Cara mencapai keberkahan Novella Ayu Oktaviani 1431140020
Dalam hal membungakan uang, sistem Islam mengharamkan monopoli dan riba. Kedua cara ini sebagai pondasi yang dijadikan asas faham kaum kapitalis.
Rasul Saw. Telah mengumumkan : “Barang siapa yang memonopoli makanan selama empat puluh malam, maka ia benar –
benar lepas dari Allah dan Allah - pun lepas darinya. HR. Ahmad, Hakim, Ibnu Abu Syaibah, Al Bazar
Demikian pula Allah dan Rasul-Nya dalam Al – Qur’an mengumumkan perang terhadap para pelaku riba jika mereka tidak bertobat, maka milik mereka itu pokok
uangnya saja, tidak menzalimi atau pun didzalimi. Monopoli dan riba ini tiada lain hanyalah pengisapan darah orang – orang lemah, akibatnya yang kaya makin kaya, yang
miskin makin miskin. Islam juga melarang keras menumpuk – numpuk dan mendiamkan uang, yakni
mengancam para pelakunya dengan siksa mat berat. Setelah itu, Islam mewajibkan zakat dari setiap kekayaan uang ini jika sudah mencapai satu nishab, apakah uangnya
digolongkan atau tidak. Dengan demikian, para pemilik uang modal dapat mengembangkan uangnya pada bidang – bidang yang diperbolehkan syariah, agar uang
ini tidak termakan zakat dengan bergantinya tahun. Seperti ini pula yang dianjurkan pesan – pesan agama terhadap harta anak yatim agar dikembangkan dengan cara lebih baik
supaya harta ini tidak harus dizakati.
Sistem Islam juga mewajibkan agar menjaga keadilan dalam setiap hubungan usaha di antara manusia, yaitu agar membuat kaidah lebih teliti dalam mengatur hubungan
antara majikan dan buruh, penjual dan pembeli, juga antara produsen dan konsumen. Tujuannya adalah agar masing – masing pihak dapat memperoleh haknya dan tudak
saling mencurigai.