Sedangkan Gaver dan Gaver 1993 menggunakan varian return. Saputro dan Hartono 2002 di Indonesia menggunakan varian return seperti
penelitian sebelumnya misalnya Smith dan Watts, 1992; Gaver dan Gaver, 1993, dan beta asset.
2.4 Nilai Perusahaan
Penilaian terhadap suatu perusahaan dalam bidang akuntansi dan keuangan
sekarang ini masih beragam. Di satu pihak nilai perusahaan ditujukan dengan laporan keuangan perusahaan, sementara pihak lainnya beranggapan bahwa nilai
suatu perusahaan tercermin dari nilai saham perusahaan. Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai
gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan
sampai dengan saat ini. Masyarakat menilai dengan bersedia membeli saham perusahaan dengan harga tertentu sesuai dengan persepsi dan keyakinannya.
Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka
kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat. Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham Brigham dan Gapenski, 1999. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan.
Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan financing,
dan manajemen aset.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan pengukuran Price book value yang dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara harga saham dengan nilai
buku per lembar saham. Price book value menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Perusahaan yang berjalan dengan
baik, umumnya memiliki rasio price book value di atas satu, yang mencerminkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Price book value yang
tinggi mencerminkan tingkat kemakmuran para pemegang saham, dimana kemakmuran bagi pemegang saham merupakan tujuan utama dari perusahaan
Weston dan Brigham, 2001.
2.5 Penelitian Terdahulu
Sebagai pembanding, akan dikemukakan beberapa penelitian terdahulu yang
memiliki kemiripan konsep dengan penelitian ini, diantaranya :
a. Sukma Perdana 2012, dengan judul Pengaruh Kebijakan Hutang Jangka
Panjang dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Dengan hasil penelitian Kebijakan hutang DER dan kebijakan dividen DPR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan PBV. Hal ini menyatakan bahwa nilai perusahaan yang menggunakan hutang nilainya lebih
besar daripada nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang.
b. Dwi Sukirni 2012, dengan judul Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang Analisis Terhadap
Nilai Perusahaan. Dengan hasil penelitian Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai
perusahaan sedangkan Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen berpengaruh
positif secara tidak signifikan. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa pengeluaran hutang yang semakin besar pengaruhnya terhadap nilai
perusahaan akan semakin kecil bahkan bisa menurunkan nilai perusahaan. c. Muhammad Aditya Nugraha 2012, dengan judul Pengaruh Set Peluang
Investasi, Pertumbuhan Terealisasi, dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Dengan hasil penelitian hanya variabel Set Peluang Investasi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
variabel Pertumbuhan Terealisasi dan Kebijakan Deviden berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian IOS ini
menggunakan proksi varian earning to price ratio menyatakan bahwa semakin besar IOS akan semakin besar pula mempengaruhi nilai perusahaan.
d. Vina Valencia 2008, dengan judul Analisis Pengaruh Investment Opportunity SetIOS Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian dengan menggunakan proksi Capital Expendetures to Book Value of Asset CAPBVA terhadap Return
Saham memiliki korelasi positif tidak signifikan. Hal ini berarti investor belum merespon terhadap informasi mengenai tambahan modal pada nilai
pasar perusahaan yang menjadi indikator adanya aliran dana untuk memperoleh kesempatan berinvestasi sehingga memungkinkan adanya
pertumbuhan perusahaan di masa depan.
2.6 Pengembangan Hipotesis 2.6.1 Pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan
Untuk memperkecil biaya yang timbul sehubungan dengan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham, pemegang saham menyertakan pihak ketiga
untuk menanggung biaya pengawasan tersebut. Hal ini dikenal sebagai control hypothesis, yaitu untuk memperkecil tindakan-tindakan akan menguntungkan diri
sendiri yang diambil manajer, perusahaan yang memiliki aliran kas bebas yang tinggi dengan tingkat pertumbuhan yang rendah akan lebih cenderung untuk
memperbesar hutang, dengan logika pemanfaatan aliran kas bebas yang tersedia tersebut akan ditanamkan pada proyek-proyek yang memiliki net present value
yang positif yang nantinya akan meningkatkan nilai perusahaan. Dalam hal ini tindakan manajer dibatasi oleh debt covenant yang ditetapkan oleh debtholders.
Sebaliknya untuk perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, tidak akan ada masalah biaya keagenan yang berkaitan dengan aliras kas bebas
yang tinggi agency cost of free cash flow karena pada perusahaan ini setiap kelebihan dana selalu dapat digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhannya.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih cenderung untuk memperkecil tingkat hutang. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya tingkat
leverage perusahaan akan semakin tinggi kemungkinan perusahaan dinyatakan bangkrut oleh debtholders jika tidak mampu membayar hutang Myers, 1977.
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh para calon investor pembeli jika mereka bermaksud menjalankan usaha tersebut Husnan, 2004.
Bagi perusahan yang menjual sahamnya ke pasar modal, nilai perusahaan ini dicerminkan oleh harga sahamnya. Harga saham tinggi membuat nilai perusahaan