Kerangka Pikir TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

55 2. Setelah variabel ditentukan maka langkah berikutnya adalah melakukan tes yaitu pre test tes kemampuan awal dan post test untuk mendapatkan hasil belajar IPS. Hasil penelitian yang relevan adalah suatu penunjang untuk mendukung suatu hasil penelitian yang peneliti telah teliti. 3. Deskripsi dari masing-masing variabel yang diteliti yaitu pengertian model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan tipe TSTS serta hasil belajar IPS. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes. Pre test ini mencerminkan kemampuan awal siswa tentang materi yang akan disampaikan oleh guru, sedangkan post test menggambarkan hasil akhir dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. 4. Sintesa atau kesimpulan adalah kesimpulan dari semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel lainnya akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

D. Anggapan Dasar Hipotesis

Peneliti memiliki anggapan dasar dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Seluruh siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 20132014 yang menjadi subjek penelitian mempunyai kemampuan akademis yang relatif sama dalam mata pelajaran IPS. 56 2. Kelas yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan kelas yang diberi pembelajaran model tipe TSTS diajar oleh guru yang sama. 3. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar IPS siswa selain kemampuan awal dan model pembelajaran koooperatif tipe TGT dan tipe TSTS, diabaikan.

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Ada perbedaan hasil belajar IPS siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. 2. Rata-rata hasil belajar IPS pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. 3. Rata-rata hasil belajar IPS pada siswa yang memiliki kemampuan awal sedang yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. 57 4. Rata-rata hasil belajar IPS pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. 5. Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran IPS.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan Sugiyono, 2011: 115. Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu mengetahui perbedaan suatu variabel, yaitu hasil belajar IPS dengan perlakuan yang berbeda. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan eksperimen, yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat Sugiyono, 2011: 7. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimen murni True Eksperimen dan eksperimen semu Quasi Eksperimen. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu quasi eksperimen. Penelitian eksperimen semu dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau jenis penelitian yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasi semua variabel yang relevan secara 59 penuh. Bentuk penelitian ini banyak digunakan dibidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia Sukardi, 2003: 16.

1. Desain Eksperimen

Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial. Menurut Sugiyono 2011: 113 desain faktorial merupakan modifikasi dari desain true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan variable independent terhadap hasil variable dependent. Desain faktorial memiliki tingkat kerumitan yang berbeda- beda. Desain faktorial dalam penelitian ini adalah 2 kali 3 2x3. Desain tersebut divisualisasikan sebagai berikut. Model Pembelajaran Kemampuan Awal TGT A 1 TSTS A 2 Tinggi B 1 Hasil Belajar A 1 B 1 Hasil Belajar A 2 B 1 Sedang B 2 Hasil Belajar A 1 B 2 Hasil Belajar A 2 B 2 Rendah B 3 Hasil Belajar A 1 B 3 Hasil Belajar A 2 B 3 Gambar 4. Desain Penelitian Penelitian ini akan membandingkan keefektifan dua model pembelajaran yaitu Teams Games Tournament TGT dan Two Stay Two Stray TSTS terhadap hasil belajar IPS di kelas VIII A dan VIII B dengan keyakinan

Dokumen yang terkait

PENGARUH KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

3 20 49

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 TANJUNG KARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 107

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJAR

0 6 88

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2

2 4 81

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 76

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 TULANG BAWANG TENGAH TAHUN PELAJARAN 20

0 5 97

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 10

MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitriagmail.com ABSTRAK - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS

0 0 12