389
dan keyakinan seseorang. Walaupun bahan makan tertentu mengandung zat gizi yang tinggi, namun jika tidak sesuai
dengan ajaran agama tertentu, maka makanan tersebut tidak layak untuk dijadikan bahan makanan dalam susunan menu.
6. Rasa, Warna dan Bentuk
Kombinasi dan variasi rasa dalam susunan menu perlu diperhatikan. Jangan ada rasa yang monoton dalam susunan
menu. Sebagai contoh, dalam suatu susunan menu terdiri dari rasa pedas yang dominan pada setiap makanan yang
disajikan. Kombinasi rasa yang baik akan membuat menu yang disajikan lebih mudah diterima oleh setiap orang.
Selain itu adanya kombinasi dari warna dalam susunan menu juga harus dipertimbangkan. Jangan muncul warna
yang dominan pada suatu susunan menu. Pilihlah variasi makanan dengan warna yang menarik. Warna juga akan
mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi suatu hidangan. Namun perlu diingat penggunaan bahan tambahan
zat warna dalam makanan harus benar-benar diperhatikan. Sebaik mungkin warna yang divariasikan berasal dari bahan
makanan itu sendiri.
Selain rasa dan warna, bentuk dari suatu hidangan juga harus diperhatikan. Tampilan yang menarik akan
menimbulkan selera makan. Terutama pada anak-anak, mereka penuh imajinasi. Makanan dengan bentuk yang
menarik akan membantu kita mengatasi kesulitan makan yang sering terjadi pada anak-anak.
7. Teknik Pengolahan
Dalam menyusun suatu menu teknik mengolah menu tersebut perlu dipertimbangkan. Beberapa hal terkait dengan
teknik pengolahan. Teknik pengolahan akan menentukan efisiensi waktu dalam menyajikan makanan. Pilihlah teknik
pengolahan yang relatif mudah dan praktis, namun tetap mempertimbangkan citarasa dan nilai estetika dari makanan.
Jangan menggunakan teknik pengolahan yang sama-sama rumit untuk makanan dalam susunan menu. Selain itu teknik
pengolahah di sini juga terkait dengan bahan yang digunakan. Jangan sampai semua menu yang diolah
menggunakan teknik yang sama, seperti hampir semua menu diolah dengan cara digoreng, atau direbus dan
sebagainya. Gunakan teknik pengolahan yang bervariasi,
390
sehingga citarasa makanan tidak menjad dominan dan penggunaan bahan yang berulang dapat dihindari.
Jika kita dapat mempertimbangkan dengan baik unsur- unsur tersebut, makan kita akan lebih mudah menyusun menu.
Dengan memperhatikan unsur tersebut, menu yang disusun akan dapat diterima oleh setiap individu. Berikut ini akan dijelaskan
bagaimana penyusunan menu bagi berbagai kelompok umur.
A. Penyusunan menu untuk ibu hamil dan menyusui
Penyusunan menu untuk ibu hamil dan menyusui tetap berpedoman kepada menu seimbang. Berbagai variasi
pengunaan bahan makanan dalam menu menjadikan susunan menu yang baik. Keanekaragaman tersebut dapat sangat mem-
bantu terpenuhinya kebutuhan gizi selama masa kehamilan dan menyusui.
Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami
peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin,
penambahan ukuran organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh sehingga kekurangan zat gizi tertentu
yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang tidak sempurna Zulhaida, 2003
Kebutuhan energi pada trimester III meningkat secara maksimal. Kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan
energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester I diperlukan untuk pembentukan
jaringan otak pada janin, dan permulaan pembentukan organ janin.
Energi tambahan selama trimester II diperlukan untk pemekaran jaringan bagi ibu seperti penambahan volume darah,