Poin penting dari semua ini adalah adanya keterkaitan taawudz dengan kekafiran. Sesungguhnya kekafiran inilah yang menjadi landasan dasar dari adanya taawudz itu
sendiri, yang kesemuanya ini akhirnya menjadi bukti akan bahaya kemiskinan itu sendiri. Diriwayatkan dari Abu Bakar langsung kepada Rasulullah Saw :
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung pada – Mu dari kekafiran dan kekafiran. Ya Allah, aku berlindung pada – Mu dari siksa kubur. Sesungguhnya tiada Tuhan selain
Engkau.” HR. Abu Dawud
Imam Manawy dalam kitabnya faidhul Qadir menyebutkan, bahwa ada keterkaitan kuat antara kekafiran dengan kefakiran, karena kefakiran merupakan satu
langkah menuju kekafiran. Seorang yang fakir kmiskin, pada umumnya akan menyimoan kedengkian kepada orang yang mampu dan kaya. Sedang iri dengki mamapu
melenyapkan semua kebaikan. Mereka pun mulai menumbuhkan kehinaan di dalam hati mereka, disaat mereka mulai melancarkan segala daya upayanya demi mencapai tujuan
kedengkian mereka tersebut. Kesemuanya ini mampu menodai agamanya dan juga menimbulkan adanya ketidak ridhaan atas takdir yang telah ditetapkan yang akhirnya
tanpa sadar akan membuatnya mencela rezeki yang telah datang padanya. Walaupun ini semua belum termasuk ke dalam kekafiran, namun sudah merupakan langkah untuk
mencapai kekafiran itu sendiri.
Sufyan Al – Tsauri berkata : “Apabila diberikan padaku empat puluh dinar hingga aku mati dengannya, maka sesungguhnya hal ini labih aku sukai daripada
kekafiranku di suatu hari, dan daripada aku harus merendahkan diriku dengan mengemis kepada orang lain.” Lalu ia berkata : “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi
padaku apabila aku ditimpa bencana kemiskinan ataupun ditimpa suatu penyakit. Mungkin pada saat itu aku akan kafir ataupun tidak meraakan apapun.”
C. Faktor – faktor penyebab kemiskinan
Timbulnya kemiskinan dalam suatu masyarakat bukanlah sesuatu yang tiba – tiba, namun dipengaruhi oleh banyak faktor. Bambang Ismawan memaparkan beberapa
penyebab terjadinya kemiskinan anatara lain :
1
[8] 1.
Kurangnya pengembangan SDM
1
Melihat kondisi konret sumber daya manusia di desa maupun di kota di bawah yang standart bisa saja menjadi penyebab terjadinya kemiskinan. Menurut data BPS
memperlihatkan bahwa 72, 0 dari rumah tangga miskin di pedesaan dipimpin oleh kepala rumah tangga yang tidak tamat SD dan 24, 3 dipimpin oleh kepala rumah
tangga yang berpendidikan SD. Hal yang sama juga ditemukan pada masyarakat perkotaan, penduduk miskin di perkotaan, 57, 0 rumah tangga miskin dipimpin
oleh kepala rumah tangga yang tidak tamat SD dan 31, 4 dipimpin oleh kepala rumah tangga yang berpendidikan SD. Ini menunjukkan faktor pendidikan sangat
menunjang guna mengubah kondisi perekonomian rakyat. Menurut Syafaruddin Alwi, bahwa tingkat pendidikan yang rendah akan tidak
memiliki nlai jual yang tinggi sehingga jasa yang dijual harganya pun akan rendah. Tabel : jumlah pekerja dan upah menurut tingkatan pendidikan.
Pendidikan tertinggi Kota
Desa Upah Bulan
Tidak sekolah 390.146
3, 21 1.274.397
10, 35 65.039
Tidak tamat SD 1.057.857
8,71 2. 575. 944
22, 41 74. 682
SD 3.018.970
24, 85 4.620.915
37, 54 101. 393
SMP Umum 1.720.554
14,16 1.043.548
8, 48 161. 437
SMP Kejuruan 1.870.814
1, 88 190. 084
1, 54 159. 413
SMA Umum 254. 290
20, 29 744. 297
6, 05 199. 121
SMA Kejuruan 1.870.814
15,40 1.353. 324
0, 99 201. 541
Diploma III 161.492
1, 33 115.535
0, 94 231. 052
Akademi Diploma III 469. 101
3, 86 101. 776
0, 83 310. 536
Universitas 689.336
5, 88 107. 385
0, 87 355. 650
Jumlah 12.147.382
12.309.205 143.493
2. Adanya struktur yang menghambat pembangunan ekonomi rakyat kecil
Dalam hal ini sangat erat kaitannnya dengan struktur ekonomi politik dan struktur sosial budaya. Namun menurut pusat pengkajian strategi dan kebijakandan
departemen ilmu ekonomi dan kemasyarakatan ikatan cendekiawan muslim indonesia pusat tentang masalah faktor – faktor penyebab timbulnya kemiskinan.
3. Ketidakberuntungan yang dimiliki oleh kelompok masyarakat miskin
Ketidak beruntungan ini, disebut oleh Robert Cambers, seorang ahli pembangunan pedesaan, merupakan jebakan kekurangan dan kondisi kemiskinan itu
sendiri kelemahan fisik, keterasingan, dan ketidakberdayaan masyarakat miskin dalam menghadapi perubahan – perubahan kebijakan ekonomi dan non ekonomi, fluktuasi
pasar dan kekuatan ekonomi yang lebih kuat. 4.
Ketimpangan distribusi Ketimpangan distribusi ini dapat terjadi dalam berbagai hal. Bisa terjadi
karena produksi yang dimiliki. Pekerjaan yang hanya mengandalkan tenaga otot saja akan menerima bagian yang lebih kecil dibandingkan dengan pekerjaan yang
menggunakan kemampuan intelektualnyadalam berproduksi. Melihat kondisi dan sumber daya manusia Indonesia dengan pendidikan yang
masih sangat rendah 53 berpendidikan SD kebawah. Hal ini yang menimbulkan aliran yang menuju daerah disetiap propinsi.
2
[9]
D. Solusi Islam dalam mengentaskan kemiskinan