ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG DAN SET KESEMPATAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FOOD DAN BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BEI

(1)

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG DAN

SET KESEMPATAN INVESTASI TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FOOD DAN

BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BEI

(Skripsi)

Oleh

ERIZA ANDRYAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(2)

ABSTRACT

ANALIZING THE INFLUENCE OF DEBT POLICY AND INVESTMENT OPPURTUNITY SET TO FIRM VALUE ON FOOD AND BEVERAGES

COMPANY WICH HAD BEEN LISTED IN BEI

By : Eriza Andryan

Debt policy and investment opportunity set is one of the factors that affect the value of a company. This study is to analyze how much the effect of debt policy and investment opportunity set to firm value, especially in food and beverages companies. Sample method used was purposive sampling. Analysis technique uses classic assumption test and hypothesis test uses multipleregression analysis. The dependent variabel were firm value and independent variabel of debt policy and investment opportunity set.

The result showed that debt policy and the investment oppurtunity set in a positive and significant effect on the firm value either partially or simultaneously. This can be concluded that the entire hypothesis (H1, H2, H3) is received.

Key words : food and beverages, debt policy, investment opportunity set, firm value.


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG DAN SET KESEMPATAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FOOD

DAN BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BEI

Oleh : Eriza Andryan

Kebijakan hutang dan set kesempatan investasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar pengaruh kebijakan hutang dan set kesempatan investasi terhadap nilai perusahaan khususnya pada perusahaan food dan beverages. Sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik dan untuk uji hipotesis menggunakan analisis regresi berganda. Variabel

dependennya adalah nilai perusahaan dan variabel independennya adalah kebijakan hutang dan set kesempatan investasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan hutang dan set kesempatan investasi secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik itu secara parsial maupun secara simultan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa seluruh hipotesis yang diajukan (H1, H2,H3) diterima.

Kata kunci : food dan beverages, kebijakan hutang, set kesempatan investasi, nilai perusahaan.


(4)

ABSTRACT

ANALIZING THE INFLUENCE OF DEBT POLICY AND INVESTMENT OPPURTUNITY SET TO FIRM VALUE ON FOOD AND BEVERAGES

COMPANY WICH HAD BEEN LISTED IN BEI

By : Eriza Andryan

Debt policy and investment opportunity set is one of the factors that affect the value of a company. This study is to analyze how much the effect of debt policy and investment opportunity set to firm value, especially in food and beverages companies. Sample method used was purposive sampling. Analysis technique uses classic assumption test and hypothesis test uses multipleregression analysis. The dependent variabel were firm value and independent variabel of debt policy and investment opportunity set.

The result showed that debt policy and the investment oppurtunity set in a positive and significant effect on the firm value either partially or simultaneously. This can be concluded that the entire hypothesis (H1, H2, H3) is received.

Key words : food and beverages, debt policy, investment opportunity set, firm value.


(5)

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG DAN SET

KESEMPATAN INVESTASI TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FOOD DAN

BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BEI

Oleh

ERIZA ANDRYAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(6)

(7)

(8)

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Eriza Andryan dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 18 April 1982. Penulis adalah anak pertama dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Usri Yusuf dan Ibu Eliza Fitri.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak di TK Dharma Wanita Unila diselesaikan pada tahun 1988. Kemudian dilanjutkan Sekolah Dasar Negeri 3 Gunung Terang diselesaikan pada tahun 1994, kemudian dilanjutkan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kedaton diselesaikan pada tahun 1997, dan dilanjutkan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2000.

Pada tahun 2007 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Lampung.

Penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang dan Set kesempatan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Food dan Beverages yang Terdaftar di BEI yang dibantu oleh Bapak R. Weddie Andriyanto,S.E.,M.Si.,CA.,CPA.,Akt. dan Bapak Basuki

Wibowo,S.E.,M.S.Ak.,Akt. Sebagai pembimbing dalam menyelesaikan penelitian ini.


(10)

M O T O

Kegagalan yang kita alami jangan membuat kita menjadi

putus asa meskipun kegagalan itu berkali-kali kita alami.

Disaat kegagalan terus menghampiri dekatkan selalu diri

kita dengan ALLAh dan yakinlah bahwa ALLAH tidak akan

menguji hambanya dengan ujian diluar batas kemampuan

hambanya

”Hai orang

-orang yang beriman, jadikanlah sabar

dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah

beserta orang-orang

yang sabar”


(11)

Persembahan

Ucapan Syukur saya persembahkan kepada Allah SWT atas segala

nikmat dan Karunia NYA selama ini.

Kupersembahkan karya kecil ini kepada :

Kedua orangtuaku yang selalu menyayangi dan mencintaiku, selalu

mendoakan ku, selalu membimbing dan tak henti-hentinya

memberikan dorongan dan nasehat dengan penuh kesabaran.

Adik-adikku tercinta yang selalu mendukungku untuk

menyelesaikan pendidikanku.

Buat Almamaterku tercinta Universitas Lampung

Serta teman-teman baikku yang bersedia meluangkan waktunya

untukku.


(12)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang dan Set Kesempatan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Food dan Beverages yang Terdaftar di BEI” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih atas kelancaran penyusunan laporan ini. Ucapan terima kasih yang tulus penulis haturkan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty D.,S.E.,M.Si.,Akt. selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan selaku penguji utama pada saat ujian skripsi. Terima kasih atas bantuan, saran, dan nasihat yang telah diberikan selama ini.


(13)

4. Bapak R. Weddie Andriyanto,S.E.,M.Si.,CA.,CPA.,Akt. selaku pembimbing utama, terima kasih atas perhatian, kesabaran, dan

kesediaannya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, nasehat dan kritik yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Basuki Wibowo, S.E.,M.S.Ak.,Akt. selaku pembimbing kedua, terima kasih atas perhatian, kesabaran, dan kesediaannya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, nasehat dan kritik yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Yuliansyah, S.E.,M.S.A.,P.Hd.,Akt. selaku Pembimbing

Akademik. Terima kasih atas doa,bantuan,nasihat dan sarannya yang telah diberikan selama ini.

7. Seluruh Dosen staf pengajar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

8. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 9. Ayah, Ibu, kakak, adik, sepupu, paman, bibi yang aku sayangi yang telah

memberikan dorongan materil dan spiritual dalam menyelesaikan kuliah di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 10. Buat teman-temanku dikampus Adi Santri, Rian Winata, Dwi Farizky,


(14)

11. Teman-teman Akuntansi angkatan 2007 Terima kasih atas dukungannya selama ini. Semoga kita semua sukses dan berhasil.

12. Almamater-ku tercinta dan seluruh pihak yang tidak dapat ditulis namanya satu persatu, yang ikut membantu penulisan dalam pembuatan karya ini. Terimakasih untuk semuanya semoga Allah membalas kebaikan kalian semua.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca. Selain itu, penulis berharap dan berdoa semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis, mendapatkan ridho dari Allah SWT. Amiin.

Bandar Lampung, Desember 2015

Penulis


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 8

2.2 Kebijakan Hutang ... 9

2.3 Set Kesempatan Investasi (Investment Opportunity Set/IOS) ... 11

2.4 Nilai Perusahaan ... 14

2.5 Penelitian Terdahulu ... 15

2.6 Pengembangan Hipotesis ... 17

2.6.1 Pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan ... 17

2.6.2 Pengaruh set kesempatan investasi terhadap nilai perusahaan . 18 2.7 Kerangka Konseptual ... 20

2.8 Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan sampel ... 22

3.2 Daftar Populasi dan Sampel ... 23

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 25

3.4 Variabel Penelitian ... 25

3.4.1 Klasifikasi Variabel ... 25

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 25

3.4.2.1 Variabel Dependen (Y) ... 25

3.4.2.2 Variabel Bebas (independen) ... 26

3.4.2.2.1 Kebijakan Hutang (X1) ... 26

3.4.2.2.1 Set Kesempatan Investasi (X2) ... 26

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data ... 27

3.5.1 Statistik Deskriptif ... 27


(16)

3.5.2.1 Uji Normalitas Data ... 28

3.5.2.2 Uji Autokorelasi ... 30

3.5.2.3 Uji Multikolinearitas ... 31

3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 32

3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 33

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 36

4.1.1 Statistik Deskriptif ... 36

4.1.2 Teknik Pengujian Data ... 42

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 42

4.1.2.2 Uji Autokorelasi ... 49

4.1.2.3 Uji Multikolinearitas ... 49

4.1.2.4 Uji Heterokedastisitas ... 50

4.1.3 Pengujian Hipotesis ... 52

4.2 Pembahasan ... 56

4.2.1 Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan ... 56

4.2.2 Pengaruh Set Kesempatan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan ... 57

4.2.3 Pengaruh Kebijakan Hutang dan Set Kesempatan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan ... 59

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 60

5.2 Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Perusahaan Food dan Beverage yang terdaftar di BEI ... 23

2. Daftar Sampel Perusahaan Food dan Beverage Penelitian ... 24

3. Definisi Operasi Variabel ... 27

4. Bentuk Transformasi Data ... 29

5. Statistik Deskriptif ... 37

6. Statistik Deskriptif (Setelah Dilakukan Transformasi) ... 40

7. Uji Normalitas Skewness Dan Kurtosis ... 42

8. Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov (Sebelum Dilakukan Transformasi) 43

9. Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov (Sesudah Dilakukan Transformasi) 46

10. Uji Autokorelasi Durbin Watson ... 49

11. Uji Multikolinearitas ... 50

12. Koefisien Determinasi ... 52

13. Uji Parsial (Uji T) ... 53


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Penelitian ... 21

2. Histogram Kebijakan Hutang ... 44

3. Histogram Set Kesempatan Investasi (sebelum transformasi) ... 44

4. Histogram Nilai Perusahaan (sebelum transformasi) ... 45

5. Histogram Set Kesempatan Investasi (setelah transformasi) ... 47

6. Histogram Nilai Perusahaan (setelah transformasi) ... 47

7. Normalitas P-P Plot ... 48


(19)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, menyatakan bahwa Perusahaan adalah: “Setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk

tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba”, dan Undang-undang Nomor 8

tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan, Perusahaan adalah : “Setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh laba atau keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh orang perseorangan maupun oleh badan usaha (perkumpulan/organisasi) baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan yang didirikan dan berkedudukan di dalam wilayah negara RI”.

Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu

perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Walaupun ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang


(20)

ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Martono dan Harjito,2005:2).

Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi pada pemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggi

menjadi keinginan pemilik perusahaan, sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Tetapi investor juga harus berhati-hati dalam menentukan keputusan investasinya, karena jika tidak tepat maka investor bukan hanya kehilangan return tetapi semua modal awal yang diinvestasikannya juga akan hilang. Oleh karena itu, investor juga perlu mengumpulkan informasi yang lengkap dan tepat mengenai perusahaan serta kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan yang akan dipilih sebagai tempat investasinya.

Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif sekarang ini menuntut pemilik untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam menentukan

kebijakan-kebijakannya. Jika salah, maka dapat mengakibatkan perusahaan kalah bersaing dan bahkan dapat berakibat yang lebih buruk lagi seperti kehilangan kepercayaan dari para investor. Beberapa perusahaan menghasilkan uang dalam jumlah besar tetapi memiliki peluang investasi terbatas, hal ini terutama berlaku bagi


(21)

mapan dimana hanya sedikit tersisa kesempatan untuk terus tumbuh. Perusahaan seperti itu umumnya mendistribusikan sebagian besar uangnya kepada para pemegang saham, sehingga akibatnya akan menarik pelanggan investasi yang menyukai jumlah dividen yang tinggi. Perusahaan yang lainnya menghasilkan sedikit atau tidak menghasilkan kas sama sekali tetapi memiliki banyak peluang investasi yang baik, dan hal ini sering kali terjadi pada perusahaan-perusahaan baru didalam sebuah industri yang sedang tumbuh pesat. Perusahaan seperti itu biasanya hanya mendistribusikan sedikit atau tidak mendistribusikan kas sama sekali tetapi menikmati laba dan harga saham yang meningkat, sehingga akan menarik investor yang lebih menyukai keuntungan modal.

Kebijakan hutang bisa digunakan untuk menciptakan nilai perusahaan yang diinginkan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari ukuran perusahaan. Artinya perusahaan yang besar relatif lebih mudah untuk akses ke pasar modal. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif mudah

memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar modal. Kebijakan hutang dan ukuran perusahaan yang relatif besar perlu didukung oleh kemampuan perusahaan memperoleh laba. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return. Return saham terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan oleh investor. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan diminati sahamnya oleh para investor (Jones,2000:124).

Investment Opportunity Set (IOS) atau set kesempatan investasi merupakan pilihan investasi di masa yang akan datang dan mencerminkan adanya


(22)

pertumbuhan aktiva dan ekuitas. IOS yaitu sebagai suatu kombinasi antara aktiva riil (assets in place) dan opsi investasi masa depan (Myers,1977). Penelitian mengenai IOS diantaranya dilakukan oleh Smith dan Watts (1992) meneliti proporsi hubungan IOS dengan kebijakan pendanaan, dividen, dan kompensasi. Hasil penelitiannya memberikan bukti bahwa perusahaan yang bertumbuh memiliki hutang yang lebih kecil, membayar dividen yang lebih rendah dan membayar kompensasi kepada manajer yang lebih besar. Dalam kaitannya dengan set kesempatan investasi, bagi perusahaan yang memiliki set kesempatan investasi tinggi senantiasa melakukan ekspansi dalam strategi bisnisnya, maka akan

semakin membutuhkan dana eksternal. Durnev dan Kim menjelaskan bahwa dengan adanya set kesempatan investasi yang menguntungkan, maka return dari para pemegang saham pengendali akan lebih besar dibanding manfaat yang akan mereka peroleh jika melakukan diskresi (kebebasan bertindak dalam mengambil keputusan) terhadap sumber daya perusahaan (Durnev dan Kim, 2003: 27). Nilai perusahaan adalah nilai yang mencerminkan berapa harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk suatu perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan (Husnan, 2004).

Perusahaan food and beverages adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman. Di Indonesia perusahaan makanan dan minuman dapat berkembang pesat, hal ini terlihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode ke periode semakin banyak. Pemilihan sampel


(23)

perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dikarenakan perusahaan food and beverages paling tahan terhadap krisis dibandingkan dengan sektor lainnya, sebab dalam kondisi krisis ataupun tidak produk pada perusahaan food and beverages tetap dibutuhkan. Dalam keadaan krisis konsumen akan membatasi konsumsinya dengan memenuhi kebutuhan dasar dan mengurangi kebutuhan barang sekunder, selain itu bahan baku yang digunakan untuk membuat produk pada perusahaan food and beverages mudah untuk diperoleh.

Berdasarkan uraian yang dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang dan Set

Kesempatan Investasi terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah kebijakan hutang mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah set kesempatan investasi mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan?

3. Apakah kebijakan hutang dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan?


(24)

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian hanya dengan meneliti dua kebijakan perusahaan yang mempengaruhi nilai perusahaan sehingga dapat menarik minat penyandang dana untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Dimana kedua faktor ini dapat dilihat atau dicerminkan dari harga sahamnya yang merupakan nilai perusahaan. Selain itu penulis juga membatasi penelitian hanya pada perusahaan Food and Beverage yang ada di BEI dan memiliki laporan keuangan dari tahun 2010-2013.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan hutang dan set kesempatan

investasi terhadap nilai perusahaan, baik secara parsial maupun simultan. 2. Untuk menganalisa kebijakan hutang dan set kesempatan investasi dalam

menjelaskan nilai perusahaan.

3. Untuk menguji pengaruh kebijakan hutang dan set kesempatan investasi secara bersama-sama terhadap nilai perusahaan.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini semoga bermanfaat bagi peneliti, calon investor, dan bagi pihak akademik. Manfaat yang bisa diambil dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti

Dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai pengaruh kebijakan hutang dan set kesempatan investasi terhadap nilai perusahaan dalam praktik yang dihubungkan dengan pengetahuan teoritis.


(25)

2. Bagi calon investor

Dapat memberikan masukan mengenai prospek perusahaan sebelum calon investor menginvestasikan modalnya pada perusahaan serta diharapkan dapat memberikan informasi dalam menilai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.

3. Bagi akademik

Dapat memberikan pengetahuan yang berguna bagi pemikiran, khasanah pustaka dan menambah wawasan bagi pembaca.


(26)

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham dan Houston,2001). Signalling Theory berakar dari teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman ini nantinya dapat mempengaruhi naik turunya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan pengumuman (Suwardjono, 2005).

Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang dari pada pihak luar (investor dan kreditor). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan

menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan


(27)

dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al, 2000).

2.2 Kebijakan Hutang

Hutang adalah instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Nilai perusahaaan ditentukan oleh struktur modal (Mogdiliani & Miller, 1958). Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham, namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dari pada biaya yang ditimbulkannya. Para pemilik perusahaan lebih suka perusahaan

menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk menaikan nilai perusahaan. Agar harapan pemilik dapat dicapai, perilaku manajer dan komisaris harus dapat

dikendalikan melalui keikutsertaan dalam kepemilikan saham perusahaan. Dengan demikian perimbangan kepemilikan dapat menciptakan kehati-hatian para insider dalam mengelola perusahaan. Kebangkrutan perusahaan bukan hanya menjadi tanggungan pemilik utama, namun juga para insider ikut menanggungnya.

Konsekuansinya para insider akan bertindak hati-hati termasuk dalam menentukan hutang perusahaan. Oleh karena itu kepemilikan oleh para manajer menjadi

pertimbangan penting ketika hendak meningkatkan nilai perusahaan (Brigham, 1999).


(28)

Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil perusahaan untuk melakukan pembiayaan melalui hutang. Kebijakan hutang sering diukur dengan debt ratio.

Debt ratio adalah total hutang (baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang) dibagi dengan total aktiva (baik aktiva lancar maupun aktiva tetap). Rasio ini menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar rasio menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditor) dan semakin besar biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar perusahaan. Ada beberapa faktor yang membuat pihak perusahaan dalam

menentukan atau menerbitkan hutang. Salah satunya yaitu jika harga saham di pasar terlalu mahal (over value) maka perusahaan harus menolak menerbitkan saham baru. Sebab harga saham tersebut akan turun sebagai proses koreksi/penilaian. Dengan demikian akan lebih baik kalau menerbitkan hutang. Ini bisa dipahami karena para pemodal akan melihat bahwa penawaran saham baru sebagai sinyal yang buruk, sehingga harga saham tersebut akan turun bila saham baru tersebut diterbitkan. Dengan demikian biaya modal sendiri menjadi tinggi dan nilai perusahan cenderung menurun. Hal ini akan berdampak pada profitabilitas perusahaan karena sebagian pendapatan digunakan untuk membayar hutang (Kieso et al., 2006).

Penggunaan debt akan mengurangi konflik antara shareholders dan agen (Jensen dan Meckling, 1976). Melihat dari perspektif keagenan, dimana pengukuran debt

ini memasukkan unsur kekayaan yang dimiliki non-agen atau shareholders yang bukan agen, sehingga kebijakan hutang dapat dilihat dari sisi pemegang saham. Semakin banyak pemegang saham dengan proporsi kepemilikan yang semakin kecil (tidak ada suara mayoritas) maka kemampuan monitoring pemegang saham


(29)

tidak efektif. Oleh karena itu, diperlukan adanya pihak ketiga yang membantu pemegang saham Ditinjau dari free cash flow hypotesis, bila perusahaan

mempunyai cukup banyak cash flow dalam perusahaan maka dengan pengawasan yang tidak efektif dari pemegang saham akan meciptakan perquisites atau

tindakan manajemen dalam monitoring dan bonding manajemen yaitu debtholders

(kreditor) untuk mengurangi agency cost of equity (Crutchley dan Hansen, 1989).

2.3 Set Kesempatan Investasi (Investment Opportunity Set/IOS)

Set kesempatan investasi (Investment Opportunity Set/IOS) adalah merupakan pilihan investasi di masa yang akan datang dan mencerminkan adanya

pertumbuhan aktiva dan ekuitas. Penelitian mengenai IOS diantaranya dilakukan oleh Smith dan Watts (1992) meneliti proporsi hubungan IOS dengan kebijakan pendanaan, dividen, dan kompensasi. Hasil penelitiannya memberikan bukti bahwa perusahaan yang bertumbuh memiliki hutang yang lebih kecil, membayar dividen yang lebih rendah dan membayar kompensasi kepada manajer yang lebih besar. IOS tidak dapat diobservasi secara langsung sehingga dalam

perhitungannya menggunakan proksi (Kallapur dan Trombley, 1999). Proksi IOS diklasifikasikan menjadi tiga yaitu proksi berbasis harga, proksi berbasis

investasi, dan proksi berbasis varian (Smith dan Watts, 1992; Kallapur dan Trombley, 1999).

Jenis pengeluaran modal tampaknya besar pengaruhnya terhadap nilai perusahaan, karena jenis informasi tersebut akan membawa informasi tentang pertumbuhan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang. Mc Connel dan


(30)

research dan development perusahaan. Ternyata kenaikan dalam pengeluaran modal, relativ terhadap harapan-harapan sebelumnya, mengakibatkan kenaikan return atas saham sekitar waktu pengumuman, dan sebaliknya return negative atas perusahaan melakukan penurunan pengeluaran modal. Temuan tersebut telah membawa kepada suatu hasil yang menyatakan bahwa keputusan investasi yang dilakukan mengandung informasi yang berisi sinyal-sinyal akan prospek

perusahaan di masa yang akan datang.

Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi antara lain oleh Myers (1977) yang memperkenalkan IOS. IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari Investment Opportunity Set (IOS). IOS didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan

net present value positif. IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, di mana pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar (Gaver dan Gaver, 1993). Komponen nilai perusahaan merupakan hasil dari pilihan-pilihan untuk membuat investasi di masa yang akan datang merupakan IOS (Smith dan watts, 1992). Dari definisi di atas, terdapat dua pengertian mengenai IOS. Satu pendapat mengatakan bahwa IOS merupakan keputusan investasi yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan nilai. Di lain pihak IOS didefinisikan sebagai nilai perusahaan yang nilainya di proksi melalui IOS. Namun secara umum dapat disimpulkan bahwa IOS merupakan hubungan antara pengeluaran saat ini maupun di masa yang akan


(31)

datang dengan nilai/return/prospek sebagai hasil dari keputusan investasi untuk menghasilkan nilai perusahaan.

Proksi pertumbuhan perusahaan dengan nilai IOS yang telah digunakan oleh para peneliti secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan faktor-faktor yang digunakan dalam mengukur nilai IOS (Kallapur dan Trombley, 1999), yaitu :

1. Proksi IOS berbasis harga (price based proxies) mendasarkan pada perbedaan antara asset dan nilai pasar saham. Jadi proksi ini sangat

tergantung pada harga saham. Proksi ini mendasarkan pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dengan harga saham, selanjutnya perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif dari aktiva-aktiva yang dimiliki (assets in place).

2. Proksi IOS berbasis investasi (investment based proxies) menunjukkan tingkat aktivitas investasi yang tinggi secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan (Kallapur dan Trombley, 1999). Perusahaan dengan IOS tinggi akan memiliki investasi yang tinggi. Selanjutnya ditemukan bahwa aktivitas investasi modal yang diukur dengan ratio capital expenditures to assets sebagai proksi IOS mempunyai hubungan positif dengan realisasi pertumbuhan.

3. Proksi IOS berbasis varian (variance measure), mendasarkan pada ide pilihan akan menjadi lebih bernilai sebagai variabilitas dari return dengan dasar pada peningkatan asset. Kallapur dan Trombley (1999)


(32)

Sedangkan Gaver dan Gaver (1993) menggunakan varian return. Saputro dan Hartono (2002) di Indonesia menggunakan varian return seperti penelitian sebelumnya misalnya (Smith dan Watts, 1992; Gaver dan Gaver, 1993), dan beta asset.

2.4 Nilai Perusahaan

Penilaian terhadap suatu perusahaan dalam bidang akuntansi dan keuangan sekarang ini masih beragam. Di satu pihak nilai perusahaan ditujukan dengan laporan keuangan perusahaan, sementara pihak lainnya beranggapan bahwa nilai suatu perusahaan tercermin dari nilai saham perusahaan. Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Masyarakat menilai dengan bersedia membeli saham perusahaan dengan harga tertentu sesuai dengan persepsi dan keyakinannya. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat.

Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham dan Gapenski, 1999). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset.


(33)

Nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan pengukuran Price book value

yangdapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham. Price book value menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya memiliki rasio price book value di atas satu, yang mencerminkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Price book value yang tinggi mencerminkan tingkat kemakmuran para pemegang saham, dimana kemakmuran bagi pemegang saham merupakan tujuan utama dari perusahaan (Weston dan Brigham, 2001).

2.5 Penelitian Terdahulu

Sebagai pembanding, akan dikemukakan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kemiripan konsep dengan penelitian ini, diantaranya :

a. Sukma Perdana 2012, dengan judul Pengaruh Kebijakan Hutang Jangka Panjang dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Dengan hasil penelitian Kebijakan hutang (DER) dan kebijakan dividen (DPR)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Hal ini menyatakan bahwa nilai perusahaan yang menggunakan hutang nilainya lebih besar daripada nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang.

b. Dwi Sukirni 2012, dengan judul Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang Analisis Terhadap Nilai Perusahaan. Dengan hasil penelitian Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen berpengaruh


(34)

positif secara tidak signifikan. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa pengeluaran hutang yang semakin besar pengaruhnya terhadap nilai perusahaan akan semakin kecil bahkan bisa menurunkan nilai perusahaan. c. Muhammad Aditya Nugraha 2012, dengan judul Pengaruh Set Peluang

Investasi, Pertumbuhan Terealisasi, dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Dengan hasil penelitian hanya variabel Set Peluang Investasi yang

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan variabel Pertumbuhan Terealisasi dan Kebijakan Deviden berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian IOS ini menggunakan proksi varian earning to price ratio menyatakan bahwa

semakin besar IOS akan semakin besar pula mempengaruhi nilai perusahaan. d. Vina Valencia 2008, dengan judul Analisis Pengaruh Investment Opportunity

Set(IOS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian dengan menggunakan proksi

Capital Expendetures to Book Value of Asset (CAP/BVA) terhadap Return Saham memiliki korelasi positif tidak signifikan. Hal ini berarti investor belum merespon terhadap informasi mengenai tambahan modal pada nilai pasar perusahaan yang menjadi indikator adanya aliran dana untuk

memperoleh kesempatan berinvestasi sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan perusahaan di masa depan.


(35)

2.6 Pengembangan Hipotesis

2.6.1 Pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan

Untuk memperkecil biaya yang timbul sehubungan dengan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham, pemegang saham menyertakan pihak ketiga untuk menanggung biaya pengawasan tersebut. Hal ini dikenal sebagai control hypothesis, yaitu untuk memperkecil tindakan-tindakan akan menguntungkan diri sendiri yang diambil manajer, perusahaan yang memiliki aliran kas bebas yang tinggi dengan tingkat pertumbuhan yang rendah akan lebih cenderung untuk memperbesar hutang, dengan logika pemanfaatan aliran kas bebas yang tersedia tersebut akan ditanamkan pada proyek-proyek yang memiliki net present value

yang positif yang nantinya akan meningkatkan nilai perusahaan. Dalam hal ini tindakan manajer dibatasi oleh debt covenant yang ditetapkan oleh debtholders.

Sebaliknya untuk perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, tidak akan ada masalah biaya keagenan yang berkaitan dengan aliras kas bebas yang tinggi (agency cost of free cash flow) karena pada perusahaan ini setiap kelebihan dana selalu dapat digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhannya. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih cenderung untuk memperkecil tingkat hutang. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya tingkat

leverage perusahaan akan semakin tinggi kemungkinan perusahaan dinyatakan bangkrut oleh debtholders jika tidak mampu membayar hutang (Myers, 1977). Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh para calon investor (pembeli) jika mereka bermaksud menjalankan usaha tersebut (Husnan, 2004). Bagi perusahan yang menjual sahamnya ke pasar modal, nilai perusahaan ini dicerminkan oleh harga sahamnya. Harga saham tinggi membuat nilai perusahaan


(36)

juga tinggi. Nilai perusahaaan yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan di masa depan. Nilai peusahaan yang tinggi juga

mengindikasikan kemakmuran pemegang saham yang tinggi dimana hal tersebut sangat dikuasai oleh pemilik perusahaan (investor). Nilai perusahaan sering diproksikan dengan price book value. Price to book value dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa price book value merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai

bukunya (Ang, 1997).

Price book value juga berarti dapat menunjukan apakah harga saham yang diperdagangkan overvalued nilai buku saham tersebut. Price book value

menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya memiliki rasio

price book value di atas satu, yang mencerminkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Price book value yang tinggi mencerminkan tingkat kemakmuran para pemegang saham, dimana kemakmuran bagi pemegang saham merupakan tujuan utama dari perusahaan (Weston dan Brigham, 2001).

Berdasarkan penelitian ini menyatakan bahwa kebijakan hutang yang tinggi memberikan sinyal mengenai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang untuk meningkatkan nilai perusahaan.

2.6.2 Pengaruh set kesempatan investasi terhadap nilai perusahaan

Set kesempatan investasi merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki (asset-in-place) dan pilihan pertumbuhan (growth option)


(37)

pada masa yang akan datang (Myers, 1977). Pertumbuhan merupakan

kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size, sementara set kesempatan investasi merupakan opsi untuk berinvestasi dalam proyek yang memiliki net present value yang positif (Kallapur dan Trombley, 2001). Menurut kedua peneliti tersebut, set kesempatan investasi juga meningkatkan size perusahaan, sedangkan tidak semua growth opportunities memiliki net present value yang positif. Set kesempatan investasi menunjukkan investasi perusahaan atau opsi pertumbuhan. Nilai opsi pertumbuhan tersebut tergantung pada discretionary expenditure

manajer (Myers, 1977). Opsi pertumbuhan tersebut bisa berupa investasi tradisional atau discretionary expenditure yang diperlukan untuk kesuksesan perusahaan seperti penelitian dan pengembangan teknologi baru (Jones dan Sharma, 2001). Ada 5 variabel proksi IOS yang biasa dipakai oleh penelitian sebelumnya, yaitu : rasio market to book value equity (MBV), rasio market to value to book value of assets (MVA/BVA), rasio price to earning (PER), rasio capital expenditure to assets market value (CAP/MVA).

Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh para calon investor (pembeli) kalau mereka bermaksud menjalankan usaha tersebut (Husnan, 2004). Bagi perusahan yang menjual sahamnya ke pasar modal (diistilahkan sebagai go public), nilai perusahaan ini dicerminkan oleh harga sahamnya. Harga saham tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaaan yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan di masa depan. Nilai peusahaan yang tinggi juga mengindikasikan kemakmuran pemegang saham yang tinggi dimana hal tersebut sangat dikuasai oleh pemilik perusahaan (investor). Nilai perusahaan sering diproksikan dengan price book value. Price to book value dapat


(38)

diartikan sebagai hasil perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham.

Price book value juga berarti dapat menunjukan apakah harga saham yang diperdagangkan overvalued nilai buku saham tersebut. Price book value

menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya memiliki rasio

price book value di atas satu, yang mencerminkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Price book value yang tinggi mencerminkan tingkat kemakmuran para pemegang saham, dimana kemakmuran bagi pemegang saham merupakan tujuan utama dari perusahaan (Weston dan Brigham, 2001).

Penelitian ini menyatakan bahwa set kesempatan investasi yang tinggi

memberikan sinyal mengenai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang untuk meningkatkan nilai perusahaan.

2.7 Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran yang memperlihatkan pengaruh kebijakan hutang dan set kesempatan investasi terhadap nilai perusahaan dapat dilihat dalam skema berikut ini:


(39)

Kebijakan Hutang (X1) H1(+) H3(+) Nilai Perusahaan (Y) Set Kesempatan Investasi (X2) H2(+)

Gambar 1. Kerangka Penelitian Keterangan :

H1(+) = Kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H2(+) = Set kesempatan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H3(+) = Kebijakan hutang dan set kesempatan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2.8 Hipotesis Penelitian

Bedasarkan teori dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. H1 : Kebijakan hutang berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan

2. H2 : Set kesempatan investasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan

3. H3 : Kebijakan hutang dan set kesempatan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan


(40)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan sampel

Populasi penelitian ini terdiri atas perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010 - 2013 kemudian sampel akan dipilih berdasarkan metode purposive sampling, dimana sampel yang dipilih berdasarkan pada kriteria tertentu. Karakteristik perusahaan yang menjadi sampel:

1. Perusahaan food and beverage yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 - 2013.

2. Perusahaan tersebut selama periode 2010-2013 mengeluarkan laporan keuangan secara konsisten dan lengkap.

3. Tidak memiliki ekuitas negatif lebih dari dua tahun berturut-turut selama periode 2010-2013.

Perusahaan dengan ekuitas negatif yang umumnya disebabkan oleh

cumulative loss akan cenderung menggunakan pendanaan hutang lebih tinggi untuk operasional mereka dan juga disebabkan Perusahaan tersebut sedang mengalami kerugian yang besar yang secara ekonomis melebihi nilai ekuitas yang sebenarnya. Jika ekuitas negatif mendominasi sampel akan menyebabkan proksi IOS menjadi bias sehingga masih mengandung

measurement dan classification error (Jones dan Sharma, 2010; Kallapur dan Trombley, 2001). Data yang bias akan membingungkan investor untuk


(41)

menanamkan investasinya karena perusahaan harus mampu menjaga kenyamanan pemegang saham agar tetap dapat menanamkan investasinya ke perusahaan dan agar debitor tetap memberikan kepercayaan kepada perusahaan bahwa perusahaan cukup mempunyai likuiditas baik (mampu membayar kewajiban dalam jangka pendek).

3.2 Daftar Populasi dan Sampel

Daftar Perusahaan Food dan Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2013:

Tabel 1. Daftar Perusahaan Food dan Beverage yang terdaftar di BEI

NO PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE KODE

1 PT Akasha Wira International Tbk ADES

2 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA

3 PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO

4 PT Aqua Golden Mississipi Tbk AQUA

5 PT Cahaya Kalbar Tbk CEKA

6 PT Davomas Abadi Tbk DAVO

7 PT Delta Djakarta Tbk DLTA

8 PT Fast Food Indonesia Tbk FAST

9 PT Indofood CBP Sukses makmur Tbk ICBP

10 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

11 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI

12 PT Mayora Indah Tbk MYOR

13 PT Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN

14 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk PTSP

15 PT Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI

16 PT Sekar Bumi Tbk SKBM


(42)

18 PT Sinar Mas Agro Resources And Technology (SMART) Tbk SMAR

19 PT Siantar Top Tbk STTP

20 PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA

21 PT Ultrajaya Milk Tbk ULTJ

Dari 21 Perusahaan yang terdaftar di BEI tersebut terdapat enam perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sehingga didapatlah 15 perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini.

Tabel 2. Daftar Sampel Perusahaan Food dan Beverage Penelitian

NO PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE KODE

1 PT Akasha Wira International Tbk ADES

2 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA

3 PT Cahaya Kalbar Tbk CEKA

4 PT Delta Djakarta Tbk DLTA

5 PT Fast Food Indonesia Tbk FAST

6 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

7 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI

8 PT Mayora Indah Tbk MYOR

9 PT Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN

10 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk PTSP

11 PT Sekar laut Tbk SKLT

12 PT Sinar Mas Agro Resources And

Technology (SMART) Tbk SMAR

13 PT Siantar Top Tbk STTP

14 PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA


(43)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini mengembangkan menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari data yang diterbitkan dalam jurnal statistik dan lainnya, serta informasi yang tersedia dari sumber publikasi atau nonpublikasi baik di dalam atau luar organisasi (Slamet, 2003). Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data publikasi laporan keuangan tahunan perusahaan (financial report). Data ini diperoleh dari Situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

2. Data publikasi laporan keuangan perusahan sampel. Data ini diperoleh dari

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2010-2013. 3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Klasifikasi Variabel

Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai variabel dependen adalah nilai perusahaan (Y). Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah Kebijakan hutang (X1) dan Set Kesempatan Investasi/IOS (X2).

3.4.2 Definisi Operasional Variabel 3.4.2.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen pada penelitian ini dinyatakan dengan nilai perusahaan yang diukur dengan price book value (PBV). Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai perusahaan yang sedang tumbuh.

price book value (PBV).

Harga saham per lembar saham =


(44)

3.4.2.2 Variabel Bebas (independen)

Variabel independen menurut Wahidahwati (2000) merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik pengaruh itu secara positif maupun negatif. Adapun dua variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

3.4.2.2.1 Kebijakan Hutang (X1)

Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil perusahaan untuk melakukan pembiayaan melalui hutang. Kebijakan hutang sering diukur dengan debt ratio. Debt ratio adalah total hutang (baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang) dibagi dengan total aktiva baik aktiva lancar maupun aktiva tetap (Kieso et al. 2006). Kebijakan hutang, yang diukur dengan menggunakan debt to equity ratio.

Debt to Equity Ratio (DER)

Total kewajiban =

Total ekuitas

3.4.2.2.1 Set Kesempatan Investasi (X2)

Penelitian ini menggunakan pengukuran dari salah satu dari proksi yang biasa digunakan oleh para peneliti sebelumnya yaitu Market to book value of equity(MVE/BVE).Market to book value of equity(MVE/BVE) adalah rasio atau perbandingkan antara nilai buku ekuitas dibandingkan dengan nilai pasar ekuitas dan dirumuskan sebagai berikut, Lestari (2004):

Market to book value of equity

Jumlah saham yang beredar x harga penutupan saham =


(45)

Tabel 3. Definisi Operasi Variabel

Nama Variabel Definisi Operasional Skala

Pengukuran Variabel Independen

Kebijakan Hutang (X1) Perbandingan antara total hutang

terhadap total aktiva

Rasio

Set Kesempatan Investasi (X2)

perbandingkan antara nilai buku ekuitas dibandingkan dengan nilai pasar ekuitas

Rasio

Variabel Dependen

Nilai Perusahaan (Y) Perbandingan antara harga saham yang beredar di pasar terhadap nilai buku perlembar saham

Rasio

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS . Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model regresi. Untuk dapat melakukan analisis dengan model regresi, data harus baik dan normal. Penilaian data dianalisis dengan uji kualitas data. Adapun uji kualitas data terdiri dari statistik deskriptif dan asumsi klasik.

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik ini digunakan untuk memberikan gambaran profil data sampel. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari rata-rata, deviasi standar, minimum, dan maksimum.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya suatu masalah dalam analisis regresi cukup sering terjadi dalam mencocokkan model prediksi ke dalam sebuah model yang telah dimasukkan ke dalam serangkaian data. Data yang diperiksa


(46)

dalam penelitian ini akan diuji terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi dasar. Uji yang dilakukan yaitu pengujian normalitas, multikolinieritas, autokorelasi, dan heterokedasitas.

3.5.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi yang sama. Dengan kata lain, apakah variabel dependen dan

independen berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada dasarnya ada dua cara untuk melakukan uji ini yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Cara mendeteksi normalitas adalah dengan melalui nilai residual. Cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram. Jika grafik memberikan pola distribusi yang simetris (tidak menceng ke kiri atau ke kanan), maka hal ini mengindikasikan distribusi residual yang normal. Normalitas suatu variabel umumnya dideteksi dengan grafik atau uji statistik sedangkan normalitas nilai residual dideteksi dengan metode grafik. Secara statistik ada dua komponen normalitas yaitu skewness dan kurtosis. Skewness berhubungan dengan simetris distribusi. Skewed

variabel (variabel menceng) adalah variabel yang nilai mean-nya tidak ditengah-tengah distribusi. Sedangkan kurtosis berhubungan dengan puncak dari suatu distribusi. Jika variabel terdistribusi secara normal maka nilai skewness dan kurtosis sama dengan nol (Ghozali, 2006).

Normalitas variabel dideteksi juga dengan menggunakan uji statistik


(47)

bernilai diatas 0,05 maka data berdistribusi normal dan selain itu juga dengan metode grafik histogram data.

Jika data tidak terdistribusi normal, maka dapat dilakukan transformasi agar menjadi normal. Untuk menormalkan data harus diketahui terlebih dahulu bagaimana bentuk grafik histogram dari data yang ada apakah moderate positive skewness, substansial positive skewness, severe positive skewness

dengan bentuk L dan sebagainya. Dengan mengetahui bentuk grafik histogram data, maka dapat ditentukan bentuk transformasinya. Berikut ini bentuk

transformasi yang dapat dilakukan sesuai dengan grafik histogram. Tabel 4. Bentuk Transformasi Data

Bentuk Grafik Histogram Bentuk Transformasi Moderate Positive Skewness SQRT (x) atau akar kuadrat

Substansial Positive Skewness LG10(x) atau logaritma 10 atau LN Severe Positive Skewness dengan

bentuk L 1/x atau inverse

Moderate Negative Skewness SQRT (k-x) Substansial Negative Skewness LG10 (k-x) Severe Negative Skewness dengan

bentuk L 1/(k-x)

Sumber: (ghozali, 2006)

Dimana k adalah konstanta yang berasal dari setiap skor dikurangkan sehingga skor terkecil adalah 1 (ghozali, 2006). Setelah dilakukan transformasi data maka normalitas data dilihat kembali dengan menggunakan uji statistik

Kolmogorov-Smirnov dan dilanjutkan dengan melihat metode grafik histogram data. Normalitas nilai residual dilihat dengan menggunakan metode grafik


(48)

normalitas P-P Plot dengan aturan melihat sebaran data yang mengikuti garis diagonal maka data berdistribusi normal atau mendekati normal.

3.5.2.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1. Penyakit ini muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu

berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik harus bebas dari penyakit autokorelasi. Bahaya dari penyakit ini adalah overestimate R2, underestimate σ2

, serta t dan F tidak valid.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyakit ini dapat digunakan uji Durbin-Watson (DW test) dengan langkah-langkah berikut (Ghozali, 2006):

1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Ini berarti tidak ada indikasi terjadinya autokorelasi. du < DW < 4-du.

2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol. Ini berarti ada indikasi terjadi autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada indikasi terjadi autokorelasi negatif.

4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau nilai DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Cara untuk mengatasi autokorelasi adalah banyak cara salah satunya adalah dengan menggunakan metode Hidrent-lu, yaitu jika menemukan autokorelasi


(49)

yang positif atau negatif dari model yang ditelitinya maka dapat menggunakan

ρ dimulai dari -0.9, -0.8,..., 0.8, 0.9. Untuk setiap nilai ρ yang dicoba, dilakukan proses transformasi yang diikuti dengan perhitungan regresi yang bersangkutan. Dari setiap hasil regresi kemudian diperoleh dan yang terbaik adalah melihat jumlah kuadrat yang terkecil (sum of square residuals) dari model regresinya (Arief, 2006).

3.5.2.3 Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas merupakan situasi dimana ada korelasi antara variabel independen satu dengan yang lainnya. Konsekuensi praktis yang timbul sebagai akibat adanya multikolinieritas ini adalah kesalahan standar penaksir semakin besar dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar sehingga mengakibatkan diperolehnya kesimpulan yang salah. Dalam asumsi klasik OLS (ordinary least square) diterangkan bahwa tidak ada multikolinieritas yang sempurna antar variabel independen. Jika terdapat nilai korelasi di antara variabel independen adalah satu maka koefisiennya : (a) Koefisien untuk nilai-nilai regresi tidak dapat diperkirakan, (b) Nilai standard error dari setiap koefisien regresi menjadi nilai yang tak terhingga (Arief, 2006).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat digunakan tiga cara, yaitu (Ghozali, 2006):

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individu variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.


(50)

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (rule of thumb di atas 0,80) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

c. Nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF), nilai

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance) ini menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off

yang umumnya dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10.

Cara mengatasi multikolinieritas adalah: a. Transformasi variabel

jika terlihat pada model awal adanya gejala multikolinieritas maka dapat dilakukan transformasi variabel yang bersangkutan ke dalam bentuk logaritma natural atau bentuk-bentuk transformasi lainnya, sehingga nilai t hitung yang dihasilkan secara individu variabel independen dapat secara signifikan mempengaruhi variabel terkait,

b. Meningkatkan jumlah data sampel

Dengan adanya peningkatan jumlah data sampel diharapkan mampu menurunkan standard error disetiap variabel independen dan akan diperoleh model yang benar-benar bisa menaksir koefisien regresi secara tepat (Arief, 2006).

3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan


(51)

yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas {E(µi2) =

σ2

} dan bukan heteroskedastisitas {E(µi2) = σi2}.

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai residu variabel independen (SRESID) dengan nilai prediksi (ZPRED). Jika plot sebar membentuk pola tertentu dan teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak terdapat pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah nol pada sumbu Y, dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2006).

Cara untuk mengatasi masalah heterokedastisitas adalah:

a. Melakukan transformasi dalam bentuk membagikan model regresi asala dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model ini b. Melakukan transformasi log (Arief, 2006).

3.5.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan menguji apakah kebijakan hutang dan set kesempatan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Teknik statistik yang digunakan adalah regresi linier.

Pengujian hipotesis dengan model regresi linier sederhana diterapkan untuk hipotesis 1 dan 2, karena hanya menguji pengaruh secara parsial antara variabel independen (kebijakan hutang dan set kesempatan investasi) terhadap variabel dependen (nilai perusahaan). Adapun persamaan regresi hipotesis 1 untuk menguji pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan adalah sebagai berikut:


(52)

Persamaan regresi hipotesis 2 untuk menguji pengaruh set kesempatan investasi terhadap nilai perusahaan adalah sebagai berikut:

Pengujian hipotesis dengan menggunakan model regresi berganda diterapkan untuk hipotesis 3, karena akan menguji pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen (kebijakan hutang dan set kesempatan investasi) terhadap satu variabel dependen ( nilai perusahaan). Adapun persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dimana:

Y : Nilai Perusahaan : Konstanta

: Koefisien Regresi Kebijakan Hutang

: Koefisien Regresi Set Kesempatan Investasi : Kebijakan Hutang

: Set Kesempatan Investasi : Standard Error

Pengujian hipotesis 1 apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier sederhana. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1. Membuat formula hipotesis

H1 : b1≠ 0, kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan

2. menentukan tingkat signifikansi

Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata (α) 5% 3. Dasar pengambilan keputusan


(53)

b. ρ-value > 0.05 maka H1 tidak berpengaruh

Pengujian hipotesis 2 apakah set kesempatan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier sederhana. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1. Membuat formula hipotesis

H2 : b2≠ 0, set kesempatan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan

2. menentukan tingkat signifikansi

Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata (α) 5% 3. Dasar pengambilan keputusan

a. ρ-value < 0.05, maka H2 berpengaruh

b. ρ-value > 0.05 maka H2 tidak berpengaruh

Pengujian hipotesis 3 apakah kebijakan hutang dan set kesempatan investasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier berganda. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1. Membuat formula hipotesis

H3 : b3≠ 0, kebijakan hutang dan set kesempatan investasi secara bersama

-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2. menentukan tingkat signifikansi

Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata (α) 5%

3. Dasar pengambilan keputusan

a. ρ-value < 0.05, maka H3 berpengaruh


(54)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kebijakan hutang dan set kesempatan investasi terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada 15 perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan selama 2010-2013.

Dari hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kebijakan hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hal ini mungkin terjadi akibat efek tax deductible, yaitu perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman dengan jumlah tertentu yang pada akhirnya dapat mengurangi penghasilan kena pajak, hal ini akan dapat memberikan manfaat bagi para pemegang saham.

2. Set kesempatan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Efek langsung keputusan investasi terhadap nilai perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri melalui pemilihan proyek atau kebijakan lainnya seperti menciptakan produk baru, penggantian mesin yang lebih efisien, pengembangan research & development, dan merger dengan perusahaan lain.


(55)

3. Kebijakan perusahaan dan set kesempatan investasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hal ini berarti bahwa perusahaan food dan beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mempunyai set kesempatan investasi dan pertumbuhan perusahaan yang tinggi sehingga menarik para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan-perusahaan tersebut sehingga meningkatkan struktur modal yang tercerminkan pada kebijakan hutang perusahaan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap penelitian yang dilakukan. Adapun saran untuk peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Peneliti lanjutan disarankan untuk menggunakan sampel jenis seluruh

perusahaan atau pun jumlah perusahaan yang lebih besar dan periode penelitian yang lebih panjang agar mendapatkan hasil yang lebih digeneralisasikan untuk seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk peneliti lanjutan dapat menambahkan ataupun menggunakan variabel lain seperti kepemilikan manajerial, kebijakan dividen, ukuran perusahaan serta perubahan nilai valuta asing yang diprediksi dapat mempengaruhi nilai

perusahaan. Sehingga dapat lebih memproyeksikan variabel-variabel yang dapat meningkatkan nilai perusahaan dan variabel-variabel yang dapat menurunkan nilai perusahaan.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Adining Hapsari, Ratih. 2000. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Publik di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Volume 7 No 2. Hal 13-25.

Adriani, Irma, 2011. Pengaruh investment opportunity set dan mekanisme

corporate governance terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan. (Skripsi). Universitas Diponegoro. Semarang.

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia.Mediasoft Indonesia. Jakarta.

Arief, Sritua. 2006. Metodelogi Penelitian Ekonomi. UI Press. Jakarta

Bringham, E.F., and Gapenski, LC., Daves, PR.. 1999. Intermediate Financial Management, The Dryden Press, New York.

Bringham, E.F. dan J.F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta. Erlangga.

Crutchley, C. E., and Hansen, R. S. 1989. A Test of the Agency Theory of Managerial Ownership, Corporate Leverage, and Corporate Dividends.

Financial Management 18, 36–46. Department of Management, Auburn University, 303 Lowder Business Building. Auburn.

Durnev, A. and E. Han Kim. 2003. Corporate Stability and Economic Growth.

William davidson Institute Working Papers Series 554. William Davidson Institute at the University of Michigan. Michigan.

http://ideas.repec.org/p/wdi/papers/2003-554.html

Gaver, Jennifer J. and Kenneth M. Gaver. 1993. Additional Evidence on the Association Between the Investment Opportunity Set and Corporate Financing, Dividend, and Compensation Policies. Journal of Accounting and Economics, 1993, vol. 16, issue 1-3, pages 125-160

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ke 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Semarang.


(57)

Husnan, S. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi ke 4. UUP AMP YKPN. Yogyakarta.

Jensen, Michael C. And Meckling, William H.. 1976. Theory Of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics vol 3(4) pp 305-360, Oktober. Elsevier.

Jones, Charles P. 2000. Investment : Analysis and Management.7th edition. John Willey and Sons Inc. New York.

Jones, S. And R. Sharma. 2010. CFO Of the Future: Strategic Contriutor Or Value Adder?. Journal of Applied Management Accounting Research vol 8:1. Pp 1-16

Kallapur, S. Dan M.A. Trombley. 1999. The Association Between Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth. Journal of business and accounting. 26 April/may. Pp 505-519.

Kieso et al. 2006. Pengantar Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.

Martono dan D. Agus Harjito. 2005. Manajemen Keuangan. Ekonisia.Yogyakarta. Mc-Connel, John J dan Muscarella, Chris J. 1984. Capitalizes Value Growth

Opportunities and Corporate Capital Expenditures Announcements.

Purdue University. Lafayette, Indiana.

Modigliani, F., and M.H. Miller, 1958. The Cost of Equity, Corporate Finance, and The Theory of Investment. American Economics Review, Volume XLVIII, Number Three, June, pp 261-297.

Myers, Steward C. 1977. Determinants of Corporate Borrowing. Journal of Financial Economics 5 (1977) 147-175. North-Holland Publishing Company.

Nugraha, M. Aditya. 2012. Pengaruh set peluang investasi, pertumbuhan terealisasi dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan. (Skripsi). Universitas Lampung. Lampung.

Perdana, Sukma, 2012. Pengaruh kebijakan hutang jangka panjang dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. (Skripsi). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Surabaya.


(58)

TasikMalaya.

Safrida, Eli. 2008. Pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di bursa efek jakarta. (Tesis). Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi 4. BPFE. Yogyakarta. Smith Jr, C.W. dan R.L. Watts. 1992. The Investment Opportunity Set and

Corporate Financing, Dividend, and Compensation Policies. Journal of Financial Economics. Elsevier vol 32(3). Hal 263-292.

Sofyaningsih, Sri. 2011. Pengaruh struktur kepemilikan, kebijakan deviden dan kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan, Dinamika keuangan dan perbankan.(Skripsi). Universitas Stikubank, Semarang.

Soliha, Euis & Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. STIE Stikubank. Semarang.

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan.

Valencia, Vina. 2008. Analisis pengaruh investment opportunity set (IOS) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi, Universitas Lampung. Lampung.

Weston, J. Freed dan Eugene F. Brigham. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta. Erlangga.

Wijaya, Lihan Rini Puspo, 2010. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwekerto 2010. Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.


(59)

www.idx.co.id. Diakses pada hari Senin, 23-06-2014. 15.37 wib.


(60)

NO PERUSAHAAN KODE

1 Akasha Wira International Tbk ADES

2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA

3 Cahaya Kalbar Tbk CEKA

4 Delta Djakarta Tbk DLTA

5 Fast Food Indonesia Tbk FAST

6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

7 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI

8 Mayora Indah Tbk MYOR

9 Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN

10 Pioneerindo Gourmet International Tbk PTSP

11 Sekar Laut Tbk SKLT

12 Sinar Mas Agro Resources And Technology (SMART) Tbk SMAR

13 Siantar TOP Tbk STTP

14 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA


(61)

NO KODE DER MBV PBV sqrtMBV sqrtPBV TAHUN

1 ADES 0,617 2,118 5,53 1,46 2,35

2

0

1

0

2 AISA 0,682 0,279 0,92 0,53 0,96 3 CEKA 0,470 0,780 1,47 0,88 1,21 4 DLTA 0,211 1,306 1,66 1,14 1,29 5 FAST 0,386 2,228 3,63 1,49 1,91 6 INDF 0,616 0,772 2,01 0,88 1,42 7 MLBI 0,894 3,754 35,40 1,94 5,95 8 MYOR 0,500 1,063 2,13 1,03 1,46 9 PSDN 0,511 0,448 0,92 0,67 0,96 10 PTSP 0,765 0,682 2,91 0,83 1,71 11 SKLT 0,422 0,528 0,91 0,73 0,95 12 SMAR 0,530 0,717 1,53 0,85 1,24 13 STTP 0,263 0,597 0,81 0,77 0,90 14 TBLA 0,642 0,509 1,57 0,71 1,25 15 ULTJ 0,346 0,967 1,40 0,98 1,18 16 ADES 0,692 2,945 9,57 1,72 3,09

2

0

1

1

17 AISA 0,695 0,421 2,15 0,65 1,47 18 CEKA 0,637 0,385 1,06 0,62 1,03 19 DLTA 0,163 2,712 3,24 1,65 1,80 20 FAST 0,351 3,321 5,12 1,82 2,26 21 INDF 0,474 0,905 1,72 0,95 1,31 22 MLBI 0,585 5,095 12,29 2,26 3,51 23 MYOR 0,536 1,873 4,04 1,37 2,01 24 PSDN 0,535 0,278 0,60 0,53 0,77 25 PTSP 0,581 0,587 1,66 0,77 1,29 26 SKLT 0,407 0,485 0,82 0,70 0,91 27 SMAR 0,532 1,151 2,46 1,07 1,57 28 STTP 0,311 0,777 1,13 0,88 1,06 29 TBLA 0,660 0,532 1,56 0,73 1,25 30 ULTJ 0,352 1,742 2,69 1,32 1,64

31 ADES 0,602 1,885 4,74 1,37 2,18

2

0

1

2

32 AISA 0,490 0,317 0,75 0,56 0,87

33 CEKA 0,508 0,343 0,70 0,59 0,84

34 DLTA 0,177 2,565 2,98 1,60 1,73

35 FAST 0,463 2,959 5,51 1,72 2,35

36 INDF 0,410 0,754 1,28 0,87 1,13

37 MLBI 0,566 6,196 14,26 2,49 3,78

38 MYOR 0,633 1,655 4,51 1,29 2,12

39 PSDN 0,510 1,059 2,16 1,03 1,47

40 PTSP 0,474 1,142 2,17 1,07 1,47

41 SKLT 0,426 0,451 0,79 0,67 0,89

42 SMAR 0,502 1,249 2,51 1,12 1,58

43 STTP 0,476 0,967 1,84 0,98 1,36

44 TBLA 0,621 0,687 1,81 0,83 1,35

45 ULTJ 0,356 1,431 2,61 1,20 1,62

46 ADES 0,463 2,911 5,42 1,71 2,33

2

0

1

3

47 AISA 0,474 0,642 1,55 0,8 1,24 48 CEKA 0,549 0,376 0,83 0,61 0,91 49 DLTA 0,197 5,479 6,83 2,34 2,61 50 FAST 0,444 3,101 5,58 1,76 2,36 51 INDF 0,424 0,866 1,50 0,93 1,22 52 MLBI 0,714 13,534 47,27 3,68 6,88 53 MYOR 0,630 1,847 5,00 1,36 2,24 54 PSDN 0,400 0,432 0,72 0,66 0,85 55 PTSP 0,417 2,653 4,55 1,63 2,13 56 SKLT 0,482 0,498 0,96 0,71 0,98 57 SMAR 0,450 1,158 2,10 1,08 1,45 58 STTP 0,536 1,101 2,37 1,05 1,54 59 TBLA 0,661 0,466 1,38 0,68 1,17 60 ULTJ 0,307 1,587 2,29 1,26 1,51


(62)

Descriptive Statistics sebelum dilakukan transformasi

N Range Minimum Maximum Mean %Mean Std.

Deviation

DER Tahun 2010 15 0,683 0,211 0,894 0,52367 52,367 0,18553

DER Tahun 2011 15 0,532 0,163 0,695 0,50073 50,073 0,15568

DER Tahun 2012 15 0,456 0,177 0,633 0,48093 48,093 0,11438

DER Tahun 2013 15 0,517 0,197 0,714 0,47653 47,653 0,13196

MBV Tahun 2010 15 3,475 0,279 3,754 1,11653 111,653 0,92466

MBV Tahun 2011 15 4,817 0,278 5,095 1,54727 154,727 1,40564

MBV Tahun 2012 15 5,879 0,317 6,196 1,57733 157,733 1,49113

MBV Tahun 2013 15 13,158 0,376 13,534 2,44340 244,340 3,37218

PBV Tahun 2010 15 34,590 0,810 35,400 4,18667 418,667 8,72558

PBV Tahun 2011 15 11,690 0,600 12,290 3,34067 334,067 3,35679

PBV Tahun 2012 15 13,560 0,700 14,260 3,24133 324,133 3,38342

PBV Tahun 2013 15 46,550 0,720 47,270 5,89000 589,000 11,62169

Descriptive Statistics setelah dilakukan transformasi

N Range Minimum Maximum Mean %Mean Std. Deviation

DER Tahun 2010 15 0,683 0,211 0,894 0,52367 52,367 0,18553 DER Tahun 2011 15 0,532 0,163 0,695 0,50073 50,073 0,15568 DER Tahun 2012 15 0,456 0,177 0,633 0,48093 48,093 0,11438 DER Tahun 2013 15 0,517 0,197 0,714 0,47653 47,653 0,13196

MBV Tahun 2010 15 1,409 0,528 1,938 0,99249 99,249 0,37535 MBV Tahun 2011 15 1,730 0,527 2,257 1,13501 113,501 0,52681 MBV Tahun 2012 15 1,926 0,563 2,489 1,15885 115,885 0,50115 MBV Tahun 2013 15 3,066 0,613 3,679 1,35002 135,002 0,81559

PBV Tahun 2010 15 5,050 0,900 5,950 1,64906 164,906 1,25382 PBV Tahun 2011 15 2,731 0,775 3,506 1,66456 166,456 0,78141 PBV Tahun 2012 15 2,940 0,837 3,776 1,64787 164,787 0,75062 PBV Tahun 2013 15 6,027 0,849 6,875 1,96226 196,226 1,47825


(63)

Descriptive Statistics

N Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

DER 60 -,097 ,309 ,313 ,608

MBV 60 3,837 ,309 19,533 ,608

PBV 60 4,584 ,309 22,698 ,608

Valid N (listwise) 60

Zhitung Skewness DER =

√ ⁄ ⁄

= 0,307

Zhitung Skewness MBV =

√ ⁄ ⁄

= 12,134

Zhitung Skewness PBV =

√ ⁄ ⁄

= 14,496 Zhitung kurtosis DER =

√ ⁄ ⁄

= 0,495

Zhitung kurtosis MBV =

√ ⁄ ⁄

= 30.884

Zhitung kurtosis PBV =

√ ⁄ ⁄


(64)

N 60 60 60

Normal Parametersa,b Mean ,49547 1,67113 4,16467

Std. Deviation ,146660 2,033132 7,526723

Most Extreme Differences

Absolute ,062 ,247 ,325

Positive ,058 ,208 ,325

Negative -,062 -,247 -,318

Kolmogorov-Smirnov Z ,483 1,910 2,521

Asymp. Sig. (2-tailed) ,974 ,001 ,000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(65)

(66)

N 60 60 60

Normal Parametersa,b Mean ,49547 1,1591 1,7309

Std. Deviation ,146660 ,57723 1,09010

Most Extreme Differences

Absolute ,062 ,157 ,202

Positive ,058 ,157 ,202

Negative -,062 -,137 -,190

Kolmogorov-Smirnov Z ,483 1,217 1,562

Asymp. Sig. (2-tailed) ,974 ,103 ,015

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(67)

(68)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,918a ,842 ,836 3,044602 2,233

a. Predictors: (Constant), Kebijakan Hutang, Set Kesempatan Investasi b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

UJI MULTIKOLENIARITAS

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) -9,171 1,414 -6,488 ,000

Kebijakan Hutang 16,484 2,711 ,321 6,082 ,000 ,994 1,006

Set Kesempatan Investasi 3,093 ,196 ,835 15,817 ,000 ,994 1,006 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Coefficient Correlationsa

Model MBV DER

1

Correlations MBV 1,000 -,076

DER -,076 1,000

Covariances MBV ,038 -,040

DER -,040 7,347


(69)

(70)

PENGUJIAN HIPOTESIS Uji Determinasi

Model Summary

Model R

R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 ,957a ,916 ,922 ,30517 ,924 347,917 2 57 ,000

a. Predictors: (Constant), Kebijakan Hutang (X1), Set Kesempatan Investasi (X2) b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

Uji Parsial (Uji T)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -1,576 ,162 -9,742 ,000

Kebijakan Hutang (X1) 2,731 ,271 ,367 10,081 ,000

Set Kesempatan Investasi (X2) 1,686 ,069 ,893 24,494 ,000 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

Uji Anova (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 64,803 2 32,401 347,91

7

,000b

Residual 5,308 57 ,093

Total 70,111 59

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)


(71)

(1)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

DER sqrtMBV sqrtpbv

N 60 60 60

Normal Parametersa,b Mean ,49547 1,1591 1,7309 Std. Deviation ,146660 ,57723 1,09010

Most Extreme Differences

Absolute ,062 ,157 ,202 Positive ,058 ,157 ,202 Negative -,062 -,137 -,190 Kolmogorov-Smirnov Z ,483 1,217 1,562 Asymp. Sig. (2-tailed) ,974 ,103 ,015 a. Test distribution is Normal.


(2)

(3)

UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,918a ,842 ,836 3,044602 2,233

a. Predictors: (Constant), Kebijakan Hutang, Set Kesempatan Investasi b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

UJI MULTIKOLENIARITAS

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) -9,171 1,414 -6,488 ,000

Kebijakan Hutang 16,484 2,711 ,321 6,082 ,000 ,994 1,006 Set Kesempatan Investasi 3,093 ,196 ,835 15,817 ,000 ,994 1,006 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Coefficient Correlationsa

Model MBV DER

1

Correlations MBV 1,000 -,076 DER -,076 1,000

Covariances MBV ,038 -,040 DER -,040 7,347 a. Dependent Variable: PBV


(4)

(5)

Lampiran 3 :

PENGUJIAN HIPOTESIS

Uji Determinasi

Model Summary

Model R

R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F

Change df1 df2

Sig. F Change 1 ,957a ,916 ,922 ,30517 ,924 347,917 2 57 ,000 a. Predictors: (Constant), Kebijakan Hutang (X1), Set Kesempatan Investasi (X2)

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

Uji Parsial (Uji T)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -1,576 ,162 -9,742 ,000

Kebijakan Hutang (X1) 2,731 ,271 ,367 10,081 ,000 Set Kesempatan Investasi (X2) 1,686 ,069 ,893 24,494 ,000 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)

Uji Anova (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 64,803 2 32,401 347,91 7

,000b

Residual 5,308 57 ,093

Total 70,111 59

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)


(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 101

Pengaruh Rasio Hutang, Kepemilikan Saham Manajerial, Ukuran Perusahaan dan Set Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Sektor Pertanian yang Terdaftar di BEI

0 2 1

Pengaruh Kebijakan Deviden Dan Kesempatan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI 2012-2015

0 6 47

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP SET KESEMPATAN INVESTASI (Studi Empiris pada Perusahaan Automotif yang terdaftar di BEI periode 2009-2012)

1 21 45

Pengaruh struktur kepemilikan saham, kebijakan dividen dan kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan (studi pada perusahaan yang terdaftar di bei)

0 5 16

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN, DIVIDEN DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP SET KESEMPATAN INVESTASI (IOS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 5 69

PENGARUH SET KESEMPATAN INVESTASI, PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011

0 4 78

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang Dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indones

0 3 14

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, KEPUTUSAN INVESTASI, DAN KEBIJAKAN HUTANG Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Keputusan Investasi, Dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Burs

1 3 14

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KESEMPATAN INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 3 30