5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ABU PEMBAKARAN BIOMASSA KELAPA SAWIT
Pada pembuatan minyak kelapa sawit, setelah dilakukan ekstraksi minyak dari tandan buah segar, cukup banyak limbah padatan yang terbentuk dari
cangkang, serat, dan tandan kosong lebih dari 70 dari buah kelapa sawit segar dikeluarkan dari pabrik. Limbah ini digunakan kembali di industri yang sama
sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan steam sebagai pembangkitkan tenaga listrik dan menjalankan operasi internal, dan akan menyisakan abu sisa
sebesar 5 , yang dikenal dengan abu pembakaran biomassa kelapa sawit atau palm oil fuel ash
POFA. Namun, karena kekurangan nutrisi yang dibutuhkan sebagai pupuk, POFA dibuang ke tanah kosong disekeliling pabrik minyak kelapa
sawit, dan menyebabkan masalah lingkungan dan resiko kesehatan. Berbagai penelitian telah dilakukan dalam pemanfaatan abu pembakaran biomassa kelapa
sawit, dan hasil studi menyatakan abu pembakaran biomassa kelapa sawit dapat digunakan sebagai filler material [3].
Limbah padat tandan kosong merupakan limbah padat yang jumlahnya cukup besar yaitu sekitar 6 juta ton yang tercatat pada tahun 2004, namun
pemanfaatannya masih terbatas. Limbah tersebut selama ini dibakar dan sebagian ditebarkan di lapangan [8].
Jenis limbah kelapa sawit pada generasi pertama adalah limbah padat yang terdiri dari tandan kosong, pelepah, cangkang, serat dan lain-lain. Limbah padat
dan limbah cair pada generasi berikutnya dapat dilihat pada Gambar 2.1. Pada Gambar tersebut terlihat bahwa Iimbah yang terjadi pada generasi pertama dapat
dimanfaatkan dan terjadi limbah berikutnya sehingga dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi. Salah satunya adalah potensi limbah cangkang dan
serat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada boiler [8].
Universitas Sumatera Utara
6 Gambar 2.1 Pohon Industri Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit [8]
Bahan abu kelapa sawit merupakan salah satu limbah padat yang dihasilkan pada proses pembakaran cangkang sawit dalam unit boiler di pabrik
kelapa sawit. Bahan ini banyak mengandung unsur silika. Pemanfaatan abu pembakaran biomassa kelapa sawit sebagai filler sangat potensial mengingat
ketersediaannya yang cukup besar dan berkesinambungan. Penambahan filler material
yang banyak mengandung kadar silika yang tinggi dapat meningkatkan sifat mekanik produk [4].
Kandungan utama abu pembakaran biomassa kelapa sawit atau palm oil fuel ash
POFA adalah Silicon Dioxide SiO
2
, Aluminum Oxide Al
2
O
3
, Magnesium Oxide MgO, Ferric Oxide Fe
2
O3, Calcium Oxide CaO, Potassium Oxide K
2
O. Silicon Dioxide SiO
2
merupakan senyawa yang paling banyak terdapat pada POFA, yaitu sekitar 40-70 , Aluminum Oxide Al
2
O
3
sekitar 5-15 , Calcium Oxide CaO sekitar 5-10 , Ferric Oxide Fe
2
O3 sekitar 5-10 dan Magnesium Oxide MgO 3-10 . Calcium Oxide CaO
merupakan senyawa pada clinker dalam semen portland, dimana senyawa ini berfungsi memperkuat kekuatan dari semen yang akan digunakan dalam
konstruksi. Semen yang bereaksi dengan air akan membetuk calcium hydroxide CaOH
2
dan calcium silicate hydrates C-S-H. Tinggi nya kandungan Silicon Si pada POFA yang merupakan senyawa yang bersifat pozzolan, yang apabila
ditambahkan pada semen dan bereaksi dengan CaOH
2
akan membentuk calcium silicate hydrates
C-S-H dan calcium aluminates hydrates C-A-H,
Universitas Sumatera Utara
7 dimana semakin banyak C-S-H yang dihasilkan akan menambah ketahan thermal
dan mekanik dari konstruksi dibandingkan dengan semen portland biasa [3]. Abu pembakaran biomassa kelapa sawit mengandung sejumlah besar
bahan-bahan yang tidak terbakar, silika, dan alumunium. Pada umumnya, pada abu pembakaran biomassa kelapa sawit terdapat kandungan karbon yang tidak
terbakar yang tertinggal pada temperatur pembakaran yang relatif rendah. Karbon yang tidak terbakar adalah faktor penting yang harus dipertimbangkan. Partikel
karbon yang tidak terbakar mengakibatkan peningkatan kebutuhan air [3].
2.2 HIGH IMPACT POLYSTYRENE HIPS