27
4.3.3 Kekuatan Tarik Tensile Strength Komposit HIPS
Gambar 4.4 menunjukkan pengaruh penambahan bahan pengisi abu pembakaran biomassa kelapa sawit pada matriks HIPS terhadap kekuatan tarik
komposit yang dihasilkan.
Gambar 4.4 Pengaruh Kandungan Bahan Pengisi Terhadap Kekuatan Tarik Komposit
Gambar 4.4 di atas menunjukkan pengaruh penambahan bahan pengisi abu pembakaran biomassa kelapa sawit atau palm oil fuel ash POFA pada matriks
HIPS terhadap kekuatan tarik komposit. Dari hasil uji tarik diperoleh bahwa kekuatan tarik antara HIPS murni dengan komposit HIPS tidak mengalami
perubahan yang signifikan meskipun kekuatan tarik komposit cenderung menurun seiring dengan pertambahan komposisi abu di dalam komposit yaitu 31,7 MPa
pada HIPS murni, 29,5 Mpa pada ratio 955, 29,4 Mpa pada ratio 92,57,5, dan 28,4 Mpa pada ratio 9010. Meningkatnya kandungan pengisi di dalam komposit
HIPS akan menurunkan kekuatan tarik komposit. Namun penurunan yang terjadi pada komposit ini tidak terlalu jauh dan cenderung tetap. Ukuran partikel yang
kurang halus juga menyebabkan penurunan kekuatan tarik komposit. Penambahan pengisi mengakibatkan komposit kehilangan sifat elastisnya, dengan kata lain,
material komposit yang dihasilkan bersifat lebih keras rigid [2].
5 10
15 20
25 30
35 40
1000 955
92,57,5 9010
K ek
ua ta
n T
a rik
M P
a
Perbandingan HIPS dengan POFA
29,4 29,5
31,7 28,4
Universitas Sumatera Utara
28
4.3.4 Sifat Pemanjangan Elongation at Break Pada Saat Putus Komposit
HIPS
Gambar 4.5 menunjukkan pengaruh penambahan bahan pengisi abu pembakaran biomassa kelapa sawit pada matriks HIPS terhadap sifat
pemanjangan elongation break pada saat putus.
Gambar 4.5 Pengaruh Kandungan Bahan Pengisi Terhadap Sifat Pemanjangan Elongation Break Pada Saat Putus Komposit
Pada Gambar 4.5 di atas nilai pemanjangan pada saat putus komposit untuk semua rasio lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai pemanjangan saat
putus HIPS murni. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan pengisi telah mengakibatkan penurunan nilai pemanjangan pada saat putus komposit berpengisi
abu pembakaran biomassa kelapa sawit. Dari hasil uji sifat pemanjangan pada saat putus komposit diperoleh bahwa nilai pemanjangan pada saat putus HIPS murni
sebesar 8,3, dan terus menurun seiring dengan pertambahan komposisi abu di dalam komposit menjadi 3,7 pada ratio 955; 3,1 pada ratio 92,57,5 dan 2,7
pada ratio 9010. Hasil pengujian komposit menunjukkan bahwa pemanjangan pada saat
putus menurun dengan meningkatnya kandungan bahan pengisi abu pembakaran biomassa kelapa sawit. Sifat elastisitas dari komposit diindikasikan oleh
penambahan panjang saat putus elongation at break. Secara umum, elastisitas material yang tinggi menandakan tingginya nilai dari elongation at break.
2 4
6 8
10
1000 955
92,57,5 9010
P er
pa nja
ng a
n P
a da
Sa a
t P
utus
Perbandingan HIPS dengan POFA
3,1 2,7
8,3
3,7
Universitas Sumatera Utara
29 Penambahan pengisi mengakibatkan komposit kehilangan sifat elastisnya, dengan
kata lain, material komposit yang dihasilkan lebih rapuh brittle dan keras rigid. Kemampuan komposit HIPS untuk berdeformasi menjadi semakin terbatas seiring
dengan mengingkatnya kandungan pengisi di dalam komposit HIPS [2].
4.3.5 Kekuatan Bentur Impact Strength Komposit HIPS