Kerangka Konsep Hipotesis Kerangka Penelitian

tahun dan masa ini adalah suatu periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut sebagai masa pubertas. Definisi remaja untuk masyarakat Indonesia adalah menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak kriteria fisik. b. Di Indonesia usia 11 tahun sudah dianggap akil balig, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memerlakukan mereka sebagai anak-anak kriteria sosial. c. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa atau kriteria psikologis seperti tercapainya identitas diri ego identity Erik Erikson, tercapainya fase genital dari perkembangan psikososial Freud, dan tercapainya puncak perkembangan kognitif Piaget maupun moral Kohlberg. d. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orangtua. e. Dalam definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan karena arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat kita secara menyeluruh. Seorang yang sudah menikah, pada usia berapa pun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun kehidupan bermasyarakat dan keluarga. Karena itu definisi remaja disini dibatasi khusus yang belum menikah Siregar 2006.

2.1.3 Perilaku Makan

Banyak remaja memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi. Mereka sering menggantikan makan pagi dengan makan siang yang berlebih atau memakan makanan kecil yang tinggi lemak dan kalori dalam jumlah yang relatif banyak Arnelia, 2005. Makanan olahan yang diklaim kaya akan vitamin dan mineral pada iklan di televisi ternyata banyak mengandung gula, lemak, dan zat aditif. Konsumsi makanan jenis ini secara berlebihan dapat berakibat kekurangan zat gizi lain. Kegemaran pada makanan olahan yang mengandung zat ini menyebabkan remaja mengalami perubahan patologis yang terlalu dini Arisman, 2004. Menurut Arnelia 2005 faktor-faktor yang memengaruhi perilaku makan remaja: a. Tingkat perkembangan teknologi dan komunikasi Perkembangan teknologi dan komunikasi yang pesat memengaruhi jumlah dan jenis pangan, sehingga remaja dihadapkan beberapa alternatif pemilihan makanan yang tentunya akan memengaruhi perilaku makannya. b. Faktor sosial dan ekonomi Fungsi makanan bukanlah sekedar kumpulan-kumpulan zat- zat, tetapi makanan memiliki fungsi sosial. Perkembangan sosial ekonomi menyebabkan terjadinya perubahan dan

Dokumen yang terkait

GAMBARAN ABSENTEISME MAKAN PAGI DAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA (STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER)

0 5 89

HUBUNGAN ASUPAN MAKAN TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA MAHASISWA OBESITAS DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

3 47 78

Hubungan body image dengan perilaku makan, perilaku sehat, status gizi dan kesehatan mahasiswa

3 16 77

Hubungan Pola Makan dan Status Gizi Dengan Terjadinya Anemia Defisiensi Besi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013 Tahun 2013

0 4 90

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MAKAN PAGI DAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWI Hubungan Antara Kebiasaan Makan Pagi Dan Status Gizi Dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswi Di Pondok Madrasah Aliyah Al – Manshur Tegalgondo, Klaten.

0 3 19

PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA SISWA YANG MELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan.

0 2 16

PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA SISWA YANG MELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan.

0 3 15

Hubungan Pola Makan terhadap Status Gizi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2016.

0 4 29

ANALISIS HUBUNGAN POLITIK DOMESTIK DENGA

0 0 11

34 HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK

0 3 6