4. Masa Kolonial
Masa ini ditandai dengan kedatangan bangsa Eropa hingga masa kemerdekaan. Selama masa ini dalam pembabakan masa sejarah Indonesia
disebut masa kolonial, dikerenakan pada masa itu selain untuk berdagang bangsa Eropa juga melakukan koloni terhadap bangsa Indonesia. Catatan
tentang Nias pertama kali ditemukan dalam arsip Inggris sekitar abad ke17. Kemudian dilanjutkan catatan perjalanan Thomas Raffles di Pulau Sumatera.
Dalam catatan perjalanan dari Arab juga ditemukan nama sebuah Pulau disebelah barat Sumatera yang disebut Niyam. Catatan perjalanan tersebut
menjadi bukti keberadaan pulau Nias dimasa Kolonial. Semantara pendudukan orang Belanda di Nias sekitar akhir abad ke19.
Sejak saat ini pulau Nias menjadi bagaian dari wilayah kekuaasaan Hindia Belanda. Dalam masa kekuasaan HindiaBelanda di Nias, pengaruh agama
Kristen dan Katolik juga mulai masuk bersama para Misionaris dari eropa terutama Jerman. Pengaruh agama tersebutlah yang serang ini menjadi agama
paling banyak dianut oleh masyarakat Nias. Beberapa tinggalan masa kolonial di Nias diantaranya berupa bangunan Gereja, Sekolah, Kantor, dan juga
beberapa alat perang seperti meriam dapat ditemukan di desadesa di Nias. Pada masa kedatangan bangsa Jepang di Indonesia juga masuk dan
berkuasa di Nias. Banyak perubahan yang diberlakukan oleh orang Jepang di Nias terutama dalam pembagian wilayah. Namun tidak banyak tinggalan yang
menjadi bukti kekuasaan Jepang di Nias. Hanya berupa Gua Jepang saja dan beberapa senjata yang ada didalamnya kini menjadi milik pribadi warga Nias.
Bentuk gua Jepang pun tidak jauh beda dengan yang kita temukan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Selain karena masa kekuasaan yang sangat
singkat juga kebudayaan Jepang tidak ikut mempengaruhi kebudayaan Nias pada masa itu.
Masa kolonial di Nias berlangsung kurang dari satu abad jika membandingkan dengan masa kekuasaan bangsa Belanda di Indonesia yang
diperkirakan sekitar tiga setengah abad lamanya. Kekuasaan Belanda di Pulau
Nias ikut mempengaruhi terciptanya Ori atau negri seperti yang kita kenal di Nias Selatan. Hal ini dilakukan untuk membagi wilayah Nias yang terdiri dari
beberapa desa berada dalam satu kekuasaan. Sistem yang diberlakukan hampir sama dengan sistem distrik dibeberapa tempat di Indonesia. Namun
yang membedakan adalah hal ini disesuaikan dengan tradisi masyarakat setempat.
Kedatangan bangsa Belanda di Nias bukan tanpa perlawanan. Namun beberapa kali terjadi perang antara desa dengan pasukan tentara Belanda.
Seperti perang yang dikomandoi oleh Laowo seorang Si’ulu di Desa Bawomataluo melawan para tentara Belanda. Dan tentu masih banyak
perangperang yang terjadi selain itu saja akan tetapi tidak ditemukannya catatan sejarah tentang itu. Baik dari pihak Belanda maupun dari pihak Nias
itu sendiri. Kisah itu hanya dapat ditemukan pada ceritacerita dari orang yang pernah mengalami langsung masa penjajahan Belanda dan Jepang di
Nias.
5. Masa ModernSetelah Kemerdekaan