dengan basis darurat apabila kegiatan perikanan mengakibatkan ancaman yang serius bagi kelestarian sumber daya tersebut.
2.2. Kesesuaian Tindakan Konservasi dan Pengelolaan
Setiap negara yang warga negaranya melakukan penangkapan ikan di laut lepas
harus menyesuaikan tindakannya dengan konvensi, tanpa mengabaikan hak berdaulat negara-negara pantai untuk tujuan eksplorasi dan eksploitasi, konservasi
dan pengelolaan sumber daya hayati kelautan di bawah yurisdiksi nasional. Kewajiban negara-negara yang melakukan penangkapan sediaan ikan yang
beruaya terbatas dan sediaan ikan yang beruaya jauh antara lain: a
Untuk sediaan ikan yang beruaya terbatas, negara-negara meminta secara langsung ataupun melalui mekanisme yang sesuai untuk kerjasama dengan
negara lain yang wilayahnya berdampingan dengan laut lepas untuk menyetujui tindakan-tindakan yang diperlukan untuk konservasi sediaan-
sediaan ikan tersebut. b
Untuk sediaan ikan yang beruaya jauh, negara-negara yang warga negaranya melakukan penangkapan sediaan ikan tersebut pada suatu
regional tertentu harus melakukan kerjasama, baik secara langsung atau melalui mekanisme yang sesuai untuk melakukan kerjasama sebagaimana
ditentukan dalam Bagian III UNIA, baik di dalam maupun di luar wilayah yurisdiksi nasional dengan tujuan untuk menjamin konservasi dan
meningkatkan tujuan penggunaan optimum dari sediaan tersebut pada seluruh regional tersebut.
5
5
Naskah terjemahan UNIA 1995, op cit, Pasal 7 ayat 1
Dari kerjasama yang telah dilakukan, negara-negara wajib memberikan informasi secara teratur setiap tindakan yang telah mereka setujui untuk sediaan ikan
beruaya terbatas maupun sediaan ikan yang beruaya jauh di dalam wilayah di bawah yurisdiksi nasional mereka dan pengaturan kegiatan-kegiatan kapal
perikanan yang mengibarkan bendera mereka yang melakukan penangkapan ikan di laut lepas kepada negara-negara lain yang melakukan penangkapan ikan di laut
lepas di dalam regional maupun sub regional yang sesuai.
3. Kerjasama Antar Negara
Sesuai dengan amanat yang terdapat dalam Pasal 7 UNIA, setiap negara yang
warga negaranya melakukan penangkapan sediaan ikan yang beruaya terbatas maupun sediaan ikan yang beruaya jauh harus bekerjasama dalam upaya
konservasi dan pengelolaan. Pasal 8 berisi tentang mekanisme kerjasama antar negara tersebut.
Dalam upaya konservasi dan pengelolaan sediaan ikan yang beruaya terbatas
maupun sediaan ikan yang beruaya jauh dibagi menjadi wilayah sub regional dan regional berdasarkan wilayah migrasi ikan tersebut. Setiap negara yang akan
melakukan penangkapan sediaan ikan tersebut wajib untuk mengikuti kerjasama yang berkaitan dengan sediaan ikan tersebut.
Apabila suatu negara memiliki bukti adanya eksploitasi berlebihan terhadap
sediaan ikan yang beruaya terbatas dan sediaan ikan yang beruaya jauh atau negara tersebut sedang mengembangkan penangkapan ikan baru untuk sediaan
tersebut, maka negara tersebut harus segera melakukan konsultasi dengan itikad
baik. Konsultasi dapat dimulai atas permintaan negara yang bersangkutan untuk merumuskan pengaturan yang memadai untuk menjamin konservasi dan
pengelolaan sediaan tersebut dengan menjadikan UNIA sebagai acuan pengaturannya dengan tetap memperhatikan hak, kepentingan dan kewajiban
negara lain. Apabila mempunyai efek yang besar terhadap tindakan konservasi yang telah ditetapkan oleh organisasi atau pengaturan sub regional maupun
regional yang kompeten, negara yang akan melakukan tindakan tersebut harus berkonsultasi melalui organisasi atau pengaturan tersebut dengan anggota atau
pesertanya.
3.1. Organisasi Pengelolaan Perikanan Laut Lepas
Kerjasama antar negara yang warga negaranya melakukan penangkapan ikan di
laut lepas sesuai dengan Pasal 8 UNIA tersebut diamanatkan dalam bentuk organisasi pengelolaan perikanan. Organisasi pengelolaan perikanan dibagi
menjadi dua berdasarkan wilayah pengelolaannya, yaitu organisasi pengelolaan perikanan sub regional dan organisasi pengelolaan perikanan regional. Dalam hal
suatu negara akan melakukan permintaan untuk tindakan konsultasi, negara tersebut dapat melakukan permintaan konsultasi terhadap organisasi pengelolaan
perikanan sub regional maupun regional sesuai dengan wilayah pengelolaannya. Negara-negara yang melakukan penangkapan sediaan ikan yang beruaya terbatas
dan sediaan ikan yang beruaya jauh pada laut lepas serta negara-negara pantai harus melaksanakan kewajiban mereka untuk bekerjasama menjadi anggota dalam
organisasi pengelolaan perikanan tersebut atau menjadi peserta pada pengaturan
tersebut, atau dengan menyetujui untuk melaksanakan ketentuan yang telah dirumuskan organisasi pengelolaan perikanan atau pengaturan tersebut.
Keuntungan menjadi anggota dalam sebuah organisasi pengelolaan perikanan
salah satunya adalah negara anggota mempunyai akses terhadap spesies sumber daya ikan yang telah ditetapkan tindakan pengelolaannya.
6
Apabila tidak ada organisasi pengelolaan sumber daya perikanan untuk
merumuskan tindakan konservasi dan pengelolaan sediaan ikan yang beruaya terbatas dan sediaan ikan yang beruaya jauh, maka negara-negara yang
berkepentingan terhadap spesies tersebut dan negara pantai yang terkait harus bekerjasama untuk membentuk organisasi dan berpartisipasi dalam kerja
organisasi tersebut, dan membuat pengaturan lain yang sesuai dalam upaya menjamin kelestarian sumber daya perikanan di laut lepas.
3.2. Syarat Pembentukan Organisasi dan Pengaturan
Dalam pembentukan pengaturan maupun organisasi pengelolaan perikanan sub
regional dan regional untuk sediaan ikan yang beruaya terbatas dan sediaan ikan yang beruaya jauh, berdasarkan Pasal 9 UNIA, negara-negara harus menyetujui:
a Sediaan terhadap mana tindakan-tindakan konservasi dan pengelolaan
diterapkan, dengan memperhatikan karakteristik biologis dari sediaan dimaksud dan sifat dari perikanan yang terkait;
b Wilayah penerapan, dengan memperhatikan Pasal 7 ayat 1, dan
karakteristik dari sub regional atau regional termasuk faktor-faktor sosial ekonomi, geografis dan lingkungan;
c Hubungan antara bekerjanya organisasi atau pengaturan baru tersebut dan
peranan, tujuan dan operasi dari setiap organisasi atau pengaturan pengelolaan perikanan terkait yang telah ada; dan
6
Naskah Terjemahan UNIA 1995 Pasal 8 ayat 4