Taraf Kesukaran Daya Pembeda Indeks Diskriminasi

76 Penelitian ini menggunakan anava dua jalan. Anava dua jalan merupakan teknik analisis data penelitian dengan desain faktorial dua faktor. Dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sebagai dasar peninjauan skor untuk variabel terikat. Anava dua jalan digunakan untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran IPS. Tabel 11. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan Sumber Variasi Jumlah Kuadrat Db MK F o P Antara A Antara B Antara AB Interaksi Dalam d = ∑ ∑ – ∑ = ∑ ∑ – ∑ = ∑ ∑ – ∑ – JK A - JK B JK d = JK A – JK B - JK AB A-1 2 B-1 2 db A x db B 4 db T -db A -db B - db AB Total T JK T = ∑ - ∑ N-1 49 Keterangan: JK T = jumlah kuadrat total; JK A = jumlah kuadrat variabel A; JK B = jumlah kuadrat variabel B; JK AB = jumlah kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B; JK d = jumlah kuadrat dalam; MK A = mean kuadrat variabel A; MK B = mean kuadrat variabel B; MK AB = mean kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B; MK d = mean kuadrat dalam; F A = harga F untuk variabel A; F B = harga F untuk variabel B; F AB = harga F untuk interaksi antara variabel A dengan variabel B. Arikunto, 2009: 429 77

2. T-Test Dua Sampel Independen

Terdapat beberapa rumus t-test yang digunakan untuk pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen yaitu sebagai berikut. Separated Varians Polled Varians Keterangan: 1 = rata-rata hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran koopertaif tipe TGT; 2 = rata-rata hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran koopertaif tipe TSTS; = varians total kelompok 1; = varians total kelompok 1; n 1 = banyaknya sampel kelompok 1; n 2 = banyaknya sampel kelompok 2. Sugiyono, 2012: 273 Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu sebagai berikut. a. Apakah dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama atau tidak. b. Apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak. Untuk menjawab itu perlu pengujian homogenitas varians. 78 Berdasarkan dua hal di atas, maka berikut ini diberikan petunjuk untuk memilih rumus t-test. a. Bila jumlah anggota sampel n 1 = n 2 dan varians homogen, maka dapat digunakan rumus t-test baik separated varians maupun polled varians untuk mengetahui t-tabel maka digunakan dk yang besarnya dk = n 1 + n 2 – 2. b. Bila n 1 tidak sama dengan n 2 dan varians homogen dapat digunakan rumus t-test dengan polled varians, dengan dk = n 1 + n 2 – 2. c. Bila n 1 = n 2 dan varians tidak homogen, maka dapat digunakan rumus t-test baik separated varians maupun polled varians, dengan dk yang besarnya dk = n 1 – 1 atau n 2 – 2, jadi bukan n 1 − n 2 – 2. d. Bila n 1 tidak sama dengan n 2 dan varians tidak homogen, dapat digunakan rumus t-test dengan separated varians, harga t sebagai pengganti harga t-tabel hitung dari selisih harga t-tabel dengan dk = n 1 – 1 dan dk = n 2 – 1, dibagi dua kemudian ditambah dengan harga t terkecil Sugiyono, 2012: 272-273.

3. Pengujian Hipotesis

Rumusan hipotesis dalam penelitian ini ada 4, yaitu sebagai berikut. Rumusan Hipotesis 1 H o : Tidak ada perbedaan hasil belajar IPS siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. H a : Ada perbedaan hasil belajar IPS siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

3 20 49

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 TANJUNG KARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 107

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJAR

0 6 88

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2

2 4 81

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 76

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 TULANG BAWANG TENGAH TAHUN PELAJARAN 20

0 5 97

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 10

MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitriagmail.com ABSTRAK - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS

0 0 12