasi pembelajaran menyangkut pelaksanaan evaluasi dengan instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan, proses dan instrumen evaluasi hasil belajar.

2.2 Kepala Madrasah

2.2.1 Pengertian Kepala Madrasah Wahjosumijo 2002:83 mengartikan bahwa kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Berdasarkan pengertian dapat penulis simpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segalga sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Secara umum tugas dan peran kepala sekolahmadrasyah memiliki lima demensi,diantaranya:Kompetensi keperibadian, manejerial, kewirausahaan, supervisi dan kompetensi sosial PERMEN no 13 tahun 2007,standar kepala Sekolah 2.2.2 Karakteristik Kepala Sekolah Tiong Usman, 2009:290 menyatakan kepala sekolah yang efektif mempuyai karakteristik sebagai berikut: a adil dan tegas dalam mengambil keputusan, b membagi tugas secara adil kepada guru, c menghargai partisipasi staf, d memahami perasaan guru, e memiliki visi dan berupaya melakukan perubahan f terampil dan tertib, g berkemampuan dan efisien, h memiliki dedikasi dan rajin, dan i tulus dan percaya diri. Sedangkan Mulyasa 2005:126 mengatakan bahwa kepala sekolah dianggap sebagai orang yang memiliki harapan tinggi bagi semua warga sekolah. Kepala sekolah adalah orang yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka dab yang menentukan irama bagi sekolah tersebut. Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Dari beberapa pendapat yang diungkapkan di atas, dapat diketahui bahwa karaketeristik kepala sekolah adalah kepala sekolah yang dapat memahami fungsi keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan perannya secara efektif dalam memimpin sekolah. 2.2.3 Pengertian Keterampilan Manajerial Gibson, Ivancevich, dan Donnely dalam Wahyudi 2009:67 Keterampilan adalah kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan..Sedangkan dalam dunia pendidikan, manajer adalah seorang yang menjalankan aktifitas untuk memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Danim 2010:71 Keterampilan manajerial yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin dalam melaksanakan sejumlah tugas.keterampilnan manajerial kepala sekolah dimaksudkan sebagai bekal baginya untuk dapat melaksanakan manajemen sekolah secara bail. dengan keterampilan manajerial tersebut, diharapkan kepala sekolah dapat melaksanakan tugas-tugas secara efektif dan efisien. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keterampilan manajerial kepala sekolah adalah kemampuan seseorang kepala sekolah dalam mengelola sumber daya organisasi sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang ditentukan. 2.2.4. Dimensi Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dimensi kompetensi manejerial kepala madrasyah Rusman2008: diantaranya: 1 Menyusun perencanaan sekolah 2 Mengembangkan organisasi sekolah 3 Mengelola hubungan sekolah 4 Memimpin sekolahmadrasyah 5 Mengelola pengembangan sekolah 6 Menciptakan iklim sekolah 7 Mengelola guru dan staf, 8 Mengelola sarana dan prasarana,unit layanan khusus 9 Mengelola peserta didik,sestem informasi,kemajuan tehnelogi 10 Mengelola pengembangan kurikulum,keuangan ,ketatausahaan sekolah 11 Melakukan monitoring,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kerja sekolah. Menurut Robert L. Katz dalam Danim 2010:71 menjelaskan tiga macam keterampilan manajerial yang diperlukan oleh seoarnag manajer dalam mengelola sumber daya organisasi, yaitu: keterampilan konseptual conceptual skill, keterampilan hubungan manusia human skill, dan keterampilan teknikal technical skill. Danim 2010:73 Mengatakan: Keterampilan konseptual adalah kecakapan untuk memformulasikan pikiran, memahamai teori-teori melakukan aplikasi, melihat kecenderungan berdasarkan kemampuan teroritis dan yang dibutuhkan di dalamdunia kerja. Keterampilan hubungan manusiawi adalah keterampilan untuk menempatkan diri di dalam kelompok kerja dan menjalin komunikasi yang mampu menciptakan kepuasan kedua belah pihak. keterampilan teknis adalah leterampilan menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan-tindakan praktis, memecahkan masalah melalui taktik yang baik, atau menyelesaikan tugas-tugas secara sistematis. Dari uraian tersebut di atas penulis simpulkan keterampilan konseptual kepala sekolah adalah keterampilan untuk menentukan strategi, merencanakan, merumuskan kebijaksanaan, serta memutukan sesuatu yang terjadi dalam organisasi termasuk sekolah sebagai lembaga pendidikan. . Wahyudi 2009:73 keterampilan hubungan manusia yang dilakukan oleh kepala sekolah meliputi: a. Menjalin hubungan kerjasama dengan guru; b. Menjalin komunikasi dengan guru; c. Memberikan bimbingan dan bantuan dalam mneyelesaikan tugas guru; d. Memberikan penghargaan kepada guru berprestasi; e. Menyelesaikan segala permasalahan di sekolah; f. Mengikutsertaka guru dalam merumuskan pengambilan keputusan; g. Menyelesaikan konflik di sekolah; h. Menghormati peraturan sekolah; i. Menciptakan iklim kompetitif yang sehat di antar guru. Secara lebih rinci Wahyudi 2009:75-76 mengemukanan bahwa, kegiatan kepala sekolah yang bersifat teknis adalah: a kepala sekolah menjalankan supervise kepada guru di kelas, b kepala sekolah mengevaluasi dan merevisi program pengajaran guru, c kepala sekolah membuat program pelaksanaan kegiatan pengajaran dengan menghubungkan kurikulum dengan waktu, fasilitas dan personel yang ada, d kepala sekolah mengelola program evaluasi siswa, e mengkoordinasi penggunaan alat pengajaram, f membantu guru dalam perbaikan pengajaran, g membantu guru dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa, h mengatur dan mengawasi tata tertib siswa, i menyusun anggaran belanja sekolah, j melaksanakan administrasi sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.

2.3 Motivasi Kerja Guru

Dalam menjalankan aktivitas pembelajarannya, seorang guru harus senantiasa menjaga kestabilan kinerjanya.Kestabilan kinerja dapat dilihat dari sejauh mana motivasi kerja yang ada pada diri seorang guru mampu membentuk karakter seorang guru yang berdedikasi kepada pekerjaannya. Di bawah ini penulis akanmenguraikan mengenai pengertian motivasi secara umum, motivasi kerja guru beserta dimensi motivasi yang ada pada seorang guru.

2.3.1 Pengertian Motivasi

Menurut Uno 2008:1 motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Hasibuan 2004:95, motivasi berasal dari kata dasar motif, yang mempunyai arti suatu perangsang, keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang.Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama dengan efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Sedangkan motivasi adalah salah satu factor kesuksesan manusia setelah peluang dan intensif. kecenderungan orang yang sukses ditentukan oleh motivasi, peluang dan intensif. Uno, 2008:8. berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan, upaya, tujuan dan kebutuhan dari seseorang untuk melakukan perubahan kearah yang positif.

1.3.2 Pengertian Motivasi Kerja

Hasibuan, 2005:94 Kerja adalah sejumlah aktifitas fisik dan mental untuk mngerjakan suatu pekerjaan. kerja merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu. Amrullah dkk, 2002:146Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Selanjutnya menurut Winardi 2002:6, motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan imbalan non moneter yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dankondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Dapat disimpullan bahwa yang dimaksud motivasi kerja adalah suatu yang dapat menimbulkan semnagat atau dorongan bekerja individu atau kelompok terhadap pekerjaan guna mencapai tujuan.

1.3.3 Ciri-Ciri Motivasi Kerja

Menurut Sadiman 2005:83 motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki cirri-ciri sebagai berikut: 1. Tekun menghadapai tugas dapat menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai 2. Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa 3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4. Lebih senang bekerja sendiri 5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin hal-hal yang bersifat mekanis, berulang- ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif 6. Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu 7. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini 8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal Dengan demikian, disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi kerja memilki ciri-ciri tersebut di atas. ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Karena kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau gurunya tekun melaksanakan pekerjaannya, ulet dalam memecahkan masalah dan hambatan secara mandiri.

Dokumen yang terkait

THE CORRELATION BETWEEN PRINCIPAL LEADERSHIP, WORK CLIMATE, AND WORK MOTIVATION TOWARDS THE TEACHERS PERFORMANCE IN BODHISATTVA SCHOOL BANDAR LAMPUNG

0 22 101

THE CORRELATION BETWEEN PRINCIPAL LEADERSHIP, WORK CLIMATE, AND WORK MOTIVATION TOWARDS THE TEACHERS PERFORMANCE IN BODHISATTVA SCHOOL BANDAR LAMPUNG

0 12 100

INFLUENCES OF THE PRINCIPAL’S LEADERSHIP, WORK DISCIPLINE AND SCHOOL WORK CLIMATE, TOWARD TEACHERS’ PERFORMANCE SMPN SUB DISTRICT KOTABUMI KOTA REGENCY NORTH LAMPUNG PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DISIPLIN KERJA DAN IKLIM KERJA SEKOLAH TERHADAP KIN

0 6 103

THE INFLUENCE BETWEEN WORK DISCIPLINE AND PRINCIPAL LEADERSHIP TOWARD TEACHERS PERFORMANCE ON JUNIOR HIGH SCHOOLS IN KOTABUMI DISTRICT ON NORTH LAMPUNG REGENCY PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP DI KECAMATAN

0 15 121

The Development of Teachers` Performance Through Competencies, Commitment and Work Motivation

0 3 15

THE INFLUENCE OF THE INTERPERSONAL COMMUNICATION, WORK MOTIVATION, AND COMPENSATION OF TEACHERS The Influence of the Interpersonal Communication, Work Motivation, and Compensation of Teachers Toward the Performance of Elementary School Teachers in Magela

0 1 10

Association Between Stress at Work and Onset of Menopause in Senior High Schools Women Teachers in Surakarta

0 1 8

TEACHERS’ PERCEPTION ON THE RATIO OF TEACHER TALKING TIME (TTT) AND STUDENT TALKING TIME (STT) IN ENGLISH CLASSROOM OF THREE JUNIOR HIGH SCHOOLS IN PURWOKERTO

0 0 13

TEACHERS’ PERCEPTION S OF ORAL CORRECTIVE FEEDBACK AND THEIR ACTUAL PRACTICE IN EFL CLASSROOM ( A Descriptive Study on English Teachers of State Junior High Schools in Banyumas) - repository perpustakaan

0 0 14

TEACHERS’ PERCEPTION S OF ORAL CORRECTIVE FEEDBACK AND THEIR ACTUAL PRACTICE IN EFL CLASSROOM ( A Descriptive Study on English Teachers of State Junior High Schools in Banyumas) - repository perpustakaan

0 0 10