B. Tujuan
1. Menambah pengetahuan tentang bagaimana ekonomi syariah 2. Sebagai referensi bagaimana cara menanggulangi kemiskinan sesuai syariah Islam
3.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan penghidupan dimana orang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar. Senada dengan definisi diatas, Zakiah Daradjat mendefinisikan
kemiskinan sebagai berikut kemiskinan adalah orang yang tidak cukup, penghidupannnya
dan dalam keadaan kekerangan. Adapaun menurut Taqyuddin, kemiskinan menurut bahasa maknanya adalah ihtiyaj membutuhkan. Bisa dinyatakan dengan : faqara wa
Iftaqara lawwanan. Kata dari istaghna tidak membutuhkan. Sedangkan pengertian menurut syara’ maknanya adalah orang yang membutuhkan plus lemah keadaannya, yang
tidak bisa dimintai apa – apa. Mujtahid mengatakan : kemiskinan adalah orang yang tidak bisa. Sedangkan ikhrimah mengatakan kemiskinan adalah orang yang lemah.
Bambang Sudibyo, mengukur ketetapan kemiskinan dengan memakai standar nishab zakat, apabila seorang memiliki harta di bawah ukuran zakat, maka seseorang tersebut
dikatagorikan termasuk dalam dalam wilayah miskin. Selama ini terdapat dua pengertian yang berkaitan dengan kemiskinan yakni
kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut. Kemiskinan relatif yaitu kemiskinan yang dilihat antara satu tingkatan pendapatan dengan tingkat pendapatan lainnya, seseorang
dalam komunitas tertentu digolongkan dalam komunitas kaya, namun bisa masuk golongan miskin dalam komunitas lainnya, menurut Revrisond, masalah kemiskinan
relatif ini bukanlah masalah kemiskinan akan tetapi masalah kesenjangan. Sedangkan kemiskinan absolut adalah suatu keaadaan kemiskinan yang ditentukan terlebih dahulu
menetapkan garis tingkat pendapatan minimum tersebut dikategorikan sebagai bukan orang miskin.
Miskin relatif dan kemiskinan absolut adalah bentuk kemiskinan yang ditinjau dari sisi pendapatan. Namun jika ditinjau dari sisi penyebabnya dapat di klasifikasikan
menjadi kemiskinan natural, keadaan kemiskinannya karena dari asalnya memang miskin kemiskinan jenis ini tidak memiliki fasilitas untuk mengubah nasib kemiskinannya.
Kemiskinan cultural kemiskinan yang yang disebabkan oleh faktor budaya seperti malas, boros, atau merasa sudah berkecukupan dan tidak merasa kekurangan. Hal yang
terakhir dari bentuk kemiskinan dilihat dari penyebabnya ini adalah kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh sistem pembangunan yang tidak adil dan
diakibatkan faktor – faktor rekayasa manusia. Orang miskin ialah orang yang memilki pekerjaan atau mampu bekerja, tetapi
penghasilannnya hanya mampu memenuhi lebih dari sebagian hajat kebutuhannya, tidak mencukupi seluruh hajat hidupnya. Seperti orang yang membutuhkan sepeuluh kilogram
beras, akan tetapi ia hanya mempunyai tujuh atau delapan kilogram meskipun mencapai nishab.
Orang miskin dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan pokoknya, namun tidak mampu mencapai kepuasan, karena masih kekurangan. Kekurangan makanan, minuman,
pakaian, tempat tinggal dan pendidikan. Bahkan dalam masyarakat maju, kebutuhan akan pendidikan semakin dirasakan perlunya, dimana setiap orang tua. Baik kaya maupun
miskin, ingin agar anak – anaknya dapat bersekolah, supaya kehidupan anak – anaknya itu kelak di kemudian hari tidak seperti dirinya sekarang.
Bahaya kemiskinan antara lain :
Dekat dengan kekufuran
Kebodohan
Kemerosotan akhlak
Kekurangan keamanan masyarakat
Perpecahan umat
B. Pandangan Islam terhadap kemiskinan