Syarat Pembentukan Organisasi dan Pengaturan

i Menyetujui sarana dengan mana kepentingan-kepentingan penangkapan dari anggota-anggota baru dari organisasi atau peserta baru dalam pengaturan akan diakomodasikan; j Menyetujui prosedur pengambilan keputusan yang memfasilitasi persetujuan tindakan konservasi dan pengelolaan secara cepat dan efektif; k Memajukan penyelesaian sengketa secara damai sesuai dengan Bagian VIII; l Menjamin kerja sama penuh dari badan-badan dan industri nasional yang terkait dalam pelaksanaan rekomendasi dan keputusan dari organisasi atau pengaturan; dan m Melakukan publikasi tindakan konservasi dan pengelolaan yang telah dirumuskan oleh organisasi atau pengaturan. 8

3.4. Organisasi Pengelolaan Perikanan di Sekitar Indonesia

Organisasi pengelolaan perikanan laut lepas dapat disebut juga Regional Fisheries Management Organizations atau selanjutnya disingkat RFMOs. Saat ini telah terbentuk beberapa RFMOs yang wilayah pengelolaannya berada di sekitar wilayah Indonesia, antara lain Indian Ocean Tuna Commission selanjutnya disingkat IOTC, Commission For The Conservation Of Southern Bluefin Tuna selanjutnya disingkat CCSBT, dan Western and Central Pacific Fisheries Commission selanjutnya disingkat WCPFC.

a. Indian Ocean Tuna Commission IOTC

Perjanjian pembentukan Indian Ocean Tuna Commission IOTC disetujui melalui Resolusi 1105 pada Sidang ke 105 Dewan FAO, tanggal 25 Desember 1993 dan mulai berlaku efektif pada tanggal 27 Maret 1996. Sebelum adanya IOTC, terdapat suatu badan yang terlebih dahulu dibentuk, yaitu The Indo-Pacific Tuna Development and Management Programme selanjutnya disingkat IPTP. IPTP dibentuk pada tahun 1982 di Colombo, Srilanka, dengan pendanaan dari 8 Naskah terjemahan UNIA 1995, op cit, Pasal 10 UNDP dan dijalankan oleh FAO, tetapi sejak 1986 IPTP didanai oleh anggotanya. Program IPTP mencakup wilayah lautan India dan area sekitar Pasifik Barat. IOTC dapat disebut sebagai pewaris langsung segala kegiatan yang dilakukan oleh IPTP. 9 IOTC merupakan RFMOs yang secara khusus mengatur spesies ikan tertentu, antara lain Yellowfin Tuna, Skipjack Tuna, Albacore Tuna, Bigeye Tuna, Southern Bluefin Tuna, Long Tail Tuna, Kawakawa, Frigate Tuna, Narrow Barred Spanish Mackerel, Indo Pasific King Mackerel, Indo Pasific Blue Marlin, Black Marlin, Strip Marlin, Indo Pasific Sailfish, dan Swordfish . Area pengaturannya berada pada Samudera Hindia dan laut-laut sekitarnya, termasuk perairan sebelah utara Konvergensi Antartika. Negara yang sudah menjadi anggota diantaranya adalah Australia, China, Commoros, Eritrea, European Union, Perancis, India, Iran, Jepang, Korea Selatan, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Oman, Pakistan, Seychlelles, Srilangka, Sudan, Thailand, Inggris dan Indonesia. 10 Fungsi dan tanggung jawab IOTC antara lain: a. Menjaga kondisi dibawah pengawasan dan tren dari stok dan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyebarkan informasi ilmiah, tangkapan dan data lain yang relevan dengan konservasi dan pengelolaan stok dan penangkapan ikan berdasarkan perjanjian; b. Meningkatkan, merekomendasikan, dan mengkoordinasi aktivitas penelitian dan pengembangan dalam menjaga stok dan perikanan yang 9 Lembaga Pengkajian Hukum Internasional FH UI,2005,Jurnal Hukum Internasional,Jakarta,hal 513 10 Makalah seminar “Pengaturan Perikanan di Laut Lepas dan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Perikanan Indonesia” pada bulan Maret tahun 2007 di Hotel Transit.DKP. 2007. hal 20