RELATION BETWEEN TEACHERS PERCEPTION OF HEAD MASTER MANAGERIAL SKILL AND WORK MOTIVATION WITH TEACHERS PERFORMANCE ON PUBLIC JUNIOR HIGH SCHOOLS IN NORTH LAMPUNG REGENCY HUBUNGAN PERSEPSI KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASYAH, MOTIVASI KERJA DENGAN KIN

(1)

ABSTRACT

RELATION BETWEEN TEACHERS PERCEPTION OF HEAD MASTER MANAGERIAL SKILL AND WORK MOTIVATION WITH TEACHERS

PERFORMANCE ON PUBLIC JUNIOR HIGH SCHOOLS IN NORTH LAMPUNG REGENCY

By SAMSEL ARIP

The purpose of this research is to describe and analyze the relation between: 1) teachers perception of head master managerial skill with teachers performance, 2) work motivation with teachers performance also 3) teachers perception of head master managerial skill and work motivation with teachers performance simultaneously with teachers performance on public junior high schools in North Lampung regency.

The kind of this research is quantitative by using method of ex post facto. The samples use Arikunto formula as much 40 from 151 teachers who teach on public junior high schools in North Lampung regency. Data are obtained from questionnaire and documentation, then analyzed by used correlational technique and regression both simple and double. Hypothesis test is done by Product Moment correlation and double correlation, which have been done before with analyze precondition test, such as normality and homogeneity test.

After research has been done and obtained the results, such as: 1) there is positive and significant relation between teachers perception of head master managerial skill with teachers performance, it means that getting better teachers perception of head master managerial skill, the teachers performance will be better too, 2) there is positive and significant relation between work motivation with teachers performance, it means that getting better work motivation of teachers, the teachers performance will be better too 3) there is positive and significant relation between teachers perception of head master managerial skill and work motivation with teachers performance, it means that getting better teachers perception of head master managerial skill and work motivation of teachers, the teachers performance will be better too.

The suggestions of this research especially for teachers in order to create good work motivation. The consciousness to grow work motivation not only influenced by external factors but also the most important is internal motivation of ourselves, that are the efforts to increase teachers performance and his profession.


(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASYAH, MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA

GURU MIN DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA Oleh

SAMSEL ARIP

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan: 1) Persepsi keterampilan manajerial dengan kinerja guru, 2) motivasi kerja dengan kinerja guru serta 3) keterampilan manajerial dan motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja guru MIN di Kabupaten Lampung Utara.

Jenis penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan metode ex post facto. Sampel menggunakan rumus Arikunto sebanyak 40 dari 151 guru yang mengajar di MIN di Kabupaten Lampung Utara. Data diperoleh melalui angket dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasional baik secara parsial maupun ganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan korelasi Product Moment dan korelasi ganda, yang sebelumnya telah dilakukan pengujian prasyarat analisis diantaranya yaitu uji normalitas dan homogenitas.

Hasil Penelitian sebagai berikut: 1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan manajerial Kepala Madrasyah dan kinerja guru, mengandung arti bahwa semakin baik persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala madrasyah maka semakin baik pula kinerjanya, 2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru, mengandung arti bahwa semakin baik motivasi kerja seorang guru maka semakin baik pula kinerjanya, 3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan manajerial dan motivasi kerja dengan kinerja guru secara bersama-sama, mengandung arti bahwa semakin baik persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala madrasyah dan motivasi kerja seorang guru maka semakin baik pula kinerjanya.

Saran yang disampaikan dari hasil penelitian ini terutama kepada guru agar dapat menciptakan motivasi kerja yang baik. Kesadaran menumbuhkan motivasi kerja tidak hanya dipengaruhi oleh faktor luar saja, tetapi yang lebih penting adalah yang berasal dari diri sendiri (motivasi intrinsik) yakni upaya peningkatan kinerja dan profesinya.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Turgak kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Utara pada tanggal 20 Juli 1980, anak pertama dari empat bersaudara, dari Bapak Bahrin Sulaiman dan Ibu Yusmina Berlian.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Turgak Belalau tamat pada tahun 1993, Sekolah Menengah Tingakat Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Kenali Belalau pada tahun 1996, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMTI Tanjungkarang pada tahun 1999, dan DIII di Universitas Lampung – Fakultas keguruan dan Ilmu pendidikan- Jurusan Ilmu Pendidikan,PenjasKes pada tahun 2002 dan S1 pada STAI Ibnu Rosyd Kotabumi Lampung tahun 2009.. Pengalaman bekerja penulis pada tahun 2003 menjadi tenaga pengajar di SMP 1 Liwa Lampung Barat dan di SMA 1 liwa. Pada tahun 2005 di anggkat menjadi Pegawai negeri Sipil (PNS) di Kemenag Kotabumi Lampung Utara di tugaskan pada MI GUPPI Kalibalangan Lampung Utara dan tahun 2012 di mutasikan di MIN Blambangan Pagar. Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Pascasarjana Magister Manajmen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung.


(8)

MOTO

Think big, feel strong, and pray hard for deep heart."

Berpikirlah besar, jadilah kuat, dan berdoalah dengan sungguh-sungguh untuk hati yang terdalam.


(9)

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan Kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta.Bahrin &Yusmina 2. Istri tercinta Septiana, SPd

3. Anak-anak ku Raisya Ramadhani Arif & M.Raihan Asyraf Arif

4. Teman- teman Seperjuangan Abang Joe ,Abraham (Aan) Adinda Nata (ganjar).


(10)

SANWANCANA

Alhamdulillah hirobbil Alamin,Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLah SWT atas segala rahmat,nikmat,ridho dan inayah serta karunia-Nya,sehingga tesis dengan judul ”Hubungan Persepsi Keterampilan Manejerial Kepala Madrasyah dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru MIN di Kabupaten Lampung Utara”dapat di selesaikan oleh penulis dengan baik dan lancar tanfa suatu halangan yang bearti.

Tesis ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Program Pasca Sarjana Megister Manejemen Pendidikan.

Penyelesaiaan penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuaan dari beberapa pihak, baik berupa bantuan materil maupun dukungan moril. oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas penulisan tesis ini dengan segala partisipasi dan motivasi, secara khusus penulis ucapkan terimakasih terutama kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr.Sugeng P Hariyanto, M.S Rektor Universitas Lampung yang telah mengembangkan berbagai fasilitas Univesitas Lampungsehingga seluruh Mahasiswa termasuk penulis dapat menyelesaikan Pendidikan Megister Manejemen Pendidika di Universitas Lampung.


(11)

Lampung.

3. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus sebagai Pembimbing ke satu atas kesediaan memberikan bimbingan dan selalu memotivasi penulis serta bantuan dalam penyelesaian tesis ini.

4. Dr. Sumadi, M.S., Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus sebagai Pembimbing ke dua dalam pembuatan tesis ini, yang selalu memotivasi, memberi saran dan masukan yang sangat bermakna bagi penulis.

5. Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd. Sekretaris Program studi Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus sebagai pembahas dalam seminar proposal dan seminar hasil, terimakasih atas saran-saran yang diberikan

6. Bapak /ibu Dosen pengampu pada Program Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 7. Kepala MIN se Kabupaten Lampung Utara yang memberikan izin untuk

melakukan penelitian.

8. Seluruh teman-teman mahasiswa Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan angkatan 2011, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, terimakasih atas kebersamaannya.


(12)

semoga penyusunan tesis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Bandar lampung, 15 Januari 2014 Penulis

SAMSEL ARIP NPM:1123012035


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUANTESIS ... .. i

LEMBAR PENGESHANTESIS . ……… ii

ABSTRAK

... iii

ABSTRACT

... iv

LEMBARPERNYATAAN ………. v

MOTTO ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWANCANA ... ix

DAFTAR ISI ………. x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Pembatasan Masalah ... 11

1.4 Rumusan Masalah ... . 11

1.5 Tujuan Penelitian ... 11

1.6 Kegunaan Penelitian ... 12

1.7 Ruang Lingkup Penelitian ... 13

BAB II LANDASAN TEORI ... 15

2.1 Kinerja... 15

2.1.1 Pengertian Kinerja ... 15

2.1.2 Penilaian Kerja ... 17

2.1.3 Kinerja Guru ... 18

2.2 Kepala Madrasah ... 35


(14)

2.2.4 Dimensi Keterampilan Manajerial

Kepala Sekolah ... 37

2.3 Motivasi Kerja Guru ... 38

2.3.1 Pengertian Motivasi ... 38

2.3.2 Pengertian Motivasi Kerja ... 38

2.3.3 Ciri-Ciri Motivasi Kerja ... 40

2.3.4 Teori Motivasi McClelland ... 41

2.3.5 Dimensi Motivasi Kerja ... 41

2.4 Kerangka Pikir……. ... 43

2.5 Hipotesis Penelitian ... . 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 3.1 Desain Penelitian ... 46

3.2 Populasi ... 46

3.3 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 47

3.4 Variabel Penelitian ... 48

3.4.1 Variabel Bebas ... 48

3.4.2 Variabel Terikat ... 48

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.5.1 Teknik Dokumentasi ... 52

3.5.2 Teknik Angket ... 53

3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 53

3.6.1 Validitas ... 53

3.6.2 Reliabilitas ... 57

3.7 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 60

3.7.1 Teknik Analisis Data ... 60

3.7.2 Pengujian Prasyarat Analisis ... 60


(15)

4.1.1 Variabel Keterampilan Manajerial ... 66

4.1.2 Variabel Motivasi Kerja ... 68

4.1.3 Variabel Kinerja Guru ... 69

4.2 Uji Prasyarat Analisis Korelasi... 70

4.2.1 Uji Normalitas Data ... 71

4.2.2 Uji Homogenitas ... 73

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 74

4.3.1 Hubungan Keterampilan Manajerial Dengan Kinerja Guru ... 74

4.3.2 Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru ... 75

4.3.3 Hubungan Keterampilan Manajerial Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru ... 76

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

4.4.1 Hubungan Keterampilan Manajerial Dengan Kinerja Guru ... 78

4.4.2 Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru ... 79

4.4.3 Hubungan Keterampilan Manajerial dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru ... 81

4.5Keterbatasan Penelitian ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 86

5.2 Implikasi ... 87

5.3 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA... 91 LAMPIRAN


(16)

(17)

1. 3.1 Pengambilan Sampel... 47

2. 3.2 Kisi-kisi Instrumen... 52

3. 3.3: Daftar Interpretasi Nilai r (validitas instrumen)... 54

4. 3.4 Interpretasi Besarnya Nilai Reliabilitas Kuesioner... 58

5. 4.1 Data Statistik Dasar Variabel Penelitian... 66

6. 4.2 Distribusi Skor Variabel Keterampilan Manajerial (X1)... 66

7. 4.3 Distribusi Skor Variabel Motivasi Kerja (X2)... 68

8. 4.4: Distribusi Skor Variabel Kinerja Guru (Y)... 69

9. 4.5: Hasil Uji Normalitas Variabel Penitian... 71

10.4.6 Hasil Pengujian Normalitas Kolmogorov Smirnov... 71

11.4.7: Analisis Test of Homogeneity of Variances... 73

12.4.10: Hasil Korelasi Product Moment Hubungan Keterampilan Manajerial denganKinerja Guru... 74

13.4.11: Hasil Korelasi Product Moment Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru... 75

14.4.12: Hasil Korelasi Product MomentKeterampilan Manajerial dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru... 76


(18)

DAFTAR GAMBAR

1. 4.1: Histogram Skor Keterampilan Manajerial... ... 67

2. 4.2: Histogram Skor Motivasi Kerja... 68

3. 4.3: Histogram Skor Kinerja Guru... 71

4. 4.4: Normal Q-Q Plot Keterampilan Manajerial... 72

5. 4.5: Normal Q-Q Plot Motivasi Kerja... 72


(19)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian Bab I, penulis akan meguraikan Latar belakang masalah, identipikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian.

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia saat ini semakin menunjukkan kemajuan yang pesat dalam hampir segala bidang, salah satu contoh yang utama adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. banyak penemuan baru diciptakan oleh para ilmuwan di berbagai sudut dunia yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan, kesenangan, dan kebahagiaan umat manusia. Para ilmuwan tersebut berupaya menciptakan kemajuan dalam bidangnya masing-masing ke arah yang lebih maju dan modern. Perubahan kemajuan itu menerpa semua sudut kehidupan di muka bumi ini, perubahan inilah yang dikatakan globalisasi.

Globalisasi membawa dampak ganda, disatu sisi membuka kesempatan kerja sama yang seluas-luasnya antar negara, namun disisi lain membawa persaingan yang semakin tajam dan ketat. Oleh karena itu tantangan utama dalam globalisasi adalah daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor termasuk sektor


(20)

pendidikan. industri dan sektor jasa dengan mengandalkan kemampuan sumber daya manusia, teknologi dan manajemen. Dari ketiga faktor tersebut, kemampuan sumber daya manusia pada akhirnya menentukan kemenangan bersaing karena merupakan sumber daya yang aktif, sumber keunggulan kompetitif yang dapat diperbarui dan dikembangkan melalui mutunya dalam bekerja

Pada era globalisasi saat ini mempersiapkan sumber daya manusia berkeunggulan dan bermutu tinggi merupakan tugas yang teramat penting, peran pendidikan sangat diperlukan, bahkan merupakan kunci utama keberhasilan pembangunan bangsa. Hal ini dikuatkan oleh Hadiyanto (2004) bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan sarana strategis untuk meningkatkan potensi bangsa agar mampu berkiprah dalam tataran yang lebih global, bahkan pendidikan perlu dimantapkan, sehingga dapat difungsikan sebagai penelitian, menemukan dan memupuk bakat, meningkatkan kemampuan manusia untuk menyesuaikan dan mengubah kesempatan kerja dalam rangka pertumbuhan ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan ketrampilan dan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk masa yang akan datang.

Jelas bahwa pendidikan mempunyai peran yang sangat besar dalam mewujudkan dan menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu, berkualitas, temampil dan professional. Jika pendidikan merupakan salah satu instrument yang teramat penting dalam pengembangan sumber daya manusia, maka tenaga kependidikan memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan tugas tersebut.


(21)

Komponen pendukung yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan adalah tenaga kependidikan, karenanya seluruh stakeholders atau komponen pendidikan harus benar-benar bekerja sesuai pada tugas pokok dan fungsi masing-masing. tanpa pendidikan yang terencana maka tujuan pendidikan nasional tidak akan tercapai dengan baik, dan kualitas sumber daya manusia akan sulit ditingkatkan.dalam posisinya sebagai administrator dan manajer pendidikan, kepala sekolah diharapkan memiliki kemampuan profesional dan ketrampilan yang memadai.Ketrampilan yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan sekolah, yaitu ketrampilan konseptual, ketrampilan hubungan dan ketrampilan tehnikal. Ketrampilan konseptual meliputi: kemampuan melihat sekolah dan semua program pendidikan sebagai suatu keseluruhan. Ketrampilan hubungan manusia meliputi: kemampuan menjalin hubungan kerjasama secara efektif dan efisien dengan personel sekolah, baik secara perorangan maupun kelompok. Ketrampilan tehnikal merupakan kecakapan dan keahlihan yang harus dimiliki kepala sekolah meliputi metode-metode, proses-proses, prosedur dan tehnik pengelolahan sekolah .

Kemampuan profesional manajemen pendidikan, kepala sekolah diharapkan dapat menyusun program sekolah yang efektif, menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan membangun unjuk kerja personel sekolah serta dapat membimbing guru melaksanakan proses pembelajaran. di sekolah, kepala sekolah senantiasa berinteraksi dengan guru bawahannya, memonitor dan menilai kegiatan mereka sehari-hari. rendahnya kinerja guru akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas yang pada gilirannya akan berpengaruh pula terhadap pencapaian tujuan pendidikan. rendahnya kinerja guru harus diidentifikasi penyebabnya dan kepala


(22)

sekolah memegang peranan penting, karena dapat memberikan iklim yang memungkinkan bagi guru berkarya dengan penuh semangat.dengan ketrampilan manajerial yang dimiliki, kepala sekolah membangun dan mempertahankan kinerja guru yang positif.

Guru merupakan komponen terpenting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, oleh kaerena itu dibutuhkan sikap profesional guru dalam proses pembelajaran. pendidikan tidak hanya berfokus pada masa kini saja tetapi juga berorientasi pada masa yang akan datang. Sehinga pendidikan juga mempersiapkan masa depan peserta didik, sekaligus juga mempersiapkan masa depan suatu bangsa karena peserta didik atau generasi muda yang ada sekarang adalah harapan bangsa yang akan menentukan masa depan suatu bangsa. makna dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pendidikan tersebut tidak akan dapat dicapai tanpa terlaksananya pendidikan yang bermutu dalam suatu bangsa. Oleh karena itu penting untuk memahami lebih jauh mengenai masalah mutu dalam sistem pendidikan.

Depdiknas (2002; 99) menguraikan tentang indikator mutu pendidikan, yaitu: pendidikan yang bermutu dapat diukur dengan indikator mutu pendidikan. Tujuh indicator yang dianggap penting untuk mengetahui mutu pendidikan, yaitu: 1) persentase guru yang layak mengajar, 2) persentase kesesuaian guru mengajar dengan ijazah yang dimiliki, 3) persentase kelas yang baik, 4) persentase keberadaan fasilitas sekolah, 5) angka kelulusan, 6) angka siswa mengulang dan 7) angka putus sekolah. Selain indikator mutu di atas, keberhasilan sekolah juga dapat dilihat dari prestasi yang dicapai. Prestasi


(23)

merupakan bukti bahwa proses pembelajaran telah berlangsung dengan baik dan efektif. untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif, guru dan Kepala Sekolah menjadi ujung tombak karena mereka langsung terjun dalam proses pelaksanaan pendidikan tersebut. karena itu Kepala Sekolah dan guru perlu meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya.

Kepala Sekolah harus mampu mengembangkan dan mengimplementasikan kompetensi kemampuan manajerialnya. dengan demikian Kepala Sekolah dapat melakukan evaluasi tentang kinerja mengajar guru untuk dapat melaksnakan efektivitas pembelajaran di sekolah yang dipimpinnya dengan baik.selain Kepala Sekolah, yang paling berperan dalam meningkatkan mutu sekolah adalah guru. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan akademik serta kemampuan profesional di dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai fasilitator di sekolah. Guru harus mampu mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan profesionalnya sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Secara rinci aspek rendahnya mutu guru menurut Sudarminta (dalam Majid 2005: 56) antara lain tampak dari gejala-gejala berikut :

(1) lemahnya penguasaan bahan yang diajarkan, (2) ketidaksesuaian antara bidang studi yang dipelajari guru dan yang dalam kenyataan lapangan yang diajarkan, (3) kurang efektifnya cara pengajaran, (4) kurangnya wibawa guru di hadapan murid, (5) lemahnya motivasi dan dedikasi untuk menjadi pendidik yang sungguh-sungguh, semakin banyak yang kebetulan menjadi guru dan tidak betul-betul ingin menjadi guru, (6) kurangnya kematangan emosioanal, kemandirian berpikir, keteguhan sikap, dan cukup banyak guru sehingga kini sebenarnya tidak siap sebagai pendidik, kebanyakan guru dalam hubungan dengan murid masih hanya berfungsi sebagai pengajar dan belum sebagai pendidik, dan 7) relatif rendahnya tingkat intelektual para mahasiswa calon guru dibandingkan dengan mahasiswa yang memilih jurusan lain.


(24)

Guru merupakan komponen dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan cita-cita luhur bangsa yang tertuang dalam Tujuan Pendidikan Nasional. Oleh sebab itu, dibutuhkan sikap professional guru dalam proses pembelajaran. Menurut Sagala (2009:5), tanpa sikap profesional, suatu institusi seperti lembaga pendidikan tidak akan memperoleh hasil yang maksimal. Profesionalisme menggambarkan selalu berpikir, berpendirian, bersikap, bekerja dengan sungguh-sungguh, kerja keras, disiplin, jujur, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi untuk keberhasilan kerjanya. Guru sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak bergaul dengan para murid dibandingkan dengan profesional lainnya disekolah. guru bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian dan pengkajian, dan membuka komunikasi dengan masyarakat. maka guru merupakan kunci keberhasilan lembaga pendidikan. baik buruknya pendidikan dipengaruhi oleh kinerja mengajar guru. untuk mengukur kinerja guru adalah :TR Mithcell (dalam Rusman 2009:352) Performance =Motivation x Ability

Kinerja atau prestasi kerja (performance) dapat diartikan sebagai pencapaian hasil kerja sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku pada organisasi dalam hal ini sekolah. Simamora (2000:10) menyatakan bahwa kinerja merupakan suatu persyaratan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik yang berupa jumlah maupun kualitasnya. output yang dihasilkan dapat berupa fisik maupun non fisik yang menyebutnya berupa karya. Seorang guru dalam mengerjakan tugasnya dengan baik, seringkali ditentukan


(25)

oleh penilaian terhadap kinerjanya. Penilaian tidak hanya dilakukan untuk membantu mengawasi sumber daya organisasi namun juga untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan sumber daya yang ada dan mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki. Penilaian terhadap prestasi kerja merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja guru, bagian-bagian yang me-nunjukkan kemampuan guru yang kurang dapat diidentifikasi, diketahui sehingga dapat ditentukan strategi dalam meningkatkan kinerjanya.

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dinyatakan bahwa profesionalitas adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupannya yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesional. Pengakuan guru serta dosen sebagai profesi diharapkan dapat memacu tumbuhnya kesadaran terhadap mutu dan pada gilirannya akan meningkatkan citra guru di tengah masyarakat. Secara teknik menurut Walisman (2007:10) penguatan profesionalisme itu dikaitkan dengan pentingnya perhatian terhadap kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi. dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa salah satu upaya meningkatkan citra guru adalah dengan meningkatkan kinerja mengajar guru. guru yang memiliki kinerja mengajar yang baik akan mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara efisien dan efektif.

Berdasarkan data empirik yang diperoleh dari hasil survei pada MIN di kabupaten Lampung Utara,masih rend ahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugas. dari data empirik diperoleh dari studi pendahuluan yang dilakukan


(26)

pada MIN di kabupaten Lampung Utara diketahui baru sekitar 77,5 % guru kualifikasi pendidikannya S1dan sekitar 19,9% guru belum kualifikasi pendidikannya S1. Dari studi pendahuluan ini nampak guru sudah mempersiapkan pembelajaran dengan persiapan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) namun bukan dibuat atau disusun sendiri melainkan masih hasil copy dari teman. bahkan guru-guru yang sudah dinyatakan profesional dan telah menerima tunjangan profesional guru belum menunjukan kinerja yang baik. kualitas dan profesionalitas guru dapat dinilai dari prestasi/kinerjanya, ini juga bisa di lihat dari hasil UN siswa di beberapa Madrasyah di K abupaten Lampung Utara,dalam rangka pencapaian tujuan materi ajar serta standar pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Data Guru MIN Kab Lampung Utara.

No Aspek Jumlah Persentase

1 Pendidikan a.S2 b.S1 c.Lain-lain 4 Orang 117 Orang 30 Orang 6 % 77,5 % 19.9 % 2 Kelengkapan Pembelajaran,

RPP, Prosem/Prota,Media dll. a.Lengkap b.Sebagian c.Tidak ada 62 Orang 89 Orang - 41 % 59 % - Sumber:Pengawas Kementrian Agama LU.

No Nama Madrasyah Jumlah siswa Nilai rata-rata

1 MIN Blambangan Pagar 56 6,4

2 MI GUPPI 19 6,0

3 MI Darusalam 18 5,7

4 MI Darul Falah 27 6,0

5 MI Sido Rahayu 18 5,8


(27)

Faktor yang mempengaruhi produktivitas dan prestasi/kinerja guru adalah Kualifikasi pendidikan dan yang tidak kalah menentukan adalah motivasi guru dari studi pendahuluan di atas dapat di lihat bahwa perangkat pembelajaran guru kurang lengkap ini mengindikasikan motivasi kerja guru masih rendah. guru yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi memungkinkan mempunyai semangat kerja yang baik, dengan semanngat kerja yang baik guru akan selalu memperbaharui pola pembelajarannya menjadi lebih menyenangkan dan inovatif, sehingga mempengaruhi keterampilan kinerja. Jika orang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja diharapkan kinerjanya akan meningkat, dan sebaliknya jika motivasi seseorang dalam bekerja rendah maka kinerjanya akan menurun, dengan motivasi yang rendah yang dimiliki guru akan membuat pola pembelajarannya tidak terencana dengan baik dan pada akhirnya akan menjadikan guru tersebut tidak professional.

Motivasi kerja yang tinggi, seorang guru dapat terus melakukan inovasi di dalam kegiatan pembelajaran, dan selalu memperbaharui keterampilan profesionalnya dalam kegiatan belajar mengajar guna mendapatkan mutu pembelajaran yang bermutu dengan harapan melahirkan kualitas yang sangat baik.

Rendahnya motivasi seorang guru akan berdampak pada kinerja guru dalam mengajar.keadaan yang mengindikasikan bahwa rendahnya kinerja guru menunjukan rendahnya kemampuan manajerial Kepala Sekolah. Oleh karena itu penelitian ini merujuk kepada hubungan persepsi guru terhadap kemampuan manajerial Kepala Sekolah dan motivasi kerja dalam menciptakan


(28)

kinerja guru yang efektif. menarik untuk dicermati mengenai peran Kepala Sekolah dan motivasi kerja terkait kinerja guru yang efektif. Penelitian ini akan lebih difokuskan pada persepsi guru terhadap kemampuan manajerial Kepala Sekolah khususnya dalam pengelolaan program sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti: Hubungan Persepsi Keterampilan Manajerial Kepala Madrasyah dan Motivasi kerja dengan Kinerja Guru MIN di kabupaten Lampung Utara.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diindentifikasi sejumlah permasalahan yang mempengaruhi kinerja guru di MIN di kabupaten Lampung Utara antara lain sesuai dengan

1.2.1 Kinerja guru di pengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain motivasi dan ability.

1.2.2 Latar belakang Pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang yang di ajarkan /belum memenuhi kualifikasi S1

1.2.3 Motivasi kerja guru yang rendah ini di lihat dari kelengkapan guru dalam mengajar


(29)

1.3Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan baik waktu,tenaga dan biaya maka penelitian ini dibatasi pada kajian persepsi peterampilan menajemen kepala Madrasah, motivasi kerja dengan kinerja Guru.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas dan identifikasi masalah maka rumusan masalah adalah:

1.4.1 Bagaimanakah hubungan persepsi terhadap keterampilan manajerial kepala madrasah dengan kinerja guru MIN di Kabupaten Lampung Utara? 1.4.2 Bagaimanakah hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru MIN di

Kabupaten Lampung Utara?

1.4.3 Bagaimanakah hubungan persepsi terhadap keterampilan manajerial kepala madrasah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru MIN di kabupaten Lampung Utara?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan yang diinginkan dalam penelitian ini dalah untuk menganalisis :

1.5.1 Hubungan persepsi terhadap keterampilan manajerial kepala madrasah dengan kinerja guru MIN di kabupaten Lampung Utara.

1.5.2 Hubungan antara kinerja dan motivasi kerja guru MIN di Kabupaten Lampung Utara.


(30)

1.5.3 Hubungan persepsi terhadap keterampilan manajerial kepala Madrasah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru MIN di Kabupaten Lampung Utara.

1.6Kegunaan Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan praktis 1.6.1Kegunaan Teoritis

1.6.1.1Sebagai sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu Manajemen (persepsi keterampilan manajerial kepala Madrasah dan motivasi kerja dan kinerja)

1.6.1.2Sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya dalam topik yang relevan.

1.6.2 Kegunaan Praktis

1.6.2.1Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi penentu kebijakan yang berhubungan dengan keterampilan manajerial kepala Madrasah dalam kaitannya dengan peningkatan motivasi kerja dan kinerja guru. 1.6.2.2Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran guna

meningkatkan kinerja guru di kabupaten Lampung Utara.

1.6.2.3Memberikan sumbangan pemikiran dan perbaikan dalam upaya peningkatan keterampilan manajerial kepala Madrasah di Kabupaten Lampung Utara.


(31)

1.7Ruang LingkupPenelitian

1.8Sebagai mana judul penelitian di atas pada penelitian ini ,maka ruang lingkup penelitian ini akan di arahkan pada tiga pokok bahasan (a)Objek Penelitian (b)Subjek Penelitian (c) Tempat dan waktu Penelitian.(d) Ruang lingkup penelitian.

1.7.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah:

1.8.1.1Keterampilan persepsi manajerial kepala Madrasah adalah keterampilan yang dimiliki seorang kepala madrasah dalam melaksanakan tugas-tugas pokok yang dibebankan kepadanya yang meliputi keterampilan konseptual, keterampilan hubungan manusia, dan keterampilan teknikal. 1.8.1.2Motivasi kerja guru adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau

semangat dalam bekerja seorang pendidik atau guru yang meliputi Motivasi berprestasi motivasi beraffliasi/berhubungan dan motivasi mengusai (Need Ach,Need Pow,Need Affli /motif, harapan, dan insentif) 1.8.1.3Kinerja adalah merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun

tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi dan kepentingan.

1.8.2 Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru MIN se-Kabupaten Lampung Utara yang tersebar dalam 7 MIN yang ada dalam wilayah Kementrian Agama Kabupaten Lampung Utara.


(32)

1.8.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Lampung Utara yaitu pada MIN yang ada di Lampung Utara yang terdiri dari 7 MIN, yang telah dilaksanakan dari tanggal 01 September 2012 sampai 27 April 2013. (selama 6 bulan)

1.8.4 Ruang Lingkup Ilmu

Kajian ilmu adalah Manejemen Pendidikan yakni mengkaji dan proses manejemen dan aplikasinya dalam bidang pendidikan.yakni persepsi terhadaf keterampilan manejerial Kepala Madrasyah dan Motivsi kerja guru sebagai Variabel bebas dan Kinerja guru sebagai Variabel Terikat


(33)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada BAB II Peneliti akan membahas Landasan teori dan hubungan Keterampilan manajerial kepala madrasah, Motivasi Kerja dan Kinerja.

2.1 Kinerja

Kinerja adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan yang maenjadi tanggung jawabnya, kinerja guru adalah kemampuan guru tersebut untuk menyelesaikan tugas yang di berikan dengan sebaik-baiknnya. semakin baik guru tersebut melaksanakan tugasnya maka kinerjanya semakin baik.

Menurut Wibowo (2007:4) kinerja adalah merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun tersebut.Implementasi kinerja di lakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi dan kepentingan. Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam menjalankan kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja

Kinerja adalah Performence atau unjuk kerja, kinerja dapat pula diartikan dalam prestasi kerja, pelaksanaan kerja, hasil unjuk kerja, kinerja adalah Performence is


(34)

output drives from processes,human or otherwise yaitu: Kinerja adalah hasil proses yang dilakukan manusia August W Smith dalam Mulyasa ( 2008:318) untuk mengukur kinerja TR Mithcell (dalam Rusman 2009:352) Performance =Motivation x Ability

Kinerja adalah hasil kerja dan kemajuan yang telah dicapai seseorang dalam bidang tugasnya. Usman, (2009:487), Kinerja sama artinya dengan prestasi kerja atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Performance .kinerja selalu merupakan tanda keberhasilan suatu organisasi dan orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut.

Meskipun mustahil mengidentifikasi kinerja secara universal yang dapat diterapkan pada semua pekerjaan, adalah mungkin menentukan beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh kriteria apabila kriteria itu diharapkan bermanfaat bagi penilaian keinerja Henry Simamor (2004:362-363).

Karakteristiknya kriteria kinerja yang baik adalah:

1. Mampu diukur dengan cara-cara yang dapat dipercaya. konsep kehandalan pengukuran mempunyai dua komponen: stabilitas dan konsistensi. Stabilitas menyiratkan bahwa pengukuran kriteria yang dilaksanakan pada waktu yang berbeda haruslah mencapai hasil yang kira-kira serupa. konsistensi menunjukkan bahwa pengukuran kriteria yang dilakukan dengan metode yang berbeda atau orang yang berbeda harus mencapai hasil yang kira-kira sama.

2. Harus mampu membedakan individu-individu sesuai denga kinerja mereka. salah satu tujuan penilaian kinerja adalah evaluasi kinerja anggota organisasi.


(35)

jika kriteria semacam itu memberikan skor yang identik kepada semua orang, maka kriteria tersebut tidak berguna untuk mendistribusikan kompensasi atas kinerja, merekomendasikan kandidat untuk promise, ataupun menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

3. Sensitive terhadap masukan dan tindakan pemegang jabatan. karena tujuan penilaian kinerja adalah untuk menilai efektifitas individu anggota organisasi, kriteria efektifitas yang dipakai dalam system itu haruslah utama di bawah kebijakan pengendalian orang yang sedang dinilai.

4. Dapat diterima oleh individu yang mengetahui kinerjanya sedang dinilai. adalah penting agar orang-orang yang kinerjanya sedang diukur merasa bahwa kinerja yang sedang digunakan memberikan petunjuk yang adil dan benar tentang kinerja mereka.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang dpat dinilai dari hasil karyanya.

2.1.2 Penilaian Kerja

Pendapat Sutermeister (dalam Usman 2009:488) menyatakan“we have recognized that employee performance depend on both motivation and ability”.

Kinerja menurut pendapat Simamora (2004:338), penilaian kerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan. Dalam melihat kinerja seseorang menurut Furtwengler (dalam Mulyasa 2007:126), aspek-aspek yang dapat dijadikan ukuran diantaranya:


(36)

1) Ketreampilan berkomunikasi, terdiri atas (a) menampilkan gagasan logis dalam bahasa yang mudah dipahami, (b) menyatakan ketidak setujuannya tanpa menciptakan konflik (c) menulis dengan kata-kata yang jelas dan tepat, dan (d) menggunakan bahasa yan goptimis.

2) Inisiatif,/Motivasi yang mencakup (a) selalu bersedia membantu orang lain jika pekerjaannya telah selesai, (b) ingin selalu terlibat dalam proyek baru (c) selalu berusaha mengembangkan keterampilan di luar kerja, dan (d) menjadi sumber gagasan untuk perbaikan kinerja.

3) Perencanaan dan Organisasi, meliputi (a) selalu membuat jadwal kerja personal, dan (b) bekerja berdasarkan jadwal tersebut.

Sejalan dengan pendapat bahwa yang mempengaruhi kinerja adalah daya tarik pekerjaan, upah (insentif), keamanan, perlindungan kerja, pengetahuan, lingkungan dan suasana kerja, harapan pengembangan karir, keterlibatan dalam pengembangan organisasi, perhatian dan kepemimpinan atasan. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam melaksanakan tugas dipengaruhi oleh faktor: intelegensi; sikap dan disiplin; minat; persepsi; motivasi; pengetahuan dan kemampuan; keadaan fisiologis; insentif atau gaji; keamanan dan perlindungan; sarana dan prasarana, iklim kerja, dan gaya kepemimpinan atasan

2.1.3 Kinerja Guru

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (UU no 14 tahun 2005 /Guru/Dosen)

Kinerja guru dapat dilihat dari kemampuan guru untuk memenuhi jenis-jenis kompetensi yang seharusnya dimiliki. Menurut Usman (2009:16-18) Jenis


(37)

kemampuan yang perlu dimiliki oleh guru diantaranya adalah kompetensi pribadi dan kompetensi professional. Kompetensi pribadi meliputi kemampuan untuk: (1) mengembangkan kepribadian, (2) berinteraksi dan berkomunikasi, (3) melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, (4) melaksanakan administrasi madrasah, dan (5) melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. Sedangkan untuk kompetensi professional meliputi kemampuan untuk (1) menguasai landasan kependidikan, (2) menguasai bahan pengajaran, (3) menyusun dan merencanakan program pengajaran, (4) melaksanakan program pengajaran, dan menilai dan mengevaluasi belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Baik buruknya kinerja guru juga dapat dilihat dari output pendidikan yang dihasilkan. Madrasah-madrasah yang mampu menghasilkan peserta didik yang berprestasi, umumnya memiliki guru-guru yang kinerjanya baik, dan sebaliknya sekolah yang peserta didiknya rendah prestasinya pada umumnya kinerja guru-gurunya buruk. Kinerja guru yang baik memerlukan berbagai kemampuan atau kecakapan yang harus dimiliki guru, kemampuan yang dimaksud adalah:

2.1.3.1 Guru Mampu Merencanakan dan Melaksanakan Pembelajaran

Guru yang akuntabel adalah yang siap dengan sejumlah bahan pengajaran guna membantu peserta didik menuju penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Guru hendaknya menguasai bahan-bahan pengayaan wajib, bahan pengayaan dan bahan pengajaran penunjang, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskannya, serta selaras dengan perkembangan mental siswa, perkembangan ilmu dan teknologi dengan tetap memperlihatkan sumber daya


(38)

yang tersedia di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Merencanakan pembelajaran ada tiga komponen pokok dalam pembelajaran, yaitu: (1) guru, (2) siswa, dan (3) perencanaan. guru adalah pelaku pembelajaran dan sekaligus faktor yang terpenting. di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen guru tidak dapat dimanipulasi oleh komponem lain,dan sebaliknya guru dapat mampu memanipulasi komponen lain menjadi bervariasi.Siswa merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai satu atau serangkaian tujuan belajar.Komponen siswa ini dapat dimodifikasi oleh guru

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan dan pembelajaran Perencanaan adalah proses, pembuatan, cara merencanakan.perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses pembuatan rencana, model, bentuk, pola, kunstruksi suatu yang akan dilakukan.Belajar mempunyai arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu atau dengan kata lain berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.pembelajaran diartikan sebagai suatu proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN) memberikan pengertian perencanaan pengajaran sebagai suat proses penyusunan alternative kebijaksanaan mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan mempertimbangkan kenyataan- kenyataan yang ada dibidang sosial ekonomi, sosial budaya dan kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional.dari


(39)

uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana, model, pola, bentuk,kunstruksi.

B. Fungsi Perencanaan Pembelajaran.

Fungsi perencanaan pembelajaran berkaitan dengan komponen-komponen berikut yang mengarah pada tujuan pembelajaran.

a. Apakah bentuk, model ,pola,konstruksi pembelajaran sesuai dengan tujuan.

b. Apakah komponen materi yang direncanakan tersebut sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan?

c. Apakah fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan?

d. Apakah guru sebagai perancang pembelajaran dapat/mampu melaksanakan dan berfungsi untuk mencapai tujuan yang telah ditapkan? Perencanaan pembelajaran hendaknya dipandang sebagai suatu alat yang dapat membantu para guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pengajar, serta akan lebih sistematis dan lebih mudah dalam memantau dan mengontrol pelaksanaan proses pembelajaran dan pencapaian tujuan. Guru yang mengajar tanpa perencanaan pembelajaran yang matang maka sudah dapat dipastikan hasilnya tidak akan memuaskan dan tidak akan dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran merupakan langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pengelola pembelajaran.


(40)

Berdasarkan uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa fungsi perencanaan pembelajaran adalah sebagai alat untuk membentuk, mempola, membuat model,dan mengkonstruksi proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran akhir perencanaan pembelajaran adalah memudahkan belajar siswa. Untuk mendapatkan fungsi diatas, perencanaan pembelajaran harus mencakup semua variabel yang mempengaruhi belajar,walaupum inti perencanaan pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal bagi pencapaian tujuan.

C. Syarat Perencanaan Pembelajaran

Merencanakan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas batas kemungkinan dalam pembelajaran. dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. dengan teori dan prinsip-prinsip belajar guru memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar. supaya guru dapat membuat perencanaan pembelajaran yang baik, maka guru perlu memahami syarat perencanaan pembelajaran.

1) Kemampuan Analitik

Kemampuan analitik adalah kemamuan seseorang untuk melakukan analisis. berkaiatan dengan perencanaan pembelajaran, makakem ampuan menganalisa adalah kemampuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran dalam rangka memprediksi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Faktor-faktor yang dimaksud adalah: (a) tujuan/indikator dan karakteristik


(41)

matapelajaran, (b) kendala dan sumber-sumber belajar yang tersedia, dan (c) karakteristik siswa.

(a) Tujuan belajar dan karakteristik mata pelajaran

Tujuan adalah perangkat hasil yang hendak dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Tujuan yang disadari oleh siswa sangat bermakna dalam upaya menggerakkan kegiatan belajar mereka untuk mencapai hasil yang optimal.Mereka akan melakukan kegiatan belajar dengan lebih baik. Oleh karena itu, guru di samping menjelaskan apa yang mereka harus lakukan, perlu diberitahukan tujuan yang hendak dicapai oleh siswa.

(b) Kendala dan sumber-sumber belajar yang tersedia

Kurangnya sarana dan prasarana penunjang menjadikan kendala tercapainya tujuan pendidikan

(c) Karakteristik siswa.

Siswa adalah individu yang unik. tidak ada dua orang siswa yang sama persis. tiap siswa memiliki perbedaan satu sama dengan yang lain. perbedaan itu terdapat pada fisik, psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya. perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perbedaan individu siswa perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran.

2) Kemampuan Pengembangan

Kemampuan pengembangan adalah kemampuan untuk memilih, mmenetapkan, dan mengembangkan strategi pembelajaran yang paling tepat untuk mencapai


(42)

hasil belajar yang optimal. Berkaitan dengan kemampuan pengembangan tersebut seorang perencana harus paham dan peka dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai.

Strategi pembelajaran merupakan suatu garis besar yang berfungsi untuk membelajarkan siswa, atau membuat siswa mau belajar.dapat pula dikatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pola umum perbuatan guru siswa dalam wujud kegiatan pembelajaran. Untuk keberhasilan belajar, maka pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran perlu memperhatikan empat hal adalah : (1) mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa untuk menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku (tujuan dan materi),(2) memilih pendekatan pembelajaran. (3) memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik, serta (4) menetapkan alat evaluasi.

Kemampuan guru merupakan pertimbangan di dalam pemilihan metode, sebab gurulah yang melakukan pembelajaran.sebaik apapun metode yang dipilih, apabila guru yang melaksanakannya tidak menguasai, maka metode tersebut tidak akan baik. begitu juga tentang kemampuan siswa.guru harus memperhatikan kemampuan intelektual siswa, sehingga metode yang digunakan pun membuahkan proses dan hasil belajar yang tinggi.

Perlu diketahui juga bahwa di dalam memandang keunggulan dan kelemahan metode perlu dipikirkan pula prinsip-prinsip belajar, seperti prinsip: (1) motivasi, (2) keaktifan, (3) umpan balik dan penguatan, serta (4) kecepatan belajar.


(43)

Motivasi adalah pendorong tingkah laku siswa ke arah tujuan tertentu. Kaitannya dengan metode, maka guru diharapkan menggunakan metode yang dapat menarik siswa, sehingga siswa berminat untuk belajar, mau bekerja keras, dan berusaha menyelesaikan tugas dengan baik. Keadaan ini dapat diatasi guru dengan menggunakan variasi metode untuk mengurangi kebosanan siswa.

2.1.3.2 Guru mampu Mendidik

Menurut Mulyasa, (2005:37) Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh dan panutan dan identipikasi peserta didik dan lingkungannya oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu,yang mencangkup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

Paradigma pembelajaran yang mendidik menurut Raka Joni, ( 2006) Pembelajaran yang membuahkan bukan saja dasar-dasar penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga sekaligus menumbuhkan karakter yang kuat serta penguasaan kecakapan hidup (soft skills), sehingga tampil sebagai manusia yang penuh kasih terhadap sesama (compassion) serta menjunjung tinggi etika . Hanya guru yang dalam tugas kesehariannya mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik tersebut, dan yang layak dihargai oleh masyarakat dan pemerintah. untuk menunaikan tugasnya guru yang profesional memiliki kompetensi akademik yang meliputi kemampuan :

1. Mengenal peserta didik secara mendalam serta memiliki visi yang jelas tentang lintasan perkembangannya (developmental trajectory) dalam peta tujuan utuh pendidikan.


(44)

2. Menguasai bidang studi dari sisi keilmuan dan kependidikan.

3. Menyelenggarakan pembelajaran yan mendidik meliputi: perancangan, implementasi, penilaian proses dan hasil pembelajaran dan pemanfaatan hasil penilaian untuk melakukan perbaikan secara sistematis dan berkelanjutan, sehingga dapat memfasilitasi perkembangan karakter, soft skills dan pembentukan hard skills.

4. Mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan.

Kompetensi yang terkandung dalam empat kompetensi guru sebagaimana tertuang di dalam UU nomor 14 tahun 2005 meliputi:

1. Kompetensi pedagogik, dimaknai sebagai kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogic meliputi pemahaman padapes erta didik, perancangan dan pelaksanaanpembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan potensi peserta didik.

2. Kompetensi kepribadian, dimaknai sebagai kemampuan kepribadian. Kompetensi kepribadian ini dirinci meliputi kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan.

3. Kompetensi sosial, bertolak dari asumsi bahwa pendidik adalah bagian dari masyarakat, sehingga layak dituntut memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi profesional, sebagai regulasi yang membingkai kebijakan sertifikasi guru ditampilkan setara dengan ketiga kompetensi lainnya, yaitu kompetensi profesional yang dimaknai sebagai kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya untuk membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

Jika dicermati, di antara empat kompetensi guru di atas agaknya sulit untuk dipilah-pilahkan. Kompetensi pedagogik tidak akan terwujud jika tidak terkait dengan penguasaan materi pembelajaran baik yang menyangkut perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan potensi


(45)

peserta didik maupun dengan pemahaman peserta didik, khususnya yang menyangkut perbedaan individual dalam kapasitas dan gaya belajarnya, bahkan juga dengan kemampuan khas ketika berkomunikasi dengan peserta didik dalam interaksi pembelajaran yang dipandu oleh wawasan kependidikan sebagai rujukan kearifan profesional pandidik

Kompetensi sosial sebagai kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar, tidak serta merta secara khusus berbicara tentang komunikasi yang khas yang terjadi dalam interaksi pembelajaran. bentuk komunikasi dan bahasa yang digunakan akan berbeda ketika guru berkomunikasi dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar, dengan ketika guru berkomunikasi dengan peserta didik di dalam seting pembelajaran.

2.1.3.3 Guru Mampu Mengelola Program Belajar Mengajar

Kemampuan mengelola program, pembelajaran ini meliputi (1) menelaah garis-garis besar program pengajaran, (2) melaksanakan analisis materi pelajaran, (3) membuat program pengajaran semester dan tahunan, (4) menyusun silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran, dan (5) merancang evaluasi proses maupun hasil pembelajaran.Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal sesuai dengan tujuan, maka diperlukan persiapan kegiatan belajar mengajar diantaranya (a) membuat analisis materi pelajaran, (b) membuat program tahunan dan semester, dan (c) membuat RPP.


(46)

Pembelajaran adalah suatu layanan ahli, karena terapannya harus selalu dilandasi oleh suatu keahlian. mulai dari persiapannya, program pembelajaran disusun mengarah pada pencapaian tujuan utuh pendidikan, kesiapan belajar peserta didik, serta dukungan logistik yang tersedia. Sedangkan dalam implementasinya guru perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian sambil jalan, karena peserta didik akan mereaksi secara unik terhadap setiap tindakan guru. Ini berarti bahwa dalam pelaksanaan tugasnya guru harus selalu waspada memperhitungkan berbagai kemungkinan dampak jangka panjang dari keputusan serta tindakanya demi tercapainya tujuan utuh pendidikan.

Pelaksanaan tugas guru yang kompeten harus memahami aspek why sebagai rujukan normatif yang berupa tujuan utuh pendidikan, aspek whow sebagai rujukan prosedural dalam melaksanakan pembelajaran dan aspek when sebagai rujukan kontekstual dalam pengambilan keputusan dan tindakan pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda jika dilihat dari kemampuannya, gaya belajar dan gaya kognitif, budaya yang melatari sejarah hidupnya, serta motivasi belajarnya, sehingga di dalam mereaksi terhadap setiap tindakan guru juga akan bersifat unik. Pada dasarnya setiap transaksi pendidikan dan pembelajaran adalah suatu perjumpaan budaya antara pendidik dan peserta didik. di setiap interaksi pembelajaran baik peserta didik maupun pendidik menggunakan pola respon yang berbeda-beda yang dipelajari secara alamiah di lingkungan hidupnya masing-masing.


(47)

Kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik tidak terbatas pada penerusan informasi (content transmission) sebagaimana yang selama ini banyak dilakukan di dalam praktik-praktik pebelajaran di tanah air, melainkan terutama berupa penyediaan lingkungan pembelajaran yang memfasilitasi pembentukan kemampuan yang utuh dalam diri peserta didik. Menurut Raka Joni, ( 2006) Kemampuan-kemampuan dan kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh peserta didik perlu dimodifikasi menjadi :

1. Pengetahuan pemahaman yang diperoleh melalui pengkajian yang dilakukan dalam berbagai bentuk dan konteks.

2. Ketrampilan baik kognitif dan personal-sosial serta psikomotorik yang diperoleh melalui latihan.

3. Sikap dan nilai serta kebiasaan yang diperoleh melalui penghayatan, keterlibatan dan/atau partisipasi aktif dalam peristiwa serta kegiatan yang sarat nilai, sehingga bermuara kepada terbangunya karakter, atau lingkungan belajar yang menggiring peserta didik bukan saja untuk menjawab pertanyaan (answering questions) melainkan juga mempertanyakan jawaban baik yang diajukan oleh rekan- rekannya maupun ditemukannya sendiri,bahkan secara lebih mendasar juga mempertanyakan pertanyaan-pertanyaan atau permasalahan yang tengah dibahas.

Secara lebih rinci, kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik terdiri atas sub-sub kemampuan:

1. Merancang program pembelajaran yang memfasilitasi penumbuhan karakter serta soft skills di samping pembentukan hard skills baik yang terbentuk sebagai dampak langsung dari tindakan pembelajaran (instructional effects) maupun sebagai dampak tidak langsung dari akumulasi pengalaman belajar yang dihayati oleh peserta didik sepanjang rentang proses pembelajaran atau dampak pengiring (nurturant effects) kesemuanya berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan situasional.


(48)

2. Mengimplementasikan program pembelajaran dengan kewaspadaan penuh (informed responsiveness) terhadap peluang untuk menjadikan optimasi antara pemanfaatan dampak instruksional dan dampak pengiring pembelajaran yang dibingkai dengan wawasan kependidikan sebagai asas pengendali. Semua ini demi tercapainya tujuan utuh pendidikan.

3. Mengases hasil dan proses pembelajaran yang tercapai baik sebagai dampak langsung maupun dampak pengiring proses pembelajaran dalam konteks tujuan utuh pendidikan.

4. Memanfaatkan hasil asesmen terhadap proses dan hasil pembelajaran untuk perbaikan pengelolaan pembelajaran secara berkelanjutan baik mlalui tindakan remidi maupun pengayaan.

2.1.3.4 Guru Mampu Mengelola Kelas

Menurut pendapat Sanjaya (dalam Ali 2007:58) menjelaskan bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memlihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana belajar mengajar. Kelas sebagai kesatuan kelompok belajar, sebaiknya berkembang menjadi kelompok belajar yang penuh kekluargaan dan kerja sama yang edukatif, yang senantiasa berusaha untuk mencapai prestasi, penuh kedisipkinan efektif dalam penggunaan waktu belajar sehingga tercipta situasi kelas yang menyenangkan dan kondusif.


(49)

2.1.3.5 Guru Mampu Menggunakan Media dan Sumber Pelajaran

Media pengajaran adalah alat penyalur pesan pengajaran baik secara langsuang maupun tidak langsung. Media dan sumber belajar harus memperhatikan: (1) tujuan pelajaran, (2) materi pelajaran, (3) metode pembelajaran, (4) penilaian pembelajaran, (5) kemampuan guru itu sendiri, (6) kemampuan siswa dan sebagainya. Proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media dan sumber, akan memnerikan manfaat antara lain: (1) memperbesar perhatian siswa terhadap materi pelajaran, (2) menghilangkan verbalisme, (3) menumbuhkembangkan motivasi belajar, (4) menumbuh kembangkan berfikir sistematis, (5) mengajak siswa untuk lebih berani bertanya, (6) menyederhanakan pokok pembahasan yang komplek, dan (7) memberikan pengalaman secara langsung sehingga materi dapat diingat lebih lama oleh peserta didik.

2.1.3.6 Guru Menguasai Metode Pembeljaran

Metode mengajar merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh guru, menurut Sugiyono, (2006:110) terdapat tiga prisip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran, yaitu (1) tidak ada satu metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran, dan (3) kondisi pembelajaran yangberbeda bias memliki pengaruh yang tidak konsisten pda hasil pembelajaran.

2.1.3.7 Guru Mampu Mengelola Proses Belajar Mengajar

Ada tiga kompensasi professional yang amat mendasar bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, yaitu (1) kemampuan dalam menyampaikan


(50)

materi pemblejaran secara sistematis, (2) kemampuan dalam mengatur lalu lintas komunikasi antaraguru dan siswa dengan siswa, dan (3) mengarahkan pembicaraan atau diskusi dalam kelas sesuai dengan indicator atau standar kompetensi yang disampaikan.

2.1.3.8 Guru Mampu Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran

Ada tiga kemampuan yang amat mendasar yang harus dimiliki guru sehubungan dengan pelaksanaan eveluasi pembelajaran, yaitu (1) kemampuan dalam membuat dan menjabarkan kisi-kisi soal, (2) membuat pembobotan terhadap item-item soal, baik dari sis ranah (kognitif, dasar dalam bentuk item-item soal secara jelas dan opersional (terstruktur).

Hamalik (2007:159) menjelaskan bahwa evaluasi berfungsi untuk : 91) diagnostic dan pengembangan, (2) seleksi, (3) kenaikan kelas, dan (4) penempatan dengan sasaran ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor, evaluasi merupakan suatu keniscayaan dalam pengukuran hasil yang dicapai dalam PBM, menentukan tingkat keberhasilan anak dan juga sebagai pedoman untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan

Hamalik (2007:159) menjelaskan bahwa evaluasi berfungsi untuk : 1) diagnostik dan pengembangan, (2) seleksi, (3) kenaikan kelas, dan (4) penempatan dengan sasaran ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor, evaluasi merupakan suatu keniscayaan dalam pengukuran hasil yang dicapai dalam proses belajar mengajar, menentukan tingkat keberhasilan anak dan juga sebagai pedoman untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan.Tahapan Evaluasi


(51)

Tahapan pelaksanaan evaluasi hasil belajar adalah penentuan tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan interpretasi serta tindak lanjut.

a) Menentukan tujuan

Tujuan evaluasi hasil belajar yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan kompetensi oleh setiap sesuai rencana pembelajaran yang disusun. Kompetensi yang harus dikuasai mencakup koginitif, psikomotorik dan afektif.

b) Menentukan Rencana Evaluasi

Rencana evaluasi hasil belajar berwujud kisi-kisi, yaitu matriks yang menggambarkan keterkaitan antara behavioral objectives (kemampuan yang menjadi sasaran pembelajaran) dan course content (materi sajian untuk mencapai kompetensi) serta teknik evaluasi yang akan digunakan dalam menilai keberhasilan penguasaan kompetensi

1. Penyusunan Instrumen Evaluasi

Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi deskriptif dan dapat berwujud tes maupun non-test. Tes dapat berbentuk obyektif atau uraian: sedang non tes dapat berbentuk lembar pengamatan atau kuesioner. Tes obyektif dapat berbentuk jawaban singkat, benar- salah, menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi : biasa, hubungan antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik dan gambar tabel.

2.Pengumpulan Data atau Informasi

Pengumpulan data atau informasi dalam bentuknya adalah pelaksanaan test/penggunaan instrumen evaluasi harus dilaksanakan secara obyektif dan


(52)

terbuka agar diperoleh informasi yang sahih dan dapat dipercaya sehingga bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar dengan maksud dosen dan mahasiswa memperoleh gambaran menyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar

3. Analisis dan interpretasi

Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan hasil belajar mahasiswa, yaitu penguasaan kompetensi; sedang interpretasi. merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil belajar.

4. Tindak lanjut

Tindak lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan interpretasi. Sebagai rangkaian pelaksanaan evaluasi hasil belajar tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan dan berkenaan dengan pelaksanaan evaluasi pemebelajaran itu sendiri. tindak lanjut pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan pelaksanaan keputusan tentang usaha perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran. Tindak lanjut berkenaan dengan evaluasi pembelajaran menyangkut pelaksanaan evaluasi dengan


(53)

instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan, proses dan instrumen evaluasi hasil belajar.

2.2 Kepala Madrasah

2.2.1 Pengertian Kepala Madrasah

Wahjosumijo (2002:83) mengartikan bahwa kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Berdasarkan pengertian dapat penulis simpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segalga sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.

Secara umum tugas dan peran kepala sekolah/madrasyah memiliki lima demensi,diantaranya:Kompetensi keperibadian, manejerial, kewirausahaan, supervisi dan kompetensi sosial (PERMEN no 13 tahun 2007,standar kepala Sekolah)

2.2.2 Karakteristik Kepala Sekolah

Tiong (Usman, 2009:290) menyatakan kepala sekolah yang efektif mempuyai karakteristik sebagai berikut: (a) adil dan tegas dalam mengambil keputusan, (b) membagi tugas secara adil kepada guru, (c) menghargai partisipasi staf, (d) memahami perasaan guru, (e) memiliki visi dan berupaya melakukan perubahan (f) terampil dan tertib, (g) berkemampuan dan efisien, (h) memiliki dedikasi dan rajin, dan (i) tulus dan percaya diri.

Sedangkan Mulyasa (2005:126) mengatakan bahwa kepala sekolah dianggap sebagai orang yang memiliki harapan tinggi bagi semua warga sekolah. Kepala


(54)

sekolah adalah orang yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka dab yang menentukan irama bagi sekolah tersebut. Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan.

Dari beberapa pendapat yang diungkapkan di atas, dapat diketahui bahwa karaketeristik kepala sekolah adalah kepala sekolah yang dapat memahami fungsi keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan perannya secara efektif dalam memimpin sekolah.

2.2.3 Pengertian Keterampilan Manajerial

Gibson, Ivancevich, dan Donnely (dalam Wahyudi 2009:67) Keterampilan adalah kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan..Sedangkan dalam dunia pendidikan, manajer adalah seorang yang menjalankan aktifitas untuk memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Danim (2010:71) Keterampilan manajerial yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin dalam melaksanakan sejumlah tugas.keterampilnan manajerial kepala sekolah dimaksudkan sebagai bekal baginya untuk dapat melaksanakan manajemen sekolah secara bail. dengan keterampilan manajerial tersebut, diharapkan kepala sekolah dapat melaksanakan tugas-tugas secara efektif dan efisien.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keterampilan manajerial kepala sekolah adalah kemampuan seseorang kepala sekolah dalam mengelola sumber daya organisasi sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang ditentukan.


(55)

2.2.4. Dimensi Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah

Dimensi kompetensi manejerial kepala madrasyah (Rusman2008: diantaranya: 1) Menyusun perencanaan sekolah

2) Mengembangkan organisasi sekolah 3) Mengelola hubungan sekolah

4) Memimpin sekolah/madrasyah 5) Mengelola pengembangan sekolah 6) Menciptakan iklim sekolah

7) Mengelola guru dan staf,

8) Mengelola sarana dan prasarana,unit layanan khusus

9) Mengelola peserta didik,sestem informasi,kemajuan tehnelogi

10)Mengelola pengembangan kurikulum,keuangan ,ketatausahaan sekolah 11)Melakukan monitoring,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kerja

sekolah.

Menurut Robert L. Katz (dalam Danim 2010:71) menjelaskan tiga macam keterampilan manajerial yang diperlukan oleh seoarnag manajer dalam mengelola sumber daya organisasi, yaitu: keterampilan konseptual (conceptual skill), keterampilan hubungan manusia (human skill), dan keterampilan teknikal (technical skill).

Danim (2010:73) Mengatakan:

Keterampilan konseptual adalah kecakapan untuk memformulasikan pikiran, memahamai teori-teori melakukan aplikasi, melihat kecenderungan berdasarkan kemampuan teroritis dan yang dibutuhkan di dalamdunia kerja. Keterampilan hubungan manusiawi adalah keterampilan untuk menempatkan diri di dalam kelompok kerja dan menjalin komunikasi yang mampu menciptakan kepuasan kedua belah pihak. keterampilan teknis adalah leterampilan menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan-tindakan praktis, memecahkan masalah melalui taktik yang baik, atau menyelesaikan tugas-tugas secara sistematis.

Dari uraian tersebut di atas penulis simpulkan keterampilan konseptual kepala sekolah adalah keterampilan untuk menentukan strategi, merencanakan, merumuskan kebijaksanaan, serta memutukan sesuatu yang terjadi dalam organisasi termasuk sekolah sebagai lembaga pendidikan.


(56)

Wahyudi (2009:73) keterampilan hubungan manusia yang dilakukan oleh kepala sekolah meliputi:

a. Menjalin hubungan kerjasama dengan guru; b. Menjalin komunikasi dengan guru;

c. Memberikan bimbingan dan bantuan dalam mneyelesaikan tugas guru; d. Memberikan penghargaan kepada guru berprestasi;

e. Menyelesaikan segala permasalahan di sekolah;

f. Mengikutsertaka guru dalam merumuskan pengambilan keputusan; g. Menyelesaikan konflik di sekolah;

h. Menghormati peraturan sekolah;

i. Menciptakan iklim kompetitif yang sehat di antar guru.

Secara lebih rinci Wahyudi (2009:75-76) mengemukanan bahwa, kegiatan kepala sekolah yang bersifat teknis adalah:

(a) kepala sekolah menjalankan supervise kepada guru di kelas, (b) kepala sekolah mengevaluasi dan merevisi program pengajaran guru, (c) kepala sekolah membuat program pelaksanaan kegiatan pengajaran dengan menghubungkan kurikulum dengan waktu, fasilitas dan personel yang ada, (d) kepala sekolah mengelola program evaluasi siswa, (e) mengkoordinasi penggunaan alat pengajaram, (f) membantu guru dalam perbaikan pengajaran, (g) membantu guru dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (h) mengatur dan mengawasi tata tertib siswa, (i) menyusun anggaran belanja sekolah, (j) melaksanakan administrasi sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.

2.3 Motivasi Kerja Guru

Dalam menjalankan aktivitas pembelajarannya, seorang guru harus senantiasa menjaga kestabilan kinerjanya.Kestabilan kinerja dapat dilihat dari sejauh mana motivasi kerja yang ada pada diri seorang guru mampu membentuk karakter seorang guru yang berdedikasi kepada pekerjaannya. Di bawah ini penulis akanmenguraikan mengenai pengertian motivasi secara umum, motivasi kerja guru beserta dimensi motivasi yang ada pada seorang guru.


(57)

2.3.1 Pengertian Motivasi

Menurut Uno (2008:1) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Hasibuan (2004:95), motivasi berasal dari kata dasar motif, yang mempunyai arti suatu perangsang, keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang.Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama dengan efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Sedangkan motivasi adalah salah satu factor kesuksesan manusia setelah peluang dan intensif. kecenderungan orang yang sukses ditentukan oleh motivasi, peluang dan intensif. (Uno, 2008:8). berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan, upaya, tujuan dan kebutuhan dari seseorang untuk melakukan perubahan kearah yang positif.

1.3.2 Pengertian Motivasi Kerja

Hasibuan, (2005:94) Kerja adalah sejumlah aktifitas fisik dan mental untuk mngerjakan suatu pekerjaan. kerja merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu. Amrullah dkk, (2002:146)Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Selanjutnya menurut Winardi (2002:6), motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan imbalan non moneter yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dankondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.


(58)

Dapat disimpullan bahwa yang dimaksud motivasi kerja adalah suatu yang dapat menimbulkan semnagat atau dorongan bekerja individu atau kelompok terhadap pekerjaan guna mencapai tujuan.

1.3.3 Ciri-Ciri Motivasi Kerja

Menurut Sadiman (2005:83) motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

1. Tekun menghadapai tugas (dapat menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4. Lebih senang bekerja sendiri

5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)

6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) 7. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini

8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

Dengan demikian, disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi kerja memilki ciri-ciri tersebut di atas. ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Karena kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau gurunya tekun melaksanakan pekerjaannya, ulet dalam memecahkan masalah dan hambatan secara mandiri.


(59)

1.3.4 Teori Motivasi McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)

Teori motivasi McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Achievment (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan berprestasi. Menurut McClelland (dalam Winardi 2002:163) bahwa karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu:

1. Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat

2. Menyukai situasi-situasi dimana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya merekasendiri

3. Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibanfingkan dengan mereka yang berprestasi rendah

David McClelland (dalam Wahyudi 2002:164) menjelaskan tiga jenis motivasi:Motivasi untuk berprestasi:Motivasi untuk berprestasi (N.Ach) Motivasi untuk berkuasa (N.Pow) Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (N.Affli)

2.3.5 Dimensi Motivasi Kerja

Hasibuan (2000:163) mengatakan teori motivasi mempunyai sub variabel yaitu, motif, harapan, dan insentif. Adapun pengertiannya adalah:

a. Motif (motif) adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan seseorang. Setipa motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.

b. Harapan adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi Karena perilaku untuk tercapainya tujuan.


(1)

1.1.3 Terdapat hubungan antara keterampilan manajerial dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru dengan kadar kekuatan hubungan sebesar 0,451 maka dapat dikatakan bahwa sekitar45,1 % varian skor kinerja guru dapat dipengaruhi secara bersama-sama oleh keterampilan manajerial dan motivasi kerja.

1.2 Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas diketahui bahwa variabel bebas yang diteliti baik secara terpisah maupun secara bersama-sama mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel terikatnya.hal ini mengisyaratkan bahwa untuk meningkatkan kinerja guru dapat dilakukan dengan meningkatkan keterampilan manajerial dan motivasi kerja.

1.2.1 Upaya Meningkatkan Keterampilan Manajerial

Berdasarkan hasil penelitian ini, persepsi guru atas keterampilan manajerial kepala madrasyah memberikan sumbangan yang positif terhadap peningkatan kinerja guru disamping faktor yang lain. Sehingga persepsi guru atas keterampilan manajerial kepala madrasyah harus menjadi bagian yang terintegratif dari kinerja guru. Kepala madrasyah perlu berpikir secara antisipatif dan proaktif guna membangun persepsi yang positif dari guru selaku bawahannya di sekolah. Artinya kepala madrasyah harus dapat melakukan pembaharuan kemampuan, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya secara terus menerus guna meningkatkan mutu pendidikan di madrasyah yang dipimpinnya.


(2)

Berkenaan dengan hal tersebut perlu dilakukan berbagai upaya diantaranya: 1) memberikan pelatihan-pelatihan tentang keterampilan manajerial kepala madrasyah, 2) melakukan bimbingan melalui program kepengawasan di satuan pendidikan, 3) mendorong para kepala madrasyah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.bagi pengambil kebijakan rekrutmen kepala Madrasyah harus sesuai dengan ketentuan dan syarat yang berlaku.

1.2.2 Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja

Motivasi kerja tidak dibawa sejak lahir, tetapi suatu proses yang dipelajari, dilatih, ditingkatkann dan dikembangkan. adapun kiat-kiat untuk menumbuhkan motivasi kerja: (1) tetapkan tujuan (goal setting), yakin dan bersugestilah bahwa kita dapat berubah, (2) susunlah target yang realistis, kita harus meraih peningkatan dalam setiap kurun waktu 2 atau 3 poin dalam seminggu, (3) belajar menggunakan bahasa prestasi. Gunakan kata-kata optimistik, misalnya “masih ada peluang lagi”, jadikan konsep ini sebagai budaya berpikir, berperilaku dan kebiasaan kita yang kurang menguntungkan, (5) perkaya motivasi. kekayaan motivasi membuat kita tidak kehabisan pemasok daya penggerak.pokuskan pada motivasi intrinsik (dalam diri). sentuhan perasaan dan pikiran rasional serta manfaatkan motivasi dari orang-orang terdekat.

Selanjutnya, agar seorang guru dapat memiliki kinerja yang baik, guru harus memiliki kemampuan untuk bekerja, tidak cukup hanya memiliki sikap, minat, tetapi juga motivasi dan kapasitas atau kecakapan (capacity) untuk bekerja. kapasitas tersebut antara lain meliputi kemampuan, bakat,


(3)

keterampilan, latihan, peralatan dan teknologi yang dapat digunakan untuk mempunyai kinerja.

Agar motivasi kerja guru dapat meningkatkan kinerja guru, maka perlu adanya upaya yang dilakukan antara lain: menumbuhkan keinginan guru untuk berprestasi, memberikan kesempatan guru untuk maju dan berkarier, menjalin hubungan dengan atasan dan status, memberikan keamanan pekerjaan dan kehidupan pribadi, memberikan tempat kerja yang baik dan menyenangkan, memberikan gaji atau imbalan yang layak, memberi pengakuan dan penghargaan, memberikan kepercayaan melakukan pekerjaan dan perlakuan adil

1.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian seperti diuraikan di atas, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1.3.1 Saran untuk Guru

Kepada guru agar dapat menumbuhkan motivasi kerja yang tinggi dan meningkatkan serta menciptakan disiplin yang baik pula.Kesadaran menumbuhkan motivasi kerja dan disiplin tidak hanya dipengaruhi oleh faktor luar saja, tetapi yang lebih penting adalah yang berasal dari diri sendiri (motivasi intrinsik) yakni upaya peningkatan kinerja dan profesinya. 1.3.2 Saran untuk Kepala Sekolah

Untuk meningkatkan kinerja guru, kepala madrasyah hendaknya dapat memotivasi dan memberi kesemapatan seluas-luasnya kepada guru untuk dapat bekerja sesuai dengan kemampuan yang telah mereka miliki. Kepala sekolah hendaknya memberikan kesempatan kepada guru untuk


(4)

menyampaikan aspirasinya, untuk mengeluarkan pendapatnya yang dilandasi dengan rasa tanggung jawab untuk mencapai visi dan misi sekolah yang telah ditetapkan bersama.

1.3.3 Saran untuk Pengawas, Mapenda, Ka Kemenag

1.3.3.1Memfasilitasi dan memberikan dukungan kepada kegiatan profesi seperti MGMP dan MKKS, sehingga secara intensif kepala madrasyah dan guru dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan.

1.3.3.2Analisis dan pemetaan kebutuhan sekolah dalam kebijakannya dan mem-berikan dukungan yang baik dengan memmem-berikan perhatian baik moral maupun material.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Anonim. 2003 Petunjuk Pelaksanaan Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: CV. Tamita Utara.

Dharma, A. 1991.Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta: Rajawali Pers.

Danim, Sudarwan.2004 .Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, EDC .Jakarta.

David Permenter 2010,Key Ferpormance Indicators.Jakarta: PT Elek Media Komputindo Dasim Budimansyah,Dkk 2009: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.

Bandung PT: Ganesindo

Hasibuan, H. Malayu S. P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Hasibuan, H. Malayu S. P. 2005. Organisasi dan Motivasi . Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hamalik, oemar, 2007. Kurikulim dan Pembelajaran.Jakarta. Bumi Aksara

Masri Singarimbun. 2012. Metode dan Proses Penelitian dalam Sopian Efendi dan Tukiran. Metode Penelitian Survei.Jakarta: LP3ES.

Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Majid, Abdul 2005. Perencanaan pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi guru. Bandung: PT Rosda Karya.

Mulyasa E. 2009 .Manajemen Kurikulum: Bandung: PT Raja Grafindo persada .

Permendinas No. 16. 2007. Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas.

Permendinas No. 13 (2007). Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta: Depdiknas.

Rusman 2011.Model Pembelajaran, Mengembangakan Profesionala guru. Rajawali Press,PT Raja Grafindo Persada

Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(6)

Sagala, Saiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulistiyani, Ambar teguh dan Rosidah, 2003. Manejemen Daya Mnusia, Konsep Teori dan Pengembangan dalam Kontek Organisasi Pablik. Graha Ilmu Yogyakarta. Sagala, Saiful. 2008. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi

Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multma.

Sagala, Saiful. 2007. Desain Organisasi Pendidikan dalam Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Uhamka Press.

Siagian, Sondang P. 2002. Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi.Gunung Agung. Jakarta.

Simamora, Henry. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YPKN.

Sutrisno .H. 2012.Kreatif Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran berbasis TIK, Referensi,Jakarta

Toha, Miftah. 2004. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Undang-undang R.I. No. 14 Tahun 2005.Tentang Guru Dan Dosen. Jakarta.

Undang-undangR.I. No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Usman,Husaini.2009.Menejemen teori dan praktik,Riset Pendidikan.Bumi aksara Jakarta. Unila. 2009.Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Unila di Bandar

Lampung.

Uno.B. Hamzah. 2006.Organisasi baru dalam psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wahjosumidjo. 2003. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Galia Indonesia. Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Winardi, J. 2007. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Dokumen yang terkait

THE CORRELATION BETWEEN PRINCIPAL LEADERSHIP, WORK CLIMATE, AND WORK MOTIVATION TOWARDS THE TEACHERS PERFORMANCE IN BODHISATTVA SCHOOL BANDAR LAMPUNG

0 22 101

THE CORRELATION BETWEEN PRINCIPAL LEADERSHIP, WORK CLIMATE, AND WORK MOTIVATION TOWARDS THE TEACHERS PERFORMANCE IN BODHISATTVA SCHOOL BANDAR LAMPUNG

0 12 100

INFLUENCES OF THE PRINCIPAL’S LEADERSHIP, WORK DISCIPLINE AND SCHOOL WORK CLIMATE, TOWARD TEACHERS’ PERFORMANCE SMPN SUB DISTRICT KOTABUMI KOTA REGENCY NORTH LAMPUNG PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DISIPLIN KERJA DAN IKLIM KERJA SEKOLAH TERHADAP KIN

0 6 103

THE INFLUENCE BETWEEN WORK DISCIPLINE AND PRINCIPAL LEADERSHIP TOWARD TEACHERS PERFORMANCE ON JUNIOR HIGH SCHOOLS IN KOTABUMI DISTRICT ON NORTH LAMPUNG REGENCY PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP DI KECAMATAN

0 15 121

The Development of Teachers` Performance Through Competencies, Commitment and Work Motivation

0 3 15

THE INFLUENCE OF THE INTERPERSONAL COMMUNICATION, WORK MOTIVATION, AND COMPENSATION OF TEACHERS The Influence of the Interpersonal Communication, Work Motivation, and Compensation of Teachers Toward the Performance of Elementary School Teachers in Magela

0 1 10

Association Between Stress at Work and Onset of Menopause in Senior High Schools Women Teachers in Surakarta

0 1 8

TEACHERS’ PERCEPTION ON THE RATIO OF TEACHER TALKING TIME (TTT) AND STUDENT TALKING TIME (STT) IN ENGLISH CLASSROOM OF THREE JUNIOR HIGH SCHOOLS IN PURWOKERTO

0 0 13

TEACHERS’ PERCEPTION S OF ORAL CORRECTIVE FEEDBACK AND THEIR ACTUAL PRACTICE IN EFL CLASSROOM ( A Descriptive Study on English Teachers of State Junior High Schools in Banyumas) - repository perpustakaan

0 0 14

TEACHERS’ PERCEPTION S OF ORAL CORRECTIVE FEEDBACK AND THEIR ACTUAL PRACTICE IN EFL CLASSROOM ( A Descriptive Study on English Teachers of State Junior High Schools in Banyumas) - repository perpustakaan

0 0 10