normalitas P-P Plot dengan aturan melihat sebaran data yang mengikuti garis diagonal maka data berdistribusi normal atau mendekati normal.
3.5.2.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1.
Penyakit ini muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik harus bebas dari penyakit
autokorelasi. Bahaya dari penyakit ini adalah overestimate R
2
, underestimate σ
2
, serta t dan F tidak valid. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyakit ini dapat digunakan uji Durbin-
Watson DW test dengan langkah-langkah berikut Ghozali, 2006: 1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound du dan 4-du,
maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Ini berarti tidak ada indikasi terjadinya autokorelasi. du DW 4-du.
2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound dl, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol. Ini berarti ada
indikasi terjadi autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar dari pada 4-dl, maka koefisien autokorelasi lebih
kecil dari pada nol, berarti ada indikasi terjadi autokorelasi negatif. 4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas du dan batas bawah dl atau
nilai DW terletak antara 4-du dan 4-dl, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Cara untuk mengatasi autokorelasi adalah banyak cara salah satunya adalah dengan menggunakan metode Hidrent-lu, yaitu jika menemukan autokorelasi
yang positif atau negatif dari model yang ditelitinya maka dapat menggunakan ρ dimulai dari -0.9, -0.8,..., 0.8, 0.9. Untuk setiap nilai ρ yang dicoba,
dilakukan proses transformasi yang diikuti dengan perhitungan regresi yang bersangkutan. Dari setiap hasil regresi kemudian diperoleh dan yang terbaik
adalah melihat jumlah kuadrat yang terkecil sum of square residuals dari model regresinya Arief, 2006.
3.5.2.3 Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas merupakan situasi dimana ada korelasi antara variabel independen satu dengan yang lainnya. Konsekuensi praktis yang timbul
sebagai akibat adanya multikolinieritas ini adalah kesalahan standar penaksir semakin besar dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin
besar sehingga mengakibatkan diperolehnya kesimpulan yang salah. Dalam asumsi klasik OLS ordinary least square diterangkan bahwa tidak ada
multikolinieritas yang sempurna antar variabel independen. Jika terdapat nilai korelasi di antara variabel independen adalah satu maka koefisiennya : a
Koefisien untuk nilai-nilai regresi tidak dapat diperkirakan, b Nilai standard error dari setiap koefisien regresi menjadi nilai yang tak terhingga Arief,
2006. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi
dapat digunakan tiga cara, yaitu Ghozali, 2006: a. Nilai R
2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individu variabel-variabel independen banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi rule of thumb di atas
0,80 maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. c. Nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor VIF, nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerance ini menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off
yang umumnya dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10.
Cara mengatasi multikolinieritas adalah: a. Transformasi variabel
jika terlihat pada model awal adanya gejala multikolinieritas maka dapat dilakukan transformasi variabel yang bersangkutan ke dalam bentuk
logaritma natural atau bentuk-bentuk transformasi lainnya, sehingga nilai t hitung yang dihasilkan secara individu variabel independen dapat secara
signifikan mempengaruhi variabel terkait, b. Meningkatkan jumlah data sampel
Dengan adanya peningkatan jumlah data sampel diharapkan mampu menurunkan standard error disetiap variabel independen dan akan
diperoleh model yang benar-benar bisa menaksir koefisien regresi secara tepat Arief, 2006.
3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas {Eµi
2
= σ
2
} dan bukan heteroskedastisitas {Eµi
2
= σi
2
}. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat
grafik plot antara nilai residu variabel independen SRESID dengan nilai prediksi ZPRED. Jika plot sebar membentuk pola tertentu dan teratur
bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak terdapat pola yang jelas, titik-
titik menyebar di atas dan di bawah nol pada sumbu Y, dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2006.
Cara untuk mengatasi masalah heterokedastisitas adalah: a. Melakukan transformasi dalam bentuk membagikan model regresi asala
dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model ini b. Melakukan transformasi log Arief, 2006.
3.5.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan menguji apakah kebijakan hutang dan set kesempatan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Teknik
statistik yang digunakan adalah regresi linier. Pengujian hipotesis dengan model regresi linier sederhana diterapkan untuk
hipotesis 1 dan 2, karena hanya menguji pengaruh secara parsial antara variabel independen kebijakan hutang dan set kesempatan investasi terhadap variabel
dependen nilai perusahaan. Adapun persamaan regresi hipotesis 1 untuk menguji pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan adalah sebagai berikut:
Persamaan regresi hipotesis 2 untuk menguji pengaruh set kesempatan investasi terhadap nilai perusahaan adalah sebagai berikut:
Pengujian hipotesis dengan menggunakan model regresi berganda diterapkan untuk hipotesis 3, karena akan menguji pengaruh secara bersama-sama antara
variabel independen kebijakan hutang dan set kesempatan investasi terhadap satu variabel dependen nilai perusahaan. Adapun persamaan regresi yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Dimana: Y : Nilai Perusahaan
: Konstanta : Koefisien Regresi Kebijakan Hutang
: Koefisien Regresi Set Kesempatan Investasi : Kebijakan Hutang
: Set Kesempatan Investasi : Standard Error
Pengujian hipotesis 1 apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier sederhana. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut: 1. Membuat formula hipotesis
H
1
: b
1
≠ 0, kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2. menentukan tingkat signifikansi
Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata α 5
3. Dasar pengambilan keputusan a.
ρ-value 0.05, maka H
1
berpengaruh
b. ρ-value 0.05 maka H
1
tidak berpengaruh Pengujian hipotesis 2 apakah set kesempatan investasi berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier sederhana. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Membuat formula hipotesis H
2
: b
2
≠ 0, set kesempatan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2. menentukan tingkat signifikansi
Untuk memperoleh nilai signifika nsi, menggunakan taraf nyata α 5
3. Dasar pengambilan keputusan a.
ρ-value 0.05, maka H
2
berpengaruh b.
ρ-value 0.05 maka H
2
tidak berpengaruh Pengujian hipotesis 3 apakah kebijakan hutang dan set kesempatan investasi
secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier berganda. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
sebagai berikut: 1. Membuat formula hipotesis
H
3
: b
3
≠ 0, kebijakan hutang dan set kesempatan investasi secara bersama- sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan
2. menentukan tingkat signifikansi Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata α 5
3. Dasar pengambilan keputusan a.
ρ-value 0.05, maka H
3
berpengaruh b.
ρ-value 0.05 maka H
3
tidak berpengaruh
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kebijakan hutang dan set kesempatan investasi terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada 15
perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dengan periode pengamatan selama 2010-2013.
Dari hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kebijakan hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hal ini mungkin terjadi akibat efek tax deductible, yaitu perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman dengan jumlah tertentu yang
pada akhirnya dapat mengurangi penghasilan kena pajak, hal ini akan dapat memberikan manfaat bagi para pemegang saham.
2. Set kesempatan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Efek langsung keputusan investasi terhadap nilai perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri melalui pemilihan proyek atau
kebijakan lainnya seperti menciptakan produk baru, penggantian mesin yang lebih efisien, pengembangan research development, dan merger dengan
perusahaan lain.
3. Kebijakan perusahaan dan set kesempatan investasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hal ini berarti bahwa perusahaan food dan beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mempunyai set kesempatan investasi dan pertumbuhan
perusahaan yang tinggi sehingga menarik para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan-perusahaan tersebut sehingga meningkatkan
struktur modal yang tercerminkan pada kebijakan hutang perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap penelitian yang dilakukan. Adapun saran untuk peneliti
selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Peneliti lanjutan disarankan untuk menggunakan sampel jenis seluruh
perusahaan atau pun jumlah perusahaan yang lebih besar dan periode penelitian yang lebih panjang agar mendapatkan hasil yang lebih digeneralisasikan untuk
seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk peneliti lanjutan dapat menambahkan ataupun menggunakan variabel
lain seperti kepemilikan manajerial, kebijakan dividen, ukuran perusahaan serta perubahan nilai valuta asing yang diprediksi dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Sehingga dapat lebih memproyeksikan variabel-variabel yang dapat meningkatkan nilai perusahaan dan variabel-variabel yang dapat
menurunkan nilai perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adining Hapsari, Ratih. 2000. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Publik di
BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Volume 7 No 2. Hal 13-25. Adriani, Irma, 2011. Pengaruh investment opportunity set dan mekanisme
corporate governance terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia.Mediasoft Indonesia. Jakarta.
Arief, Sritua. 2006. Metodelogi Penelitian Ekonomi. UI Press. Jakarta Bringham, E.F., and Gapenski, LC., Daves, PR.. 1999. Intermediate Financial
Management, The Dryden Press, New York. Bringham, E.F. dan J.F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta. Erlangga. Crutchley, C. E., and Hansen, R. S. 1989. A Test of the Agency Theory of
Managerial Ownership, Corporate Leverage, and Corporate Dividends. Financial Management 18, 36
–46. Department of Management, Auburn University, 303 Lowder Business Building. Auburn.
Durnev, A. and E. Han Kim. 2003. Corporate Stability and Economic Growth. William davidson Institute Working Papers Series 554. William Davidson
Institute at the University of Michigan. Michigan. http:ideas.repec.orgpwdipapers2003-554.html
Gaver, Jennifer J. and Kenneth M. Gaver. 1993. Additional Evidence on the Association Between the Investment Opportunity Set and Corporate
Financing, Dividend, and Compensation Policies. Journal of Accounting and Economics, 1993, vol. 16, issue 1-3, pages 125-160
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ke 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Semarang.
Hasnawati, Sri, 2005. Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Auditing dan Akuntansi Indonesia, Vol.
9, No. 2, Desember 2005. Universitas Lampung, Bandar Lampung. Husnan, S. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi ke 4. UUP AMP
YKPN. Yogyakarta. Jensen, Michael C. And Meckling, William H.. 1976. Theory Of The Firm:
Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics vol 34 pp 305-360, Oktober. Elsevier.
Jones, Charles P. 2000. Investment : Analysis and Management.7th edition. John Willey and Sons Inc. New York.
Jones, S. And R. Sharma. 2010. CFO Of the Future: Strategic Contriutor Or Value Adder?. Journal of Applied Management Accounting Research vol 8:1. Pp
1-16 Kallapur, S. Dan M.A. Trombley. 1999. The Association Between Investment
Opportunity Set Proxies and Realized Growth. Journal of business and accounting. 26 Aprilmay. Pp 505-519.
Kieso et al. 2006. Pengantar Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta. Martono dan D. Agus Harjito. 2005. Manajemen Keuangan. Ekonisia.Yogyakarta.
Mc-Connel, John J dan Muscarella, Chris J. 1984. Capitalizes Value Growth Opportunities and Corporate Capital Expenditures Announcements.
Purdue University. Lafayette, Indiana. Modigliani, F., and M.H. Miller, 1958. The Cost of Equity, Corporate Finance,
and The Theory of Investment. American Economics Review, Volume XLVIII, Number Three, June, pp 261-297.
Myers, Steward C. 1977. Determinants of Corporate Borrowing. Journal of Financial Economics 5 1977 147-175. North-Holland Publishing
Company. Nugraha, M. Aditya. 2012. Pengaruh set peluang investasi, pertumbuhan
terealisasi dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.
Perdana, Sukma, 2012. Pengaruh kebijakan hutang jangka panjang dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Perbanas. Surabaya.